- Beranda
- Stories from the Heart
Yaudah, gue mati aja
...
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Cover By: kakeksegalatahu
Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.
Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue


----------
----------
PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.
----------
Spoiler for QandA:
WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+
NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY
Spoiler for Ilustrasi:
Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.
Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dasadharma10
#339
PART 33
Mencari seseorang itu nggak mudah, apalagi ketika gue berada di lingkungan baru dan kita nggak tahu siapa yang gue cari. Cewek yang udah menyebarkan berita tentang gue cowok indigo menghilang tanpa jejak. Lenyap di telan lautan mahasiswa di kampus gue. Udah sepuluh menit gue mencari dia tapi tetap nggak ketemu, karena capek, gue putuskan buat balik ke kosan.
Jam masih menunjukkan pukul sepuluh ketika gue sampai kos. Karena gue belum terbiasa dengan kehidupan yang banyak waktu luangnya gini, gue jadi bingung mau ngapain. Kebetulan di depan kosan ada koh Wahyu, dan akhirnya gue cuma bikin kopi dan ngerokok bareng dia di depan kosan.
“Dari kampus Wi?” tanya koh Wahyu sambil meminum minuman kaleng.
“Iya koh,” gue menyalakan rokok. “Disini warnet yang deket dimana ya koh?”
“Ngapain ke warnet? kan di kos udah ada internet Wi.”
“Seriusan? Kok aku nggak dikasih tau?”
“Kalo nggak ada internet gimana ceritanya mama bisa manage sahamnya di kos? Kalo nggak ada internet gimana ceritanya aku pesen barang dari Batam?” dia meminum kaleng yang dia pegang. “Kalo nggak ada internet gimana ceritanya mas Roni bisa ngebokep tiap malem?”
“Sembarangan kalo ngomong!” bantah mas Roni yang tiba-tiba ada di samping gue. “Birmu masih nggak Yu?”
“Hahaha, ambil aja di kulkas,” jawab koh Wahyu.
Bir? Yak bener! Koh Wahyu pagi-pagi minum bir. Semua orang kos juga udah tau kalo mas Roni dan koh Wahyu kebiasaan minum bir di kos. Tapi kalo ketahuan mabok di kos, pak jendral nggak bakalan tinggal diam. Bagaimana dengan gue? Nggak perlu di tanya, gue nggak doyan yang begituan. Minum soda gembira aja gue mabok.
Bener aja, ternyata di kosan gue emang udah dipasang kabel LAN buat internet di tiap kamar. Gue yang udah hampir sebulan di kos ini baru sadar ada LAN melambai-lambai di tembok. Sayangnya sewaktu gue mau colokin kabel LAN, netbook gue nggak memiliki lubang untuk kabel lubang LAN itu. Kentang banget! Colokan udah ada, internet udah ada, lubangnya nggak ada.
Gue segera memutuskan untuk pergi ke salah satu gerai elektronik di Jogja untuk membeli lubang. Maksud gue suatu alat yang menyediakan lubang untuk kabel LAN. Dengan berbekal GPS gue muter-muter Jogja sendirian.
Mencari seseorang itu nggak mudah, apalagi ketika gue berada di lingkungan baru dan kita nggak tahu siapa yang gue cari. Cewek yang udah menyebarkan berita tentang gue cowok indigo menghilang tanpa jejak. Lenyap di telan lautan mahasiswa di kampus gue. Udah sepuluh menit gue mencari dia tapi tetap nggak ketemu, karena capek, gue putuskan buat balik ke kosan.
Jam masih menunjukkan pukul sepuluh ketika gue sampai kos. Karena gue belum terbiasa dengan kehidupan yang banyak waktu luangnya gini, gue jadi bingung mau ngapain. Kebetulan di depan kosan ada koh Wahyu, dan akhirnya gue cuma bikin kopi dan ngerokok bareng dia di depan kosan.
“Dari kampus Wi?” tanya koh Wahyu sambil meminum minuman kaleng.
“Iya koh,” gue menyalakan rokok. “Disini warnet yang deket dimana ya koh?”
“Ngapain ke warnet? kan di kos udah ada internet Wi.”
“Seriusan? Kok aku nggak dikasih tau?”
“Kalo nggak ada internet gimana ceritanya mama bisa manage sahamnya di kos? Kalo nggak ada internet gimana ceritanya aku pesen barang dari Batam?” dia meminum kaleng yang dia pegang. “Kalo nggak ada internet gimana ceritanya mas Roni bisa ngebokep tiap malem?”
“Sembarangan kalo ngomong!” bantah mas Roni yang tiba-tiba ada di samping gue. “Birmu masih nggak Yu?”
“Hahaha, ambil aja di kulkas,” jawab koh Wahyu.
Bir? Yak bener! Koh Wahyu pagi-pagi minum bir. Semua orang kos juga udah tau kalo mas Roni dan koh Wahyu kebiasaan minum bir di kos. Tapi kalo ketahuan mabok di kos, pak jendral nggak bakalan tinggal diam. Bagaimana dengan gue? Nggak perlu di tanya, gue nggak doyan yang begituan. Minum soda gembira aja gue mabok.
Bener aja, ternyata di kosan gue emang udah dipasang kabel LAN buat internet di tiap kamar. Gue yang udah hampir sebulan di kos ini baru sadar ada LAN melambai-lambai di tembok. Sayangnya sewaktu gue mau colokin kabel LAN, netbook gue nggak memiliki lubang untuk kabel lubang LAN itu. Kentang banget! Colokan udah ada, internet udah ada, lubangnya nggak ada.
Gue segera memutuskan untuk pergi ke salah satu gerai elektronik di Jogja untuk membeli lubang. Maksud gue suatu alat yang menyediakan lubang untuk kabel LAN. Dengan berbekal GPS gue muter-muter Jogja sendirian.
Diubah oleh dasadharma10 14-02-2016 09:38
JabLai cOY memberi reputasi
1


