- Beranda
- Stories from the Heart
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!
...
TS
galonze.b.c.n.b
1 Flat! 2 Wanita! 2 Cerita!

1 Flat2 Wanita 2 Cerita

Quote:
Spoiler for Rules:
Spoiler for F.A.Q:
Quote:
Diubah oleh galonze.b.c.n.b 11-06-2016 21:40
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.1M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
galonze.b.c.n.b
#1383
Part 58 Pelarian Cinta (3)
Saat sedang menunggu kedatangan mila di warung dekat kampus, sambil iseng iseng gue buka facebook lewat laptop milik norman, saat melihat Friend Request di Facebook, “Ah dari siapa ini?”, dengan penasaran gue lihat profile orang tersebut “Ye! Profilenya anonym! Gue tolak aja!”, tapi kemudian saat melihat Koleksi foto orang itu, gue merasa agak kenal dengan anak ini “Oalah! Ternyata ini si Melsi toh! Ni anak kecil kecil udah punya Facebook! Pantesan profilenya anonym!” gue pun menerima permintaan pertemanan dari Melsi tersebut.
Saat sedang chattingan di facebook tiba tiba mila datang langsung menutup laptop yang sedang dipakai “Lagi apa?” ucap dia dengan wajah musam.
“miel, kamu maen tutup tutup aja!”
“kenapa kamu? Mukanya jelek gitu!” ucap gue kepada mila.
“kesel!” jawab dia ketus.
“sama adikmu?”
“iya siapa lagi!”
“emang kenapa dia?”
“ahhhh dak tau pokoknya kesel aja!”
“hey… sini sini..” gue menarik tangan dia untuk duduk di bangku sebelah gue.
“masih masalah sama adekmu itu?” tanya gue kembali.
“Yah gitudeh, seharian kemaren Melsi gak mau negur aku walaupun aku yang pertama negur, dia gak mau jawab sama sekali, sikapnya sama sekali gak bersahabat sama aku, padahal kan aku kakaknya dia!” ucap mila kesal.
“tapi miel, bukannya kamu pernah cerita kalo ayahmu meninggal waktu usia kamu 8 tahun? Terus kenapa kamu bisa punya adik?” tanya gue penasaran.
“eh.. itu anu…. Dia bukan adik kandung sih… anak angkat mamah” jawab dia.
“owhhhh pantes kagak akur!” ucap gue dalem hati.
“iya udah sabar, kita cari solusinya sama sama nanti! Oke?” ucap gue mencoba mengembalikan semangat dia.
“eh kalo boleh tau, hubungan kamu sama adekmu gimana?” tanya gue penasaran.
Mila tidak langsung menjawab, dia meminum es teh yang gue pesan untuk menenangkan hatinya, setelah agak tenang baru ia menajwab “Yah gitulah, Hampir tiap hari kami berantem! Dan kadang aku juga suka egois dan keterlaluan sama Melsi, padahal kan Melsi masih kecil! Jadi gak heran deh kalo dia bisa benci sama kaka nya ini”
“Oya? Terus apa aja masalahnya?” tanya gue lagi.
“Masalahnya ya macem macem, dari soal makanan kami sering berantem, tapi seseringnya, aku marahin Melsi karena dia selalu berusaha buat niruin aku, apa aja yang aku pake, dia pasti pengen niru, kalo aku punya barang baru, dia pasti pengen” jawab mila.
“mmmm gitu masalahnya. Miel, melsi kan adikmu, dia juga masih kecil, ya pantas kalo dia pengen niru kamu, karena kamukan kakaknya, kamu yang selalu jadi pusat perhatian melsi karena mungkin dia berharap kamu bakal terus nuntun dia miel! Dia mungkin nganggep kamu panutannya! Itu bentuk perhatian dan kasih sayangnya melsi ke kamu!”.
“iya sih, sayangnya kunya terlalu egois dan maunya menang sendiri jadi aku gak nyadar sama hal itu!”, mila kemudian terdiam sejenak sebelum nemeruskan ucapannya “semakin hari hubunganku sama Melsi makin buruk, aku juga sadar sih, aku juga ngerasa bersalah banget sama dia! Makannya aku kemaren ngajak dia ke mall biar bisa ngebaikin hubungan sama dia, eh malah aku keasyikan belanja, sampe dia kabur dan ketemu sama kamu!”
Saat sedang mengobrol, tiba tiba handphone ini berdering pertanda telepon masuk “Siapa sih! Gangguin aja!” gerutu mila.
gue yang sedang duduk di samping nya mencoba melihat siapa yang memanggil “gak tau! Nih gak ada namanya” ucap gue melihatkan panggilan tersebut kepada mila, “aku angkat dulu ya”
“nah loh, kok ditutup sih?” tanya gue sedikit menahan tawa.
“ihhh udah ah! Bete aku!” jawab dia sambil merebahkan kepalanya di pundak.
“Besok minggu kita jalan jalan, disana aku bakal cuekin melsi dan kamu berusaha buat selalu didekatdia dan nemenin dia! Oya sekalian aku ajak intan juga” ucap gue.
“ah males ah! Gak usah ajak dia, berdua aja..”
“yee, kan sekalian benerin hubungan kamu sama dia, hahaha”
“gak mau ah! Udah gak usah deh jalan jalannya!” ucap mila jutek.
“tuh kan mulai egoisnya keluar!”
“iya deh iya iya gak apa apa, emang kita mau kemana?”
“Besok kita ke Ancol, Kita ke Sea World sama Dufan! Sengaja kita bawa kesana biar melsi gak merasa terasing karena yang ngajak main dia orang dewasa semua. Biar melsi bisa main sama anak anak yang sebaya sama dia, biar dia berada di dunia yang semestinya dia berada!” jawab gue, Mila pun mengangguk setuju dengan ide gue tersebut.
Saat setelah kembali ke flat, gue lihat ada intan sedang didapur, sambil memasak masakan dia buat, gue mendengar dia sedang menelfon dengan seseorang.
“Eh rangga, udah pulang?” tanya dia kaget saat gue dibelakang dia.
“udah baru tadi” jawab gue datar.
“ya udah makan dulu, intan bikin sup ini” ucap dia dengan syal yang masih menempel di lehernya.
“tunggu di depan, aku cuci kaki dulu”
saat sedang makan , tak banyak yang kita ucapkan saat itu, hanya mulut dan tangan saja yang bekerja untuk melahap makanan.
“darimana kamu?” tanya intan.
“jalan bareng mila”
“owh”
“besok ikut aku ke dufan” ucap gue ke intan.
“ngapain?”
“ya liburan lah, kamu gak mau?”
“sama dia?”
“iya sama siapa lagi”
“aku gak mau”
“ya udah kalo gitu kita gak usah jalan lagi lah..” ucap gue ke dia.
“kok gitu?” tanya dia tanpa gur jawab.
“jawab dong, hey…”
“iya ya udah aku ikut! Tapi aku didepan dia dibelakang!” ucap intan.
“iya” jawab gue.
Ke esokan harinya, gue menjemput mila dan Melsi di rumah om nya, sesuai dengan rencana, hari ini kita akan jalan jalan bersama dengan melsi untuk membantu hubungan mereka berdua supaya menjadi baik lagi. Gue lihat pagi itu Melsi nampak senang dan bersemangat.
“kak intan ka inta, kaka adeknya ka rangga ya?” tanya melsi di jok belakang.
“hah? Kok tau?” jawab intan sedikit kaget.
“iya, kan aku telfonan sama kak rangga semalem” jawab melsi santai.
“semalem telfonan sama kak rangga? Bahas apa aja sayang?” ucap intan dengan tatapan mata tajam ke arah gue, gue balas dengan senyuman kewajahnya.
“ya banyak ka, kak rangga bilang katanya ka intan adek ceweknya yang paling dia sayang” ucap melsi santai yang dibalas intan dengan senyum di bibirnya.
Sesampainya di Ancol, kita langsung menuju ke Sea World, Intan dan Mila yang mengurusi melsi saat itu, sementara gue lebih banyak diam dan mengikuti mereka berdua dibelakang, hanya sesekali ikut berbicara dan tertawa bersama mereka.
Setelah puas bermain di Sea World, kita langsung menuju ke Dufan dan bermain berbagai wahana disana, begitu gembiranya melsi mendapat permainan anak anak disana, dia bermain ditemani dengan kakanya dan intan saat itu, dan mungkin hubungan mereka berdua sedikit membaik.
“kak! Ayo main sama melsi, kok daritadi diem terus sih” ucap melsi yang sedang duduk disebelah gue.
“Ah enggak kok, kan ada kakak mu sama ka intan yang nemenin” ucap gue tersenyum menanggapinya.
Melsi langsung cemberut mendengarnya “Enggak ah, ayoo ka main sama echi”rengek dia.
saat itu langsung gue melirik kepada mila yang sedang berjalan menghampiri kita berdua “Echi, sini duduk sebelah kaka”
“gak mau ah! Ayoo kak rangga main sama aku, naik ke sana…” ucap melsi sambil merengek, gue melihat intan hanya diam saja melihat kelakuan melsi.
“Aduh mel, kaka ke toilet bentaran yah, kamu main sama kak mila dulu” jawab gue sambil berdiri, akhirnya dengan wajah cemberut melsipun ditemani oleh mila untuk bermain wahana anak anak yang diinginkannya.
“hey, sambil nunggu mereka main, naik itu yukk” ucap gue kepada intan sambil menunjuk Jet Coster.
“gak mau aku takut! Kamu kasih racun apa anak itu? Kok bisa deket banget?” tanya intan menyelidik.
“heheh gak dikasih apa apa, ayu ahh kita naik itu sebentar..” ucap gue menarik tangannya.
setelah mengantri cukup lama, akhirnya kita berdua menaiki Jet Coaster Halilintar itu, Gue dan intan duduk di barisan tengah. Saking tegangnya wajah intan terlihat pucat, tangannya memegang erat tangan gue yang sedang duduk disebelahnya.
“kenapa?” tanya gue.
“takut” ucap dia sambil memegang erat tangan sebelah kanan.
“pegangan kalo takut” ucap gue ditelinga dia.
Tak lama kemudian, Halilintar pun meluncur! Semua yang menaikinya berteriak keras ketika Halilintar itu meluncur dan menekuk dengan kecepatan tinggi! Setelah dua putaran akhirnya Halilintar itu berhenti, wajah intan memucat sampai bibirnya memutih.
“intan gak apa apa?” ucap gue sambil menuntun dia untuk keluar.
“aku pusing nih..” jawab intan meracau mirip orang mengigau.
“ya udah istirahat dulu yuk di kursi” ucap gue sedikit khawatir sama keadaan dia.
“gendong….” Ucap dia dengan manjanya.
“mabuk pengen munta” ucap intan sambil melingkarkan kedua tangannya di leher gue.
“jangan muntah di dada aku neng..” ucap gue sedikit khawatir.
Setelah sore tiba, barulah mereka berdua puas bermain, gue melihat Melsi sudah mau bermain dan tersenyum dengan kakanya. “kenapa? Kok senyum senyum sendiri?” tanya intan yang sedang duduk disebelah gue.
“Seneng aja liat mereka, selama inikan aku jarang banget main sama anak kecil, yang ada cuma jagain kamu terus” ucap gue sambil melihat mereka berdua yang sedang bermain.
“jadi nyesel jagain aku selama ini?” tanya intan dengan jutek.
“heehehee enggak kok, kamu kan adikku, dulu juga kita kayak gitu” jawab gue sambil tersenyum kearah dia.
“mulai deh…” ucap intan dengan wajah cemberut.
“ciee yang lagi mesra mesraan berdua” ucap mila melewati gue menghampiri penjual minuman.
“eh…., udah mainnya? Mau kemana lagi sekarang?” tanya gue kepada mereka.
“Kak Rangga!” ucap melsi tiba tiba dengan muka kesakitan.
“Kenapa melsi?” tanya gue melihat dia sedang menahan sesuatu.
“Aku… Aku…” ucap melsi sambil mengerang.
“Kamu kenapa?” gue mulai khawatir dengan dia.
“Aku… Aku.. kebelet pengen BAB kak!” ucap melsi menjawab walau dengan ragu ragu.
Gue tambah kaget mendengar itu “Hah? Lho ayo cepet ke Toilet, mel ini temenin adikmu ke Toilet” ucap gue kepada mila.
“Apa?? Ayo cepet sini kaka anterin!” ucap mila.
“Ga mau! Aku gak mau dianter sama ka mila! Aku maunya dianter sama kak Rangga!” rengeknya dengan wajah seperti mau menangis.
“Haduh mel, kamu kan harus ke Toilet cewek, kaka kan cowo! Atau dianter sama kak intan aja yah?” ucap gue sedikit kesal dengan tingkah dia.
“Gak mau! Pokoknya maunya sama kak Rangga! Dari tadi kaka Cuma berduaan terus sama kak intan, gak pengen nemenin echi sekali aja!” rengek Melsi bersikukuh untuk diantar gue ke toilet.
“Ya udah ngga! Kamu anter Melsi ke toilet cepet…” ucap intan.
“Hah? Tapi…” ketika belum selesai berbicara, Melsi langsung manarik tangan gue.
“Ayoo kak! Echi udah gak tahan lagi…” ucap dia, dengan terpaksa guepun mengantarnya dan menungguinya di toilet perempuan.
Setelah melsi selesai, kitapun lalu menuju ketempat dimana intan dan mila sedang menunggu “Mel,kok gak mau dianter sama kak mila? Kamu gak sayang yah sama kakak mu?”
“Ga! Kak mila gak sayang sama echi! Dia tiap hari marahin echi aja! Padahal kan sebenernya echi sayang ama dia, tapi kak milanya aja yang ga mau disayang sama echi! Echi kan Cuma pengen bisa kaya kak Mila, tapi kak milanya aja yang selalu ga mau ditiru sama echi dan malah marahin echi” jawab Melsi dengan wajah memerah.
“iya, tapikan kak milanya udah minta maaf sama echi, diakan udah janji gak bakal kayak gitu lagi sama kamu” ucap gue sedikit kalem untuk menenangkan Melsi.
“Bohong! Kak mila kalo udah minta maaf, besoknya pasti marah marah lagi” jawab Melsi.
Gue hanya menghela nafas ketika melihat kelakuan keras kepala anak ini, ya walaupun tadi bisa membuat dia gembira dan lebih mengenal dunianya (Bukan dunia orang dewasa), tapi gue gagal membantu hubungan mereka berdua supaya lebih baik lagi, sifat dan watak dia emang mirip sekali dengan kakanya yang sedikit keras kepala.
Saat diperjalanan pulang, tidak ada obrolah di dalam mobil, mereka bertiga tertidur kelelahan karna bermain seharian penuh, terutama mila yang saat gue lihat di wajahnya sangat terlihat dia kelelahan sekali. Mengingat dari siang mila hanya mengikuti melsi dari belakang dan menuruti keinginan dia jika ingin dibelikan sesuatu. Sementara intan terlelap dengan wajah yang masih pucat akibat bermain Jet Coaster Halilintar tadi.
“kaka makasih ya, nanti kita jalan jalan lagi” ucap melsi yang sudah memasuki gerbang rumahnya.
“iya sama sama, dadah…” ucap gue melambaikan tangan kearah anak itu.
Saat Melsi sudah masuk ke pintu rumahnya, Mila secara tiba tiba memeluk gue dengan erat “nahhh, ini kenapa sekarang kakak nya?” tanya gue.
“aku gak suka” ucap dia pelan.
“eh,….” Ucap gue sedikit terkejut.
“aku gak suka kalo kita jalan bertiga bareng dia, kamu makin deket sama dia aku gak suka” ucap dia yang mulutnya di benamkan di bahu sebelah kanan gue.
“pokoknya nanti kita jalan jalan lagi!”ucap dia kembali.
“iya iya” jawab gue singkat.
“Harus berdua gak boleh ngajakin dia! Cuma aku sama kamu titik! Akugak mau lagi jalan bertiga bareng dia, aku maunya sama kamu aja” ucap mila kini terlihat manja dengan suara serak seakan mau menangis.
“eh iya… nanti kita jalan lagi berdua” ucap gue.
“heem” ucap mila sambil melepas pelukannya.
“janji ya?” ucap dia lagi. Gue balas dengan anggukan pelan dan tersenyum ke arah dia.
Tiba tiba didekatkannya kepala dia ke pipi kanan gue dan cup..… pipi kanan ini dicium oleh dia. Gue hanya tersenyum mendapatkan perlakuan itu. Tersadar akan waktu yang semakin malam gue pun izin untuk kembali ke Flat.
“Aku pulang dulu ya” ucap gue.
“heem” jawab dia sambil menganggukan kepala.
“hati hati gak usah ngebut! Langsung pulang! Jangan mampir mampir dulu” ucap mila.
“iya…”
“heem ya udah gih, jangan manja manjaan sama dia!” ucap mila kembali.
“iya iya… kamu ini… udah aku pulang dulu” ucap gue sambil meninggalkan dia didepan pintunya.
Saat kembali memasuki mobil, gue melihat intan sedang sibuk dengan gadgetnya, tanpa ingin mengganggu aktifitas dia, gue kembali menjalankan mobil dan menuju ke rumah untuk istirahat. Saat mobil baru beberapa meter meninggalkan rumah mila, tiba tiba intan menjewer kuping gue “HEH!” ucap dia ketus.
“Adududuh… ampun, aduuhh kamu kenapa?” ucap gue.
“Hebat bener kamu ya! Ampe anak kecil aja kamu embat!” semprot intan.
“adududuh intan, masalah si Melsi mah itu lain lagi, aku cuma pengen ngebujuk dia supaya mau baikan lagi sama kakaknya! Lagian aku juga geli kalo terus terusan sama anak itu” ucap gue.
“Geli geli! Tapi telfonan sampe malem! Dasar!” ucap intan dengan juteknya.
“hehhee” ucap gue yang dihiraukan oleh dia.
“eh jangan tidur, kitakan udah nyampe bandung” ucap gue kembali dihiraukan oleh intan.
Saat sudah sampai didepan garasi parkir, gue melihat intan sudah tertidur dengan lelapnya “hey bangun pindah ke kamar bobonya” ucap gue.
“mmmmmm gendonggg” ucap dia dengan manjanya.
“heh? Lantai 4 loh?” ucap gue.
“ayok bangun pindah ke kamar bobonya” ucap gue kembali.
“aku mau pindah kekamar kalo di gendong” ucap dia dengan mata masih terlelap.
gue pun bergerak memegang tangan dia dan membopongnya. Dengan manjanya kepalanya dimasukan kedalam dada. Senyuman di bibirnya semakin melebar, saat melirik kebawah ternyata ini baru sampai lantai dua.
“waktu turun kayaknya cepet banget ya, kok sekarang pas naik kayak lama banget” ucap intan dengan kedua mata masih terpejam.
“….” Gue diam tidak menjawab.
“masih jauh emang?” ucap dia menggoda dengan senyuman di bibirnya.
“Jauh… Jauh banget” ucap gue yang sudah mulai ngos ngosan.
“pegangannya yang bener dong, badan kamu berat banget” ucap gue mulai ngos ngosan.
“ihhh” ucap dia sedikit memukul dada. “berarti aku gendut gitu maksudnya?” ucap dia sambil membetet hidung.
“Awww awas nanti aku betet juga idung kamu!” jawab gue yang hanya dibalas oleh seyuman di bibirnya.
Saat sedang chattingan di facebook tiba tiba mila datang langsung menutup laptop yang sedang dipakai “Lagi apa?” ucap dia dengan wajah musam.
“miel, kamu maen tutup tutup aja!”
“kenapa kamu? Mukanya jelek gitu!” ucap gue kepada mila.
“kesel!” jawab dia ketus.
“sama adikmu?”
“iya siapa lagi!”
“emang kenapa dia?”
“ahhhh dak tau pokoknya kesel aja!”
“hey… sini sini..” gue menarik tangan dia untuk duduk di bangku sebelah gue.
“masih masalah sama adekmu itu?” tanya gue kembali.
“Yah gitudeh, seharian kemaren Melsi gak mau negur aku walaupun aku yang pertama negur, dia gak mau jawab sama sekali, sikapnya sama sekali gak bersahabat sama aku, padahal kan aku kakaknya dia!” ucap mila kesal.
“tapi miel, bukannya kamu pernah cerita kalo ayahmu meninggal waktu usia kamu 8 tahun? Terus kenapa kamu bisa punya adik?” tanya gue penasaran.
“eh.. itu anu…. Dia bukan adik kandung sih… anak angkat mamah” jawab dia.
“owhhhh pantes kagak akur!” ucap gue dalem hati.
“iya udah sabar, kita cari solusinya sama sama nanti! Oke?” ucap gue mencoba mengembalikan semangat dia.
“eh kalo boleh tau, hubungan kamu sama adekmu gimana?” tanya gue penasaran.
Mila tidak langsung menjawab, dia meminum es teh yang gue pesan untuk menenangkan hatinya, setelah agak tenang baru ia menajwab “Yah gitulah, Hampir tiap hari kami berantem! Dan kadang aku juga suka egois dan keterlaluan sama Melsi, padahal kan Melsi masih kecil! Jadi gak heran deh kalo dia bisa benci sama kaka nya ini”
“Oya? Terus apa aja masalahnya?” tanya gue lagi.
“Masalahnya ya macem macem, dari soal makanan kami sering berantem, tapi seseringnya, aku marahin Melsi karena dia selalu berusaha buat niruin aku, apa aja yang aku pake, dia pasti pengen niru, kalo aku punya barang baru, dia pasti pengen” jawab mila.
“mmmm gitu masalahnya. Miel, melsi kan adikmu, dia juga masih kecil, ya pantas kalo dia pengen niru kamu, karena kamukan kakaknya, kamu yang selalu jadi pusat perhatian melsi karena mungkin dia berharap kamu bakal terus nuntun dia miel! Dia mungkin nganggep kamu panutannya! Itu bentuk perhatian dan kasih sayangnya melsi ke kamu!”.
“iya sih, sayangnya kunya terlalu egois dan maunya menang sendiri jadi aku gak nyadar sama hal itu!”, mila kemudian terdiam sejenak sebelum nemeruskan ucapannya “semakin hari hubunganku sama Melsi makin buruk, aku juga sadar sih, aku juga ngerasa bersalah banget sama dia! Makannya aku kemaren ngajak dia ke mall biar bisa ngebaikin hubungan sama dia, eh malah aku keasyikan belanja, sampe dia kabur dan ketemu sama kamu!”
Saat sedang mengobrol, tiba tiba handphone ini berdering pertanda telepon masuk “Siapa sih! Gangguin aja!” gerutu mila.
gue yang sedang duduk di samping nya mencoba melihat siapa yang memanggil “gak tau! Nih gak ada namanya” ucap gue melihatkan panggilan tersebut kepada mila, “aku angkat dulu ya”
Quote:
“nah loh, kok ditutup sih?” tanya gue sedikit menahan tawa.
“ihhh udah ah! Bete aku!” jawab dia sambil merebahkan kepalanya di pundak.
“Besok minggu kita jalan jalan, disana aku bakal cuekin melsi dan kamu berusaha buat selalu didekatdia dan nemenin dia! Oya sekalian aku ajak intan juga” ucap gue.
“ah males ah! Gak usah ajak dia, berdua aja..”
“yee, kan sekalian benerin hubungan kamu sama dia, hahaha”
“gak mau ah! Udah gak usah deh jalan jalannya!” ucap mila jutek.
“tuh kan mulai egoisnya keluar!”
“iya deh iya iya gak apa apa, emang kita mau kemana?”
“Besok kita ke Ancol, Kita ke Sea World sama Dufan! Sengaja kita bawa kesana biar melsi gak merasa terasing karena yang ngajak main dia orang dewasa semua. Biar melsi bisa main sama anak anak yang sebaya sama dia, biar dia berada di dunia yang semestinya dia berada!” jawab gue, Mila pun mengangguk setuju dengan ide gue tersebut.
Saat setelah kembali ke flat, gue lihat ada intan sedang didapur, sambil memasak masakan dia buat, gue mendengar dia sedang menelfon dengan seseorang.
Quote:
“Eh rangga, udah pulang?” tanya dia kaget saat gue dibelakang dia.
“udah baru tadi” jawab gue datar.
“ya udah makan dulu, intan bikin sup ini” ucap dia dengan syal yang masih menempel di lehernya.
“tunggu di depan, aku cuci kaki dulu”
saat sedang makan , tak banyak yang kita ucapkan saat itu, hanya mulut dan tangan saja yang bekerja untuk melahap makanan.
“darimana kamu?” tanya intan.
“jalan bareng mila”
“owh”
“besok ikut aku ke dufan” ucap gue ke intan.
“ngapain?”
“ya liburan lah, kamu gak mau?”
“sama dia?”
“iya sama siapa lagi”
“aku gak mau”
“ya udah kalo gitu kita gak usah jalan lagi lah..” ucap gue ke dia.
“kok gitu?” tanya dia tanpa gur jawab.
“jawab dong, hey…”
“iya ya udah aku ikut! Tapi aku didepan dia dibelakang!” ucap intan.
“iya” jawab gue.
Ke esokan harinya, gue menjemput mila dan Melsi di rumah om nya, sesuai dengan rencana, hari ini kita akan jalan jalan bersama dengan melsi untuk membantu hubungan mereka berdua supaya menjadi baik lagi. Gue lihat pagi itu Melsi nampak senang dan bersemangat.
“kak intan ka inta, kaka adeknya ka rangga ya?” tanya melsi di jok belakang.
“hah? Kok tau?” jawab intan sedikit kaget.
“iya, kan aku telfonan sama kak rangga semalem” jawab melsi santai.
“semalem telfonan sama kak rangga? Bahas apa aja sayang?” ucap intan dengan tatapan mata tajam ke arah gue, gue balas dengan senyuman kewajahnya.
“ya banyak ka, kak rangga bilang katanya ka intan adek ceweknya yang paling dia sayang” ucap melsi santai yang dibalas intan dengan senyum di bibirnya.
Sesampainya di Ancol, kita langsung menuju ke Sea World, Intan dan Mila yang mengurusi melsi saat itu, sementara gue lebih banyak diam dan mengikuti mereka berdua dibelakang, hanya sesekali ikut berbicara dan tertawa bersama mereka.
Setelah puas bermain di Sea World, kita langsung menuju ke Dufan dan bermain berbagai wahana disana, begitu gembiranya melsi mendapat permainan anak anak disana, dia bermain ditemani dengan kakanya dan intan saat itu, dan mungkin hubungan mereka berdua sedikit membaik.
“kak! Ayo main sama melsi, kok daritadi diem terus sih” ucap melsi yang sedang duduk disebelah gue.
“Ah enggak kok, kan ada kakak mu sama ka intan yang nemenin” ucap gue tersenyum menanggapinya.
Melsi langsung cemberut mendengarnya “Enggak ah, ayoo ka main sama echi”rengek dia.
saat itu langsung gue melirik kepada mila yang sedang berjalan menghampiri kita berdua “Echi, sini duduk sebelah kaka”
“gak mau ah! Ayoo kak rangga main sama aku, naik ke sana…” ucap melsi sambil merengek, gue melihat intan hanya diam saja melihat kelakuan melsi.
“Aduh mel, kaka ke toilet bentaran yah, kamu main sama kak mila dulu” jawab gue sambil berdiri, akhirnya dengan wajah cemberut melsipun ditemani oleh mila untuk bermain wahana anak anak yang diinginkannya.
“hey, sambil nunggu mereka main, naik itu yukk” ucap gue kepada intan sambil menunjuk Jet Coster.
“gak mau aku takut! Kamu kasih racun apa anak itu? Kok bisa deket banget?” tanya intan menyelidik.
“heheh gak dikasih apa apa, ayu ahh kita naik itu sebentar..” ucap gue menarik tangannya.
setelah mengantri cukup lama, akhirnya kita berdua menaiki Jet Coaster Halilintar itu, Gue dan intan duduk di barisan tengah. Saking tegangnya wajah intan terlihat pucat, tangannya memegang erat tangan gue yang sedang duduk disebelahnya.
“kenapa?” tanya gue.
“takut” ucap dia sambil memegang erat tangan sebelah kanan.
“pegangan kalo takut” ucap gue ditelinga dia.
Tak lama kemudian, Halilintar pun meluncur! Semua yang menaikinya berteriak keras ketika Halilintar itu meluncur dan menekuk dengan kecepatan tinggi! Setelah dua putaran akhirnya Halilintar itu berhenti, wajah intan memucat sampai bibirnya memutih.
“intan gak apa apa?” ucap gue sambil menuntun dia untuk keluar.
“aku pusing nih..” jawab intan meracau mirip orang mengigau.
“ya udah istirahat dulu yuk di kursi” ucap gue sedikit khawatir sama keadaan dia.
“gendong….” Ucap dia dengan manjanya.
“mabuk pengen munta” ucap intan sambil melingkarkan kedua tangannya di leher gue.
“jangan muntah di dada aku neng..” ucap gue sedikit khawatir.
Setelah sore tiba, barulah mereka berdua puas bermain, gue melihat Melsi sudah mau bermain dan tersenyum dengan kakanya. “kenapa? Kok senyum senyum sendiri?” tanya intan yang sedang duduk disebelah gue.
“Seneng aja liat mereka, selama inikan aku jarang banget main sama anak kecil, yang ada cuma jagain kamu terus” ucap gue sambil melihat mereka berdua yang sedang bermain.
“jadi nyesel jagain aku selama ini?” tanya intan dengan jutek.
“heehehee enggak kok, kamu kan adikku, dulu juga kita kayak gitu” jawab gue sambil tersenyum kearah dia.
“mulai deh…” ucap intan dengan wajah cemberut.
“ciee yang lagi mesra mesraan berdua” ucap mila melewati gue menghampiri penjual minuman.
“eh…., udah mainnya? Mau kemana lagi sekarang?” tanya gue kepada mereka.
“Kak Rangga!” ucap melsi tiba tiba dengan muka kesakitan.
“Kenapa melsi?” tanya gue melihat dia sedang menahan sesuatu.
“Aku… Aku…” ucap melsi sambil mengerang.
“Kamu kenapa?” gue mulai khawatir dengan dia.
“Aku… Aku.. kebelet pengen BAB kak!” ucap melsi menjawab walau dengan ragu ragu.
Gue tambah kaget mendengar itu “Hah? Lho ayo cepet ke Toilet, mel ini temenin adikmu ke Toilet” ucap gue kepada mila.
“Apa?? Ayo cepet sini kaka anterin!” ucap mila.
“Ga mau! Aku gak mau dianter sama ka mila! Aku maunya dianter sama kak Rangga!” rengeknya dengan wajah seperti mau menangis.
“Haduh mel, kamu kan harus ke Toilet cewek, kaka kan cowo! Atau dianter sama kak intan aja yah?” ucap gue sedikit kesal dengan tingkah dia.
“Gak mau! Pokoknya maunya sama kak Rangga! Dari tadi kaka Cuma berduaan terus sama kak intan, gak pengen nemenin echi sekali aja!” rengek Melsi bersikukuh untuk diantar gue ke toilet.
“Ya udah ngga! Kamu anter Melsi ke toilet cepet…” ucap intan.
“Hah? Tapi…” ketika belum selesai berbicara, Melsi langsung manarik tangan gue.
“Ayoo kak! Echi udah gak tahan lagi…” ucap dia, dengan terpaksa guepun mengantarnya dan menungguinya di toilet perempuan.
Setelah melsi selesai, kitapun lalu menuju ketempat dimana intan dan mila sedang menunggu “Mel,kok gak mau dianter sama kak mila? Kamu gak sayang yah sama kakak mu?”
“Ga! Kak mila gak sayang sama echi! Dia tiap hari marahin echi aja! Padahal kan sebenernya echi sayang ama dia, tapi kak milanya aja yang ga mau disayang sama echi! Echi kan Cuma pengen bisa kaya kak Mila, tapi kak milanya aja yang selalu ga mau ditiru sama echi dan malah marahin echi” jawab Melsi dengan wajah memerah.
“iya, tapikan kak milanya udah minta maaf sama echi, diakan udah janji gak bakal kayak gitu lagi sama kamu” ucap gue sedikit kalem untuk menenangkan Melsi.
“Bohong! Kak mila kalo udah minta maaf, besoknya pasti marah marah lagi” jawab Melsi.
Gue hanya menghela nafas ketika melihat kelakuan keras kepala anak ini, ya walaupun tadi bisa membuat dia gembira dan lebih mengenal dunianya (Bukan dunia orang dewasa), tapi gue gagal membantu hubungan mereka berdua supaya lebih baik lagi, sifat dan watak dia emang mirip sekali dengan kakanya yang sedikit keras kepala.
Saat diperjalanan pulang, tidak ada obrolah di dalam mobil, mereka bertiga tertidur kelelahan karna bermain seharian penuh, terutama mila yang saat gue lihat di wajahnya sangat terlihat dia kelelahan sekali. Mengingat dari siang mila hanya mengikuti melsi dari belakang dan menuruti keinginan dia jika ingin dibelikan sesuatu. Sementara intan terlelap dengan wajah yang masih pucat akibat bermain Jet Coaster Halilintar tadi.
“kaka makasih ya, nanti kita jalan jalan lagi” ucap melsi yang sudah memasuki gerbang rumahnya.
“iya sama sama, dadah…” ucap gue melambaikan tangan kearah anak itu.
Saat Melsi sudah masuk ke pintu rumahnya, Mila secara tiba tiba memeluk gue dengan erat “nahhh, ini kenapa sekarang kakak nya?” tanya gue.
“aku gak suka” ucap dia pelan.
“eh,….” Ucap gue sedikit terkejut.
“aku gak suka kalo kita jalan bertiga bareng dia, kamu makin deket sama dia aku gak suka” ucap dia yang mulutnya di benamkan di bahu sebelah kanan gue.
“pokoknya nanti kita jalan jalan lagi!”ucap dia kembali.
“iya iya” jawab gue singkat.
“Harus berdua gak boleh ngajakin dia! Cuma aku sama kamu titik! Akugak mau lagi jalan bertiga bareng dia, aku maunya sama kamu aja” ucap mila kini terlihat manja dengan suara serak seakan mau menangis.
“eh iya… nanti kita jalan lagi berdua” ucap gue.
“heem” ucap mila sambil melepas pelukannya.
“janji ya?” ucap dia lagi. Gue balas dengan anggukan pelan dan tersenyum ke arah dia.
Tiba tiba didekatkannya kepala dia ke pipi kanan gue dan cup..… pipi kanan ini dicium oleh dia. Gue hanya tersenyum mendapatkan perlakuan itu. Tersadar akan waktu yang semakin malam gue pun izin untuk kembali ke Flat.
“Aku pulang dulu ya” ucap gue.
“heem” jawab dia sambil menganggukan kepala.
“hati hati gak usah ngebut! Langsung pulang! Jangan mampir mampir dulu” ucap mila.
“iya…”
“heem ya udah gih, jangan manja manjaan sama dia!” ucap mila kembali.
“iya iya… kamu ini… udah aku pulang dulu” ucap gue sambil meninggalkan dia didepan pintunya.
Saat kembali memasuki mobil, gue melihat intan sedang sibuk dengan gadgetnya, tanpa ingin mengganggu aktifitas dia, gue kembali menjalankan mobil dan menuju ke rumah untuk istirahat. Saat mobil baru beberapa meter meninggalkan rumah mila, tiba tiba intan menjewer kuping gue “HEH!” ucap dia ketus.
“Adududuh… ampun, aduuhh kamu kenapa?” ucap gue.
“Hebat bener kamu ya! Ampe anak kecil aja kamu embat!” semprot intan.
“adududuh intan, masalah si Melsi mah itu lain lagi, aku cuma pengen ngebujuk dia supaya mau baikan lagi sama kakaknya! Lagian aku juga geli kalo terus terusan sama anak itu” ucap gue.
“Geli geli! Tapi telfonan sampe malem! Dasar!” ucap intan dengan juteknya.
“hehhee” ucap gue yang dihiraukan oleh dia.
“eh jangan tidur, kitakan udah nyampe bandung” ucap gue kembali dihiraukan oleh intan.
Saat sudah sampai didepan garasi parkir, gue melihat intan sudah tertidur dengan lelapnya “hey bangun pindah ke kamar bobonya” ucap gue.
“mmmmmm gendonggg” ucap dia dengan manjanya.
“heh? Lantai 4 loh?” ucap gue.
“ayok bangun pindah ke kamar bobonya” ucap gue kembali.
“aku mau pindah kekamar kalo di gendong” ucap dia dengan mata masih terlelap.
gue pun bergerak memegang tangan dia dan membopongnya. Dengan manjanya kepalanya dimasukan kedalam dada. Senyuman di bibirnya semakin melebar, saat melirik kebawah ternyata ini baru sampai lantai dua.
“waktu turun kayaknya cepet banget ya, kok sekarang pas naik kayak lama banget” ucap intan dengan kedua mata masih terpejam.
“….” Gue diam tidak menjawab.
“masih jauh emang?” ucap dia menggoda dengan senyuman di bibirnya.
“Jauh… Jauh banget” ucap gue yang sudah mulai ngos ngosan.
“pegangannya yang bener dong, badan kamu berat banget” ucap gue mulai ngos ngosan.
“ihhh” ucap dia sedikit memukul dada. “berarti aku gendut gitu maksudnya?” ucap dia sambil membetet hidung.
“Awww awas nanti aku betet juga idung kamu!” jawab gue yang hanya dibalas oleh seyuman di bibirnya.
oktavp dan 4 lainnya memberi reputasi
5

From : 08xxx xxx xxx