Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#205
Side story - Maret 2012

Hari minggu waktu gue lagi nyantai main PS nikmatin hari, Inah ngerusuhin gue.

"Kak anterin bentar yok!"
Gue asik main PS.
"Kaaak..."
"Ntar deh ya ... sepuluh menit."

KLAP! Inah mematikan saklar listrik ke PS.

"Yah ilaah Nah, barusan belom gue save."
Inah menyerahkan kunci motor, "Udah ah buruan."

Dengan hati dongkol gue terpaksa mengeluarkan motor dari garasi. Bayangin aja, tinggal potong kepala raja, itu game kelar, malah di matiin gitu aja PSnya.

Gue memanaskan motor baru Inah. Scooter dengan beruang pink dibagian depan.

"Buruan sih."
"Ya sabar kali Nah, dipanasin dulu, ntar motor lo rusak."
"Ya janganlah," Inah melototin gue. "Laporin ke papa kalo motornya kakak yang rusakin!"
"Kenapa jadi gue?!"
"Ya makanya buruan."

Kenapa Inah ga naik motor sendiri? Dia belum punya SIM, dan bokap gue belum ngebolehin dia buat naik motor. Kenapa ga naik ojek? Sujud syukur deh gue kalo adek gue mau pake helm tukang ojek.

Inah maksa gue buat anterin dia ke rumah temennya di daerah sum*****. Sebenernya nggak terlalu jauh, tapi jalanan sumpek banget jadi terpaksa memakan waktu agak lama.

Perkiraan gue, si Inah bakalan main ke rumah temennya cewek, ternyata gue salah. Seorang cowok keluar dari dalam rumah temennya itu. Cowok itu ganteng banget, suer deh! Eh, tunggu gue kan laki. Setelah gue amati, gue baru sadar kalo wajahnya familiar buat gue. Itu Rildo! Cowok yang bikin kisah asmara di SMA gue suram.

"Udah sana balik."
"Bentar gue mau ngomong sama temen lo."
"Apa sih kak, jangan ganggu deh," protes Inah.
"Eh, lo sini, gue mau ngomong," gue memanggil Rildo.

Rildo membuka pagar rumahnya kemudian menghampiri gue.

"Kenapa ya kak?" tanya Rildo.
"Lo jagain adek gue, kalo sampe ada apa-apa lo yang bakal gue cari."
"Iya kak, kita mainnya nggak jauh-jauh kok."
"Kalo adek gue kena knalpot, gue sundut pake rokok lo," ancam gue. "Terus kalo adek gue kena asma gara-gara asep kendaraan, gue bikin lo ispa!"
"Iya kak, nanti kita bawa mobil kok, jadi ga bakal kena knalpot apa kena asma," balas Rildo.
"Pfftt..." Inah nahan ketawa.
"Kak Dawi nggak perlu khawatir."

Gue kehabisan kata-kata buat mengancam dia.

"Ya ... yaudah ... yaudah, lo ati-ati aja," kata gue.
"Udah sih sana pulang, huuuuss!" usir Inah.

Bener-bener kampret! Niat bikin dia takut malah gue yang salting. Dengan perasaan kesel gue pun pulang.

Di jalan waktu gue balik, gue hampir diserempet mobil. Bangke emang, gue lagi asik jalan ngikutin cewek dari belakang malah disamber dari belakang. Untungnya gue titisan Valentino Rossi, jadi gue bisa mengelak dengan cekatan.

Sampe rumah gue dihadang oleh kakak gue.

"Puter balik Wi, anterin gue ke stasiun cari tiket."
"Ogah, gue capek Git," tolak gue.
"Dua puluh ribu buat lo."
"Ok, gue anter."

Dengan dibayar dua puluh ribu gue mengantarkan kakak gue ke stasiun. Di tengah jalan gue baru sadar kalo gue dibayar lebih murah daripada tukang ojek. Kalo tukang ojek buka penawaran mulai dari lima puluh ribu, gue terima dengan dua puluh ribu. Mata duitan, tapi ga pake otak. Gue menyesali kontrak yang telah gue buat.

Pulang dari mengantar kakak gue, gue masih menyesal. Harusnya gue bisa tiduran santai dirumah, main PS di hari minggu. Gara-gara Inah sama duit dua puluh ribu, gue terpaksa nggak bisa santai di rumah, dan badan gue malah pegel-pegel kebanyakan di jalan.

Rencana, sampe rumah gue bakalan kunci pintu terus tidur seharian sampe malem. Gue nggak mau diganggu di hari minggu gue.

Sampe di rumah gue segera mengunci pintu kamar lalu merebahkan diri ke kasur. Baru gue tiduran sebentar, pintu kamar gue ada yang gedor-gedor.

"Dawi ... anterin Mama ke rumah bu Wina."

Gue diem, pura-pura tidur.

"Dawi..! Mama tau kamu baru pulang!"
"Tapi Ma--"
"Uang saku Mama pot--"
Gue langsung buka pintu kamar gue, "Enggak Ma! Hayuuk Dawi anter."

Gagal lagi gue menikmati hari libur.
Diubah oleh dasadharma10 07-02-2016 22:45
sormin180
sormin180 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.