- Beranda
- Stories from the Heart
[Completed] Hey Fanny
...
TS
monica.ocha
[Completed] Hey Fanny
Quote:
![[Completed] Hey Fanny](https://s.kaskus.id/images/2016/03/05/8417038_20160305062914.jpg)
Quote:
![[Completed] Hey Fanny](https://s.kaskus.id/images/2016/01/25/8417038_20160125102311.png)
Mohon kebijakannya karena cerita ini mengandung bahasa dan adegan yang tidak patut ditiru.
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh monica.ocha 05-03-2016 06:30
efti108 dan 25 lainnya memberi reputasi
22
172.4K
520
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
monica.ocha
#300
PAGE 23
Fanny's POV
Finally i got here. Setelah 15 jam mengudara, akhirnya aku telah tiba di salah satu kota paling romantis di dunia, paris. Tak lupa ku kabari ayah agar segera menjemputku di bandara. Sambil duduk dan mendengarkan musik dari earphoneku, ku kirimi pesan singkat kepada raya, pesan yang pastinya sudah raya nanti-nantikan. Tak butuh waktu lama pesan itu sampai ke raya dan dia membalas.
Quote:
Jariku masih belum bergerak dari layar. Kuangkat pandanganku lurus kedepan, mencoba berpikir apa yang robby pikirkan dan lakukan sekarang. Aku sungguh khawatir. Aku sadar kalau robby belum menyerah, dia belum menyerah dengan semua ini, buktinya dia masih berusaha mencari apa yang seharusnya dia ketahui. Kuambil kata mata hitam yang selalu aku bawa di dalam koper. Aku tak ingin jika nantinya orang melihat kalau aku sedang sedih.
Tak lama masuk pesan dari ayah. Ayah sudah menunggu di depan...
Aku sibuk mencari dimana ayah berada. Terus aku menggelengkan kepala kesana-kemari. Lalu sebuah mobil berwarna hitam mengkilat itu datang perlahan mendekatiku, kaca samping terbuka pelan "Udah lama nunggunya? maaf papa telat" Aku tersenyum bahagia melihat ayah yang begitu sehat, walaupun rambutnya perlahan sudah mulai beruban.
***
Aku terbaring letih di atas tempat tidur sambil mendengarkan lagu yang kuanggap bisa memulihkan emosionalku. Ku ubah posisiku menyamping, tersenyum kecil melihat foto-foto yang ditempel adikku menyerupai bentuk hati. Masih bisa kuingat momen-momen di balik foto itu, foto terakhirku di bali bersama keluarga kecilku ini. Tak kusangka adikku sempat untuk mencetak dan menempelkan foto-foto ini, dia pasti sangat rindu padaku.
Dari tadi sudah aku tunggu dia pulang dari rutinitas balletnya dan dengan sengaja aku berbaring di kamarnya, ingin membuat kejutan kecil untuknya.
Kudengar suara pintu depan terbuka, aku sudah yakin jika itu adalah violet, adik perempuanku. Kudengar ia berbicara kepada ayah menggunakan bahasa prancis yang bahkan tidak bisa ku mengerti, suaranya samar-samar aku dengar dari dalam kamar. Aku melompar dari tempat tidur, bersembunyi di balik pintu. Sudah tiga-menit aku menunggunya di balik pintu, menunggunya untuk membuka kamar, tapi dia tak kunjung datang.
Setelah hampir hilang keyakinan, pintu terbuka. Bisa ku lihat violet hanya berdiri di depan pintu sambil melihat koper berwarna hitam itu berada di atas kasurnya. Tangannya masih belum melepaskan ganggang pintu. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengejutkannya. "Moooomm...."Violet berteriak, matanya belum beranjak dari kasur, dia tidak begitu yakin dengan koper itu. Kusentuh pelan bahu kanannya, membuat dia langsung berbalik dan terkejut, spontan dia memelukku.
Violet yang dulu tingginya hanya sepinggangku, kini tingginya sudah hampir sama dengan tinggiku. Hidung mancung dan mata birunya selalu membuat aku iri, gen ibu terlalu berpihak kepada violet. Bertahun-tahun kami belum bertemu, dari aku berkelana ke bandung untuk melanjutkan kuliah hingga aku selesai kuliah dan mendapatkan gelar sarjana. kulihat violet yang sekarang sudah besar, dia sekarang berumur 17 tahun.
"You still speak bahasa, huh?" Godaku sambil membuka pelukan, menyapu air matanya yang berserakan
Dia mengangguk pelan, kedua ujung bibirnya terangkat
"Udah dong jangan nangis, kakak belum mandi lho"
Violet kembali memelukku, seolah dia masih tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya "Gak pernah nyangka bisa ketemu kakak lagi" Akhirnya violet berbicara dengan suara isak tangisnya
"Eh enak aja, emang kakak kemana, parah bgt" Protesku sambil mencubit kecil pipinya "kamu cantik bgt sekarang, udah bisa kalahin kakak ya? ini ngapain pake eye-liner segala? Ih" Godaku membuat dia tersenyum
Violet yang dulunya suka bermain di tepian pantai bersama teman-temannya, yang dulunya sering aku marahi karena dia terlalu sering bermain panas, kini kulitnya menjadi lebih putih dariku dan wajahnya sangat cantik dan manis, membuat aku kadang masih tidak percaya kalau dia violet. Rambutnya yang dulu berwarna hitam kini sudah berubah menjadi pirang, rambut itu tergurai kebelakang dengan sangat indah, membuat aku iri.
"Udahkan sedih-sedihnya? ayo makan kebawah" Ujar ayah yang melihat kami sedang duduk di lantai
"Ayo kak" Ajak violet sambil berdiri menarik tanganku, suaranya masih agak serak karena tangisan tadi
sambil berjalan, Violet masih enggan untuk melepaskan lilitan tangannya dari pinggangku. Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan adikku yang manja ini.
"Someone just cried like a baby" Ejek ibu yang tengah mempersiapkan makanan
Violet tersenyum malu
"Yaudah dong, gimana kakak mau duduk" Gumamku kepada violet yang masih erat memelukku
***
kuhabiskan malam ini dengan menatapi gelapnya langit. Secangkir coffe panas masih belum habis hingga menjadi dingin. Aku menatap kosong ke langit, berpikir tentang robby yang berada jauh disana. Ku tekuk kedua kakiku di depan dada, membuat angin malam terasa lebih hangat dalam balutan jaket robby yang belum aku kembalikan. Bau jaket ini bahkan belum berubah meski sudah aku gunakan berkali-kali, tidak ingin aku memcucinya.
Rob, i wish you were here with me...
Di tengah sunyinya malam, aku masih enggan untuk beranjak dari atap apartmen ini. Suara mobil dan motor yang masih berkeliaran membuat aku tetap terjaga. Aku senang bisa berada kembali di dekat keluargaku, membuat semuanya terasa sangat nyaman dan indah. Tapi aku baru saja membuat perasaan seseorang terluka di ujung sana, kuharap karma tidak berujung tombak ke padaku. Setiap kali aku mengingat robby, perlahan nafasku menjadi sesak dan kantung mata ini berasa ber-air, begitupula ketika aku berusaha untuk melupakannya. jantungku berdegup kencang hanya karena teringat wajahnya atau namanya.
Disaat sedih seperti ini, taylor swift adalah obatku. Setiap lirik lagunya membuat aku merasakan sesuatu menjadi lebih peka. Sebelum aku masuk ke dalam dan mengakhiri malam ini, aku menarik nafas panjang "Ucapkan selamat malam untuknya"bisikku kepada langit, seolah pesanku akan mengalir terbawa awan.
< TO THE PREVIOUS PAGE
Diubah oleh monica.ocha 17-02-2016 01:37
g.gowang. dan 2 lainnya memberi reputasi
3
how was everything?
kemarin gw udah ceritain semuanya ke robby, semuanya. Gw kasihan sama dia