- Beranda
- Stories from the Heart
Yaudah, gue mati aja
...
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Cover By: kakeksegalatahu
Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.
Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue
----------
----------
PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.
----------
Spoiler for QandA:
Real or Fiction?
Sebenernya sih asli, tapi kalo ga percaya ya gapapa gan.
Ada bb+ nya ga gan?
Ada tapi ane sensor gan, takut kena timpuk bata.
Genrenya apa gan?
Non-fiksi, komedi.
Tahun berapa ini gan?
Tahun 2013 gan, pertama kali ane masuk kuliah.
Kok udah ada internet?
Yakali
WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+
NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY
Spoiler for Ilustrasi:
Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.
Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dasadharma10
#170
PART 23
Banyak hal mengenai kosan ini yang gue ketahui setelah insiden sekasur sama Emil. Pertama mengenai kosan, terdapat enam buah kamar dengan satu dapur dan satu ruang tamu. Dua kamar berada di bawah di tempati oleh mas Roni dan cewek yang tadi subuh bikin keributan. Sedangkan empat kamar di atas ditempati sepasang suami istri muda dan gue, sedangkan kamar lainnya kosong.
Kedua, orang yang melapor tentang adanya huru-hara pada mas Roni adalah si istri dari pasangan suami istri. Dia jugalah yang kena marah paling awal tadi pagi. Kata mas Roni suaminya sedang berada diluar kota karena urusan pekerjaan. Menurut gue mas Roni bohong, lebih tepatnya dia ditinggal kabur sama suaminya. Dari penampilan luar si istri kelihatanya ada tekanan batin yang begitu besar. Ok, sok tahu gue udah kelewat batas.
Ketiga, cewek yang bikin keributan tadi pagi adalah orang terkuat di rumah kos ini, bahkan lebih kuat dari bapak kos. Mbak Irma atau lebih sering dipanggil ‘Mama’ ini emang sering suka bikin keributan kalo ada sesuatu yang bikin dia nggak nyaman. Dan gue udah di cap sebagai orang yang bikin dia nggak nyaman, di awal gue nempatin kosan, bahkan ketika kita belum pernah ketemu.
Keempat, mas Roni adalah orang kepercayaan dari bapak kos. Bapak kos yang merupakan mantan seorang jendral angkatan darat sangat percaya pada mas Roni, bisa disebut seperti atasan yang percaya pada bawahannya yang kreatif dan kompeten. Itulah sebabnya bapak kos tidak ikut menempati rumah kos ini. Mas Roni juga merupakan orang tertua di kosan ini setelah bapak kos. Jadi apabila diurutkan sesuai usia maka hasilnya: pak jendral, mas Roni, mbak Irma, istri, suami, gue, lalu Emil.
Kenapa Emil ikut gue hitung sebagai penghuni kos? Karena dia mulai hari ini resmi jadi penghuni di kamar kosong di lantai dua, sebelah kamar gue. Sejak kapan? Sejak kemarin dia bilang mau cari kos yang ternyata pergi ke rumah bapak kos yang kemudian terjadi tawar-menawar harga. Dunia sesempit daun kelor? Nggak, kali ini dunia lebih sempit dari daun kelor, jauh lebih sempit.
End of chapter 3
Banyak hal mengenai kosan ini yang gue ketahui setelah insiden sekasur sama Emil. Pertama mengenai kosan, terdapat enam buah kamar dengan satu dapur dan satu ruang tamu. Dua kamar berada di bawah di tempati oleh mas Roni dan cewek yang tadi subuh bikin keributan. Sedangkan empat kamar di atas ditempati sepasang suami istri muda dan gue, sedangkan kamar lainnya kosong.
Kedua, orang yang melapor tentang adanya huru-hara pada mas Roni adalah si istri dari pasangan suami istri. Dia jugalah yang kena marah paling awal tadi pagi. Kata mas Roni suaminya sedang berada diluar kota karena urusan pekerjaan. Menurut gue mas Roni bohong, lebih tepatnya dia ditinggal kabur sama suaminya. Dari penampilan luar si istri kelihatanya ada tekanan batin yang begitu besar. Ok, sok tahu gue udah kelewat batas.
Ketiga, cewek yang bikin keributan tadi pagi adalah orang terkuat di rumah kos ini, bahkan lebih kuat dari bapak kos. Mbak Irma atau lebih sering dipanggil ‘Mama’ ini emang sering suka bikin keributan kalo ada sesuatu yang bikin dia nggak nyaman. Dan gue udah di cap sebagai orang yang bikin dia nggak nyaman, di awal gue nempatin kosan, bahkan ketika kita belum pernah ketemu.
Keempat, mas Roni adalah orang kepercayaan dari bapak kos. Bapak kos yang merupakan mantan seorang jendral angkatan darat sangat percaya pada mas Roni, bisa disebut seperti atasan yang percaya pada bawahannya yang kreatif dan kompeten. Itulah sebabnya bapak kos tidak ikut menempati rumah kos ini. Mas Roni juga merupakan orang tertua di kosan ini setelah bapak kos. Jadi apabila diurutkan sesuai usia maka hasilnya: pak jendral, mas Roni, mbak Irma, istri, suami, gue, lalu Emil.
Kenapa Emil ikut gue hitung sebagai penghuni kos? Karena dia mulai hari ini resmi jadi penghuni di kamar kosong di lantai dua, sebelah kamar gue. Sejak kapan? Sejak kemarin dia bilang mau cari kos yang ternyata pergi ke rumah bapak kos yang kemudian terjadi tawar-menawar harga. Dunia sesempit daun kelor? Nggak, kali ini dunia lebih sempit dari daun kelor, jauh lebih sempit.
End of chapter 3
Diubah oleh dasadharma10 06-02-2016 17:49
JabLai cOY memberi reputasi
1