Kaskus

Story

monica.ochaAvatar border
TS
monica.ocha
[Completed] Hey Fanny
Quote:


[Completed] Hey Fanny


Quote:



[Completed] Hey Fanny

Mohon kebijakannya karena cerita ini mengandung bahasa dan adegan yang tidak patut ditiru.




Quote:


Quote:


Quote:

Diubah oleh monica.ocha 05-03-2016 06:30
kekesedAvatar border
g.gowang.Avatar border
efti108Avatar border
efti108 dan 25 lainnya memberi reputasi
22
172.3K
520
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
monica.ochaAvatar border
TS
monica.ocha
#294

PAGE 22





Kepalaku tersandar di kemudi mobil, kurasakan tekanan keras di kening. Seseorang yang baru saja mengakui bahwa dia juga sayang kepadaku kini telah terbang, terbang entah kemana dengan meninggalkan sejuta pertanyaan yang berputar-putar di dalam kepalaku.

Perlahan aku bangkit dari rasa penyesalan dan mulai menyatu dengan padatnya kota jakarta. Ku keraskan suara radio, tak ingin ku mendengar keributan luar sana. Kemudian aku sadar akan sesuatu, raya adalah kunci dari semua ini. Kulihat sebuah warung sate yang masih padat dengan pembelinya, membuat aku berpikir dua kali untuk berhenti, tapi aku terlalu malas untuk mencari warung lainnya, aku pasrah dan memarkirkan mobil ini.

Aku tidak tahu apakah raya suka sate atau tidak, tapi setidaknya ada yang kubawa kesana, membuat semua teka-teki ini bisa terbongkar.

Awalnya aku sempat ditahan oleh penjaga kost, dia berasumsi kalau aku adalah pacar raya. Aku mencoba meyakini kepada bapak itu kalau aku saudaranya dan berniat membawakan makanan yang raya pesan, kubilang jika raya sedang sakit. Bapak itu masih agak ragu untuk mempersilahkan aku datang ke kamar raya yang sudah bisa kulihat jelas dengan mata, kamar itu berada tak jauh dari tempat aku berdiri. Tak ingin bertele-tele, ku janjikan kalau aku paling lama hanya 10 menit dan kemudian bapak itu bisa mengusirku.

Setelah apa yang baru aku alami, tak ada wajah bermain-main dan bahkan senyumpun sulit terbentuk.

Kupandangi bapak tadi yang masih melihatku dari kejauhan, tangannya sibuk mengelus kumisnya “Raya?”ku ketok pelan pintu kamar raya

Setelah mendengar sesuatu di dalam, aku berhenti mengetuk.

Pintu terbuka, wanita yang tingginya hanya sebahu ini menatap heran “Robby? Loh?” Raya mengalihkan pandangannya ke arah bapak penjaga kost yang tidak bosan memainkan kumisnya

Ku angkat satu kantong plastik sate yang cukup besar untuk menghalangi wajahku dari bapak kost yang dengan kokohnya masih berdiri disana “biarin gw masuk, please...”

“yaudah ayo..”

Ku minta raya agar tidak menutup pintu kamar, membuat agar semua tampak tidak ada yang salah di mata bapak yang menyeramkan itu.

“Gw mau tanya soal fanny, gw harap lo bisa bantu gw” Kuletakkan kantong plastik berwarna hitam itu di atas meja

Raya menyapu keningnya sambil mengangguk kecil

“Lo kayak sama orang lain aja” Kedua ujung bibirku terangkat “Lo laper gak? Gw bawa sate, suka ‘kan?”


Raya tertawa pelan, sekarang dia sudah tau alasan kenapa aku kesini. Dia mulai bangkit dari duduknya, berjalan ke dapur untuk mengambil piring.

“Lo sendiri aja ray?” Suaraku memecahkan keheningan, mataku sibuk menyapu kamar yang tertata rapi ini, tidak seperti kamarku

“Engga, ‘kan ada lo” Raya berjalan mendekat, meletakkan dua buah piring di atas meja

“Enggak, gw gak laper, ini buat lo semua kok”

“Yaudah, tau aja kalau gw suka laper tengah malem”

Raya mulai menikmati satenya sambil duduk di atas sofa tunggal dengan menyilangkan kakinya di atas sofa.

“Sebenarnya apa sih yang lo tau tentang fanny?”

“apa yang gw tau? Semuanya. Semua yang dia tau, gw juga tau” Balas raya yang sedang mengunyah pelan

“Maksud gw, yang masih ada hubungannya dengan gw”

Ahhkkkk.... Raya tersedak, Bergegas dia berlari ke dapur “lo kenapa ray?” Kulihat raya dengan panik, dia tengah menegak minumnya

“Pedes” Singkat balasnya lalu melanjutkan tegukan


Aku kembali duduk, raya akhirnya datang kembali dengan membawa segelas minuman, tak ingin dia kembali tersedak “Kalau mau apa-apa ambil di belakang, kulkas gw penuh minuman” Seraya wanita ini kembali duduk di sofa tunggal

“Iya... Ray, ada gak yang lo tau tentang fanny? Yang ada sangkutpaut sama gw?”

“Dia sempet nungguin lo buat ngehubungin dia via omegle, lo gak timbul-timbul”

“For real? Gw udah nungguin dia tujuh-hari-tujuh-malam di omegle. I found nothing!”

“Lah, gimana ceritanya? Dia juga bilang gitu, dia udah nungguin lo, tapi lo ga timbul”

“kok bisa? Apa gw masuk ke situs yang salah ya?”

“emang lo masuk situs apa?”

“Omegle, omegle.com”

“Terus kok bisa salah? Pikirin lagi deh”

Bahkan untuk memecahkan masalah dari masalah, aku harus memikirkan sebuah kesalahan. Awalnya aku yakin kalau semua yang telah aku masukkan di omegle itu benar, tapi saat aku melihat sebuah foto yang terbingkai kecil di dekat meja kecil, aku berpikir kembali.

Aku berdiri dan mulai berjalan ke arah meja komputer. Foto itu adalah foto raya dan fanny, foto dimana mereka tampak sangat bahagia dan tertawa. Sebagai orang yang tentunya pernah bermain di dunia photography, aku bisa menyimpulkan kalau tawa itu bukan tawa buatan, tawa itu sungguh murni, membuat foto itu terlalu berharga untuk di lihat. Kuangkat foto itu sambil tersenyum, mencoba melihat sebuah nama yang tertera di bawahnya, Fanny...

“Ahhhhhhh... tai”

“Kenapa lo?”

“jadi nama fanny pake y dan double n?”

“astaga robby, jadi... ahhh! Dasar idiot!”

Aku mendengar jelas jika raya mengejekku, tapi aku tidak terlalu perduli. Aku hanya menyesalkan betapa bodohnya aku. Kubanting diriku ke atas sofa empuk ini dan kusandarkan diriku dengan penuh emosional

“Rob, ga maksud nambah penyesalan ya, tapi fanny sukak sama lo”

Aku tersenyum mendapati raya berkata seperti itu, membuat aku tambah menyesali kebodohanku

“Dan lo tau apa yang bikin raya jadi ilfil sama lo?” Wajah raya semakin serius, aku menggelengkan kepalaku “pacar baru lo, tiwi. Cewek yang pernah lo bawa ke bioskop. Dika sms gw dan fanny juga baca sms itu” belum selesai dengan semuanya, raya kembali angkat bicara “Dia bakalan mau nemuin lo di malam itu, yaaa.... meskipun lo ga bisa hubungin dia, dia tetep mau nemuin lo. Tapi sms itu ngubah semuanya. Dan... dan lo tau apalagi, dia pindah ke jakarta hanya buat pkdt sama lo, gila ‘kan ada cewek kayak gitu”

Pelan terasa seperti sebuah peluru dengan cepat tembus menusuk kepalaku. Kepala yang ingin pecah ini tidak bisa lagi menahan bebannya sehingga harus disandarkan. Andai aku masukkan keyword yang benar, aku yakin semua tidak berujung dengan semua ini.

It was my fault, i admit it. But, could you give me another chance, please? If was not this dumb, i’d probably be with you now. She is now on her way to paris, run away from all of these, run from mistakes that i’ve made. It was f-a-n-n-y, obviously pretty common name in this world. Now, im fucked.


< TO THE PREVIOUS PAGE

kaskus-image
Diubah oleh monica.ocha 17-02-2016 01:42
Opiknh
mmuji1575
g.gowang.
g.gowang. dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.