- Beranda
- Stories from the Heart
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
...
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

Quote:
Spoiler for Rules:
Spoiler for F.A.Q:
Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
galonze.b.c.n.b
#1704
Part 69 Let’s Talk About Love
“AKU MOHON JANGAN PERGI LAGI! AKU MOHON!!”
“Tolong rangga… jangan pergi lagi.. cukup sekali saja kita pisah…”
“AKU MOHON TOLONG JANGAN PERGGGGGGGIIIIIIII” ucap dia sedikit menjerit yang membuat gue berhenti melangkah.
“tolong… jangan pergi lagi rangga…” ucap dia dengan posisi terduduk dan kedua kakinya menekuk kebelakang. Wajahnya yang tertunduk kebawah dengan kedua tangan menutupi wajahnya dari airmata yang mulai menetes membasahi pipinya.
“aku capek…. Aku capek kalo gini terus…” ucap dia, “kenapa? APA AKU GAK ADA ARTINYA LAGI BUAT KAMU? KENAPA? APA KAMU UDAH LUPA SEMUANYA? APA KAMU UDAH LUPA SAMA JANJIMU?” ucap dia dengan keras.
“KENAPA?? KENAPA CUMA DIAM???” ucap dia tanpa bisa gue jawab, keegoisan ini hanya mampu membuat gue mematung berdiri memunggungi dia.
“Segala cara sudah aku coba, aku selalu ada di sekitar kamu.. tapi apa? Apa yang selama ini aku dapet dari kamu?, setiap kali aku ingin ketemu, setiap kali aku mendekat malah kamu yang semakin menjauh…, apa sulit buat kamu untuk mendengar??? Apa sulit buat kamu untuk memaafkan??? Apa sudah gak ada pintu maaf buat aku???” ucap dia membuat gue membalikan tubuh ini.
“LIHAT AKU!”
“LIHAT AKU RANGGAAA!!!” ucap dia berteriak membentak.
“eh…” ucap gue sedikit terkejut dengan teriakan dia. Badan ini serasa ketakutan, nafas di hidungpun serasa malas untuk menghirup udara dalam ruangan ini.
“iya aku memang salah, tapi buat nebus kesalahan itu aku berusaha Mendekat, Memperbaiki, Mencoba mengerti apa yang ada dalam pikiranmu” ucap mila.
“iya aku memang salah, tapi apa salahnya coba untuk mendengar sedikit saja penjelasan dari aku… ANTON? IYA AKU MEMANG DULU PERNAH PACARAN DENGAN ANTON! DIA MANTAN KU YANG DULU MILIH PERGI DENGAN ORANG LAIN DENGAN ALASAN GAK NYAMAN SAMA AKU! SEKARANG COBA KAMU PIKIR?!!! CUMA ORANG BODOH YANG MAU KEMBALI LAGI KEPADA KEBODOHANNYA DAN AKU RASA AKU BELUM CUKUP BODOH UNTUK KEMBALI KE DIA DAN MENINGGALKAN MASA DEPAN AKU!!!! Kamu rangga… kamu…” ucap dia semakin melemah.
“TAPI KENAPA??? KENAPA KAMU PAKSA AKU BUAT KEMBALI KEDIA??? KENAPAAAA?? AYO JAWAB!!! ” ucap dia dengan teriakan menghakimi ego dalam diri gue, membuat badan ini semakin tak mampu untuk melangkah mendekati dia.
“Apa Cuma karena yang dilihat oleh kedua matamu yang membuat kamu tidak mau mendengarkan kata hatimu dan mencoba mendengarkan penjelasan dari aku? Dasar EGOIS! Jahat kamu tuh! Jahat!”” ucap dia mengingatkan gue tentang apa yang gue lihat dulu di café milik dia.
“Kenapa Cuma diem? Marahi perempuan didepanmu ini… marahi dengan kata kata yang pernah kamu ucap dulu! Ayo marahi! Aku mencoba selalu datangin kamu, tapi kamu malah menjauh, apa? Apa salahku rangga??? Apa??”
“Coba kamu waktu itu denger penjelasanku dulu, mungkin sekarang… kamu sudah dapet hatiku, hati yang selama ini sudah ingin dimiliki sama kamu, hati yang selama ini senang saat kamu kejar kejar, hati yang selama ini malu ketika bertemu kamu..... tapi kenapa??? Kenapa kamu malah sengaja menjauh dari hati ini??” ucap dia dengan tangisnya yang semakin menjadi, gue coba melangkah mendekati dia.
“maaff…. tapi banyak yang kamu gak tau tentang aku akhir akhir ini. Aku sudah banyak berubah selama kita jarang bertemu…” ucap gue pelan dihadapan dia.
“Apa maksudnya?” ucap dia.
Gue menceritakan secara detail apa yang dilakukan selama jauh dari dia. Gue ceritakan sebuah kejadian demi kejadian yang gue alami terutama masalah berhubungan dengan wanita. Gue ceritakan tentang bagaimana ceritanya sehingga gue sering berhungan badan dengan wulan, bahkan gue cerita kedia bahwa setiap seminggu sekali sering mampir ke kosan dia untuk sekedar meminta jatah memuaskan nafsu yang ada dalam diri gue. Gue ceritakan ke dia kalau akhir akhir ini sering berkunjung ke club club malam bareng teman teman kampus, bagaimana gue sering minum minuman, merokok dan semuanya gue ceritakan setiap bagian dengan detail di depan dia.
“NGAKKK BOHONG! KAMU PASTI BOHONG!” ucap dia sedikit kaget.
“jadi itu semua yang aku lakuin selama kita jarang ketemu…” ucap gue dihadapan dia.
“NGGAK gak mungkin kamu ngelakuin itu semua! Aku tau kamu! GAK MUNGKIN! KAMU BOHONG! AKU TAU KAMU BOHONG!” ucap dia kembali menangis.
“KAMU BILANG ITU SEMUA KE AKU BIAR KITA MENJAUH LAGI KAN???, BIAR KAMU BISA PILIH ORANG LAIN KAN? KAMU LAGI DEKET SAMA SIAPA SEKARANG? WULAN??? INTAN????? DASAR TUKANG BOHONG! LAKI LAKI SOK GANTENG! PEMBOHOONGGGGGG!” teriak dia dengan wajah penuh linangan air mata, wajahnya hanya tertunduk dengan posisi tubuh masih sama seperti sebelumnya.
“hei…” ucap gue pelan dihadapan wajahnya, wajahnya mengangkat perlahan menoleh kepada gue.
“Lihat aku…” ucap gue kembali.
“kapan aku pernah bohong ke kamu? Aku selalu jujur sama kamu. Saat kamu tanya aku pacaran gak sama wulan? Aku jawab enggak! Saat kamu tanya pilih kamu atan wulan? Aku jawab aku selalu pilih kamu! Saat kamu tanya masih sayang gak sama aku? Aku jawab selalu sayang sama kamu! Jadi apa aku pernah bohong sama kamu?” ucap gue datar, dia hanya menggelengkan kepala.
gue hanya bisa tersenyum dihadapan dia dan bangkit berdiri “Mau kemana kamu? Mau pergi lagi? Tinggalin aku lagi?” ucap dia pelan.
“aku… ngerasa gak pantes buat kamu, aku udah banyak berubah. Pikirin lagi kalau kamu mau hidup denganku. Kamu sendiri pernah bilang kalo kamu perempuan baik baik, banyak laki laki di luar sana yang lebih bersih…lebih baik dari aku” ucap gue kepada dia.
“Bohong!” ucap dia.
“Aku udah ceritain semuanya! KAPAN AKU BOHONG?? SETIAP KALI KAMU TANYA TENTANG AKU! TENTANG KITA! APA AKU PERNAH BOHONG? AKU SELALU JAWAB JUJUR MILA!!” ucap gue dengan suara sedikit keras.
“kalau kamu tanya gimana perasaan aku ke kamu saat ini…, aku gak tau…”
“aku takut kalo keadaanku yang seperti ini cuma akan membuat hidupmu penuh bayang bayang masa lalu aku. Aku gak mau saat nanti kita bersama kamu menderita karena itu, aku bisa saja berhenti tapi kesalahan yang pernah aku buat kemarin kemarin akan kembali muncul dan pasti bakal buat kamu sedih. Kamu sudah banyak nanggung sedih, aku gak mau lihat kamu sedih lagi..” ucap gue melangkah menjauh.
“Dengan ninggalin aku lagi? Itu malah lebih buat aku sedih!” ucap dia.
"seenggaknya ini jalan terbaik bukan?"
“jadi ini yang kamu mau? Kamu mau pergi lagi? Ngejauh dari aku lagi? Nganggep aku gak ada lagi?” ucap dia dengan pelan.
“ya terus aku harus gimana?” ucap gue kembali melangkah kehadapan dia.
“YA MIKIR DONG! DASAR COWOK GAK PERNAH PEKA! SEKALI KALI MIKIR PAKE HATI JANGAN PAKE LOGIKA!” ucap dia dengan membentak.
“kan udah aku bilang aku kot…” belum sempat gue selesai berbicara mila lagnsung memotong.
“Kotor? Semua yang kotor bisa dibersihkan! Rusak? Semua yang rusak bisa diperbaiki! Kenapa sih terus terusan nyalahin diri sendiri? Apa kamu gak ada niatan dalam hati untuk bisa berubah? Kenapa harus menjauh? Kan aku udah bilang AKU GAK PENGEN JAUH LAGIIIIIII” ucap dia dengan nada yang ditekankan di akhir.
“aku juga dulu gitu kan? kamu tau itu kan? Aku juga dulu ngerokok! Minum juga pernah! Tapi karna ada niatan dari hati ingin berubah! Aku sekarang bisa berhenti, kalo aku bisa kenapa kamu enggak?” tanya dia.
“Kenapa sih mikir pake logika terus? Coba kasih sedikiiiiittttt aja hati buat berfikir, kalo hati kamu berkeyakinan semua pasti bisa diperbaiki tanpa harus menjauh, tanpa harus ada yang tersakiti! Pasti bisakan untuk saling mengerti?” ucap dia kembali, memang benar apa kata orang, wanita memang selalu lebih dewasa daripada laki laki.
“AYO NGOMONG JANGAN DIEM TERUS! Giliran berantem aja paling depan! Giliran disuruh mikir pake hati aja gak becus! Dasar laki laki sok ganteng! Tukang tebar pesona!” ucap dia yang membuat gue semakin diam terpaku.
“Maaf, iya aku salah..” ucap gue tertunduk malu.
“Salah apa? Emang kamu lagi disidang? Ini bukan pengadilan buat cari mana yang benar mana yang salah! Ini tentang bisa apa enggaknya seorang laki laki untuk menghargai hatinya sendiri!” ucap dia dengan tatapan mata tajam.
“Kenapa?? Kenapa sekarang diem? Mana kata kata mu dulu? Bilang aku cewek gak tau diri! Bilang aku cewek murahan! Mana? Ayo bilang sekarang?!” ucap dia.
“Makannya kalo mikir jangan selalu pake logika! Kebayang gak sih sama kamu sakitnya aku dulu waktu kamu ngomong kayak gitu?, kalo kamu mikir pake hati kamu pasti tau rasanya gimana. Coba mikir! Wanita itu mikirnya pake perasaan! pake hati!, aku tuh Cuma pengen dimengerti tapi kenapa kamu gak perah ngerti? Karna kamu selalu berfikir pake logika! Sekali… aja. Sekaliiiiii aja… coba pikir pake hati!” ucap dia sambil menangis.
“Kenapa aku bisa marah marah sama kamu? Karna aku cemburu! Kenapa aku bisa jutek sama kamu? Biar kamu makin deket sama aku! Kenapa aku diemin kamu? Biar kamu peduli sama aku! Tuh kan? Ketemu kan jawabannya kalo pake hati? Makannya kalo mikir pake hati jangan asal ambil keputusan!!! “ ucap mila yang membuat gue semakin tertunduk tak mampu untuk berbicara lagi.
“kamu tuh… kamu tuh mikirnya pake logika terus aku gak suka! Kamu selalu berfikir kalo aku marah tuh tandanya aku gak suka sama kamu, kalo aku jutek tuh tandanya aku lagi gak mau diganggu, kalo aku diemin kamu tandanya aku udah gak sayang lagi! Padahal bukan itu! Bukan itu jawabannya bukan itu!” ucap dia sambil menangis.
gue pu langsung melangkah mendekati dia dan langsung memeluknya “maaf… iya maaf aku gak tau, aku yang salah! Aku yang selama ini salah. Maafin aku miel… aku gak pernah bisa nangkep apa yang kamu pikirin”
“LEPAS! Lepas! Lepasin aku!” ucap dia berontak.
“sstttttt udah diem!” ucap gue.
“Aku benci! Aku benci kamu! Lepas! Lepasin aku!!” dia masih meronta minta dilepaskan.
“gak mau! Aku sayang sama kamu!” ucap gue masih memeluk dia.
“aku tuh Cuma perempuan bodoh! Bodoh bisa sayang sama kamu! Bodoh bisa suka sama kamu! Padahal masih banyak laki laki diluar sana yang lebih dewasa! Akunya aja yang bloon bisa suka sama kamu… lepas udah lepasin!!” ucap dia memukuli dada gue.
“Gak mau! Nih aku kencengin nih…” ucap gue menambah kencang pelukan untuk dia.
“Lepas! Lepasin aku! WOIII DENGER GAK?? DASAR COWOK DUDEG! GAK TAU DIRI! GAK TAU ATURAN! MAIN PELUK PELUK AJA! DASAR COWOK MURAH LO!” ucap dia menirukan gue yang dulu pernah berbicara seperti itu dihadapan dia.
“Gak mau dilepas! Kamu boleh bilang aku budeg! Aku gak tau diri! Aku murahan! Tapi tetep aku sayang sama kamu! Nih aku kencengin nih pelukannya” ucap gue menambah kencang pelukannya.
“AWWW RANGGA LEPASIN!! Aku gak bisa nafas!” ucap dia membuat gue sedikit merenggangkan pelukannya.
“Makannya kamu bilang dulu kamu juga sayang sama aku!”
“Gak gak mau! Aku benci! Benci kamu! Dasar laki laki sok ganteng! Tukang tebar pesona sama cewek cewek! Laki laki Bloon! Aku benci! Benci banget sama kamu!” ucap dia memukuli badan gue.
“Aku paksa terus! Kita bisa semaleman kita pelukan gini!” ucap gue.
“Gak gak mau! Kamu tuh laki laki tukang nyakitin perempuan! Tukang bikin nangis perempuan! Aku Benci banget sama kamu… benci banget tau gak? Dasar mahasiswa jelek! Sok ganteng! Tukang tebar pesona! Padahal harta aja gak punya! Jelek! Jelek! Jelek! Jelek! jelek!” ucap dia mengeluarkan semua uneg uneg didalam hatinya.
“Kamutuh laki laki tukang bohong, gak mau jujur sama perasaan sendiri. Aku udah benci sama kamu! Bencing bangetttttt!!!! Benci,…. Benci… benci… benci…” ucapnya dengan pukulan pukalan yang semakin lemas.
“iya aku tau… maafin aku…” ucap gue masih memeluk dia dengan kedua tangan dia yang berada di dada gue.
“udah lepasin aku lepas!” ucap dia meminta dilepaskan.
“Aku sayang sama kamu” ucap gue berbicara tepat di atas kepala dia.
“BODO! Aku gak sayang! Lepas lepas lepas!” ucap dia meminta dilepaskan. Tangannya yang berada di dada gue sekarang menelusuk masuk diantara kedua tangan dan dada. Memeluk erat badan ini.
“ya udah nih.. aku lepas” ucap gue melepas pelukan ke dia.
“Ihhhhhhh dasar jelek! Jelek! Jelek! Jelek!” ucap dia dengan manjanya sambil memeluk.
“katanya minta dilepasin?”
“enggak! Peluk lagiiiii”
“apa?”
“Cepeeetaaaaannnnnn” ucap dia dengan masih memeluk gue.
“kayak gini?” ucap gue kembali memeluk dia.
“yang kenceng lagi kayak tadi”
“gak mau ah!”
“ihhhhh cepetaaaaannnnnn”
“masih nangis juga kamunya!”
“cepetaaannnn cepetaaannnn” ucap dia dengan tangisnya.
“cepetan apa?”
“bilang lagi kayak tadi..”
“bilang apa?”
“ihhhhh nyebelin kamumah! Jelek! Jelek! Jelek! Jelek! Pokoknya aku gak suka kamu!” ucap dia dengan tangisnya yang mulai berhenti.
“Harus suka pokoknya harus suka!”
“enggak!”
“Suka!”
“enggak!”
“Suka!”
“enggak!”
“Suka!”
“enggak! enggak! enggak! enggak!” ucap dia sambil sesenggukan.
“Suka! Suka! Suka! Suka! Suka!” ucap gue takmau kalah dari dia.
“enggak! enggak! enggak! Engmmhhhhhhh mmmmfftthhhh mmmmmm” ucap dia yang terpotong oleh bibir gue yang langsung mencium dia.
“Dasar tante cengeng!” ucap gue.
“cowok sok ganteng! Jelek!” ucap dia.
“sstttt diem! sekarang dengerin aku…” ucap gue kedia,
“aku sayang sama kamu… perasaan sayang yang gak pernah hilang,. Perasaan saat kamu marah marah sama aku kamu nyentak nyantak aku, kamu yang selalu bikin aku gak tenang, kamu selalu annoying, perasaan itu yang gak pernah hilang dari aku. Aku janji bakal berubah buat kamu… aku janji aku bakal perbaiki semuanya…”
“kamu udah ngajarin aku apa itu sabar, kamu udah ngajarin banyak hal ke aku! Aku belajar kalo cinta itu bukan untuk diperjuangkan oleh seorang diri, tapi oleh berdua. Aku belajar itu dari kamu, aku sayang banget sama kamu miel…” ucap gue memeluk dia.
“aku enggak!”
“aku suka!”
“terus kenapa? Kenapa kamu jahat kalo marahin aku?”
“karna cinta itu bukan dari bibir, tapi dari hati. Meskipun kata kata aku pernah nyakitin hati kamu tapi percaya sama aku itu cuman dimulut aja, karna dihati? Orang gak akan ada yang tau. Dan hati aku cuman baut kamu…. Aku sayang sama kamu miel..” ucap gue semakin erat memeluk dia.
"......"
"......"
"......"
“aku juga sayang sama kamu…. Selalu… gak pernah bisa engga….” Ucap dia kembali meanangis.
“maafin aku..”
“kamu jangan jahat jahat lagi sama aku”
“aku janji gak akan lagi”
“jangan tinggalin aku lagi..”
“aku janji gak bakal tinggalin kamu... dan Aku janji bakal perbaikin semuanya!”
“kita… kita yang bakal perbaikin semua ini bareng bareng….”
“iya… kita….” Ucap gue kepada dia.
“Tolong rangga… jangan pergi lagi.. cukup sekali saja kita pisah…”
“AKU MOHON TOLONG JANGAN PERGGGGGGGIIIIIIII” ucap dia sedikit menjerit yang membuat gue berhenti melangkah.
“tolong… jangan pergi lagi rangga…” ucap dia dengan posisi terduduk dan kedua kakinya menekuk kebelakang. Wajahnya yang tertunduk kebawah dengan kedua tangan menutupi wajahnya dari airmata yang mulai menetes membasahi pipinya.
“aku capek…. Aku capek kalo gini terus…” ucap dia, “kenapa? APA AKU GAK ADA ARTINYA LAGI BUAT KAMU? KENAPA? APA KAMU UDAH LUPA SEMUANYA? APA KAMU UDAH LUPA SAMA JANJIMU?” ucap dia dengan keras.
“KENAPA?? KENAPA CUMA DIAM???” ucap dia tanpa bisa gue jawab, keegoisan ini hanya mampu membuat gue mematung berdiri memunggungi dia.
“Segala cara sudah aku coba, aku selalu ada di sekitar kamu.. tapi apa? Apa yang selama ini aku dapet dari kamu?, setiap kali aku ingin ketemu, setiap kali aku mendekat malah kamu yang semakin menjauh…, apa sulit buat kamu untuk mendengar??? Apa sulit buat kamu untuk memaafkan??? Apa sudah gak ada pintu maaf buat aku???” ucap dia membuat gue membalikan tubuh ini.
“LIHAT AKU!”
“LIHAT AKU RANGGAAA!!!” ucap dia berteriak membentak.
“eh…” ucap gue sedikit terkejut dengan teriakan dia. Badan ini serasa ketakutan, nafas di hidungpun serasa malas untuk menghirup udara dalam ruangan ini.
“iya aku memang salah, tapi buat nebus kesalahan itu aku berusaha Mendekat, Memperbaiki, Mencoba mengerti apa yang ada dalam pikiranmu” ucap mila.
“iya aku memang salah, tapi apa salahnya coba untuk mendengar sedikit saja penjelasan dari aku… ANTON? IYA AKU MEMANG DULU PERNAH PACARAN DENGAN ANTON! DIA MANTAN KU YANG DULU MILIH PERGI DENGAN ORANG LAIN DENGAN ALASAN GAK NYAMAN SAMA AKU! SEKARANG COBA KAMU PIKIR?!!! CUMA ORANG BODOH YANG MAU KEMBALI LAGI KEPADA KEBODOHANNYA DAN AKU RASA AKU BELUM CUKUP BODOH UNTUK KEMBALI KE DIA DAN MENINGGALKAN MASA DEPAN AKU!!!! Kamu rangga… kamu…” ucap dia semakin melemah.
“TAPI KENAPA??? KENAPA KAMU PAKSA AKU BUAT KEMBALI KEDIA??? KENAPAAAA?? AYO JAWAB!!! ” ucap dia dengan teriakan menghakimi ego dalam diri gue, membuat badan ini semakin tak mampu untuk melangkah mendekati dia.
“Apa Cuma karena yang dilihat oleh kedua matamu yang membuat kamu tidak mau mendengarkan kata hatimu dan mencoba mendengarkan penjelasan dari aku? Dasar EGOIS! Jahat kamu tuh! Jahat!”” ucap dia mengingatkan gue tentang apa yang gue lihat dulu di café milik dia.
“Kenapa Cuma diem? Marahi perempuan didepanmu ini… marahi dengan kata kata yang pernah kamu ucap dulu! Ayo marahi! Aku mencoba selalu datangin kamu, tapi kamu malah menjauh, apa? Apa salahku rangga??? Apa??”
“Coba kamu waktu itu denger penjelasanku dulu, mungkin sekarang… kamu sudah dapet hatiku, hati yang selama ini sudah ingin dimiliki sama kamu, hati yang selama ini senang saat kamu kejar kejar, hati yang selama ini malu ketika bertemu kamu..... tapi kenapa??? Kenapa kamu malah sengaja menjauh dari hati ini??” ucap dia dengan tangisnya yang semakin menjadi, gue coba melangkah mendekati dia.
“maaff…. tapi banyak yang kamu gak tau tentang aku akhir akhir ini. Aku sudah banyak berubah selama kita jarang bertemu…” ucap gue pelan dihadapan dia.
“Apa maksudnya?” ucap dia.
Gue menceritakan secara detail apa yang dilakukan selama jauh dari dia. Gue ceritakan sebuah kejadian demi kejadian yang gue alami terutama masalah berhubungan dengan wanita. Gue ceritakan tentang bagaimana ceritanya sehingga gue sering berhungan badan dengan wulan, bahkan gue cerita kedia bahwa setiap seminggu sekali sering mampir ke kosan dia untuk sekedar meminta jatah memuaskan nafsu yang ada dalam diri gue. Gue ceritakan ke dia kalau akhir akhir ini sering berkunjung ke club club malam bareng teman teman kampus, bagaimana gue sering minum minuman, merokok dan semuanya gue ceritakan setiap bagian dengan detail di depan dia.
“NGAKKK BOHONG! KAMU PASTI BOHONG!” ucap dia sedikit kaget.
“jadi itu semua yang aku lakuin selama kita jarang ketemu…” ucap gue dihadapan dia.
“NGGAK gak mungkin kamu ngelakuin itu semua! Aku tau kamu! GAK MUNGKIN! KAMU BOHONG! AKU TAU KAMU BOHONG!” ucap dia kembali menangis.
“KAMU BILANG ITU SEMUA KE AKU BIAR KITA MENJAUH LAGI KAN???, BIAR KAMU BISA PILIH ORANG LAIN KAN? KAMU LAGI DEKET SAMA SIAPA SEKARANG? WULAN??? INTAN????? DASAR TUKANG BOHONG! LAKI LAKI SOK GANTENG! PEMBOHOONGGGGGG!” teriak dia dengan wajah penuh linangan air mata, wajahnya hanya tertunduk dengan posisi tubuh masih sama seperti sebelumnya.
“hei…” ucap gue pelan dihadapan wajahnya, wajahnya mengangkat perlahan menoleh kepada gue.
“Lihat aku…” ucap gue kembali.
“kapan aku pernah bohong ke kamu? Aku selalu jujur sama kamu. Saat kamu tanya aku pacaran gak sama wulan? Aku jawab enggak! Saat kamu tanya pilih kamu atan wulan? Aku jawab aku selalu pilih kamu! Saat kamu tanya masih sayang gak sama aku? Aku jawab selalu sayang sama kamu! Jadi apa aku pernah bohong sama kamu?” ucap gue datar, dia hanya menggelengkan kepala.
gue hanya bisa tersenyum dihadapan dia dan bangkit berdiri “Mau kemana kamu? Mau pergi lagi? Tinggalin aku lagi?” ucap dia pelan.
“aku… ngerasa gak pantes buat kamu, aku udah banyak berubah. Pikirin lagi kalau kamu mau hidup denganku. Kamu sendiri pernah bilang kalo kamu perempuan baik baik, banyak laki laki di luar sana yang lebih bersih…lebih baik dari aku” ucap gue kepada dia.
“Bohong!” ucap dia.
“Aku udah ceritain semuanya! KAPAN AKU BOHONG?? SETIAP KALI KAMU TANYA TENTANG AKU! TENTANG KITA! APA AKU PERNAH BOHONG? AKU SELALU JAWAB JUJUR MILA!!” ucap gue dengan suara sedikit keras.
“kalau kamu tanya gimana perasaan aku ke kamu saat ini…, aku gak tau…”
“aku takut kalo keadaanku yang seperti ini cuma akan membuat hidupmu penuh bayang bayang masa lalu aku. Aku gak mau saat nanti kita bersama kamu menderita karena itu, aku bisa saja berhenti tapi kesalahan yang pernah aku buat kemarin kemarin akan kembali muncul dan pasti bakal buat kamu sedih. Kamu sudah banyak nanggung sedih, aku gak mau lihat kamu sedih lagi..” ucap gue melangkah menjauh.
“Dengan ninggalin aku lagi? Itu malah lebih buat aku sedih!” ucap dia.
"seenggaknya ini jalan terbaik bukan?"
“jadi ini yang kamu mau? Kamu mau pergi lagi? Ngejauh dari aku lagi? Nganggep aku gak ada lagi?” ucap dia dengan pelan.
“ya terus aku harus gimana?” ucap gue kembali melangkah kehadapan dia.
“YA MIKIR DONG! DASAR COWOK GAK PERNAH PEKA! SEKALI KALI MIKIR PAKE HATI JANGAN PAKE LOGIKA!” ucap dia dengan membentak.
“kan udah aku bilang aku kot…” belum sempat gue selesai berbicara mila lagnsung memotong.
“Kotor? Semua yang kotor bisa dibersihkan! Rusak? Semua yang rusak bisa diperbaiki! Kenapa sih terus terusan nyalahin diri sendiri? Apa kamu gak ada niatan dalam hati untuk bisa berubah? Kenapa harus menjauh? Kan aku udah bilang AKU GAK PENGEN JAUH LAGIIIIIII” ucap dia dengan nada yang ditekankan di akhir.
“aku juga dulu gitu kan? kamu tau itu kan? Aku juga dulu ngerokok! Minum juga pernah! Tapi karna ada niatan dari hati ingin berubah! Aku sekarang bisa berhenti, kalo aku bisa kenapa kamu enggak?” tanya dia.
“Kenapa sih mikir pake logika terus? Coba kasih sedikiiiiittttt aja hati buat berfikir, kalo hati kamu berkeyakinan semua pasti bisa diperbaiki tanpa harus menjauh, tanpa harus ada yang tersakiti! Pasti bisakan untuk saling mengerti?” ucap dia kembali, memang benar apa kata orang, wanita memang selalu lebih dewasa daripada laki laki.
“AYO NGOMONG JANGAN DIEM TERUS! Giliran berantem aja paling depan! Giliran disuruh mikir pake hati aja gak becus! Dasar laki laki sok ganteng! Tukang tebar pesona!” ucap dia yang membuat gue semakin diam terpaku.
“Maaf, iya aku salah..” ucap gue tertunduk malu.
“Salah apa? Emang kamu lagi disidang? Ini bukan pengadilan buat cari mana yang benar mana yang salah! Ini tentang bisa apa enggaknya seorang laki laki untuk menghargai hatinya sendiri!” ucap dia dengan tatapan mata tajam.
“Kenapa?? Kenapa sekarang diem? Mana kata kata mu dulu? Bilang aku cewek gak tau diri! Bilang aku cewek murahan! Mana? Ayo bilang sekarang?!” ucap dia.
“Makannya kalo mikir jangan selalu pake logika! Kebayang gak sih sama kamu sakitnya aku dulu waktu kamu ngomong kayak gitu?, kalo kamu mikir pake hati kamu pasti tau rasanya gimana. Coba mikir! Wanita itu mikirnya pake perasaan! pake hati!, aku tuh Cuma pengen dimengerti tapi kenapa kamu gak perah ngerti? Karna kamu selalu berfikir pake logika! Sekali… aja. Sekaliiiiii aja… coba pikir pake hati!” ucap dia sambil menangis.
“Kenapa aku bisa marah marah sama kamu? Karna aku cemburu! Kenapa aku bisa jutek sama kamu? Biar kamu makin deket sama aku! Kenapa aku diemin kamu? Biar kamu peduli sama aku! Tuh kan? Ketemu kan jawabannya kalo pake hati? Makannya kalo mikir pake hati jangan asal ambil keputusan!!! “ ucap mila yang membuat gue semakin tertunduk tak mampu untuk berbicara lagi.
“kamu tuh… kamu tuh mikirnya pake logika terus aku gak suka! Kamu selalu berfikir kalo aku marah tuh tandanya aku gak suka sama kamu, kalo aku jutek tuh tandanya aku lagi gak mau diganggu, kalo aku diemin kamu tandanya aku udah gak sayang lagi! Padahal bukan itu! Bukan itu jawabannya bukan itu!” ucap dia sambil menangis.
gue pu langsung melangkah mendekati dia dan langsung memeluknya “maaf… iya maaf aku gak tau, aku yang salah! Aku yang selama ini salah. Maafin aku miel… aku gak pernah bisa nangkep apa yang kamu pikirin”
“LEPAS! Lepas! Lepasin aku!” ucap dia berontak.
“sstttttt udah diem!” ucap gue.
“Aku benci! Aku benci kamu! Lepas! Lepasin aku!!” dia masih meronta minta dilepaskan.
“gak mau! Aku sayang sama kamu!” ucap gue masih memeluk dia.
“aku tuh Cuma perempuan bodoh! Bodoh bisa sayang sama kamu! Bodoh bisa suka sama kamu! Padahal masih banyak laki laki diluar sana yang lebih dewasa! Akunya aja yang bloon bisa suka sama kamu… lepas udah lepasin!!” ucap dia memukuli dada gue.
“Gak mau! Nih aku kencengin nih…” ucap gue menambah kencang pelukan untuk dia.
“Lepas! Lepasin aku! WOIII DENGER GAK?? DASAR COWOK DUDEG! GAK TAU DIRI! GAK TAU ATURAN! MAIN PELUK PELUK AJA! DASAR COWOK MURAH LO!” ucap dia menirukan gue yang dulu pernah berbicara seperti itu dihadapan dia.
“Gak mau dilepas! Kamu boleh bilang aku budeg! Aku gak tau diri! Aku murahan! Tapi tetep aku sayang sama kamu! Nih aku kencengin nih pelukannya” ucap gue menambah kencang pelukannya.
“AWWW RANGGA LEPASIN!! Aku gak bisa nafas!” ucap dia membuat gue sedikit merenggangkan pelukannya.
“Makannya kamu bilang dulu kamu juga sayang sama aku!”
“Gak gak mau! Aku benci! Benci kamu! Dasar laki laki sok ganteng! Tukang tebar pesona sama cewek cewek! Laki laki Bloon! Aku benci! Benci banget sama kamu!” ucap dia memukuli badan gue.
“Aku paksa terus! Kita bisa semaleman kita pelukan gini!” ucap gue.
“Gak gak mau! Kamu tuh laki laki tukang nyakitin perempuan! Tukang bikin nangis perempuan! Aku Benci banget sama kamu… benci banget tau gak? Dasar mahasiswa jelek! Sok ganteng! Tukang tebar pesona! Padahal harta aja gak punya! Jelek! Jelek! Jelek! Jelek! jelek!” ucap dia mengeluarkan semua uneg uneg didalam hatinya.
“Kamutuh laki laki tukang bohong, gak mau jujur sama perasaan sendiri. Aku udah benci sama kamu! Bencing bangetttttt!!!! Benci,…. Benci… benci… benci…” ucapnya dengan pukulan pukalan yang semakin lemas.
“iya aku tau… maafin aku…” ucap gue masih memeluk dia dengan kedua tangan dia yang berada di dada gue.
“udah lepasin aku lepas!” ucap dia meminta dilepaskan.
“Aku sayang sama kamu” ucap gue berbicara tepat di atas kepala dia.
“BODO! Aku gak sayang! Lepas lepas lepas!” ucap dia meminta dilepaskan. Tangannya yang berada di dada gue sekarang menelusuk masuk diantara kedua tangan dan dada. Memeluk erat badan ini.
“ya udah nih.. aku lepas” ucap gue melepas pelukan ke dia.
“Ihhhhhhh dasar jelek! Jelek! Jelek! Jelek!” ucap dia dengan manjanya sambil memeluk.
“katanya minta dilepasin?”
“enggak! Peluk lagiiiii”
“apa?”
“Cepeeetaaaaannnnnn” ucap dia dengan masih memeluk gue.
“kayak gini?” ucap gue kembali memeluk dia.
“yang kenceng lagi kayak tadi”
“gak mau ah!”
“ihhhhh cepetaaaaannnnnn”
“masih nangis juga kamunya!”
“cepetaaannnn cepetaaannnn” ucap dia dengan tangisnya.
“cepetan apa?”
“bilang lagi kayak tadi..”
“bilang apa?”
“ihhhhh nyebelin kamumah! Jelek! Jelek! Jelek! Jelek! Pokoknya aku gak suka kamu!” ucap dia dengan tangisnya yang mulai berhenti.
“Harus suka pokoknya harus suka!”
“enggak!”
“Suka!”
“enggak!”
“Suka!”
“enggak!”
“Suka!”
“enggak! enggak! enggak! enggak!” ucap dia sambil sesenggukan.
“Suka! Suka! Suka! Suka! Suka!” ucap gue takmau kalah dari dia.
“enggak! enggak! enggak! Engmmhhhhhhh mmmmfftthhhh mmmmmm” ucap dia yang terpotong oleh bibir gue yang langsung mencium dia.
“Dasar tante cengeng!” ucap gue.
“cowok sok ganteng! Jelek!” ucap dia.
“sstttt diem! sekarang dengerin aku…” ucap gue kedia,
“aku sayang sama kamu… perasaan sayang yang gak pernah hilang,. Perasaan saat kamu marah marah sama aku kamu nyentak nyantak aku, kamu yang selalu bikin aku gak tenang, kamu selalu annoying, perasaan itu yang gak pernah hilang dari aku. Aku janji bakal berubah buat kamu… aku janji aku bakal perbaiki semuanya…”
“kamu udah ngajarin aku apa itu sabar, kamu udah ngajarin banyak hal ke aku! Aku belajar kalo cinta itu bukan untuk diperjuangkan oleh seorang diri, tapi oleh berdua. Aku belajar itu dari kamu, aku sayang banget sama kamu miel…” ucap gue memeluk dia.
“aku enggak!”
“aku suka!”
“terus kenapa? Kenapa kamu jahat kalo marahin aku?”
“karna cinta itu bukan dari bibir, tapi dari hati. Meskipun kata kata aku pernah nyakitin hati kamu tapi percaya sama aku itu cuman dimulut aja, karna dihati? Orang gak akan ada yang tau. Dan hati aku cuman baut kamu…. Aku sayang sama kamu miel..” ucap gue semakin erat memeluk dia.
"......"
"......"
"......"
“aku juga sayang sama kamu…. Selalu… gak pernah bisa engga….” Ucap dia kembali meanangis.
“maafin aku..”
“kamu jangan jahat jahat lagi sama aku”
“aku janji gak akan lagi”
“jangan tinggalin aku lagi..”
“aku janji gak bakal tinggalin kamu... dan Aku janji bakal perbaikin semuanya!”
“kita… kita yang bakal perbaikin semua ini bareng bareng….”
“iya… kita….” Ucap gue kepada dia.
oktavp dan 4 lainnya memberi reputasi
5
