- Beranda
- The Lounge
Siapa sih, Sosok Dibalik Musik di Mall ?
...
TS
abikus
Siapa sih, Sosok Dibalik Musik di Mall ?
*'thread dengan keywoard "Sosok Dibalik Musik di Mall" dinyatakan no repost, maaf jika repost
WELKOM TU MAY TRIT
Makasih buat mimin, momod, agan dan sista. HT ke-12, 14 Februari 2016


WELKOM TU MAY TRIT
Quote:
Spoiler for HT:
Makasih buat mimin, momod, agan dan sista. HT ke-12, 14 Februari 2016

"Siapa sih di balik musik di mall ?"
Pernahkah agan dan sista menanyakan hal di atas tersebut ? sebenarnya siapa sih dia ? apakah dia seorang badut, tentara, atau cuma sekedar iseng aja ?

Quote:
kita umpamakan seorang anak bernama Joni. Sehari-harinya, Joni adalah seorang pegawai korporat. Namun di waktu senggangnya, dia punya sidejob sebagai professional playlist maker.

Sebagai professional playlist maker, tugas Joni adalah membuat playlist atau daftar lagu untuk diputar di berbagai retail seperti toko, supermarket, mall, kafe, restoran, dan pusat kebugaran.
Perhatiin, deh. Setiap retail pasti punya musik latar belakang. Nggak mungkin nuansanya sunyi senyap. Nanti dikira kuburan. Fungsi musik ini memang hanya sebagai latar belakang, sehingga keberadaannya seringkali nggak kita sadari, tapi pasti selalu ada.
Nah, yang bertanggungjawab untuk membuat playlist musik retail ini adalah professional playlist maker seperti Joni.
Kliennya banyak, lho. Dalam sebulan, Joni bisa ngantongin jutaan rupiah hanya dengan membuat playlist lagu untuk berbagai retail.
Wih, ternyata ada, ya, profesi kayak gini. Memang, akibat perubahan gaya hidup dan teknologi, belakangan ini banyak demand baru di lapangan kerja. Beberapa tahun lalu, mana ada profesi macem professional playlist maker gini?
"Pertanyaannya, emangnya bikin playlist susah? Harus banget pake jasa profesional? Nggak bisa suruh salah satu pegawai yang hobi dengerin radio bikinin mixtape aja, gitu?"
Masalahnya, membuat playlist ternyata nggak segampang itu.
Musik sebenernya mempengaruhi psikologis orang, lho. Misalnya, gym pasti memutar lagu-lagu bertempo cepat dan konstan, agar para olahragawan-olahragawati sekalian semangat berolahraga dan mempertahankan endurance mereka.
Sebaliknya, kafe cenderung memutar musik yang selow dan relaxed, agar pengunjungnya betah nongkrong, lebih menikmati makanan, trus ujung-ujungnya nambah cappuccino sampai tiga gelas.
Selain itu, musik juga mewakili brand perusahaan. Contohnya, nih, restoran atau kafe mahal pasti memutar musik yang juga “mahal”. Mereka nggak mungkin masang lagu-lagunya D’Masiv atau Wali. Sebaliknya, pusat perbelanjaan yang menyasar kelas menengah kebawah justru memutar lagu-lagu yang populer di kalangan pembelinya, seperti lagu-lagu di tangga lagu Dahsyat.
Contoh lainnya, retail yang memiliki image young and hip—misalnya Forever21 atau H&M—pasti memutar music yang hip dan current juga di toko mereka. Nggak bisa masang lagu-lagunya Dolly Parton. Kecuali kalau Dolly Parton dibikin trending lagi sama para hipster.
"Apakah Musik bisa memengaruhi feeling konsumen ?"

Musik pun bisa mempengaruhi persepsi konsumen. Misalnya kita makan di sebuah kafe mahal, tapi kafe ini memutar lagun dangdut pantura. Pengen marah nggak, sih? Pas terima bill, kita juga jadi nggak rela bayarnya.
Sebaliknya, kalau kafe mahal ini memutar lagu-lagu yang juga “mahal”, terbentuklah atmosfer upscale. Kita pun jadi punya persepsi, Oh, kafe ini memang elit, sehingga kita lebih ikhlas bayar makanan dan minumannya yang mahal.
Sebuah riset bahkan menemukan bahwa ketika sebuah toko wine memutar lagu-lagu klasik, pengunjungnya pun jadi beli wine yang mahal. Sementara kalau mereka memutar lagu Top 40, pengunjung cenderung beli botol yang murah.
Therefore, music justifies the price.
Selain itu, yang nggak kalah penting, lagu-lagu yang diputar di retail nggak boleh kentara, harus melebur di latar belakang, dan harus subliminal alias mempengaruhi konsumen di alam bawah sadar.
Bagi agan dan sista pencinta musik, profesi ini kayaknya profesi idaman dan patut dijadikan cita-cita. Ya nggak, sih?
Well, It does sounds fun and easy. Meski demikian, a job is a job, dan tetap harus diperlakukan secara profesional. agan dan sista mungkin bisa membuat playlist sesuai mood kamu sendiri,
"tapi bisakah agan menciptakan playlist yang sesuai dengan profil sebuah perusahaan, mood sebuah retail, dan mempengaruhi konsumen secara sekaligus?"

Ada sebuah artikel di NPR, berjudul Who Picks the Music You Hear at the Mall?
Artikel ini bercerita tentang Spencer Maino, seorang professional playlist maker dan DJ di Amerika. Klien-kliennya antara lain Nordstorm, BlackBerry, Under Armour, Converse, dan Old Navy. Pokoknya kelas kakap, lah.
Pekerjaan sehari-hari Maino adalah memilih lagu untuk iklan, serta membuat playlist retail yang cocok dengan ‘aura’ perusahaan kliennya. Sounds easy, right? Ternyata nggak juga. Salah satu kasus seru yang diceritakan dalam artikel ini adalah ketika Maino diminta membuat playlist untuk retail Under Armour, sebuah perusahaan pakaian olahraga.
Untuk proyek ini, Maino datang ke kantor markas Under Armour dan menghabiskan banyak waktu disana. Dia jalan muter-muter, ngobrol sana-sini, bahkan ikut olahraga di gym mereka. Akhirnya, Maino berkesimpulan bahwa meskipun Under Armour adalah perusahaan produk olahraga, mereka nggak bisa lagi memutar lagu-lagu yang biasa kita dengar di arena olahraga, seperti We Will Rock You-nya Queen.
Produk-produk Under Armour dirancang dengan teknologi tinggi dan penuh inovasi, sehingga Maino juga membuat playlist berisi lagu-lagu yang inovatif untuk Under Armour.
Selain itu, Maino melihat bahwa masyarakat kini cenderung berolahraga lewat training, bukan games. Liat aja, orang-orang sekarang lebih suka ke studio pilates, gym dan pusat crossfit dibandingkan tanding tenis, sepakbola, atau main basket. Maka musik yang tepat untuk mewakili habit training ini adalah musik elektronik yang agresif—seperti Skrillex—agar training-nya juga jadi semangat dan agresif.
Intinya, playlist retail yang bagus harus bisa “mewakili budaya perusahaannya dan dapat mempengaruhi psikologis konsumen, tapi nggak kerasa maksa”.

Sebagai professional playlist maker, tugas Joni adalah membuat playlist atau daftar lagu untuk diputar di berbagai retail seperti toko, supermarket, mall, kafe, restoran, dan pusat kebugaran.
Perhatiin, deh. Setiap retail pasti punya musik latar belakang. Nggak mungkin nuansanya sunyi senyap. Nanti dikira kuburan. Fungsi musik ini memang hanya sebagai latar belakang, sehingga keberadaannya seringkali nggak kita sadari, tapi pasti selalu ada.
Nah, yang bertanggungjawab untuk membuat playlist musik retail ini adalah professional playlist maker seperti Joni.
Kliennya banyak, lho. Dalam sebulan, Joni bisa ngantongin jutaan rupiah hanya dengan membuat playlist lagu untuk berbagai retail.
Wih, ternyata ada, ya, profesi kayak gini. Memang, akibat perubahan gaya hidup dan teknologi, belakangan ini banyak demand baru di lapangan kerja. Beberapa tahun lalu, mana ada profesi macem professional playlist maker gini?
"Pertanyaannya, emangnya bikin playlist susah? Harus banget pake jasa profesional? Nggak bisa suruh salah satu pegawai yang hobi dengerin radio bikinin mixtape aja, gitu?"
Masalahnya, membuat playlist ternyata nggak segampang itu.
Musik sebenernya mempengaruhi psikologis orang, lho. Misalnya, gym pasti memutar lagu-lagu bertempo cepat dan konstan, agar para olahragawan-olahragawati sekalian semangat berolahraga dan mempertahankan endurance mereka.
Sebaliknya, kafe cenderung memutar musik yang selow dan relaxed, agar pengunjungnya betah nongkrong, lebih menikmati makanan, trus ujung-ujungnya nambah cappuccino sampai tiga gelas.
Selain itu, musik juga mewakili brand perusahaan. Contohnya, nih, restoran atau kafe mahal pasti memutar musik yang juga “mahal”. Mereka nggak mungkin masang lagu-lagunya D’Masiv atau Wali. Sebaliknya, pusat perbelanjaan yang menyasar kelas menengah kebawah justru memutar lagu-lagu yang populer di kalangan pembelinya, seperti lagu-lagu di tangga lagu Dahsyat.
Contoh lainnya, retail yang memiliki image young and hip—misalnya Forever21 atau H&M—pasti memutar music yang hip dan current juga di toko mereka. Nggak bisa masang lagu-lagunya Dolly Parton. Kecuali kalau Dolly Parton dibikin trending lagi sama para hipster.
"Apakah Musik bisa memengaruhi feeling konsumen ?"

Musik pun bisa mempengaruhi persepsi konsumen. Misalnya kita makan di sebuah kafe mahal, tapi kafe ini memutar lagun dangdut pantura. Pengen marah nggak, sih? Pas terima bill, kita juga jadi nggak rela bayarnya.
Sebaliknya, kalau kafe mahal ini memutar lagu-lagu yang juga “mahal”, terbentuklah atmosfer upscale. Kita pun jadi punya persepsi, Oh, kafe ini memang elit, sehingga kita lebih ikhlas bayar makanan dan minumannya yang mahal.
Sebuah riset bahkan menemukan bahwa ketika sebuah toko wine memutar lagu-lagu klasik, pengunjungnya pun jadi beli wine yang mahal. Sementara kalau mereka memutar lagu Top 40, pengunjung cenderung beli botol yang murah.
Therefore, music justifies the price.
Selain itu, yang nggak kalah penting, lagu-lagu yang diputar di retail nggak boleh kentara, harus melebur di latar belakang, dan harus subliminal alias mempengaruhi konsumen di alam bawah sadar.
Bagi agan dan sista pencinta musik, profesi ini kayaknya profesi idaman dan patut dijadikan cita-cita. Ya nggak, sih?
Well, It does sounds fun and easy. Meski demikian, a job is a job, dan tetap harus diperlakukan secara profesional. agan dan sista mungkin bisa membuat playlist sesuai mood kamu sendiri,
"tapi bisakah agan menciptakan playlist yang sesuai dengan profil sebuah perusahaan, mood sebuah retail, dan mempengaruhi konsumen secara sekaligus?"

Ada sebuah artikel di NPR, berjudul Who Picks the Music You Hear at the Mall?
Artikel ini bercerita tentang Spencer Maino, seorang professional playlist maker dan DJ di Amerika. Klien-kliennya antara lain Nordstorm, BlackBerry, Under Armour, Converse, dan Old Navy. Pokoknya kelas kakap, lah.
Pekerjaan sehari-hari Maino adalah memilih lagu untuk iklan, serta membuat playlist retail yang cocok dengan ‘aura’ perusahaan kliennya. Sounds easy, right? Ternyata nggak juga. Salah satu kasus seru yang diceritakan dalam artikel ini adalah ketika Maino diminta membuat playlist untuk retail Under Armour, sebuah perusahaan pakaian olahraga.
Untuk proyek ini, Maino datang ke kantor markas Under Armour dan menghabiskan banyak waktu disana. Dia jalan muter-muter, ngobrol sana-sini, bahkan ikut olahraga di gym mereka. Akhirnya, Maino berkesimpulan bahwa meskipun Under Armour adalah perusahaan produk olahraga, mereka nggak bisa lagi memutar lagu-lagu yang biasa kita dengar di arena olahraga, seperti We Will Rock You-nya Queen.
Produk-produk Under Armour dirancang dengan teknologi tinggi dan penuh inovasi, sehingga Maino juga membuat playlist berisi lagu-lagu yang inovatif untuk Under Armour.
Selain itu, Maino melihat bahwa masyarakat kini cenderung berolahraga lewat training, bukan games. Liat aja, orang-orang sekarang lebih suka ke studio pilates, gym dan pusat crossfit dibandingkan tanding tenis, sepakbola, atau main basket. Maka musik yang tepat untuk mewakili habit training ini adalah musik elektronik yang agresif—seperti Skrillex—agar training-nya juga jadi semangat dan agresif.
Intinya, playlist retail yang bagus harus bisa “mewakili budaya perusahaannya dan dapat mempengaruhi psikologis konsumen, tapi nggak kerasa maksa”.
Seru, ya! Kira-kira professional playlist maker cocok nggak dijadikan pilihan karir agan dan sista? Mungkin bisa mulai sekarang sebagai pekerjaan sampingan? Do you have what it takes?


Diubah oleh abikus 12-12-2016 09:54
0
90K
Kutip
552
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
abikus
#160
Komeng KASKUSER
*Dijawab Seadanya
trit yang agan baca mungkin tentang gunanya musik di mal mall gitu kan ? tapi disini kita bahas sosok yang mutar musiknya
Quote:
Original Posted By kamujahatbagobo►Ane Baru Tau Nih. Tapi Kalo Menurut Ane Yang Tukang Muter Musik Di Mall, kafe, Pasar Dan Lain Sebagainya Itu Pegawainya Masing-Masing Gan
Quote:
Original Posted By dongni►kayaknya pernah nih trit kayak gini yaaa
tapi lebih asoy musik di Indomare* gans
"indomaret pilihan kita~~~"
tapi lebih asoy musik di Indomare* gans
"indomaret pilihan kita~~~"
trit yang agan baca mungkin tentang gunanya musik di mal mall gitu kan ? tapi disini kita bahas sosok yang mutar musiknya
Quote:
Original Posted By umi2901►Iya sih musik itu mempengaruhi kalau lagi diresto atau dimall diputerin lagu" yang ngena dan pas selalu betah gak pengen pulang". 

Quote:
Original Posted By olafbukansaya►Jarang ane liat lowongan pekerjaan begitu.
BTW
Bener banget, musik itu mempengaruhi pembeli. Suatu hari ane masuk ke toserba, dan musik yang di nyalakan adalah Kunto Aji - Terlalu Lama Sendiri, seketika ane langsung keluar dari toserba tersebut.Sekian
BTW
Bener banget, musik itu mempengaruhi pembeli. Suatu hari ane masuk ke toserba, dan musik yang di nyalakan adalah Kunto Aji - Terlalu Lama Sendiri, seketika ane langsung keluar dari toserba tersebut.Sekian

Quote:
Original Posted By greenlizzard►ane daridulu berharap pas lagi jalan2 di mall tiba2 ada yang salah muter lagu dangdut koplo semacam OM Palapa, Sera, Sonata gitu gan 
btw ane dulu juga jadi playlist maker gan disetiap acara perlombaan yg diadain oleh club sepeda ane, dan ketika melihat semua orang goyang atau nyanyi ane seneng banget gan. kayak berarti gitu kerjaan ane. terus udah berasa kayak DJ aja

btw ane dulu juga jadi playlist maker gan disetiap acara perlombaan yg diadain oleh club sepeda ane, dan ketika melihat semua orang goyang atau nyanyi ane seneng banget gan. kayak berarti gitu kerjaan ane. terus udah berasa kayak DJ aja

Quote:
Original Posted By kasyad.knight►wah gitu ya gan 
perlu jasa profesional juga, beda tempat beda lagi ya, keren.
Iya sih kita manusia alam bawah sadarnya memang mudah terpengaruhi secara gak sadar. Maksudnya
.
Ya walau sedikit ya gan pengaruhnya efeknya wow

perlu jasa profesional juga, beda tempat beda lagi ya, keren.
Iya sih kita manusia alam bawah sadarnya memang mudah terpengaruhi secara gak sadar. Maksudnya
.Ya walau sedikit ya gan pengaruhnya efeknya wow

Quote:
Original Posted By Agaz15►Berarti kebanyakan musik yang diputar di Mall adalah musik yang bisa menggugah pengunjungnya untuk berbelanja atau merasa nyaman saat berkunjung di Mall yah ?
Inovatif...
Inovatif...
Quote:
Original Posted By End.abu►Ooo..., ternyata begitu ya.. berarti klo masuk RM padang, musik yg ccok itu lagu sambalado ayu tengtop donk 

Quote:
Original Posted By putratomang►Keren nih gawean. Hehe
Ane kerja di salah satu retail Handphone.
Kalo ane tergantung customer yg sedang dilayani. Kalo keliatannya dr golongan atas dan agak berumu(bapak2) ane sodorin lg jadul,kalo anak muda ya yg sedang hits tentunya Playlist2 tsb yg ane sk jg.mklm bkn Pro. Spy mood ane jg enak ketika layanin customer. Nah kalo customernya campur ane udah siapin playlist random yg mungkin pd 1 lagu golongan A g suka mungkin bisa suka pd next lagu.. Hehe
Ane kerja di salah satu retail Handphone.
Kalo ane tergantung customer yg sedang dilayani. Kalo keliatannya dr golongan atas dan agak berumu(bapak2) ane sodorin lg jadul,kalo anak muda ya yg sedang hits tentunya Playlist2 tsb yg ane sk jg.mklm bkn Pro. Spy mood ane jg enak ketika layanin customer. Nah kalo customernya campur ane udah siapin playlist random yg mungkin pd 1 lagu golongan A g suka mungkin bisa suka pd next lagu.. Hehe
Quote:
Original Posted By fiseven►yg khas yg pernah ane denger sih kalo kafe cenderung romantic gan musiknya, misalnya macem Kenny G..
kalo di Bandara Soetta, seinget ane OST-nya game Harvest Moon... kalo ane ga salah denger sih
kalo di Bandara Soetta, seinget ane OST-nya game Harvest Moon... kalo ane ga salah denger sih
Quote:
Original Posted By oldmuffin►Hmm ada benernya, musik bisa mempengaruhi selera konsumen. Bayangin coba ngga ada musik di mall, pasti flat semua wajahnya gan. Serem
Quote:
Original Posted By e-je►kalau dlam ilmu marketing ini masuk pada bahasan store atmosphere, salah satunya yg dibahas disitu adalah musik. dan memang pertama kali diterapkannya di bisnis ritel, dan terus berkembang ke tempat2 lainnya kaya cafe2 dll lah.
Quote:
Original Posted By chocoJR►emang bener gan
kebetulan ane kerja di radio, nah Music director itu buat playlist gak sembarangan, ada namanya TIME CLOCK BEAT (kalo gak salah
) jadi lagu itu disusun berdasarkan waktu,suasana,dan komposisi lainnya jadi ntar dengan rumus tertentu bisa didapet lagu A sehari bisa diputer berapa kali dan di waktu kapan aja juga lagu A bisa gak dideketin sama lagu B atau C.
ini emang pekerjaan gan gak bsa sekedar nyusun soalnya butuh ilmu ttg genre music yg tinggi
CMIIW
kebetulan ane kerja di radio, nah Music director itu buat playlist gak sembarangan, ada namanya TIME CLOCK BEAT (kalo gak salah
) jadi lagu itu disusun berdasarkan waktu,suasana,dan komposisi lainnya jadi ntar dengan rumus tertentu bisa didapet lagu A sehari bisa diputer berapa kali dan di waktu kapan aja juga lagu A bisa gak dideketin sama lagu B atau C.ini emang pekerjaan gan gak bsa sekedar nyusun soalnya butuh ilmu ttg genre music yg tinggi
CMIIW

0
Kutip
Balas


