- Beranda
- Stories from the Heart
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
...
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

Quote:
Spoiler for Rules:
Spoiler for F.A.Q:
Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
galonze.b.c.n.b
#1455
Part 61 Cemburu
Jam berdetak menunjukan puul 05.30 dan keadaan di Flat ini sepi sekali, intan yang tidak pulang malam ini serta mila yang sudah enggan tidur di Flat lagi membuat ruangan ini sepi sekali. Pagi ini gue berencana membelikan sesuatu untuk mila. Memang kita belum mempunyai status apa apa, tapi dengan barang yang gue beli ini, setidaknya itu menjadi modal utama keseriusan hubungan gue dengan dia.
Perkuliahan hari ini benar benar buat gue gak konsen dengan apa yang di ajarkan oleh dosen gue, bayangan tadi malam masih terngiang ngiang di kepala sehingga lamunan gue membuat otak ini menolak semua materi dari dosen. Dosen ini juga membosankan, dosen yang sedang duduk didepan dan membaca buku paket perkuliahan. Sungguh dosen ini seperti orang yang sedang mendongengkan cerita anak anak agar lekas tidur.
“Woi….” Ucap rio yang sedang nongkrong di taman kampus.
“Sini ngga…” ucapnya lagi.
“iya” jawab gue sambil menghampiri dia.
“Coy… bolos yu ah… males euy kuliah hari ini” ucap dia sambil berdiri meninggalkan taman.
“hhhhmmmmm makan dululah sebelum bolos, emang mau kemana kita?” jawab gue sambil meregangkan kedua tanga.
“gak usah kemana mana lah, stay di warung biasa aja. Gimana?” tanya rio.
“yo wis ayo.. udah laper juga gue” jawab gue sambil beranjak dari tempat duduk.
“bu… nasi goreng ayam lada hitam dua, jus jeruk satu, sama esteh manisnya satu, jangan lupa nasi gorengnya dibikin pedes buu” ucap rio ketika memasuki warung. Dan kamipun memilih tempat duduk didalam dengan alasan supaya tidak terlihat agnas.
“aduhhh cepetann bu, udah kelaperan nihhh” ucap gue ikut berbicara. Memang warung ini telah menjadi langganan kami, jadi sudah biasa kita berterian teriak di dalam warung.
“iya iya sabar to nak… kayak udah gak makan setahun aja, sebentar…” ucap si ibu berteriak didalem.
Saat sedang duduk menunggu makanan datang, rio berbisik ke arah gue “coy.. gue punya film bagus nih.. mau liat gak?”
“Film ape?” tanya gue.
“bentar, pake earphone dulu biar enjoy, sebelah sebelah aja pakenya, biar bisa sambil ngobrol berdua” ucap dia sambil memasang earphone-nya yang kiri ke telinga gue.
“Film apaan sih?” ucap gue makin penasaran.
Rio kemudian membuka film didalam smartphonenya dan saat film dimulai… Anyinggggggggggg I’ts Porn Film….. saat film ini mulai di putar gue langsung melihat ke arah kanan, kiri, depan, dan belakang memastikan keadaan ama dan terkendali. Karna di belakang ada tembok dan meja meja didepan sedang kosong karena ini jam kuliah maka gue putuskan untuk terus menonton film tersebut.
“Woi! Serius banget sih lo. Tenang… entar gue copy-in ke laptop si norman biar bisa nonton rame rame lu disana, hahaha” ucap rio yang seketika membuyarkan konsentrasi gue.
“loh… emang masih ad…..” ucap gue terpotong.
“ini nasi sama minumannya, ayo dimakan, tapi inget piring sama gelasnya jangan ikut di telan” ucap si ibu sambil meletakan makanan pesanan kita dimeja.
“ya elah bu… emang kita kuda lumping! pake makan piring sama gelas segala” ucap gue yang diikuti gelak tawa si ibu yang berjalan meninggalkan kami berdua.
“Eh tadi lu mau ngomong apa ngga?” tanya rio sambil menyantap makanannya.
“emang masih punya video lain selain yang tadi?” tanya gue balik.
“hahahahaha gue kira lu alergi sama Film bokep, secara anak pesantren gitu…” ucap rio dengan nada mengejek.
“aahhhhh sialan lu!”
“ya download lah ngga, elunya aja yang kuper jarang ngebokep, lu kalo buka situsnya tuh, segala yang lu pengen ada disitu” ucap rio.
“yang anak muda maen sama yang lebih tua ada?” tanya gue.
“huwahahahahahahaha anying fantasi lu edan banget ngga, MILF gitu ye? Hahhaah” ucap rio terbahak bahak.
“dah makan dulu…. Entar gue donlotin yang anak muda maen sama yang lebih tua, haahahahahah” ucap dia sambil terus tertawa.
Sambil gue lihat rio mengutak ngatik smartphonenya. Gue hanya fokus dengan makanan yang sedang gue santap, saat melihat ada sosis yang di potong dengan buletan kecil kecil gue menjadi teringat sesuatu…. Ahh iya cincin, hari ini gue berniat membelikan cincin untuk mila. Tapi gue gak tau juga gimana belinya, harus belinya dimana? Harganya berapa? Ah… beli hadian saja memusingkan.
“yo, cincin kayak gini beli dimana?” ucap gue sambil memberikan sekertas tabloid yang sudah gue sobek.
“Hhhhmmmm ini di toko emas juga banyak, tapi model kayak dini biasanya nyampe 6 gram lebih ngga, kalo harga sih kira kira… kalo di samain sama dolar hari ini yabisa nyampe 2 jutaan lebih ngga” ucap rio.
“Halah! Habis dong gajih gue bulan ini” ucap gue.
“hahaahaa lu mau beli buat siapa? Cewek lu? Intan apa mila?” ucap rio sambil tertawa.
“buat mila yo, gue pengen beliin dia cincin kayak di gambar ini” ucap gue.
“Owalaaaahhhhhhhh cieee udah jadian nih?”
“ya belum, Cuma seenggaknya cincin ini jadi jaminan bukti ke dia kalo gue serius sama dia” ucap gue.
“sippp gue dukung deh pokoknya” ucap dia sambil mengacungkan jempol.
Gue pun segera memacu motor pinjaman dari yohanes ke toko tempat penjualan emas yang rio sarankan, kurang lebih sekitar setengah jam barulah gue sampai di toko tersebut. Gue kasih lihat gambar cincin kepada penjaga toko. Perempuan penjaga toko langsung mencari barang yang gue pesan dan tidak berapa lama dia kembali dengan kedua tangannya membawa cincin yang gue pesan. Barang dengan stok terbatas tersebut di bandrol dengan harga 1.8 juta rupiah. Lumayan lah sisa 200 ribu buat jajan sebulan
, tak lupa cincin itu gue bungkus dengan wadah cincin yang tebuat dari kaca, terlihat indah dan cantik sekali cincin ini.
Setelah semua urusan di toko ini sudah selesai, bergegas gue langsung kembali ke flat, saat sore hari sampai di flat pintu kamar intan gue lihat sedang terbuka tanpa seorangpun diasana, setelah menyimpan cincin yang rencananya akan gue berikan minggu depan, gue simpan dulu dan bergegas ke dapur mencari makanan.
“hey dari mana?” ucap intan yang sedang didapur.
“dari kampus, intan bikin apa?”
“ini nih.. yang bisa dimasak aja di kulkas. Oh iya besok aku seminggu gak pulang kayaknya…” ucap intan.
“lah, mau kemana kamu?”
“ehhhhh ituuu mau kerumah temen…” ucap dia.
“terus kenapa mesti gak pulang?” tanya gue menyelidik.
“eh itu… mmhhh, temenku ngajak tidur dirumahnya diakan mau nikah bulan depan, jadi nanti kalo udah nikahikut suaminya keluar kota. jadi ya kapan kapan lagi nginep bareng dia, entarkan udah gak bisa kalo punya suami, boleh ya?” ucap dia.
“ya udah, kalo ada apa apa telfon aku” ucap gue.
“yeeee makasih” ucap dia sambil memeluk.
“iya iya, udah udah lepas, berat ah..,”
“hehe ya udah, aku beresin dulu masakannya nanti kita makan bareng” ucap intan yang gue balas dengan anggukan.
Seminggu kemudian gue berangkat ke rumah makan milik mila, sengaja gue datang tampa memberitahu dia sebelumnya karna ingin memberikan kejutan spesial untuknya hari ini. Saat dijalan bayang bayang sang bidadari itu tak pernah lepas dari ingatan dikepala, ingatan dimana saat gue memeluk mila, saat pandangan kita saling bertatap tatapan, saat melihat ekspresi wajahnya yang kadang tersenyum, cemberut, judes,jutek dan yang paling membuat gue kangen adalah sikap manja yang di miliki oleh wanita itu.
Gue datang ke café dia pukul 14.30 setelah jam makan siang supaca restorannya sudah sepi dari pekerja kantoran. Saat akan mengetuk pintu ruangannya terdengar sangat gaduh didalam, seperti ada dua orang yang sedang berbicara disana, mungkin mila sedang ngobrol dengan temannya saat itu, dan saat gue tanya ke pegawai lainnya pun mereka bilang bahwa mila sedang kedatangan tamu. Dengan penuh kebahagiaan dan senyuman di bibir gue langsung masuk keruangan dia tanpa mengetok pintu ruangannya. Dan….
“Anto mmmmmmhhhhh mmmmhhhhhhh” ucap mila dengan bibir yang tersumbat.
Sebuah pemandangan yang sangat sekali mengiris hati ini. dua orang manusia, tepat dihadapan pintu yang gue buka, seorang perempuan yang gue cintai dengan seorang laki laki entah siapa dia sedang berciuman. Mila bersandar dengan mata yang terpejam dan tangan kanan dia di tekan ke tembok oleh tangan kanan laki laki itu sedangkan tangan kiri mila memegang bahu kiri laki laki itu. Bagian dagu dia dipegang dan bereka berciuman dengan liarnya. Laki laki itu tidak mengetahui keberadaan gue dibelakangnya karena gue memang masih berdiam tanpa kata di belakang dia. Saat mila membuka matanya dan pandangan kami bertemu, dia nampak kaget melihat kedatangan gue yang tiba tiba.
Tangan kirinya melambai kearah gue, ahhhhhh…. tubuh ini serasa amblas kedalam tanah melihat semua yang sedang terjadi. Gue lihat mila mencoba mengatakan sesuatu namun dimata gue semua yang sedang dia lakukan dengan laki laki itu sudah menjelaskan semuanya.
“mmmmmmmmm….. mmmmmhhhhhh” hanya itu yang gue dengar dari mila karna mulutnya sedang dicium dengan ganasnya oleh laki laki yang ada dihadapannya.
Gue masih diam terpaku melihat kejadian itu. Badan yang mulai kaku dan tanpa gue sadari mata ini mulai berkaca kaca. Gue mencoba untuk tidak emosi saat itu karna memang kita tidak ada hubungan apa apa, hanya senyuman yang gue berikan kepada mila yang tangan kirinya masih menunjuk kearah gue. Dengan kepala tertunduk dan masih mencoba tersenyum gue meninggalkan mereka berdua yang sedang memandikan asmara. Gue berjalan dengan langkah gontai dan pandangan kedepan, air mata ini mengalir dengan sendirinya di pipi ini. Bibir ini mulai layu dari senyuman yang biasanya terlukis. pertanyaan dari para pegawai restoran pun gue hiraukan dan tetap melangkah keluar untuk segera pergi dari tempat ini.
Seakan tak ingin lama di tempat ini, kaki ini dengan sendirinya mulai berlari, tak ada tempat lain untuk menyalurkan kekesalan ini kecuali pulang langsung ke Flat. Gue mencoba langsung menstarter motor dan langsung pergi tanpa menghiraukan teriakan wanita di belakang gue… ah… betapa sakitnya hati ini… saat dua kali hati ini dihianati oleh wanita yang sudah mulai gue sayangi.
Perkuliahan hari ini benar benar buat gue gak konsen dengan apa yang di ajarkan oleh dosen gue, bayangan tadi malam masih terngiang ngiang di kepala sehingga lamunan gue membuat otak ini menolak semua materi dari dosen. Dosen ini juga membosankan, dosen yang sedang duduk didepan dan membaca buku paket perkuliahan. Sungguh dosen ini seperti orang yang sedang mendongengkan cerita anak anak agar lekas tidur.
“Woi….” Ucap rio yang sedang nongkrong di taman kampus.
“Sini ngga…” ucapnya lagi.
“iya” jawab gue sambil menghampiri dia.
“Coy… bolos yu ah… males euy kuliah hari ini” ucap dia sambil berdiri meninggalkan taman.
“hhhhmmmmm makan dululah sebelum bolos, emang mau kemana kita?” jawab gue sambil meregangkan kedua tanga.
“gak usah kemana mana lah, stay di warung biasa aja. Gimana?” tanya rio.
“yo wis ayo.. udah laper juga gue” jawab gue sambil beranjak dari tempat duduk.
“bu… nasi goreng ayam lada hitam dua, jus jeruk satu, sama esteh manisnya satu, jangan lupa nasi gorengnya dibikin pedes buu” ucap rio ketika memasuki warung. Dan kamipun memilih tempat duduk didalam dengan alasan supaya tidak terlihat agnas.
“aduhhh cepetann bu, udah kelaperan nihhh” ucap gue ikut berbicara. Memang warung ini telah menjadi langganan kami, jadi sudah biasa kita berterian teriak di dalam warung.
“iya iya sabar to nak… kayak udah gak makan setahun aja, sebentar…” ucap si ibu berteriak didalem.
Saat sedang duduk menunggu makanan datang, rio berbisik ke arah gue “coy.. gue punya film bagus nih.. mau liat gak?”
“Film ape?” tanya gue.
“bentar, pake earphone dulu biar enjoy, sebelah sebelah aja pakenya, biar bisa sambil ngobrol berdua” ucap dia sambil memasang earphone-nya yang kiri ke telinga gue.
“Film apaan sih?” ucap gue makin penasaran.
Rio kemudian membuka film didalam smartphonenya dan saat film dimulai… Anyinggggggggggg I’ts Porn Film….. saat film ini mulai di putar gue langsung melihat ke arah kanan, kiri, depan, dan belakang memastikan keadaan ama dan terkendali. Karna di belakang ada tembok dan meja meja didepan sedang kosong karena ini jam kuliah maka gue putuskan untuk terus menonton film tersebut.
“Woi! Serius banget sih lo. Tenang… entar gue copy-in ke laptop si norman biar bisa nonton rame rame lu disana, hahaha” ucap rio yang seketika membuyarkan konsentrasi gue.
“loh… emang masih ad…..” ucap gue terpotong.
“ini nasi sama minumannya, ayo dimakan, tapi inget piring sama gelasnya jangan ikut di telan” ucap si ibu sambil meletakan makanan pesanan kita dimeja.
“ya elah bu… emang kita kuda lumping! pake makan piring sama gelas segala” ucap gue yang diikuti gelak tawa si ibu yang berjalan meninggalkan kami berdua.
“Eh tadi lu mau ngomong apa ngga?” tanya rio sambil menyantap makanannya.
“emang masih punya video lain selain yang tadi?” tanya gue balik.
“hahahahaha gue kira lu alergi sama Film bokep, secara anak pesantren gitu…” ucap rio dengan nada mengejek.
“aahhhhh sialan lu!”
“ya download lah ngga, elunya aja yang kuper jarang ngebokep, lu kalo buka situsnya tuh, segala yang lu pengen ada disitu” ucap rio.
“yang anak muda maen sama yang lebih tua ada?” tanya gue.
“huwahahahahahahaha anying fantasi lu edan banget ngga, MILF gitu ye? Hahhaah” ucap rio terbahak bahak.
“dah makan dulu…. Entar gue donlotin yang anak muda maen sama yang lebih tua, haahahahahah” ucap dia sambil terus tertawa.
Sambil gue lihat rio mengutak ngatik smartphonenya. Gue hanya fokus dengan makanan yang sedang gue santap, saat melihat ada sosis yang di potong dengan buletan kecil kecil gue menjadi teringat sesuatu…. Ahh iya cincin, hari ini gue berniat membelikan cincin untuk mila. Tapi gue gak tau juga gimana belinya, harus belinya dimana? Harganya berapa? Ah… beli hadian saja memusingkan.
“yo, cincin kayak gini beli dimana?” ucap gue sambil memberikan sekertas tabloid yang sudah gue sobek.
“Hhhhmmmm ini di toko emas juga banyak, tapi model kayak dini biasanya nyampe 6 gram lebih ngga, kalo harga sih kira kira… kalo di samain sama dolar hari ini yabisa nyampe 2 jutaan lebih ngga” ucap rio.
“Halah! Habis dong gajih gue bulan ini” ucap gue.
“hahaahaa lu mau beli buat siapa? Cewek lu? Intan apa mila?” ucap rio sambil tertawa.
“buat mila yo, gue pengen beliin dia cincin kayak di gambar ini” ucap gue.
“Owalaaaahhhhhhhh cieee udah jadian nih?”
“ya belum, Cuma seenggaknya cincin ini jadi jaminan bukti ke dia kalo gue serius sama dia” ucap gue.
“sippp gue dukung deh pokoknya” ucap dia sambil mengacungkan jempol.
Gue pun segera memacu motor pinjaman dari yohanes ke toko tempat penjualan emas yang rio sarankan, kurang lebih sekitar setengah jam barulah gue sampai di toko tersebut. Gue kasih lihat gambar cincin kepada penjaga toko. Perempuan penjaga toko langsung mencari barang yang gue pesan dan tidak berapa lama dia kembali dengan kedua tangannya membawa cincin yang gue pesan. Barang dengan stok terbatas tersebut di bandrol dengan harga 1.8 juta rupiah. Lumayan lah sisa 200 ribu buat jajan sebulan
, tak lupa cincin itu gue bungkus dengan wadah cincin yang tebuat dari kaca, terlihat indah dan cantik sekali cincin ini.Setelah semua urusan di toko ini sudah selesai, bergegas gue langsung kembali ke flat, saat sore hari sampai di flat pintu kamar intan gue lihat sedang terbuka tanpa seorangpun diasana, setelah menyimpan cincin yang rencananya akan gue berikan minggu depan, gue simpan dulu dan bergegas ke dapur mencari makanan.
“hey dari mana?” ucap intan yang sedang didapur.
“dari kampus, intan bikin apa?”
“ini nih.. yang bisa dimasak aja di kulkas. Oh iya besok aku seminggu gak pulang kayaknya…” ucap intan.
“lah, mau kemana kamu?”
“ehhhhh ituuu mau kerumah temen…” ucap dia.
“terus kenapa mesti gak pulang?” tanya gue menyelidik.
“eh itu… mmhhh, temenku ngajak tidur dirumahnya diakan mau nikah bulan depan, jadi nanti kalo udah nikahikut suaminya keluar kota. jadi ya kapan kapan lagi nginep bareng dia, entarkan udah gak bisa kalo punya suami, boleh ya?” ucap dia.
“ya udah, kalo ada apa apa telfon aku” ucap gue.
“yeeee makasih” ucap dia sambil memeluk.
“iya iya, udah udah lepas, berat ah..,”
“hehe ya udah, aku beresin dulu masakannya nanti kita makan bareng” ucap intan yang gue balas dengan anggukan.
Seminggu kemudian gue berangkat ke rumah makan milik mila, sengaja gue datang tampa memberitahu dia sebelumnya karna ingin memberikan kejutan spesial untuknya hari ini. Saat dijalan bayang bayang sang bidadari itu tak pernah lepas dari ingatan dikepala, ingatan dimana saat gue memeluk mila, saat pandangan kita saling bertatap tatapan, saat melihat ekspresi wajahnya yang kadang tersenyum, cemberut, judes,jutek dan yang paling membuat gue kangen adalah sikap manja yang di miliki oleh wanita itu.
Gue datang ke café dia pukul 14.30 setelah jam makan siang supaca restorannya sudah sepi dari pekerja kantoran. Saat akan mengetuk pintu ruangannya terdengar sangat gaduh didalam, seperti ada dua orang yang sedang berbicara disana, mungkin mila sedang ngobrol dengan temannya saat itu, dan saat gue tanya ke pegawai lainnya pun mereka bilang bahwa mila sedang kedatangan tamu. Dengan penuh kebahagiaan dan senyuman di bibir gue langsung masuk keruangan dia tanpa mengetok pintu ruangannya. Dan….
“Anto mmmmmmhhhhh mmmmhhhhhhh” ucap mila dengan bibir yang tersumbat.
Sebuah pemandangan yang sangat sekali mengiris hati ini. dua orang manusia, tepat dihadapan pintu yang gue buka, seorang perempuan yang gue cintai dengan seorang laki laki entah siapa dia sedang berciuman. Mila bersandar dengan mata yang terpejam dan tangan kanan dia di tekan ke tembok oleh tangan kanan laki laki itu sedangkan tangan kiri mila memegang bahu kiri laki laki itu. Bagian dagu dia dipegang dan bereka berciuman dengan liarnya. Laki laki itu tidak mengetahui keberadaan gue dibelakangnya karena gue memang masih berdiam tanpa kata di belakang dia. Saat mila membuka matanya dan pandangan kami bertemu, dia nampak kaget melihat kedatangan gue yang tiba tiba.
Tangan kirinya melambai kearah gue, ahhhhhh…. tubuh ini serasa amblas kedalam tanah melihat semua yang sedang terjadi. Gue lihat mila mencoba mengatakan sesuatu namun dimata gue semua yang sedang dia lakukan dengan laki laki itu sudah menjelaskan semuanya.
“mmmmmmmmm….. mmmmmhhhhhh” hanya itu yang gue dengar dari mila karna mulutnya sedang dicium dengan ganasnya oleh laki laki yang ada dihadapannya.
Gue masih diam terpaku melihat kejadian itu. Badan yang mulai kaku dan tanpa gue sadari mata ini mulai berkaca kaca. Gue mencoba untuk tidak emosi saat itu karna memang kita tidak ada hubungan apa apa, hanya senyuman yang gue berikan kepada mila yang tangan kirinya masih menunjuk kearah gue. Dengan kepala tertunduk dan masih mencoba tersenyum gue meninggalkan mereka berdua yang sedang memandikan asmara. Gue berjalan dengan langkah gontai dan pandangan kedepan, air mata ini mengalir dengan sendirinya di pipi ini. Bibir ini mulai layu dari senyuman yang biasanya terlukis. pertanyaan dari para pegawai restoran pun gue hiraukan dan tetap melangkah keluar untuk segera pergi dari tempat ini.
Seakan tak ingin lama di tempat ini, kaki ini dengan sendirinya mulai berlari, tak ada tempat lain untuk menyalurkan kekesalan ini kecuali pulang langsung ke Flat. Gue mencoba langsung menstarter motor dan langsung pergi tanpa menghiraukan teriakan wanita di belakang gue… ah… betapa sakitnya hati ini… saat dua kali hati ini dihianati oleh wanita yang sudah mulai gue sayangi.
oktavp dan 3 lainnya memberi reputasi
4
