Part 18


Hari demi hari gue lewati dengan seperti biasa saja. Setiap senja sore gue bertemu dengan Vinza. Meskipun hanya sekedar menyapa dan percakapan kecil. Gue udah bahagia karena melihat senyumannya yang manis. Tapi di satu sisi, gue rindu dengan kehadiran Syafira. Gue gak sabar menunggu dia datang ke Surabaya.

Dan hari yang ditunggu pun telah tiba. Hari ini hari minggu. Hari ini Syafira ingin bertemu dengan gue. Dan kami berdua telah berjanji untuk bertemu di Taman Bungkul tepat pukul 16.15 sore. Dia suka suasana yang ada di taman ini. Gue udah sampai ditaman 15 menit lebih awal.

Gue menunggu kedatang Syafira sambil bermain game yang ada di hape gue. Dan tiba-tiba mata gue di tutup oleh sepasang tangan yang sangat lembut. Gue gak bisa nebak itu tangan siapa. Dan…
Dan seketika suasana seakan-akan sepi. Meskipun taman sudah di penuhi dengan anak2 kecil yang asyik bermain. Tapi tetap saja, semuanya terasa begitu sunyi. Syafira hanya memandang kosong ke depan. Gue terdiam. Gak tahu harus ngomong apa. Tapi satu yang pasti, saat ini hati gue gak bisa berbohong.


Gak. Semua gak akan jadi sama lagi. Semua sudah berbeda dan tak akan jadi sama lagi seperti dulu. Syafira sudah menyatakan cintanya. Tapi gue gak sanggup ungkapin perasaan gue. Karena masih ada satu orang lagi yang ada di hati gue.

Yah, Vinza. Gadis yang sudah beberapa minggu ini menemani hari-hari gue yang membosankan dan memberikan sedikit warna indah di kehidupan gue yang kelabu. Dilema. Satu kata yang emnggambarkan suasana hati gue saat ini.

Gue pun berdiri tanpa sepatah kata pun. Gue ingin membeli 2 botol minuman. Tapi tangan Syafira langsung menggandeng tangan gue.

Gue pun berjalan beriringan dengan Syafira. Menuju ke sebuah warung yang menyediakan beberapa menu makanan khas kota Surabaya. Gue menyuruh Syafira duduk. Sedangkan gue memesan beberapa makanan yang akan gue santap bersama Syafira.


-----


Singkat cerita, Akhirnya gue dan Syafira pergi jalan-jalan mengelilingi kota Surabaya. Sementara gue mengemudikan sepeda motor, Syafira bercerita banyak hal tentang pengalamannya di luar negeri. Kadang dia tertawa riang dan kadang dia juga bersedih. Semua ia tumpahkan semua hari ini. Dan gue pun berhenti di pinggir jalan dan turun daari motor gue.
Gue pun menyebrangi jalan raya untuk menuju ke Atm. Kenapa gue gak puter balik aja? karena putar baliknya jauh banget. Mendingan sekarang aja, bensin motor gue juga mau sekarat.


Tapi sebelum sampai di seberang. Hidung gue sudah keluarin darah dan tubuh gue sudah tergeletak di aspal jalanan. Kepala gue pusing. Mata gue terasa ngantuk. Sangat ngantuk. Dan akhirnya....