Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#449
PART 39

Beberapa jam yang lalu Inah telepon kalo dia kangen, dan dia juga bertanya, “Kakak kapan balik?” Gue jawab, “Wah sorry sist, nggak ada pikiran buat balik, hidup gue sempurna disini.” Dan respon dia, “Liburan besok Inah kesana kalo gitu.” YEEAAH! Si tuyul mau kesini! Yeaaah! Mampus gue!

Dalam beberapa minggu Inah bakalan dateng, dan nggak mungkin dia disini cuma sehari atau dua hari, gue harus memuaskan diri dengan segala hiburan sebelum dia datang. Jadi ketika dia disini gue bisa tahan di kos karena sebelumnya gue sudah menghabiskan uang bersenang-senang duluan. So, gue nggak perlu nemenin Inah jalan-jalan! What a nice idea you got there Dawi!

Bentigo adalah orang yang tepat, yang mengetahui segala sesuatu tentang hiburan di Jogja. Dialah yang membuat dunia gue lebih berarti, dialah yang membuat hidup gue lebih berwarna, dialah Bentigo.Gue harus segera memberitahu Bentigo tentang kepenatan gue ini.

“Beb, lo dimana?”
“Lagi di rumah, kenapa sih?”
“Gue lagi bosen nih.”
“Yaudah kesini aja, billiard kita.”

Bentigo adalah anak semata wayang seorang pengusaha batu bara. Bokapnya seorang duda, nggak beda jauh dengan anaknya. Bentigo seorang duda? Bukan, bukan itu maksud gue. Keduanya sama-sama tidak ingin terikat dengan status hubungan. Yang ada dipikiran keduanya hanyalah bersenang-senang dengan harta yang mereka miliki. Maka yang ada dipikiran Bentigo enggak jauh Dari seputar selangkangan. Dan dia memilih gue sebagai partnernya. Sekali lagi gue tegaskan gue bukan homo. Partner disini adalah gue diminta sebagai penasehat tentang memilih teman tidur untuk dia. Bagaimana dengan gue? Alfredo masih suci. Gue nggak ada niatan buat mencari teman tidur seperti Bentigo, tepatnya setelah gue melihat isi dompet gue.

Sejak gue dekat dengan Bentigo, gue jadi sering diajakin main billiard. Dan tentunya semenjak sering bermain billiard gue jadi sedikit lumayan hampir mendekati kata jago. Oke, gue masih payah dalam permainan billiard, yang penting gue masih bisa memasukan sebuah ball, meski itu cue ball.

Di halaman rumah Bentigo, gue melihat ada dua buah mobil yang gue kenal pemiliknya, Mobil milik Grace dan mobil milik Pepy teman kampus gue. Sedang apa mereka disini? Mana gue tau, belum juga gue masuk.

“Daaaawwiiiiii….!” teriak seorang cewek.
“Eh, hai … Putri.” Gue lupa nama cewek itu.
“Nama gue Dita, bukan Putri.” Dia membuka bagasi mobil Pepy, “Bantuin bawain coolernya Wi.”

Gue pun menyanggupi dan membawakan kotak pendingin minuman yang ada di dalam bagasi mobil Pepy. Di dalam rumah gue nggak menemukan Bentigo, kata cewek-cewek, ‘Dawi…! Nyari homo-an nya yah? Lagi keluar tuh tadi. Kalo si Galer lagi di gazebo.’

Bangke emang ini yang punya rumah. Rame sih rame tapi enggak ada tuan rumahnya. Orang keluar masuk tanpa pamit, udah kayak kucing cari makanan. Enggak, malahan lebih bagusan kucing, kadang mereka meong dulu baru masuk, lhah ini enggak.

Gue disuruh ke rumah tapi dianya nggak ada. Sebenernya gue udah males, cuma sayang juga gue jauh-jauh kesini langsung pulang. Daripada gue balik mendingan gue ikutan sama si Galer. Di gazebo gue bertemu dengan seorang cowok yang rambutnya berponi lempar seperti Dika kangen. Dialah Pepy a.k.a Galer.

“Ngapain lo disini sendiri?” sapa gue.
Dia bangkit dari tidurnya, “Nggak ngapa-ngapain.”
Gue tiduran disebelah Pepy, “Lo minum nggak sih Pep?”
“Eh, minum?! Maksudmu alkohol?”
“Iyalah, masa jamu.”
“Anti kalo sama yang begituan,” jawabnya. “Kamu Wi?”
“Paling mentok juga bir, hahaha.”
“Serius? Sedeket itu sama Benti tapi cuma minum bir?”
“Ssssstt, orang-orang taunya gue doyan party, padahal sih enggak," kata gue pelan. "Lhah, lo sendiri sama Ben juga deket gitu padahal enggak minum."
"Kita dulu pernah satu sekolah, jadi wajarlah kalo lebih akrab dari yang lain."

Gue dan Pepy mengobrol banyak. Mulai dari gimana bisa dekat dengan Bentigo yang terkenal pilih-pilih teman, cerita keseharian kuliah, pengalaman Pepy pacaran sampe empat tahun dan pengalaman gue jomblo tujuhbelas tahun.

“Ebuseett! Serius jomblo tujuhbelas tahun?!”
“Jangan dibahas! Jangan dibahas!”

Jujur, gue ngerasa cocok dengan Pepy. Gue tertarik dengan kehidupan dia. Gue deketin dia, modusin dia, pegang-pegang dia terus gue tubruk dia, hingga suatu ketika dia bilang, “Jangan Wi, gue laki.”

Gue bercanda. Gue nggak sebejat itu sampe tertarik dengan lubang pantat temen gue sendiri. Kita mengobrol di gazebo sampe Bentigo dateng.

“Bubaarr bubaaaarrrr!” ucap gue ketika Bentigo datang.
Bentigo menarik jaket gue, “Hahaha, nggak usah marah gitulah.”
“Bodo! Nyuruh ke rumah tapi malah pergi.”

Karena bingung mau ngapain, akhirnya kita bertiga pergi keluar bersama Grace dan teman-temannya ke tempat billiard.

Bentigo adalah teman gue pertama di kampus, dan Pepy adalah orang yang kita putuskan menjadi orang ketiga dalam hubungan persahabatan kita. Masalah Pepy punya sebutan si Galer atau Galer guy, itu karena dia sering galer tanpa melihat situasi dan kondisi. Bagaimana dengan Grace? Dia adalah adik sepupu dari Bentigo, itulah kenapa Bentigo sering terlihat bersama dengan Grace.

Awalnya gue rada canggung kalo main bareng Benti pasti ada ceweknya, tapi lama-kelamaan akhirnya gue bisa berteman lumayan dekat dengan Grace dan teman-temannya.
Diubah oleh dasadharma10 22-08-2016 21:17
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.