Kaskus

Story

galonze.b.c.n.bAvatar border
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
 1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

 1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!



Quote:


Spoiler for Rules:


Spoiler for F.A.Q:


Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
jabo218Avatar border
njek.lehAvatar border
sormin180Avatar border
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
galonze.b.c.n.bAvatar border
TS
galonze.b.c.n.b
#1577
Part 65 Restart all over again (2)
Kabut dingin mulai merendah, perlahan datang menyapa. Langit cerah berselimut awan tipis, dari ufuk timur nampak cahaya kemerah merahan menandai alam telah kembali bangun dari lelapnya. Burung burung berterbangan kesana kemari berkicau riang meriuhkan suasana, seiring dengan bergantinya cahaya lampu dengan cahaya sang mentari. Sesaat kemudian mulailah terdengar suara bising deru mesin, asap asap kendaraan telah memenuhi udara yang tadinya segar dan sejutk itu, jalan jalan pun yang tadinya sepi mulai dipenuhi kendaraan yang hilir mudik.

Gue yang masih bermalas malasan didalam kamar hingga jam 10.00 pagi masih saja tidur tiduran di dalam kamar, saat mendengar kegaduhan diruang tengah gue mencoba keluar pintu melihat siapa yang sedang ada diruang tengah.

“hey.. pagi rangga” ucap mila sambil mengeluarkan dua bungkus makanan.
“baru aja mau aku ketuk, eh kamunya udah keluar, sini sarapan bareng..” ucap mila kembali.

“eh mbak.. pagi mbak… maaf saya keair dulu mbak” ucap gue sambil melangkahkan kaki ke kamar mandi.

“iya, cuci muka aja dulu..” ucap mila yang gue balas dengan anggukan.

“sini cepet keburu dingin, aku udah beliin bubur buat kita berdua” ucap mila melihat gue baru kembali dari kamar mandi.

“iya makasih mbak” jawab gue santai.

Tak ada sepatah kata yang kita ucapkan, kita hanya sibuk dengan makanan kita masing masing, gue pun mencoba untuk tidak menatap ke arah dia, walaupun berat rasanya ingin sekali melihat dia seperti dulu lagi, seperti saat dimana kita makan malam berdua saat malam minggu dahulu.

“mbak, kok makanannya gak dimakan, buburnya enak lho” ucap gue memulai pembicaraan karna dia sedaritadi hanya mengocek ngocek buburnya saja.

“eh iya..” ucap dia tersadar dari lamunannya.

“mbak… mbak… mbak mila… kok melamun terus?” ucap gue.

“Can we…….”
“mmhhhhh?” ucap gue sedikit bingung.
“Re-Starting all over again?” ucap mila.

“eh… maksudnya?” tanya gue.

“ya.. kita mulai dari awal lagi” ucap dia.

“apanya yang dimulai dari awal lagi?” ucap gue memancing dia.

“aku ingin kita mulai dari awal lagi ngga, waktu kita pertama kali jalan berdua, makan malem berdua.., dan.. aku harap kamu bisa ngelupain kejadian di café waktu itu” ucap dia dengan posisi duduknya menghimpit ke samping gue.

cup.. ciuman dari bibir dia mendarat di pipi kanan gue tapi tidak membuat gue salah tingkah seperti dulu lagi, saat gue masih terdiam di samping nya, tok.. tok.. tok.. terdengar ketukan pintu dari luar.

“bentar yah aku bukain dulu” ucap gue sambil melangkah meninggalkan dia.

Saat membukakan pintu, dan gue lihat wajah dia di depan pintu ini, wajah yang membuat gue sedikit kesal, ingin sekali menghajarnya pada saat itu juga, wajah yang sama yang gue lihat di café waktu itu sedang mencium perempuan yang gue cintai.

“maaf mas mengganggu, perkenalkan saya Anton, mila nya ada..” ucap dia sambil menjulurkan tangannya.

“oh iya, saya Rangga. Ada ada , ayo masuk kedalem” ucap gue mempersilahkan untuk masuk.

“hai miel..” ucap anton yang sudah ada ditengah rumah.

“anton? Kamu ngapain disini?” ucap mila terlihat kaget.

“oh iya, saya tinggal dulu ya..” ucap gue tidak ingin berada lama lama di momen baik ini.

“oh silahkan mas, oh iya mas, kalo boleh saya minta tolong nanti?” ucap anton.

“oh boleh boleh, ya sudah kalo begitu saya ke kamar dulu selesaikan makan saya” ucap gue berlalu meninggalkan mereka berdua.

“rangga tunggu…” ucap mila gue acuhkan.

saat sudah berada di dalam kamar, sayup sayup gue mendengar pembicaraan mereka berdua sepertinya sedikit serius.

“abisin sayang makannya” ucap anton di tengah ruangan sana yang membuat hati ini semakin panas.
“apaan sih anton! Kamu tau aku ada disini dari siapa?” tanya mila.
“heheehe kenapa? Kaget ya?”
“jawab anton!”
“kenapa sih yang? Kangen sama aku?”
“kamu ngikutin aku sampe kesini? Iya?”
“heem”
“gila kurang kerjaan banget kamu…” ucap mila.

entah obrolan apa lagi yang mereka bicarakan, gue hanya fokus menghabiskan makanan gue dan ingin cepat cepat keluar dari Flat ini untuk mencari udara segar… sumpah… mendadak panas banget ini Flat semenjak kehadiran pria itu.

“hey.. lagi pada ngapain nih mas… mbak… daritadi kayaknya cuman diem dieman terus” ucap gue sambil membawa piring ke dapur.

“nggak ngapa ngapain kok ngga” ucap mila dengan tertunduk.

“sayang cepetin abisin makanannya, ada yang aku mau omongin sama kamu” ucap anton.

“oh iya mas, katanya tadi katanya mau minta tolong, ada yang bisa saya bantu?” ucap gue telah kembalidari dapur.

“……..” gue melihat tak ada jawaban dari mereka berdua, mila hanya tertunduk dengan makanannya sementara anton masih saja menatap mila dan menghiraukan gue yang sedaritadi berdiri dihadapannya. baik ni cowo!

“mas.. kok malah bengong sih!, wah saya ganggu nih ya?” ucap gue sambil sesekali melirik kearah mila yang masih tertunduk.

“ehh,.. enggak enggak kok, sorry sorry” ucap anton sedikit kaget.

“iya mas tadi kayaknya serius banget, oh iya apa nih yang saya bisa bantu?” ucap gue.

“mmmm begini mass…” ucap anton berjalan ke arah gue lalu berbisik ditelinga.

“ooooo oke siap siap!” ucap gue walaupun sakit hati ini mendengarnya.

“oke kalau gitu tolong saya ya, ini hp nya” ucap dia sambil menyerahkan smartphone miliknya.

“oke”

“direkam? Emangnya mau apa?! Udah rangga kamu masuk kamar saja” ucap mila yang tidak kami gubris.

sambil memegang smarphone gue berdiri mundur kira kira 2 meter dari jarak tempat anton dan mila berada. Kemudian anton berlutut dihadapan mila dan memegang kedua tangan dia.

“Mila, aku ingin kamu menjadi ibu dari anak anakku, maukah kamu menjadi istriku?” ucap anton. Gue hanya bisa tersenyum melihat kejadian itu, walau sakit hati ini harus menghadapi wanita dengan segala keindahannya sedang dilamar oleh laki laki lain. Mila terlihat sedikit linglung dalam menjawab kata kata dari anton. Dia kadang kadang melihat kearah gue yang sedang merekam mereka berdua.

“Sudah rangga! Gak usah direkam!” ucap mila membentak.

“nggak apa apa, anton tadi bilang ini momen indah, jadi harus direkam, iya kan?” ucap gue.

“bener sayang, ayo dong kamu fokus aja ke aku” ucap anton dengan kedua tangannya memegan pipi mila untuk diarahkan ke wajahnya.

“eh… aku… aku…” ucap mila masih belum bisa menjawab.

“ayo dong jawabannya, masa mau diem dieman aja” ucap gue kepada mila, saat gue zoom cincinnya ternyata berbeda jauh dengan cincin yang gue beli untuk dia dulu, cincin yang dipegang oleh anton nampak terlihat lebih mahal.

“kamu mau kan sayang?” ucap anton masih dengan berlutut dan memandang mila penuh harap. Diapun mengeluarkan cincin itu dari wadahnya dan dipakaikannya di jari manis mila. Mila tampak sedikit kaget dengan perlakuan anton, nampak dia mencoba menolak tapi cincin itu telah masuk kedalam jari manisnya.

“pakai cincin ini selamanya sayang” ucap anton berdiri dan mengecup kening mila.

“jadi sukses nih?” tanya gue dengan dada yang mulai sesak, ingin sekali menangis melihat dia sudah dimiliki seutuhnya oleh orang lain.

“RANGGA SUDAH MATIIN REKAMANNYA” ucap mila terlihat dia sedikit emosi.

“Anton kamu juga gak seharusnya ngelakuin ini dihadapan rangga” ucap mila masih membentak dan menarik kedua tangannya.

“apapun bakal aku lakuin buat kamu sayang” ucap anton masih tersenyum.

“mbak mila senyum dong, masa daritadi cemberut terus, ayo senyum dong biar keliatan cantiknya” ucap gue, terlihat mila tampak marah dengan ulah gue.

“UDAH! MATIIN REKAMANNYA! AKU GAK SUKA!” ucap mila membentak.

“jangan marah gitu dong sayang” ucap anton mengusap usap rambut mila.

“mas, sudah apa belum?” ucap gue yang dijawab dengan anggukan dan acungan jempol oleh dia. Setelah gue matikan kameranya gue pun melangkah kearah mereka.

“Selamat ya mas” ucap gue kepada anton sambil mengulurkan tangan dan dibalas oleh dia.

“makasih ya” ucap dia sambil bersalaman.

“ya udah kalo begitu saya undur diri dulu, mau kumpul sama anak anak didepan” ucap gue.

“okay, Thank's bro!” ucap anton. Gue kemudian melangkah keluar membelakangi mereka berdua.

“Rangga!” panggil mila, gue hanya menghiraukan dan tetap berjalan.

Gue hanya terus berjalan tanpa menoleh kebelakang, sakit didada ini sudah tak bisa ditahan lagi, entah kenapa air mata di pipi ini kembali menetes. saat membukakan pintu dan melangkah keluar, gue lihat norman sudah menunggu disamping pintu.

“Lu emang jantan bro!” ucap norman sambil merangkul gue.
“ayo ikut gue ke balkon, tenangin dulu diri lu” ucap norman kembali.

“loh…, kok lu bisa tau?”

“ya tau lah tadinya gue mau ke kamar lu, pintu juga tumben tumbenan gak dikunci. Eh pas masuk gue liat ada yang lagi masangin cincin ke mila, ya gak mau ganggu momen mereka gue tunggu aja diluar” ucap norman.

“ngga… kalo gue jadi lu, udah gue anjing anjingin tu mereka berdua” ucap norman kembali.

“It’s okay, to be a little broken. Because Everybody’s broken in this life…… it’s just life” jawab gue sambil termenung.

Saat masih berbicara di balkon, gue melihat mereka berdua keluar dari flat. Terlihat anton sedang merangkul mila berjalan melewati balkon yang saat itu hanya ada kami berdua.

“Hey! Selamat ya! Kalau nikah undang undang kita lho!” ucap gue.
“doakan ya!” ucap anton. Mila hanya menatap gue dengan tatapan mata yang kosong.

“udah lupain! Ayook masuk ke flat gue, ngumpul bareng ama anak anak” ucap norman yang gue ikuti dari belakang.

“AAAARRRGGGHHHHHHHH Asu! Asu! Asu! celeng! !!!!!! AAARRGGGHHHHHH” ucap gue mulai emosi saat masuk ke flat norman.

“heh! Teriak teriak didepan banyak orang lu!” ucap norman sambil menoyor kepala gue.

saat gue melirik ke ruangan tengah dan… ALAMAK!!!!!!!! Ternyata anak anak sudah pada kumpul semua.

“Rangga, rangga gak apa apa?” ucap nadia mencoba memecah kesunyian. Gue menoleh kearah dia dengan tatapan mata tajam.

“takuuttttt hiiiiiiiiiiii” ucap nadia ketakutan bersembunyi dibalik tubuh Frans. Tampak sedikit wajah panik di wajah mereka semua.

“eh sorry sorry, gak apa apa kok nad. Heheheh” ucap gue. Nampak mereka mengerti dan tahu apa yang sedang gue pikirkan. Mereka tidak berani memulai pembicaraan dengan keadaan gue yang masih emosi.

“oh ya, tumben nih kumpul kumpulnya disini, ada apa?” ucap gue memecah kesunyian.

“Gak ada ngga, tenang aja, udah mending lu tenangin dirilu aja dulu” ucap rio.

“sudah gak apa apa kok, ayoo cerita cerita aja. Cuma masalah gitumah, masalah ringan buat gue” ucap gue dan satu persatu dari mereka mulai memukuli badan gue dengan alasan karna tadi mereka shock dan takut. Suasanapun kembali menjadi riuh dengan canda tawa kami.

Hari ini ternyata perayaan jadian 1 Tahunnya rio dengan agnas, dari siang sampe malam full kita semua berkumpul di Flat norman untuk merayakan hari jadi mereka, walaupun hari ini menyenangkan bagi mereka,banyak makanan juga tersedia. Tapi tidak bagi gue karna tidak ada kehadirannya disini, walaupun disini ramai tapi gue merasa sedang ingin menyendiri dan butuh seseorang untuk diajak berbicara mengenai semua yang terjadi.

Hp gue beberapa kali bergetar pertanda telfon masuk dari mila. Gue matikan saja karna tidak ingin mengangkatnya. Berkali kali dia menelfon ke nomor gue dan berkali kali juga gue tolak panggilan dari dia.

Quote:


“udah biarin aja gak usah diangkat! Kita seneng seneng dulu hari ini” ucap norman yang tau gelagat gue sedang tidak beres.

“iya, eh man, kapan kapan kita clabing yuk” ucap gue.

“eh…. Iya iya ok! Tapi sekarang enjoy dulu bareng anak anak” ucap dia kembali.
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 24-02-2016 21:14
piaupiaupiau
sormin180
oktavp
oktavp dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.