- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#2020
Fresh Knot
'Udah gw bilang harusnya kita naik kereta aja' keluh gw sambil membantingkan badan gw ke sandaran kursi mobil melihat ke arah gemerlap lampu merah kemacetan yang menjebak mobil kami ini.
'Sekali kali naik mobil lah. Sayang dikasih tapi gak dipake' Ucap Timur dengan santai
'Kita orang Indonesia Lay, tahan macet udah ada di darah kita'
'Asem lo. Gw bukan masalah macetnya, ada jadwal tanding fifa nih nanti malem'
'Jam berapa?'
'Jam 12.30 an'
'Lawannya make tim apa?'
'MU'
'Itu gw bego! Gimana sih lo lawan sendiri ga tau! Udahlah gausah dipikirin lo pasti kalah juga'
Kita tertawa bersama di tengah kemacetan ini. Sesuatu yang langka buat Gw dan Timur untuk keluar saat malam minggu seperti ini, apalagi yang bisa membuat kita keluar dari kemageran kita selain acara kantor, bukan, bukan acara kantornya, melainkan berita bahwa di acara itu ada makanan gratisnya!
'Mur lo ada masalah ama Yvette?' tanya gw
'Hm? Gw? ga kok. kenapa nanya?'
'Ada rumor kalau lo itu ditolak sama Yvette. Ditambah dengan tingakah laku dia yang ngindarin lo'
'Hah? kata siapa lo?'
'Lo tau sendiri gw kan? sejak kapan gw nembak cewe?'
'Tauk, gw dapet sendiri dari orangnya'
'Aduh. Masalah lagi ini'
'Udah jalanin aja dulu Mur. Lagian udah lama juga kan lo ga pacaran hahahah'
'Hahaha. Gila lo! Gw itu Insinyur. Bukan Germo! hahaha'
'Tapi sumpah sejak kita eksperimen dulu, sekarang gw udah bisa ngebayangin langsung Di'
'Ngebayangin apaan? Mimpi basah? mandi wajib lo! ga suci!'
'Bukan bego!'
'Sifat sifat wanita, yang baik, yang buruk, yang harus didekati, yang harus dijauhi'
'Dan yang paling penting bentuk tubuh mereka, gw bisa langsung bayangin'
'Udah gw bilang itu ilmu penting Mur! Dan pada akhirnya bakal bermanfaat untuk semua orang nanti hahaha'
'Tapi ya itu, sampe hafal gw lika liku pertubuhan manusia'
'Sumpah gw kira gw impoten Di, udah lama banget ini ga tertarik, hahaha'
'Hush simpen burung lo buat istri lo Mur, kita ngelakuin ini biar dapet orang yang bener'
'Yah elah Di, masalah jodoh mah kita udah ada yang nentuin.'
'Lo inget peraturan ini, yang bunyinya kalo ga salah, setiap orang akan dipasangkan jika mereka tidak punya pasangan tetap di saat umur maksimal 25 tahun'
'Gila'
'hahahaha'
'Anjrit inget gw hahaha. Ga nyangka gw ada apa tuh nama badannya? asem gw lupa bahasanya'
'Gw juga lupa lay, tapi kalo di translasiin kurang lebih Badan Perjodohan?! hahaha'
'Tapi efeknya keliatan sih 95% rumah tangga yang dibentuk itu berhasil'
'Heh kok jadi ngomongin ini sih! Gw lagi ngomongin Yvette!'
'Ya elo yang mancing mancing gw!'
'Yah gataulah. Hmm gw tanya deh sama lo. Sikap Yvette ke lo gimana?'
'Akhir akhir ini sih jadi akrab sama gw Mur'
'Gak akhir akhir ini sih, sejak tim kita terbentuk dan gw keluar dari tim dia'
'Hati hati, ada kemungkinan dia memanfaatkanlo buat deketin gw'
'Ditambah dengan rumor aneh itu, yang mungkin buat bikin gw merhatiin dia'
'itu mah lo aja ngerasa kegantengan, alah drama lagi drama lagi, udah cukup berapa puluh cewek lo bikin patah hati Mur Hahaha'
'Asal tau aja ya, dari berpuluh cewe itu, mereka gak akan patah hati kalo lo gak ngasih gw ide gila. pokoke masalah dosa kita fifty-fifty'
Entah berapa lama Gw dan Timur ngobrol akhirnya kita sudah sampai di gedung kantor kita tercinta ini. Sehabis memakirkan mobil gw dan Timur langsung menuju 10 lantai diatas lantai kantor kami. Ting! suara lift berbunyi menandakan kami sudah sampai di lantai tujuan. Sekejap terangnya sinar lampu menyilaukan mata gw, membuat gw mengerinyitkan mata gw. Terlihatlah banyak sekali orang di ruangan ini, mata gw mulai memperhatikan dengan detail seisi ruangan ini, 50, gak, setidaknya ada kurang lebih 65 orang di ruangan ini. Benar kata Yvette yang bilang bahwa acara ini adalah non formal, terlihat dari banyak orang memakai pakaian kemeja santai dan celana panjang mereka.
Tapi bukan itulah yang gw cari disini, Gw dan Timur langsung mencari cari tempat dimana makanan ditaruh, ada meja panjang berisikan banyak makanan di ruang tengah, namun kita gak bisa bergerakn karena disana banyak orang, akhirnya kita menemukan salah satu stand makanan yang terletak di pojokan, yang dimana hanya terlihat satu dua orang yang berlalu lalang saja. Gw dan Timur pun tersenyum dan langsung menghampiri stand itu, langsung kami mengeluarkan tempat makan besar yang kami bawa dari rumah tadi dan membungkus semua makanan yang ada sampai tempat makan kami penuh.
'Wahahaha banyak makanan kita Di! bisa buat seminggu ini! ga! bisa lebih ini mah!'
'Ha mantap, Mur jangan lupa itu lobster nya'
'Iya iya pasti, tenang aja lay'
'Apakah gaji kalian gak cukup buat beli makanan?' tanya seseorang dari belakang
'Ini bukan masalah gaji... ini masalah prinsip' Ucap Timur masih mengambil lobster
'Jangan sia siakan makanan gratis, karena makanan, adalah kehidupan' lanjut Gw sambil mengingat apa yang diajarkan bokapnya Timur dulu. Lalu gw berpaling ke belakang untuk mencari sumber suara itu. Yvette berdiri dengan posisi kedua tangannya di pinggangnya sambil menggeleng gelengkan kepala ke arah gw dan Timur. Gw langsung melongo dan segera menyikut nyikut badan Timur dengan tangan kanan Gw. Timur yang menengok kebelakang dan melihat Yvette langsung menepuk pundak gw lalu memasukan kotak makanan dia ke tasnya dan cabut dari situasi gak enak ini meninggalkan gw sendirian.
'Ummm' bingung gw sambil melihat Yvette yang masih menaruh kedua tangan di pinggulnya
'Beri Gw 1 menit' ucap gw selanjutnya, sambil langsung memenuhkan kotak makan yang gw pegang sedari tadi sampai penuh lalu menutupnya. Tanpa pikir panjang gw langsung mau menyusul Timur yang sudah hilang entah kemana untuk menghindari berduaan dengan Yvette. Tapi entah kenapa Yvette lagi lagi berdiri tepat didepan jalur kabur gw. Dia lalu tersenyum, dan berbalik badan sambil menyuruh gw untuk mengikutinya dengan menggerakan jari telunjuk kanannya.
'Duduk Di' ucap Yvette duduk di sofa berwarna merah marun itu, tanpa ada pilihan lain, gw pun ikut duduk.
'Ummm. Ada apa ya Yve?' ucap gw canggung
'Dari sekian banyak kegiatan, kau lebih memilih untuk mengambil makanan? dan untuk di bawa pulang?'
'Ah. Umm. Ya.. Uhh seseorang harus melakukan sesuatu terhadap makanan makanan itu bukan?'
'Ughh kamu dan prioritasmu itu..'
'Kau mau ketengah untuk memperkenalkan diri ke tim yang lain?'
'Tidak terima kasih'
'Ha? kau tidak mau?! setidaknya kamu harus mengenalkan diri agar mereka mengenalmu'
'itu masalahnya, Gw gak mau dikenal. Merepotkan'
'Kamu.. kamu setidaknya mengenal mereka'
'Gw kenal mereka, Tim mereka, Divisi mereka, Project mereka..'
'Ahhh Gw ngantuk sekali..'
'Hm. Ya kau terlihat sangat capai sekali'
'Hahaha. Ahh. Yvette. Lebih baik kau ke pergi ke tempat teman temanmu. Biar Gw sendiri disini, nanti juga Gw akan ketiduran'
'Kenapa kau berpikir seperti itu?'
'Karena sedari tadi ada laki laki yang memandangi kita tepat di arah tenggaramu'
'Hm? Oh! Dia hahaha, ya, dia temanku'
'Haha. Teman. aaaaah Yvette Yvette haha kau menyiksa laki laki itu'
'Hah? kenapa?'
'Liat saja, dia dipenuhi ambisi untuk memilikimu, tapi kau hanya menganggapnya teman hahaha'
'Oh ya? bagaimana kamu bisa tahu kalau dia menyukaiku?'
'Sulit untuk tidak melihat orang asing yang tidak bekerja di lantai kita, tiba tiba rutin mengunjungi lantai kita'
'Tatapan matanya, cara dia melihatmu, cara dia melihatku...sangat gampang'
'Wah kau pandai ya membaca orang'
'Haha.. ahh kau tidak akan selamat hidup di Indonesia kalau kau tidak bisa membaca orang'
'Ohya? tapi sepertinya kau tidak bisa membaca aku'
'Hmm? apa maksudmu?'
'Jujur Di. Jika kau melihatku, tidak, di matamu, aku ini apa?'
'Bos. Mantan Bos. Atasan. Pekerja keras. kompetitif, dan... Ambisius'
'Pernah gak kamu berpikir kalau posisiku sekarang ini sama seperti laki laki yang kau bilang suka sama aku itu?'
'Maksudmu?'
'Kau tahu? Aku sadar kalau dulu aku meremehkan mu, memandang kamu dengan sebelah mata, aku tahu aku pemimpin yang tidak baik..'
'Aku minta maaf. sangat. sudah hampir tiga bulan sejak aku menjadi orang yang kamu bilang bos, bisakah kita menjadi teman sekarang?'
'Hm? bukankah kita sudah menjadi teman?'
'Haha. Adi kau tidak bisa membohongi ku. Tatapanmu itu masih sama saat pertama kali kita bertemu dulu'
'Kau menatap aku bukan sebagai teman, tapi sebagai orang yang harus kau turuti perintahnya'
'Yvette, Yvette, seperti yang Gw katakan, Gw tidak akan selamat kalau gw tidak bisa membaca orang..'
'Dan seperti yang gw sebutkan, kau adalah orang yang sangat kompetitif, dan ambisius'
'Itu hanya asumsi mu saja..'
'Yvette Alexandra. Seorang sarjana teknik ilmu material. Teratas dalam kelasnya. Lulus dengan predikat summa cum laude.'
'Mendapat undangan khusus ke perusahaan ini dan langsung menjadi Project manager.'
'Gagal dalam project pertama yang dipimpinnya dan melihat orang lain bekerja lebih baik dari dia untuk pertama kalinya'
'Yvette bertanya tanya apa yang salah dari dirinya. Tidak dapat jawaban yang dicarinya, dia lalu memutuskan untuk mendekati orang yang dia kira lebih baik dari dirinya itu.. lalu..-'
'Stop. Cukup'
'Yvette biar gw cerita ke lo. Gw perlu waktu 14 tahun untuk menguasai semua tentang mesin. Sedangkan kamu hanya butuh 4 tahun kuliah dan mendapatkan nilai sempurna.'
' Aku dulu hampir membahayakan nyawa ratusan orang karena mesin buatanku malfungsi dan kebakar. Sedangkan kamu bisa memastikan bahwa apa yang kamu buat pasti aman'
'Dan yang terakhir, gw bukanlah orang yang pintar, apalagi jenius seperti apa yang kau pikirkan. Gw tidak bisa memberikanmu apa apa'
'Kamu membacaku Di. Ha ha ha. Kenapa kamu bisa berpikir sejauh itu?'
'Untuk menghindari rasa kecewa suatu saat nanti'
'Hahaha. Jadi.. kamu mau jadi temanku?'
'Kau benar benar tidak menyerah ya?'
'Hahaha. Jadi...?'
'Gw ngantuk... banget'
'Terus kenapa kamu dateng kesini kalau kamu cape?'
'Kerana kau suruh................... Bos..'
PLAKK
'Sekali kali naik mobil lah. Sayang dikasih tapi gak dipake' Ucap Timur dengan santai
'Kita orang Indonesia Lay, tahan macet udah ada di darah kita'
'Asem lo. Gw bukan masalah macetnya, ada jadwal tanding fifa nih nanti malem'
'Jam berapa?'
'Jam 12.30 an'
'Lawannya make tim apa?'
'MU'
'Itu gw bego! Gimana sih lo lawan sendiri ga tau! Udahlah gausah dipikirin lo pasti kalah juga'
Kita tertawa bersama di tengah kemacetan ini. Sesuatu yang langka buat Gw dan Timur untuk keluar saat malam minggu seperti ini, apalagi yang bisa membuat kita keluar dari kemageran kita selain acara kantor, bukan, bukan acara kantornya, melainkan berita bahwa di acara itu ada makanan gratisnya!
'Mur lo ada masalah ama Yvette?' tanya gw
'Hm? Gw? ga kok. kenapa nanya?'
'Ada rumor kalau lo itu ditolak sama Yvette. Ditambah dengan tingakah laku dia yang ngindarin lo'
'Hah? kata siapa lo?'
'Lo tau sendiri gw kan? sejak kapan gw nembak cewe?'
'Tauk, gw dapet sendiri dari orangnya'
'Aduh. Masalah lagi ini'
'Udah jalanin aja dulu Mur. Lagian udah lama juga kan lo ga pacaran hahahah'
'Hahaha. Gila lo! Gw itu Insinyur. Bukan Germo! hahaha'
'Tapi sumpah sejak kita eksperimen dulu, sekarang gw udah bisa ngebayangin langsung Di'
'Ngebayangin apaan? Mimpi basah? mandi wajib lo! ga suci!'
'Bukan bego!'
'Sifat sifat wanita, yang baik, yang buruk, yang harus didekati, yang harus dijauhi'
'Dan yang paling penting bentuk tubuh mereka, gw bisa langsung bayangin'
'Udah gw bilang itu ilmu penting Mur! Dan pada akhirnya bakal bermanfaat untuk semua orang nanti hahaha'
'Tapi ya itu, sampe hafal gw lika liku pertubuhan manusia'
'Sumpah gw kira gw impoten Di, udah lama banget ini ga tertarik, hahaha'
'Hush simpen burung lo buat istri lo Mur, kita ngelakuin ini biar dapet orang yang bener'
'Yah elah Di, masalah jodoh mah kita udah ada yang nentuin.'
'Lo inget peraturan ini, yang bunyinya kalo ga salah, setiap orang akan dipasangkan jika mereka tidak punya pasangan tetap di saat umur maksimal 25 tahun'
'Gila'
'hahahaha'
'Anjrit inget gw hahaha. Ga nyangka gw ada apa tuh nama badannya? asem gw lupa bahasanya'
'Gw juga lupa lay, tapi kalo di translasiin kurang lebih Badan Perjodohan?! hahaha'
'Tapi efeknya keliatan sih 95% rumah tangga yang dibentuk itu berhasil'
'Heh kok jadi ngomongin ini sih! Gw lagi ngomongin Yvette!'
'Ya elo yang mancing mancing gw!'
'Yah gataulah. Hmm gw tanya deh sama lo. Sikap Yvette ke lo gimana?'
'Akhir akhir ini sih jadi akrab sama gw Mur'
'Gak akhir akhir ini sih, sejak tim kita terbentuk dan gw keluar dari tim dia'
'Hati hati, ada kemungkinan dia memanfaatkanlo buat deketin gw'
'Ditambah dengan rumor aneh itu, yang mungkin buat bikin gw merhatiin dia'
'itu mah lo aja ngerasa kegantengan, alah drama lagi drama lagi, udah cukup berapa puluh cewek lo bikin patah hati Mur Hahaha'
'Asal tau aja ya, dari berpuluh cewe itu, mereka gak akan patah hati kalo lo gak ngasih gw ide gila. pokoke masalah dosa kita fifty-fifty'
Entah berapa lama Gw dan Timur ngobrol akhirnya kita sudah sampai di gedung kantor kita tercinta ini. Sehabis memakirkan mobil gw dan Timur langsung menuju 10 lantai diatas lantai kantor kami. Ting! suara lift berbunyi menandakan kami sudah sampai di lantai tujuan. Sekejap terangnya sinar lampu menyilaukan mata gw, membuat gw mengerinyitkan mata gw. Terlihatlah banyak sekali orang di ruangan ini, mata gw mulai memperhatikan dengan detail seisi ruangan ini, 50, gak, setidaknya ada kurang lebih 65 orang di ruangan ini. Benar kata Yvette yang bilang bahwa acara ini adalah non formal, terlihat dari banyak orang memakai pakaian kemeja santai dan celana panjang mereka.
Tapi bukan itulah yang gw cari disini, Gw dan Timur langsung mencari cari tempat dimana makanan ditaruh, ada meja panjang berisikan banyak makanan di ruang tengah, namun kita gak bisa bergerakn karena disana banyak orang, akhirnya kita menemukan salah satu stand makanan yang terletak di pojokan, yang dimana hanya terlihat satu dua orang yang berlalu lalang saja. Gw dan Timur pun tersenyum dan langsung menghampiri stand itu, langsung kami mengeluarkan tempat makan besar yang kami bawa dari rumah tadi dan membungkus semua makanan yang ada sampai tempat makan kami penuh.
'Wahahaha banyak makanan kita Di! bisa buat seminggu ini! ga! bisa lebih ini mah!'
'Ha mantap, Mur jangan lupa itu lobster nya'
'Iya iya pasti, tenang aja lay'
'Apakah gaji kalian gak cukup buat beli makanan?' tanya seseorang dari belakang
'Ini bukan masalah gaji... ini masalah prinsip' Ucap Timur masih mengambil lobster
'Jangan sia siakan makanan gratis, karena makanan, adalah kehidupan' lanjut Gw sambil mengingat apa yang diajarkan bokapnya Timur dulu. Lalu gw berpaling ke belakang untuk mencari sumber suara itu. Yvette berdiri dengan posisi kedua tangannya di pinggangnya sambil menggeleng gelengkan kepala ke arah gw dan Timur. Gw langsung melongo dan segera menyikut nyikut badan Timur dengan tangan kanan Gw. Timur yang menengok kebelakang dan melihat Yvette langsung menepuk pundak gw lalu memasukan kotak makanan dia ke tasnya dan cabut dari situasi gak enak ini meninggalkan gw sendirian.
'Ummm' bingung gw sambil melihat Yvette yang masih menaruh kedua tangan di pinggulnya
'Beri Gw 1 menit' ucap gw selanjutnya, sambil langsung memenuhkan kotak makan yang gw pegang sedari tadi sampai penuh lalu menutupnya. Tanpa pikir panjang gw langsung mau menyusul Timur yang sudah hilang entah kemana untuk menghindari berduaan dengan Yvette. Tapi entah kenapa Yvette lagi lagi berdiri tepat didepan jalur kabur gw. Dia lalu tersenyum, dan berbalik badan sambil menyuruh gw untuk mengikutinya dengan menggerakan jari telunjuk kanannya.
'Duduk Di' ucap Yvette duduk di sofa berwarna merah marun itu, tanpa ada pilihan lain, gw pun ikut duduk.
'Ummm. Ada apa ya Yve?' ucap gw canggung
'Dari sekian banyak kegiatan, kau lebih memilih untuk mengambil makanan? dan untuk di bawa pulang?'
'Ah. Umm. Ya.. Uhh seseorang harus melakukan sesuatu terhadap makanan makanan itu bukan?'
'Ughh kamu dan prioritasmu itu..'
'Kau mau ketengah untuk memperkenalkan diri ke tim yang lain?'
'Tidak terima kasih'
'Ha? kau tidak mau?! setidaknya kamu harus mengenalkan diri agar mereka mengenalmu'
'itu masalahnya, Gw gak mau dikenal. Merepotkan'
'Kamu.. kamu setidaknya mengenal mereka'
'Gw kenal mereka, Tim mereka, Divisi mereka, Project mereka..'
'Ahhh Gw ngantuk sekali..'
'Hm. Ya kau terlihat sangat capai sekali'
'Hahaha. Ahh. Yvette. Lebih baik kau ke pergi ke tempat teman temanmu. Biar Gw sendiri disini, nanti juga Gw akan ketiduran'
'Kenapa kau berpikir seperti itu?'
'Karena sedari tadi ada laki laki yang memandangi kita tepat di arah tenggaramu'
'Hm? Oh! Dia hahaha, ya, dia temanku'
'Haha. Teman. aaaaah Yvette Yvette haha kau menyiksa laki laki itu'
'Hah? kenapa?'
'Liat saja, dia dipenuhi ambisi untuk memilikimu, tapi kau hanya menganggapnya teman hahaha'
'Oh ya? bagaimana kamu bisa tahu kalau dia menyukaiku?'
'Sulit untuk tidak melihat orang asing yang tidak bekerja di lantai kita, tiba tiba rutin mengunjungi lantai kita'
'Tatapan matanya, cara dia melihatmu, cara dia melihatku...sangat gampang'
'Wah kau pandai ya membaca orang'
'Haha.. ahh kau tidak akan selamat hidup di Indonesia kalau kau tidak bisa membaca orang'
'Ohya? tapi sepertinya kau tidak bisa membaca aku'
'Hmm? apa maksudmu?'
'Jujur Di. Jika kau melihatku, tidak, di matamu, aku ini apa?'
'Bos. Mantan Bos. Atasan. Pekerja keras. kompetitif, dan... Ambisius'
'Pernah gak kamu berpikir kalau posisiku sekarang ini sama seperti laki laki yang kau bilang suka sama aku itu?'
'Maksudmu?'
'Kau tahu? Aku sadar kalau dulu aku meremehkan mu, memandang kamu dengan sebelah mata, aku tahu aku pemimpin yang tidak baik..'
'Aku minta maaf. sangat. sudah hampir tiga bulan sejak aku menjadi orang yang kamu bilang bos, bisakah kita menjadi teman sekarang?'
'Hm? bukankah kita sudah menjadi teman?'
'Haha. Adi kau tidak bisa membohongi ku. Tatapanmu itu masih sama saat pertama kali kita bertemu dulu'
'Kau menatap aku bukan sebagai teman, tapi sebagai orang yang harus kau turuti perintahnya'
'Yvette, Yvette, seperti yang Gw katakan, Gw tidak akan selamat kalau gw tidak bisa membaca orang..'
'Dan seperti yang gw sebutkan, kau adalah orang yang sangat kompetitif, dan ambisius'
'Itu hanya asumsi mu saja..'
'Yvette Alexandra. Seorang sarjana teknik ilmu material. Teratas dalam kelasnya. Lulus dengan predikat summa cum laude.'
'Mendapat undangan khusus ke perusahaan ini dan langsung menjadi Project manager.'
'Gagal dalam project pertama yang dipimpinnya dan melihat orang lain bekerja lebih baik dari dia untuk pertama kalinya'
'Yvette bertanya tanya apa yang salah dari dirinya. Tidak dapat jawaban yang dicarinya, dia lalu memutuskan untuk mendekati orang yang dia kira lebih baik dari dirinya itu.. lalu..-'
'Stop. Cukup'
'Yvette biar gw cerita ke lo. Gw perlu waktu 14 tahun untuk menguasai semua tentang mesin. Sedangkan kamu hanya butuh 4 tahun kuliah dan mendapatkan nilai sempurna.'
' Aku dulu hampir membahayakan nyawa ratusan orang karena mesin buatanku malfungsi dan kebakar. Sedangkan kamu bisa memastikan bahwa apa yang kamu buat pasti aman'
'Dan yang terakhir, gw bukanlah orang yang pintar, apalagi jenius seperti apa yang kau pikirkan. Gw tidak bisa memberikanmu apa apa'
'Kamu membacaku Di. Ha ha ha. Kenapa kamu bisa berpikir sejauh itu?'
'Untuk menghindari rasa kecewa suatu saat nanti'
'Hahaha. Jadi.. kamu mau jadi temanku?'
'Kau benar benar tidak menyerah ya?'
'Hahaha. Jadi...?'
'Gw ngantuk... banget'
'Terus kenapa kamu dateng kesini kalau kamu cape?'
'Kerana kau suruh................... Bos..'
PLAKK
junti27 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
