Part 20

Gue menahan sakitnya tangan gue yang patah dan Andi yang melihat kejadian itu langsung emosi. Dia berjalan lebih cepat kearah cewek yang nabrak gue tadi. Gue cuman bisa diem. Dan gak terlalu suka membawa urusan sepele seperti ini ke tingkatan yang lebih serius lagi.

Tapi Andi gak malah melakukan hal sebaliknya. Dia melabrak habis-habisan cewek yang nabrak gue tadi. Gue berjalan menghampiri Andi yang menjadi bahan tontonan siswa-siswi yang ada di depan gerbang sekolah. Dan ketika gue sampai di dekat mereka berdua, gadis itu langsung meminta maaf ke gue.


Gue pun berjalan bersama Andi menuju ke kelas dan meninggalkan gadis itu. Tetapi baru beberapa langkah, tangan kanan gue dipegang dan ditahan oleh gadis itu seakan ingin menghentikan lanngkah gue. Tangan yang lembut.



Tumben amat. Ada cewek yang mau kenalan sama gue. Biasanya gue dulu yang kenalan. Mimpi apa gue semalem?

Gue pun melanjutkan perjalanan menuju ke ruang kelas. Setelah sampai di dalem ruang kelas, gue langsung menuju tempat duduk favorit gue. Gue hanya duduk terdiam. Memikirkan perkataan Syafira. Apakah benar dia mencintai gue? kalau beneran cinta, kenapa harus ngilang?

Singkat cerita, pelajaran jam pertama hampir usai. Dan guru gue memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah dan harus dikumpulkan minggu depan. Dan tugasnya adalah tugas Matematika. Gue sudah beberapa minggu gak sekolah dan sekali sekolah langsung dapet tugas Matematika. Kalau gue tanya Andi tentang materi pelajaran juga kagak bakalan ngerti. Terus gue harus ngerjainnya dengan cara seperti apa?

Tanpa terasa, bel istirahat pun telah berbunyi. Gue memutuskan untuk keluar kelas hanya sekedar duduk di bangku depan kelas sambil melihat beberapa siswa bermain basket. Di tengah-tengah kesibukan gue, gue dikejutkan dengan dibahu sebelah kanan gue. Dan tepukan ini berbeda dari tepukan tangan Andi.

Gue hanya terdiam dan melanjutkan menonton para siswa bermain basket. Hah, setelah kecelakaan itu gue seakan lupa akan kehadiran Vinza. Dan gue nggak tahu harus mau gimana lagi. Gue hanya memikirkan Syafira. Tak ada seorang pun kecuali Syafira.
Tapi tiba-tiba…