Assalamu'alaikum, saya Utis Sutrisna ingin mengucapkan terima kasih kepada admin yang sudah mengijinkan saya untuk membuat thread di sini,karena di sinilah sarana/media kedua saya untuk berbagi pengalaman saya saat pendakian di tahun 2002 dengan ketiga teman saya hingga kami Tersesat selama 3 hari di gunung Ciremai di sinilah dengan seiringnya waktu pengalamku mulai banyak di baca oleh teman-teman dan yang sangat aku syukuri semakin bertabahnya talisilaturahmi melalui media ini, Alhamdulillah berkat ijin Allah SWT dan support,doanya dari teman-teman di tanggal 22 Januari 2020 Buku harian Oethis (Tersesat selama 3 hari di gunung Ciremai) sudah di PUBLISH dan sudah dapat di pesan dan bukan hanya buku saya Alhamdulillah podcast YouTube di channel saya pun sudah PUBLISH.
Tulisan yang ada di thread adalah tulisan original yang belum di edit sebelum di bukukan, karena di buku yang sudah terbit atau PUBLISH saya sudah menyelesaikan Bab cerita pengalaman kami hingga pengakuan atau kesaksian kuncen/orang yang di tuakan di desa palutungan gunung Ciremai terkait kejadian atau hal-hal janggal selama kami tersesat. Mohon maaf sebelumnya kepada semua teman-teman saya menghapus sebagian tread ini semoga teman-teman mengerti karena untuk menghidari copyright pengalaman kami ini,saya mohon pengertian dari semua 🙏🙏🙏🙏
Ini adalah halaman buku yang yang sudah di terbitkan atau di PUBLISH
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Trailer film dokumenter
Quote:
Podcast YouTube Part1
Quote:
Podcast YouTube Part2
Quote:
Semoga berkenan subscribe, like, command,dan share channel ku ini sangat membantu semoga podcast YouTube/buku ini memiliki banyak peminatnya insyaallah bisa menjadi jembatan untuk di jadikan film dokumenterdan semoga menjadi motifasi bagi para pencinta alam untuk selalu berbagi hal-hal yang positif apapun itu dalam dunia pendakian agar bermanfaat untuk banyak orang.
Quote:
Dan apabila teman-teman yang berkenan untuk memiliki buku pengalamnku ini "Tersesat selama 3 hari di gunung Ciremai" sudah dapat di pesan di link yang ada di bawah ini, http://nulisbuku.com/books/view_book...gunung-ciremai Untuk pertanyaan dan pemesanan buku, bisa juga melalui admin@nulisbuku.com atau nomor Whatsapp 0813-3160-9363.
Quote:
Semoga kita semua bisa menjalin silaturahmi bahkan kita dapat menikmati secangkir kopi di ketinggian bersama,mari kita semua memulai berjabat tangan
Diubah oleh oethis 12-04-2020 18:58
shinichindo dan 14 lainnya memberi reputasi
15
251.1K
Kutip
346
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Original Posted By Pendakian menuju puncak ciremai (Batu nisan pendaki dari kota Bekasi yang ada dipuncak Ciremai)
Kamipun melanjutkan pendakian ke puncak gunung Ciremai ternyata untuk mencapai puncak kami harus melewati jalur yang sangat terjal penuh dengan bebatuan dan sudah tidak ada lagi pepohonan yang tumbuh besar di sekitar puncak sana.
Mau tidak mau kami semua merangkak dengan beban carriel masing - masing yang kami bawa hanya dibantu bebatuan yang ada di sekitar untuk berpegangan, banyak juga bebatuan yang jatuh akibat kami jadikan pijakan dan pegangan.Ada beberapa batu yang jatuh mengenai kepala kami akhirnya kami mendaki dengan ber zig zag agar bebatuan yang jatuh tidak tertimpa lagi karena sangat berbahaya apabila diantara kami tergelincir ke bawah sana.
Mungkin kurang lebih satu setengah jam kami melewati jalur yang sangat curam itu akhirnya kami sampai dipuncak gunung Ciremai, Kami berempat sangat bangga dan sangat mengkagumi kebesaran Allah SWT.
Mungkin itu semua ungkapan yang umum bagi para pendaki karena dengan kita berada di puncak atau berdiri di tanah yang Allah ciptakan lebih tinggi dari sekitarnya kita semua akan merasakan mahluk yang sangat kecil yang tak ada bedanya dengan butiran debu.
"Ia menurut saya mungkin inilah salah satu Allah memberikan hoby atau sebuah keinginan pada setiap umatnya, apapun keinginannya tanpa terkeculi apabila sudah dapat mencapainya Allah memiliki tujuan agar setiap umatnya dapat mensyukuri nikmat yang ia berikan dan memahami bahwa kita semua mahluk yang tidak sempurna agar dapat mengetahui kebesarannya.
" Lah ko gw jadi curhat !! lanjut.
Kami berempat menikmati pemandangngan yang sangat indah dari puncak sambil menikmati wortel yang kami bawa dari perkebunan di bawah kaki gunung Ciremai, ternyata wortel yang kami bawa di makan dengan gula pasir terasa nikmat pa karena laper ya, tidak lama kemudian kami mengambil gambar di sekitar puncak kami sudah capai, Caldera (kawah) nya pun terlihat indah banget berwarna hijau.
Tiba - tiba ada seekor burung yang datang menghampiri di saat kami mengambil gambar ( Foto - foto ) kamipun tidak tau nama burung itu,warna burung itu kepalanya coklat tua sebesar burung poksai uniknya burung itu tidak takut dengan kami semua, ia meloncat - loncat mendekati kami semua.
Lalu Naning mendekati burung itu lalu Naning seperti mengajak ngobrol burung itu "Burung - burung sini!" dan Naning memuji burung itu bagus ya kami semua ternyata memiliki pemikiran yang sama.Agak aneh juga ya belum pernah selama pendakian sampai puncak gunung yang kami pernah daki bertemu seekor burung yang terlihat jinak, tak lama kemudian burung itu meloncat agak menjauh dari kami semua dan burung itu pun terbang entah kemana.
Lalu kurang lebih sekitar satu jam kami di puncak sana setelah selesai menikmati salah satu kebesaran Tuhan, istirahat dan mengisi perut, kamipun menghabiskan perbekalan kami di puncak selain memang kami membawa perbekalan secukupnya karena kami fikir kami untuk melanjutkan perjalanan turun dari puncak sampai Kelinggarjati lebih cepat dari pada kami mendaki, pikir kami sore hari sudah sampai Kelinggarjati.
Salah satu dari kami ingat bahwa ada seorang pendaki dari kota kami yang di buatkan batu nisan oleh keluarganya di puncak gunung Ciremai.Lalu kami memutuskan untuk mencari batu nisan tersebut, karena kamipun tidak pernah tau sebelumnya jadi kami sangat ingin mengetahui batu nisan itu.
Akhirnya kamipun menemukan nisan tersebut walaupun sebelumnya kami salah dengan batu nisan tersebut, karena di puncak sana ada sebuah patok, mungkin kami istilahkan karena terbuat dari batu yang dicor. kami semuapun sudah mendo'a kan patok tersebut yang kami kira nisan lalu kami melanjutkan perjalanan untuk turun dari puncak menuju jalur Linggarjati.
Ternyata sebelum kami menemukan jalur Linggarjati kami menemukan sebuah batu nisan salah satu pendaki dari kota kami Bekasi,lengkap seperti batu nisan pada umumnya bertuliskan nama, tanggal, bulan,dan tahun wafatnya .
Saya hanya ingat ia wafat persis satu tahun yang lalu 2001 kalau tidak salah bulannya sama dengan kami mendaki yaitu bulan April, di sekitar batu nisan tersebut ada berberapa botol air mineral dan botol parfum, mungkin itu adalah bukti bahwa banyak juga para pendaki yang mendo'akan salah satu pecinta alam yang telah mendahului kita semua.Kami pun bersama - sama mendo'akan dan Encam pun meninggalkan sebotol bekal air mineral yang ia bawa.
Spoiler for Tanjalan Asoy:
,
,
Quote:
Original Posted By Misteri di lembah gunung Ciremai
Kemudian kami pun melanjutka perjalanan mencari jalur Linggarjati ketika kami menyusuri jalan sekitar bibir kawah, kami pun menemukan jalan setapak yang kami kira jalur Linggarajati.
Kamipun mengikuti jalur setapak tersebut tidak lama kemudian sekitar 15 menit kami menelusuri jalan tersebut, ternyata jalur setapak tersebut terputus tidak ada jalan lagi tertutup tanaman liar yang ada di sekitar puncak.
Dengan cepat kami semua memutuskan kembali lagi ke puncak karena kami tidak mau ambil resiko untuk tersesat di gunung ini, belum ada satu pun dari kami yang panik setelah menemukan jalan setapak yang salah tersebut.Lalau kami menemukan kembali jalan setapak salah satu dari kami mengecek jalan setapak itu terlebih dahulu dan setelah di cek betul jalur itu benar - benar jalur untuk turun ke kaki gunug Ciremai.
Kami menganggap bawah jalur yang kami lewati itu benar mengarah ke Linggarjati setelah sekitar 20 menit kami menempuh jalan setapak yang kami jadikan acuan untuk sampai kekaki gunung Ciremai tepatnya jalur Linggarjati.Ternyata kami semua di suguhkan dengan pemandangan yang kami tidak pernah lihat sebelumnya terutama Naning kawan saya yang belum pernah melihat bagaimana pohon edelweis ternyata kami semua berada di ladang bunga abadi tersebut.
Dengan sangat gembiranya kamipun mulai memetik bunga - bunga abadi tersebut sambil menyusuri jalan setapak hingga tanpa kami sadari ternyata kami berada sudah tidak di jalan setapak lagi melainkan kami semua ada di dalam rongga tanah.
Mungkin dapat di ibaratkan persis seperti jalur air yang sudah kering awalnya rongga itu dalamnya sekitar betis orang dewasa, tetapi tanpa kami sadari sambil memilih - milih bunga abadi tersebut ternyata rongga tanah yang kami susuri semakin dalam dan besar malah kurang lebih kami ada di kedalaman 4 - 5 meter dalam rongga tanah tersebut.
Kemudian kami berhenti sejenak untuk istirahat dan membicarakan "kenapa ko makin lama makin dalam sama makin lebar ya ?........",Saya memberi saran kepada Encam "Cam gimana klo kita balik lagi keatas soalnya nih jalur gw ga yakin?.....",wah Tis klo kita naik lagi udah jauh banget nih puncak dari sini kita semua bisa kemaleman sampe bawah.
Kedua teman saya pun yang lain mereka berpikir sama "ia teryata kita sudah jauh juga dari puncak ", mungkin kita sekarang sudah sampai Lembah gunung ini.Perasaan saya pribadi sudah mulai tidak enak meskipun dari kami ada yang masih santai dengan keadan saat ini malah ada yang berpendapat diantara kami "Siapa tau kita bisa nemuin jalur baru dan dekat sampai bawah sana".
Kami terus menyusuri jalur air (rongga tanah kering) yang terus semakin dalam akrinya kami memutuskan untuk naik ke ketepi rongga, kami terus menyusuri tepi rongga tersebut akhirnya kami di temukan hamparan rumput gajah yang sangat luas mungkin kami dapat mengibaratkan seperti kita melihat sawah - sawah yang terhampar sangat luas di pedesaan.
Dari jarak kurang lebih 50 - 100 meter baru terlihat sebatang pohon kecil yang hidup di dataran tinggi di antara rumput - rumput gajah di sekitarnya.
Dengan berpikir positif kami semua melanjutkan perjalanan untuk menuju ke kaki gunung lagi - lagi kami mengulangi kejadaian yang sama awalnya kami menelusuri hamparan rumput liar tersebut hanya tinggi nya sebetis orang dewasa.
Semakin kami menulusuri ke bawah sana ternaya kami harus mengeluarkan belati yang kami bawa untuk membuka jalan yang terhalang rumput itu terus semakain tinggi.
Naning adalah orang yang terpendek dari kami semua ia mulai tertutup oleh rumput liar tersebut tinggi rumput liar hampir melewati pundak Naning, tidak lama berselang Naning yang berjalan dipaling belakang berteriak.
“Mundur....mundur...mundur...!!!!”
Kayanya kita ga bisa menerusin jalur ini semakin kebawah semakin tinggi rumput nya kita semua bisa ketutup rumput ini.Ia mengatakan nya itu sudah berada diatas pohon yang ada di sekitar situ yang tingginya mungkin 3 - 4 meter batangnya pun selengan orang dewasa, "Mengapa Naning naik ke atas pohon tersebut ternyata Naning merasa menginjak benda yang bergerak dan licin itulah sebabnya ia keatas pohon ia takut yang ia injak itu adalah ular yang besar". (ungkapan ini di ucapkan setelah kami sudah dalam perjalanan pulang ke Bekasi).
Akhirnya kami mengikuti perintah Naning, kami semua kembali turun ke rongga tanah yang tadi yang tinggi nya mungkin 2 - 3 kali lipat dari kita semua,langit pun mulai gelap tanpa kami sadari sampai saat ini bagaimana kami semua bisa keluar dari rongga itu.
Yang masih sangat jelas sampai sekaran sekitar jam lima sore kami menemukan aliran air seperti sungai yang air nya sangat sedikit dan penuh bebatuwan itu berada di tengah - tengah jurang di sebelah kanan dan kiri kami tebing - tebing yang sangat curam, haripun semakin malam akhir nya kami semua memutuskan untuk mendirikan tenda di dekat sungai tersebut.