Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#602
PART 42

Mas Roni, koh Wahyu, mbak Irma, Sintya, Emil, dan Masayu memandang gue. Sedikit merasa aneh sih, nggak seharusnya gue dandan kayak gini.

“Aku nggak nyangka kamu bisa seganteng ini Wi,” kata Sintya.
“Serius, ini sih beda banget,” lanjut koh Wahyu.
“Biasa buluk sekaline dandan dadi ngene ya,” tambah mas Roni.
“Selfie time!” seru Emil.

Gue abis didandanin mbak Irma, Sintya, Masayu dan Emil. Nggak, gue nggak pake make up, sama sekali nggak pake. Entah gimana caranya mereka bisa menyulap gue jadi, eheem! Ganteng begini. Seneng sih gue jadi ganteng gini, tapi kalo gue inget bakalan ketemu sama mantannya Masayu yang jauh lebih ganteng, perut gue jadi mules.

Nggak, gue nggak boleh takut kalah saing sama mantannya Masayu, gue harus lebih percaya diri lagi. Selesai bersiap-siap, kita berangkat dengan mobil Masayu ke pesta nikahan mantannya. Apapun yang terjadi, gue udah siap selama Masayu ada di samping gue.

“Hihi….”
“Kenapa Yu?”
“Eh, enggak … nggak kenapa-napa.”
“Oh, kirain kenapa.”

Selama di perjalanan Masayu ketawa-ketawa sendiri, dan setiap gue tanya dia cuma jawab ‘gapapa’ dan ‘enggak kok’. Gue sempat khawatir mengetahui Masayu kayak gini, biasanya dia kan kalem dan anggun banget. Gue curiga dia stress gara-gara mantannya nikah duluan.

Sesampainya di gedung resepsi kita langsung turun, mobil Masayu diparkirin sama mas-mas valet parking. Yeah! Kali ini gue udah bukan valet! Kali ini gue berangkat ke pesta sama cewek cakep yang gandeng tangan kiri gue. And one more time, yeah!

Pestanya meriah banget, dan kayaknya pestanya orang tajir. Kalo semisal ini gue yang nikah terus minta bokap gue buat bikinin pesta yang sama, gue yakin bakalan berbuntut hutang tujuh turunan. Abis selesai resepsi keluarga gue bakalan gantung diri karena stres mikirin hutang.

“Glamour banget ya Wi, sayang banget duitnya dipake pesta kayak gini,” ucap Masayu. “Harusnya kan yang sederhana aja, terus duitnya buat hidup berdua nanti.”

Gue menengok ke arah Masayu. Wow! Dewasa banget pemikiran si Masayu. Kalo semisal gue udah siap buat nikah, malem ini juga bakalan gue lamar si Masayu. Udah sepantasnya si mantan ini menyesal udah memutuskan Masayu. Tenang Yu, gue bakal bantu bikin mantan lo nyesel.

“Temuin mempelai?” ajak gue.
Masayu senyum ke gue, “Ayok! Siapa takut!”

Banyak mata memandang ke arah gue dan Masayu. Yah, mungkin mereka tau kalo Masayu adalah mantan dari mempelai pria, dan mereka juga tau kalo Masayu jalan sama tukang parkir valet. Enggak! Gue ganteng bro, lebih dari tukang valet pokoknya.

Di depan panggung, mata gue dan mata mempelai pria bertatapan. Kita saling memperhatikan, jatuh cinta, gue meninggalkan Masayu, dan dia meninggalkan istrinya. Enggak, bukan kayak gitu.

Mata kita saling menatap, gue segera melempar senyum ramah dan dia membalasnya lebih ramah, gue kasih senyum yang lebih ramah lagi, dan dia bales lagi pake senyuman teramah, gue kalah. Bukan, bukan kayak gitu.

“Selamat ya bro!” gue menjabat tangannya.
“Iya bro, makasih ya udah dateng, makasih ya Ayu.”
Masayu tersenyum manis, “Iya, sama-sama."
“Sayang, ini mantan kamu sama cowok barunya?” tanya si mempelai wanita.
“Serasi kan? Ganteng dan cantik, setia lagi!” jawab Masayu.

Gue bener-bener nggak mengira Masayu bakalan ngejawab kayak gitu. Waduh! Bisa ribut ini kalo diterusin.

Si mempelai wanita senyum sinis, untungnya Masayu ngebales dengan senyum ramah. Kita berdua segera turun dari panggung, masa kritis terlewati. Kita berdua mengambil makanan di salah satu stand makanan yang bertuliskan makanan favorit gue, coto makasar!

“Maaf ya Wi, aku masih agak kesel.”
“Iya, gapapa, aku ngerti kok.”

Kita berdua menikmati pesta pernikahan mantan Masayu. Pernikahan mantan nggak seburuk yang gue kira, nggak semencekam yang orang-orang keluhakan, mungkin karena ini bukan pernikahan mantan gue. Pacaran aja belum pernah, gimana mau datengin pernikahan mantan.

Dan disana gue bertemu dengan orang yang nggak gue duga-duga, Grace. Grace yang sadar bahwa cowok disebelah cewek cakep yang mengenakan dress putih ini adalah Dawi langsung menghampiri gue.

“Permisi, kayanya kita pernah ketemu ya?” sapa Grace.
“Bukan! Gue bukan Dawi!”

Bego! Kenapa gue malah nyebutin nama gue.

“Hihi, dasar Dawi,” Masayu disebelah gue ketawa.
“Kenalin, aku Grace, temennya Dawi di kampus.”
“Salam kenal ya, aku Masayu.”
“Gebetannya Dawi?” ucap Masayu dan Grace berbarengan.
“Eh?! Gebetan apa?! Bukan kok!”

Mampus! Gue salah ngomong lagi. Kalo gini caranya gue nggak bisa pedekate sama Masayu maupun Grace.

“Anu … maksud gue in—”
Grace membungkam mulut gue, “Kamu lagi ganteng-gantengnya, jangan bikin kita illfeel sama grogi mu.”
Gue melirik ke arah Masayu, dia tersenyum dengan menempelkan telunjuk dimulutnya. Gue mengangguk pelan.

Mereka berdua berjalan menjauhi gue dan berbicara dengan suara pelan, gue nggak bisa mendengar pembicaraan mereka, coto makasar telah mengalihkan dunia gue. Setelah coto makasar abis, gue samperin mereka, dan mereka nyamperin gue juga.

“Ngomongin apa?” tanya gue.
“Girls talk, yuk lanjut cari makan!” kata Grace.

Grace dateng sama temen-temennya cewek, setelah melihat gue, dia ikutan gabung sama gue dan Masayu, jadilah kita jalan bertiga. Tangan kiri Masayu, tangan kanan Grace. Malam ini bukan punya mempelai pria ataupun mempelai wanita, malam ini punya gue.
Diubah oleh dasadharma10 28-02-2016 06:28
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.