- Beranda
- Stories from the Heart
AKU, KAMU, DAN LEMON
...
TS
beavermoon
AKU, KAMU, DAN LEMON
SELAMAT DATANG DI RUMAH BEAVERMOON
Hallo semua, salam hangat dari bawah Gorong-gorong Sudirman
Kali ini ane akan coba buat share cerita yang ane buat. Jadi, selamat menikmati cerita ini dan tetap dukung kami meskipun hasilnya ngga banget
Jangan lupa buat RATE jika berkenan di hati kalian dan KOMENG jika ada kritik dan saran

Spoiler for Tanya Jawab:
Tanya Jawab Seputar Cerita
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi
Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri
Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget
Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel
A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja dulu
Q: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Q: Ini cerita nyata atau fiksi?
A: Sebenernya cerita ini gabungan dari kisah nyata sama beberapa unsur fiksi

Q: Bagian yang nyata yang mana aja? Yang fiksi yang mana aja?
A: Nah, cerita ini dibuat agar para pembaca bisa berimajinasi secara individu. Jadi kalau di tanya yang nyata mana yang fiksi mana, ya coba bayangin aja sendiri

Q: Ini nama asli atau nama samaran?
A: Ada beberapa yang disamarkan karena privasi banget nget nget

Q: Kok banyak kentangnya sih? Kan jadi kesel

A: Tak kentang maka tak kenyang
Maklumlah namanya baru di dunia SFTH ini jadi ya banyakin kentangnya aja duluQ: Atas dasar apa cerita ini dibuat?
A: Asal mula bikin cerita ini sebenernya biar ngga gabut-gabut amat kalo malem kan daripada nontonin Saori Hara mulu mending bikin cerita
terus juga biar ngga galau galau amat belom lama menjadi jomblo lagi 
Q: Kok tampilan awalnya biasa aja sih?
A: Masih newbie ya, NI-U-BI!! Jadi belom ngerti ngerti amat apa yang harus ditampilin buat penghias tampilan awal cerita ini, kalo ada yang mau ngajarin ya monggo
Spoiler for Pembukaan:
AKU, KAMU, DAN LEMON
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it
Cerita ini mengisahkan tentang remaja-remaja yang mulai beranjak dewasa. Konflik yang sering terjadi menjadi kisah mereka masing-masing. Mengejar mimpi, cita-cita, dan cinta mereka melengkapi kisah hidup mereka.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk berusaha dan mengejar apa yang mereka impikan. Jurang dalam yang menghadang dapat mereka tempuh dengan susah payah, namun hanya tinggal lubang kecil di depan mata, mereka menyatakan untuk menyerah.
Sabtu sore dipinggiran kota, aku duduk di sebuah kafe kecil di meja paling ujung. Mengaduk-aduk kopi yang sudah daritadi kupesan dan membiarkan gula dan kopinya terus beraduk layaknya pusaran air di lautan. Perkenalkan, namaku Bramantyo Satya Adjie, biasa dipanggil Bram. Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di ibukota. Perawakanku tidaklah cukup baik, aku jarang untuk tersenyum pada hal-hal kecil.
Spoiler for Index:
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 - 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30-31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70
Part 71
Part 72
Part 73
Part 74
Part 75 (FINALE)
Diubah oleh beavermoon 14-02-2016 13:50
dodolgarut134 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
186.6K
Kutip
823
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beavermoon
#766
Dan akhirnya part terakhir dari Aku, Kamu dan Lemon sudah terbit. 
Terima kasih buat para reader baik itu speak reader maupun silent reader atas partisipasinya selama cerita ini berlangsung
Terima kasih kepada para kaskuser yang saking keponya sampe PM ane
Terima kasih kepada orang-orang yang udah terlibat dalam cerita ini
Mohon maaf jika banyak kesalahan, apalagi panen kentang di awal-awal cerita dan mungkin aja ending dari cerita ini ngga seperti apa yang kalian harapkan.
Sedikit pengumuman aja dari ane
Buat para kaskuser yang mau membuatkan cover Aku, Kamu dan Lemon akan ada sedikit giveaway jika covernya terpilih
Dan cover itu akan langsung terpampang di halaman depan thread ini
Giveawaynya apa? Masih sangat rahasia dan murah banget
Syarat ke 1? Harus ada judul Aku, Kamu dan Lemon beserta gambar lemon baik itu utuh maupun irisan
Syarat ke 2? Jangan ada unsur-unsur yang dilarang
Kalian bisa mengirim gambarnya ke email beavermoonland@gmail.com dengan subjek id kaskus kalian
Ane tunggu sampe 29 Februari 2016
Kalo sampe tanggal 29 ngga ada yang ngirimin gambar berarti giveawaynya buat ane sendiri lah
Terima kasih semuanya
Happy reading......

Terima kasih buat para reader baik itu speak reader maupun silent reader atas partisipasinya selama cerita ini berlangsung

Terima kasih kepada para kaskuser yang saking keponya sampe PM ane

Terima kasih kepada orang-orang yang udah terlibat dalam cerita ini
Mohon maaf jika banyak kesalahan, apalagi panen kentang di awal-awal cerita dan mungkin aja ending dari cerita ini ngga seperti apa yang kalian harapkan.
Sedikit pengumuman aja dari ane
Buat para kaskuser yang mau membuatkan cover Aku, Kamu dan Lemon akan ada sedikit giveaway jika covernya terpilih
Dan cover itu akan langsung terpampang di halaman depan thread ini
Giveawaynya apa? Masih sangat rahasia dan murah banget
Syarat ke 1? Harus ada judul Aku, Kamu dan Lemon beserta gambar lemon baik itu utuh maupun irisan
Syarat ke 2? Jangan ada unsur-unsur yang dilarang
Kalian bisa mengirim gambarnya ke email beavermoonland@gmail.com dengan subjek id kaskus kalian
Ane tunggu sampe 29 Februari 2016
Kalo sampe tanggal 29 ngga ada yang ngirimin gambar berarti giveawaynya buat ane sendiri lah

Terima kasih semuanya
Happy reading......
Spoiler for Part 75 (FINALE):
Akan ada saatnya dimana sebuah kebohongan terungkap, dan akan ada saatnya dimana sebuah kejujuran akan menuntun semuanya. Dan itu lah yang akan aku ketahui beberapa saat lagi. Hari ini aku sedang berada di balkon kamarku untuk menunggu sebuah kebenaran yang akan mengungkap semuanya. Dan mungkin ini akan menjadi sebuah akhir dari drama yang telah kujalani selama beberapa tahun belakangan. Sebuah drama yang ditulis dan disutradarai oleh Tuhan, aku hanya seorang pemain yang bisa mengikuti arahan dari sutradara tersebut dan inilah akhirnya.
Ku matikan rokok yang ada di tanganku dan memasukannya ke dalam asbak. Kemudian ku minum kopi hitam yang ada di sampingku secara perlahan. Dan benar saja, yang ku tunggu sejak lama akhirnya datang, yang meninggalkan pergi akhirnya datang kembali. Ia naik ke lantai atas dan menuju kamarku yang masih sama seperti dulu.
“Gimana kabar lu? Sehat kan?” Tanyaku
Aku berbalik dan akhirnya kami kembali bertemu, dan itu adalah Reza sahabatku. Aku tersenyum memandanginya dan aku cukup kaget dengan orang yang bersamanya.
“Bram...”
“Hai Zahra...” Jawabku tersenyum
Aku sangat bahagia mereka kembali untuk sekedar menemuiku atau ada hal yang lain. Dan kemudian Reza memelukku dengan cukup erat, tak ku sangka ia akan menangis lagi di hadapanku semenjak ia akan pergi meninggalkanku.
“Lu sehat kan? Gimana selama gue tinggal? Ngga ngapa-ngapain kan lu?” Tanyanya
“Iya, gue sehat kok. Santai aja, gue bandel pas sama lu doang.” Jawabku dengan cukup senang
Tidak lama datanglah kembali dia yang ku cinta dan ia yang ku sayangi. Ia masuk ke dalam kamarku secara perlahan dan akhirnya ia sudah berada di hadapanku saat ini. Ia masih terdiam dan aku hanya bisa tersenyum. Ia mengambil kacamata yang ada di mejaku dan menunjukannya di hadapanku saat ini.
“Kacamata ini...” Katanya terhenti
“Dan akhirnya semuanya harus terungkap, ngga ada lagi yang harus aku tutupin dari kalian semua. Tapi, aku butuh satu orang lagi.” Jelasku
“Aku udah dateng kok Bram...” Kata Anindita bersamaan dengan Nanda dan juga Irfan
Aku tersenyum mengetahui bahwa Anindita sudah datang
“Apa lagi yang udah kamu tutupin dari aku Bram? Masih ada lagi?” Tanya Dinda
“Berawal dari pertemuanku dengan Anindita di proyek yang lagi aku kerjain dan semuanya terjadi. Dan entah kebetulan atau gimana aku nemuin apa yang selama ini aku cari. Tuhan udah ngasih petunjuk berkat pertemuanku dengan Anindita.” Jelasku
“Dan kemudian sesuai apa yang Bram minta, aku ngasih tau semuanya.” Kata Anindita
Aku merasakan keadaan cukup hening, hanya terdengar isakan tangis dari Dinda dan juga Zahra.
“Tapi kenapa Bram? Kenapa harus kamu? Kenapa ngga orang lain aja?” Tanya Zahra
Reza mencoba untuk menenangkannya, dan setelah ia kembali tenang akhirnya aku mulai menjelaskan lagi
“Dari kecil aku udah dikasih tau bagaimana aku harus bertanggung jawab atas apa yang udah aku perbuat. Dulu semasa aku baru bisa makan sendiri, aku bertanggung jawab untuk ngabisin makanan itu sendirian tanpa bantuan Ibu. Dulu semasa aku baru bisa pake sepatu sendiri, aku bertanggung jawab untuk selalu bisa mengikat simpul sepatuku tanpa bantuan itu. Dulu, aku pernah buat nangis temen sebangkuku, aku bertanggung jawab buat bikin dia ngga menangis lagi dan berbaikan dengannya. Dulu, aku pernah menghilangkan benda berharga milik sahabatku dan aku bertanggung jawab buat ngebalikin miliknya. Inget itu kan Bon?”
“Inget banget Bram...” Kata Reza pelan
“Dan aku udah menghilangkan sesuatu milik orang yang aku cintai, sesuatu miliknya yang sangat berharga, sesuatu miliknya yang aku hilangkan karena sifat burukku. Dan aku... akan bertanggung jawab atas semuanya, aku akan mengembalikan penglihatannya.” Jelasku
“Dan di sinilah aku sekarang, seorang Bramantyo yang sudah melakukan tanggung jawabnya dan sudah menyelesaikan misi rahasianya.” Kataku kemudian aku tersenyum entah menghadap ke siapa
Dinda memelukku dengan sangat erat dan air matanya yang sudah menetes. Aku membalas pelukannya dan pelukannya semakin erat saja.
“Jadilah lemon yang tetap asam, buat dunia ini kebingungan...” Bisikku
Ia mengangguk pelan. Semuanya terbawa suasana haru, kedatangan Reza dan Zahra kembali bukan dengan berita gembira namun mereka harus melihat aku yang saat ini akan selalu menggunakan kacamata hitam dan duduk di kursi roda. Aku meminta maaf kepada mereka berdua karena tidak bisa menyambut mereka dengan suasana gembira.
Aku berterima kasih kepada Nanda yang sudah membantuku untuk meyakinkan Dinda selama aku pergi. Aku juga berterima kasih kepada Irfan yang telah rela meluangkan waktunya untuk menjaga Nanda yang bawelnya melebihi suara ceret dengan air yang sangat panas.
Dan aku berterima kasih kepada Dinda yang telah meluangkan waktunya untuk bertemu lagi denganku, dan mungkin ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir. Aku sangat berharap bahwa ia akan menemukan cintanya lagi, dan semoga lelaki yang akan bersama dengan Dinda nanti akan lebih baik dariku saat ini.
Ketika dunia memberikan mu lemon, buat lah segelas jus jeruk. Biarkan dunia memikirkan tentang hal itu dan kamu akan tetap membuat jus jeruk dengan sebuah lemon. Apa kamu bisa? Terkadang kamu terlalu memikirkan bagaimana orang-orang yang ada di sekitarmu hingga kamu takut untuk bertindak, dan kamu tidak bisa mengikuti kata hatimu yang sejujurnya. Memang tidak ada salahnya kita mendengarkan, tapi bukan berarti itu menjadi sebuah pembatas untuk mengikuti kata hati kita. Aku sudah menunjukkan bagaimana aku mengikuti kata hatiku, dan aku sudah menunjukan bahwa aku bisa membuat segelas jus jeruk menggunakan lemon.
“When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it.”
------------------------
Lima Tahun Kemudian
Pernikahan yang kami lakukan dua tahun yang lalu menjawab semua pertanyaanku semenjak SMA. Pernikahan sederhana yang diadakan di rumahku ini hanya dihadiri oleh beberapa orang dekat saja, ada keluarga besarku, keluarga besarnya, Reza, Zahra, dan Anindita pun datang.
Dan pada akhinya kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat lucu, dan itu menambah semangatku dalam menjalani hidup.
Terima kasih atas segala dukungan yang telah engkau berikan kepadaku, terlebih lagi ketika engaku kembali kepadaku bagaimana pun keadaanku saat ini. Cinta yang sempat menghilang akhirnya kembali lagi seperti dulu kala.
Terima kasih, Widya...
Dan kalian pikir ini adalah akhirnya?
© BeaverMoon Land. Aku, Kamu dan Lemon (2015)
Ku matikan rokok yang ada di tanganku dan memasukannya ke dalam asbak. Kemudian ku minum kopi hitam yang ada di sampingku secara perlahan. Dan benar saja, yang ku tunggu sejak lama akhirnya datang, yang meninggalkan pergi akhirnya datang kembali. Ia naik ke lantai atas dan menuju kamarku yang masih sama seperti dulu.
“Gimana kabar lu? Sehat kan?” Tanyaku
Aku berbalik dan akhirnya kami kembali bertemu, dan itu adalah Reza sahabatku. Aku tersenyum memandanginya dan aku cukup kaget dengan orang yang bersamanya.
“Bram...”
“Hai Zahra...” Jawabku tersenyum
Aku sangat bahagia mereka kembali untuk sekedar menemuiku atau ada hal yang lain. Dan kemudian Reza memelukku dengan cukup erat, tak ku sangka ia akan menangis lagi di hadapanku semenjak ia akan pergi meninggalkanku.
“Lu sehat kan? Gimana selama gue tinggal? Ngga ngapa-ngapain kan lu?” Tanyanya
“Iya, gue sehat kok. Santai aja, gue bandel pas sama lu doang.” Jawabku dengan cukup senang
Tidak lama datanglah kembali dia yang ku cinta dan ia yang ku sayangi. Ia masuk ke dalam kamarku secara perlahan dan akhirnya ia sudah berada di hadapanku saat ini. Ia masih terdiam dan aku hanya bisa tersenyum. Ia mengambil kacamata yang ada di mejaku dan menunjukannya di hadapanku saat ini.
“Kacamata ini...” Katanya terhenti
“Dan akhirnya semuanya harus terungkap, ngga ada lagi yang harus aku tutupin dari kalian semua. Tapi, aku butuh satu orang lagi.” Jelasku
“Aku udah dateng kok Bram...” Kata Anindita bersamaan dengan Nanda dan juga Irfan
Aku tersenyum mengetahui bahwa Anindita sudah datang
“Apa lagi yang udah kamu tutupin dari aku Bram? Masih ada lagi?” Tanya Dinda
“Berawal dari pertemuanku dengan Anindita di proyek yang lagi aku kerjain dan semuanya terjadi. Dan entah kebetulan atau gimana aku nemuin apa yang selama ini aku cari. Tuhan udah ngasih petunjuk berkat pertemuanku dengan Anindita.” Jelasku
Spoiler for Flashback:
“Kamu punya kenalan dokter bedah mata?” Tanyaku
“Emang kenapa Bram?” Tanyanya
“Aku mau donorin mata aku buat seseorang...” Jawabku
“Maksudnya? Aku masih ngga ngerti.” Tanyanya lagi
“Aku punya pacar dan aku udah bikin dia celaka. Semua emang bener-bener salah aku, aku udah menkhianati dia hingga akhirnya dia tau semuanya. Dia kabur dari rumahku dan begitu ku kejar aku udah nemuin dia tergeletak di jalan setelah nabrak mobil yang lewat. Awalnya aku pikir ngga bakalan parah, cuma kenyataannya dia sampe kehilangan penglihatannya. Sampe detik ini aku masih merasa bersalah sama dia dan aku harus nebus semuanya.” Jelasku
“Aku punya kenalan dokter bedah mata, tapi apa kamu yakin sama keputusan ini? Ini ngga semudah bilang iya pada suatu janji Bram, ini menyangkut organ penting hidup kamu.” Tanyanya
“Semenjak ia masuk rumah sakit aku udah sangat yakin dengan ini, dan ini harus. Aku yang udah buat dia kehilangan penglihatannya jadi aku juga yang harus bertanggung jawab ngembaliin penglihatannya.” Kataku
“Aku kabarin lusa pas aku kembali ke proyek sama Papa, dan aku harap kamu beneran yakin sama apa yang kamu pilih.” Kata Anindita
“Emang kenapa Bram?” Tanyanya
“Aku mau donorin mata aku buat seseorang...” Jawabku
“Maksudnya? Aku masih ngga ngerti.” Tanyanya lagi
“Aku punya pacar dan aku udah bikin dia celaka. Semua emang bener-bener salah aku, aku udah menkhianati dia hingga akhirnya dia tau semuanya. Dia kabur dari rumahku dan begitu ku kejar aku udah nemuin dia tergeletak di jalan setelah nabrak mobil yang lewat. Awalnya aku pikir ngga bakalan parah, cuma kenyataannya dia sampe kehilangan penglihatannya. Sampe detik ini aku masih merasa bersalah sama dia dan aku harus nebus semuanya.” Jelasku
“Aku punya kenalan dokter bedah mata, tapi apa kamu yakin sama keputusan ini? Ini ngga semudah bilang iya pada suatu janji Bram, ini menyangkut organ penting hidup kamu.” Tanyanya
“Semenjak ia masuk rumah sakit aku udah sangat yakin dengan ini, dan ini harus. Aku yang udah buat dia kehilangan penglihatannya jadi aku juga yang harus bertanggung jawab ngembaliin penglihatannya.” Kataku
“Aku kabarin lusa pas aku kembali ke proyek sama Papa, dan aku harap kamu beneran yakin sama apa yang kamu pilih.” Kata Anindita
“Dan kemudian sesuai apa yang Bram minta, aku ngasih tau semuanya.” Kata Anindita
Aku merasakan keadaan cukup hening, hanya terdengar isakan tangis dari Dinda dan juga Zahra.
Spoiler for Flashback:
“Aku ada kenalan dan kebetulan dia udah setuju, tinggal proses di sana. Kendalanya dia ngga di Indonesia Bram, dia di Venesia...” Kata Anindita
“Venesia? Serius kamu?” Tanyaku dengan terkejut
“Kamu kayak seneng banget denger Venesia.” Kata Anindita
“Itu masuk dalam cita-citaku Nin dari semenjak aku SMP, bahkan dulu sempet mau ke sana tapi.....”
“Tapi apa?” Tanyanya lagi
“Aku kehilangan seseorang yang pergi ninggalin aku, padahal dia udah janji mau nemenin aku ke sana. Dia udah pergi mengejar cita-citanya di Cannes sebagai Balerina.” Jelasku
“Sebelum kamu mau operasi mending kita jalan-jalan dulu, dan mungkin kamu bakalan ketemu lagi sama cintamu yang hilang...” Usul Anindita
Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya dan pada akhirnya aku menyetujuinya. Beberapa hari setelah pembicaraan kami, aku menyempatkan untuk bertemu dengan Anindita di luar dari proyek. Bahkan hingga aku pulang dan tiba di rumah kami masih menyempatkan diri untuk menghubungi lewat hp kami masing-masing
“Oke jadi kamu udah tentuin kan gimana rencananya?” Tanyanya
“Udah kok, asal kamu bisa berperan dengan baik aja.” Kataku
“Dan aku udah konfirmasi ke Kakak aku kalo dia udah bisa buat nanganin kamu ketika kita di sana.” Katanya
“Okedeh, makasih ya buat semuanya Nin.” Kataku
“Iya sama-sama, kita harus saling tolong kan.” Katanya
“Yaudah kamu tidur aja besok kan ada wawancara, biar ngga stress...”
“Iya, aku tidur duluan ya Bram...”
“Iya, selamat tidur Nin...”
“Abang...”
Dan kemudian aku membalikan badanku dan menemukan Nanda yang sudah berdiri di depan pintu.
“Sejak kapan kamu di situ Nda?” Tanyaku kebingungan
“Sejak abang mulai ngomong sama cewe itu lewat hp...” Katanya sambil meneteskan air mata
Dan kemudian ia berjalan pelan menuju dimana aku berdiri, dan mungkin Nanda lah yang akan mengetahui semuanya lebih cepat.
“Abang kok tega sih? Abang mau ninggalin Ka Din demi cewe yang lebih sempurna? Aku ngga nyangka kalo Abang setega ini....” Katanya terisak
Dan kemudian aku memeluknya. Aku tau semua orang yang tidak mengetahui tentang hal ini pasti akan menyimpulkan bahwa aku akan meninggalkan Dinda demi wanita yang lebih sempurna, namun semuanya salah besar.
“Abang mau pergi buat operasi mata di Itali sama cewe itu, dia yang punya kenalan sama dokter ahli dan untungnya itu kakaknya sendiri. Abang udah dari dulu pengen ngelakuin ini, cuma abang belum tau harus kemana.” Jawabku dengan pelan
“Abang yakin sama semua ini? Ngga harus mata Abang juga kan? Masih ada pilihan yang lain?” Tanya Nanda dengan air mata yang menetes
“Abang udah sangat yakin sama semuanya, Ayah sama Ibu bakalan di kasih tau pertama kali besok. Tapi malah kamu yang denger ini duluan.” Kataku
“Abang kenapa mau sih ngelakuin ini semua? Karena cinta Abang sama Ka Din?” Tanya Nanda
Aku membawa Nanda untuk duduk di bangku sedangkan ia berada di pangkuanku sambil bersandar di pundakku
“Bukan alasan tapi Abang harus bertanggung jawab sama semua kejadian yang udah menimpa Ka Din. Inget ngga waktu kamu pulang ngga sadar? Terus cowo kamu yang dulu dateng buat minta maaf?” Kataku
Ia hanya mengangguk pelan
“Itu yang namanya tanggung jawab Nda, dia berani buat nemuin Abang lagi dan memperbaiki semuanya. Dan itu sama kayak apa yang mau Abang lakuin buat Ka Din.” Jelasku
Ia memelukku dengan sangat erat. Aku tau dia akan sangat khawatir dengan keadaanku, tapi semuanya harus terjadi.
“Venesia? Serius kamu?” Tanyaku dengan terkejut
“Kamu kayak seneng banget denger Venesia.” Kata Anindita
“Itu masuk dalam cita-citaku Nin dari semenjak aku SMP, bahkan dulu sempet mau ke sana tapi.....”
“Tapi apa?” Tanyanya lagi
“Aku kehilangan seseorang yang pergi ninggalin aku, padahal dia udah janji mau nemenin aku ke sana. Dia udah pergi mengejar cita-citanya di Cannes sebagai Balerina.” Jelasku
“Sebelum kamu mau operasi mending kita jalan-jalan dulu, dan mungkin kamu bakalan ketemu lagi sama cintamu yang hilang...” Usul Anindita
Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya dan pada akhirnya aku menyetujuinya. Beberapa hari setelah pembicaraan kami, aku menyempatkan untuk bertemu dengan Anindita di luar dari proyek. Bahkan hingga aku pulang dan tiba di rumah kami masih menyempatkan diri untuk menghubungi lewat hp kami masing-masing
“Oke jadi kamu udah tentuin kan gimana rencananya?” Tanyanya
“Udah kok, asal kamu bisa berperan dengan baik aja.” Kataku
“Dan aku udah konfirmasi ke Kakak aku kalo dia udah bisa buat nanganin kamu ketika kita di sana.” Katanya
“Okedeh, makasih ya buat semuanya Nin.” Kataku
“Iya sama-sama, kita harus saling tolong kan.” Katanya
“Yaudah kamu tidur aja besok kan ada wawancara, biar ngga stress...”
“Iya, aku tidur duluan ya Bram...”
“Iya, selamat tidur Nin...”
“Abang...”
Dan kemudian aku membalikan badanku dan menemukan Nanda yang sudah berdiri di depan pintu.
“Sejak kapan kamu di situ Nda?” Tanyaku kebingungan
“Sejak abang mulai ngomong sama cewe itu lewat hp...” Katanya sambil meneteskan air mata
Dan kemudian ia berjalan pelan menuju dimana aku berdiri, dan mungkin Nanda lah yang akan mengetahui semuanya lebih cepat.
“Abang kok tega sih? Abang mau ninggalin Ka Din demi cewe yang lebih sempurna? Aku ngga nyangka kalo Abang setega ini....” Katanya terisak
Dan kemudian aku memeluknya. Aku tau semua orang yang tidak mengetahui tentang hal ini pasti akan menyimpulkan bahwa aku akan meninggalkan Dinda demi wanita yang lebih sempurna, namun semuanya salah besar.
“Abang mau pergi buat operasi mata di Itali sama cewe itu, dia yang punya kenalan sama dokter ahli dan untungnya itu kakaknya sendiri. Abang udah dari dulu pengen ngelakuin ini, cuma abang belum tau harus kemana.” Jawabku dengan pelan
“Abang yakin sama semua ini? Ngga harus mata Abang juga kan? Masih ada pilihan yang lain?” Tanya Nanda dengan air mata yang menetes
“Abang udah sangat yakin sama semuanya, Ayah sama Ibu bakalan di kasih tau pertama kali besok. Tapi malah kamu yang denger ini duluan.” Kataku
“Abang kenapa mau sih ngelakuin ini semua? Karena cinta Abang sama Ka Din?” Tanya Nanda
Aku membawa Nanda untuk duduk di bangku sedangkan ia berada di pangkuanku sambil bersandar di pundakku
“Bukan alasan tapi Abang harus bertanggung jawab sama semua kejadian yang udah menimpa Ka Din. Inget ngga waktu kamu pulang ngga sadar? Terus cowo kamu yang dulu dateng buat minta maaf?” Kataku
Ia hanya mengangguk pelan
“Itu yang namanya tanggung jawab Nda, dia berani buat nemuin Abang lagi dan memperbaiki semuanya. Dan itu sama kayak apa yang mau Abang lakuin buat Ka Din.” Jelasku
Ia memelukku dengan sangat erat. Aku tau dia akan sangat khawatir dengan keadaanku, tapi semuanya harus terjadi.
“Tapi kenapa Bram? Kenapa harus kamu? Kenapa ngga orang lain aja?” Tanya Zahra
Reza mencoba untuk menenangkannya, dan setelah ia kembali tenang akhirnya aku mulai menjelaskan lagi
“Dari kecil aku udah dikasih tau bagaimana aku harus bertanggung jawab atas apa yang udah aku perbuat. Dulu semasa aku baru bisa makan sendiri, aku bertanggung jawab untuk ngabisin makanan itu sendirian tanpa bantuan Ibu. Dulu semasa aku baru bisa pake sepatu sendiri, aku bertanggung jawab untuk selalu bisa mengikat simpul sepatuku tanpa bantuan itu. Dulu, aku pernah buat nangis temen sebangkuku, aku bertanggung jawab buat bikin dia ngga menangis lagi dan berbaikan dengannya. Dulu, aku pernah menghilangkan benda berharga milik sahabatku dan aku bertanggung jawab buat ngebalikin miliknya. Inget itu kan Bon?”
“Inget banget Bram...” Kata Reza pelan
“Dan aku udah menghilangkan sesuatu milik orang yang aku cintai, sesuatu miliknya yang sangat berharga, sesuatu miliknya yang aku hilangkan karena sifat burukku. Dan aku... akan bertanggung jawab atas semuanya, aku akan mengembalikan penglihatannya.” Jelasku
Spoiler for Flashback:
Anindita dan aku sedang menunggu di ruang tunggu sebuah rumah sakit yang cukup besar di Venesia. Setelah lima belas menit menunggu akhirnya kami dipersilahkan untuk masuk menemui orang yang sudah membuat janji
“Hai Kak, apa kabar? Kok ngga balik lagi ke Indonesia sih?” Tanya Anindita
“Baik kok dek, Kakak sibuk di sini banyak kerjaan. Itu Bram ya?” Katanya
Aku hanya mengangguk pelan, dan kemudian Anindita menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendengar cerita tersebut, akhirnya aku harus mengisi beberapa formulir persetujuan untuk melakukan operasi.
“Kamu yakin Bram sama keputusan ini?” Tanya Dokter itu
“Mau Kakak nanya sepuluh kali lagi juga jawaban dia masih sama dan bahkan makin kuat.” Kata Anindita
Aku hanya tersenyum kepada Anindita, dan kemudian aku menanda tangani formulir tersebut.
“Hai Kak, apa kabar? Kok ngga balik lagi ke Indonesia sih?” Tanya Anindita
“Baik kok dek, Kakak sibuk di sini banyak kerjaan. Itu Bram ya?” Katanya
Aku hanya mengangguk pelan, dan kemudian Anindita menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendengar cerita tersebut, akhirnya aku harus mengisi beberapa formulir persetujuan untuk melakukan operasi.
“Kamu yakin Bram sama keputusan ini?” Tanya Dokter itu
“Mau Kakak nanya sepuluh kali lagi juga jawaban dia masih sama dan bahkan makin kuat.” Kata Anindita
Aku hanya tersenyum kepada Anindita, dan kemudian aku menanda tangani formulir tersebut.
“Dan di sinilah aku sekarang, seorang Bramantyo yang sudah melakukan tanggung jawabnya dan sudah menyelesaikan misi rahasianya.” Kataku kemudian aku tersenyum entah menghadap ke siapa
Dinda memelukku dengan sangat erat dan air matanya yang sudah menetes. Aku membalas pelukannya dan pelukannya semakin erat saja.
“Jadilah lemon yang tetap asam, buat dunia ini kebingungan...” Bisikku
Ia mengangguk pelan. Semuanya terbawa suasana haru, kedatangan Reza dan Zahra kembali bukan dengan berita gembira namun mereka harus melihat aku yang saat ini akan selalu menggunakan kacamata hitam dan duduk di kursi roda. Aku meminta maaf kepada mereka berdua karena tidak bisa menyambut mereka dengan suasana gembira.
Aku berterima kasih kepada Nanda yang sudah membantuku untuk meyakinkan Dinda selama aku pergi. Aku juga berterima kasih kepada Irfan yang telah rela meluangkan waktunya untuk menjaga Nanda yang bawelnya melebihi suara ceret dengan air yang sangat panas.
Dan aku berterima kasih kepada Dinda yang telah meluangkan waktunya untuk bertemu lagi denganku, dan mungkin ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir. Aku sangat berharap bahwa ia akan menemukan cintanya lagi, dan semoga lelaki yang akan bersama dengan Dinda nanti akan lebih baik dariku saat ini.
Ketika dunia memberikan mu lemon, buat lah segelas jus jeruk. Biarkan dunia memikirkan tentang hal itu dan kamu akan tetap membuat jus jeruk dengan sebuah lemon. Apa kamu bisa? Terkadang kamu terlalu memikirkan bagaimana orang-orang yang ada di sekitarmu hingga kamu takut untuk bertindak, dan kamu tidak bisa mengikuti kata hatimu yang sejujurnya. Memang tidak ada salahnya kita mendengarkan, tapi bukan berarti itu menjadi sebuah pembatas untuk mengikuti kata hati kita. Aku sudah menunjukkan bagaimana aku mengikuti kata hatiku, dan aku sudah menunjukan bahwa aku bisa membuat segelas jus jeruk menggunakan lemon.
“When life gives you lemons, make orange juice. Leave the world wondering how you did it.”
------------------------
Lima Tahun Kemudian
Spoiler for 6 Bulan Sebelum Pernikahan:
“Kamu yakin bisa nerima keadaanku yang bukan kayak dulu lagi?” Tanyaku
“Dimataku... Kamu masih sama kayak Bram yang aku kenal semasa SMA, dan ngga akan pernah berubah.” Jawabnya
Kemudian ia memelukku, aku sangat berbahagia bahwa ia telah kembali dan semua yang aku pertanyakan sejak dulu akhirnya terjawab sudah.
“Dimataku... Kamu masih sama kayak Bram yang aku kenal semasa SMA, dan ngga akan pernah berubah.” Jawabnya
Kemudian ia memelukku, aku sangat berbahagia bahwa ia telah kembali dan semua yang aku pertanyakan sejak dulu akhirnya terjawab sudah.
Pernikahan yang kami lakukan dua tahun yang lalu menjawab semua pertanyaanku semenjak SMA. Pernikahan sederhana yang diadakan di rumahku ini hanya dihadiri oleh beberapa orang dekat saja, ada keluarga besarku, keluarga besarnya, Reza, Zahra, dan Anindita pun datang.
Dan pada akhinya kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat lucu, dan itu menambah semangatku dalam menjalani hidup.
Terima kasih atas segala dukungan yang telah engkau berikan kepadaku, terlebih lagi ketika engaku kembali kepadaku bagaimana pun keadaanku saat ini. Cinta yang sempat menghilang akhirnya kembali lagi seperti dulu kala.
Terima kasih, Widya...
Dan kalian pikir ini adalah akhirnya?
TAMAT
© BeaverMoon Land. Aku, Kamu dan Lemon (2015)
Opiknh dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas