Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#168
PART 21

Dulu sewaktu gue masih kecil, setiap malam sebelum tidur kakak gue sering banget cerita soal setan buat nakut-nakutin gue. Salah satu setan yang ada di ceritanya adalah 'pocongguling' atau guling yang bisa berubah jadi pocong. Menurut gue itu serem banget, guling yang biasa lo peluk tiap malem tiba-tiba berubah jadi pocong. Mirip kayak gebetan yang lo sayang selama ini tiba-tiba bilang 'Dawi, kita temenan aja.' Sori gue curhat. Bahkan pernah ada berita yang mirip juga, seorang pria mendapati guling yang dia peluk sewaktu pagi berubah menjadi pocong. Setelah diselidiki ternyata dia seorang penggali kubur yang mengidap sleep walking dan terbangun di liang kubur mantannya.

Hal itu terjadi pada diri gue. Sleep walking? Bukan. Berprofesi penggali kubur? Bukan. Guling jadi pocong? Betul, setidaknya itu yang terjadi pada pagi ini sebelum membuka mata. Seperti biasa tangan kanan gue memeluk guling terus muter-muter diatas kasur. Gue punya kebiasaan kalo bangun pagi pasti melakukan ritual nggak jelas ini. Semuanya berjalan seperti biasa, hingga akhirnya gue sadar, kalo di kosan ini gue belum punya guling.

Gue yang masih dalam keadaan merem seketika shock. Gue raba-raba alas tidur gue, masih diatas kasur, berarti gue nggak lagi tidur di pemakaman. Tangan gue gerakan ke arah guling tadi lalu gue raba-raba. Asli, ada sesuatu di sebelah kanan gue. Tangan gue gerakan ke bagian bawah, bulet, gue yakin ini bentuk sebuah pinggul yang di balut dengan kain kafan. Serasa lagi ditindih tuyul, tangan gue susah buat digerakin. Gue langsung bersyukur ketika mendaratkan tangan gue ke bagian atas. Tangan gue menyentuh bagian rambut. Setidaknya satu hal yang sudah pasti, pocong di sebelah gue tali kucirnya udah dibuka.

Satu bentuk yang tarbayang oleh gue, perabaan yang ada di sebelah gue adalah sesosok pocong dengan rambutnya yang panjang menjuntai, dan baunya masih sewangi abis creambath. Mungkin amal pocong ini baik. Karena makin penasaran tapi mata gue ketakutan buat melihat, gue mendorong sosok perabaan itu. Gue jorokin dia ke bawah, kalo beneran setan pasti nggak bakalan ada suara jatuh.

BRUUKK!

Ada suaranya! Mampus! Gue jorokin apaan barusan?!

PLAAAK!

Pipi gue menjadi sasaran sebuah tamparan yang tak kasat mata. Gue langsung bangkit lalu berlari menyalakan lampu kamar gue. Kali ini mata gue terbuka lebar, gue dapati sosok menyebalkan yang akhir-akhir ini mengurangi volume pipi chubby gue. Emil, dia dalam keadaan menangis, dan darah terlihat mengalir ke bagian lehernya!

“KAMU JAHAT BANGET! KAN SAKIT!” teriak Emil.
“….” Gue masih shock dengan apa yang gue lihat. “Ma… maaf.”
“Maaf aja gampang! Tapi kepalaku sakit banget tau!” dia memegang kepalanya.

Jantung gue makin nggak karuan, kalo tadi di kasur jantung gue nge-beat kayak lagu rock, sekarang lagu hiphop ‘Rap God’nya Eminem. Emil yang mengetahui kepalanya mengeluarkan darah langsung berteriak, “MAMA! AKU BERDARAH! MAMAAAAA!”

Gue yang panik jadi kebingungan. Gue keluar kamar dan memeriksa kamar lain bermaksud mencari pertolongan. Hasilnya nihil, semua pintu masih tertutup rapat. Satu orang yang gue pikir bakalan selalu ada untuk warga kos, bapak kos! Gue berlari ke lantai bawah, mencari bapak kos. Nggak terlihat sama sekali tanda-tanda keberadaannya. Gila emang, bapak kos pemilik kosan ini yang sama sekali nggak bertanggung jawab.

Tapi ada seseorang yang tidur di sofa ruang tamu, dia adalah orang yang menyebabkan ATM gue bocor kemarin. Meski ragu akhirnya gue bangunin itu orang yang tidur di sofa ruang tamu, “Mas! Bangun mas! Aku butuh bantuan! Kecelakaan! Ada yang lagi berdarah-darah!”

Gue tarik itu mas-mas ke tempat Emil yang makin histeris. Mas Roni langsung buka kaos gue terus membalutnya ke kepala Emil membentuk perban aneka rupa. Setelah memastikan darah berhasil berhenti sekenanya, dia menarik Emil keluar rumah kos. Gue segera memakai jaket gue dan mengikuti dia keluar. Mas Roni mengeluarkan mobil dari halaman sedangkan gue membuka pagar kemudian menguncinya kembali. Tanpa ba-bi-bu, gue segera mengajak Emil masuk ke dalam mobil.

“Kita bawa ke bethesda aja,” ucap mas Roni.
“Iya mas, iya,” kata gue.

Mobil melaju kencang ke daerah yang nggak gue kenal. Gue sendiri sebenernya nggak tahu apa itu bethesda yang dimaksud mas Roni. Gue nggak kepikiran buat buka GPS disaat begini. Entah kenapa, gue seperti memiliki keyakinan kalo mas Roni bakalan bawa kita ke tempat yang tepat, meski kemarin siang dia udah ngerampok ATM gue. Maksudnya itu ATM perusahaan punya orang lain tapi akun banknya punya gue.

Nggak berapa lama mobil udah terparkir di salah satu lahan parkir sebuah rumah sakit. Emil juga udah dibawa masuk petugas medis ke ruang UGD.

“Itu tadi gimana ceritanya bisa sampe begitu?” mas Roni menyodorkan rokok ke gue.
“Nggak mas, jantungku masih nggak karuan buat ngerokok,” kata gue.
“Udah ambil aja, biar rileks dikit.”

Gue ambil dan kemudian gue hisap rokok yang katanya import itu. Setelah agak rileks, barulah gue cerita kejadian yang sebenarnya.

“Kok lo bodo sih Wi?” komentar mas Roni dengan logat Jawanya.
“Ya mana aku tau kalo si Emil yang ada di sebelahku mas,” gue membela diri.
“Lo harusnya ngertilah, bisa ae buka mata dul—”
“STOP! Pake bahasa Indonesia aja mas, gak enak didenger,” potong gue.
“Hahahaha… yaudahlah, yang jelas kamu ki oon banget,” dia masih memberi komentar negatif. “Satu ranjang sama cewek cakep malah dijorokin, bodo!”

Kata-kata mas Roni merasuk ke dalam hati kecil gue, nyakitin, tapi bener. Gue memang bodoh masalah cewek. Sampai-sampai alam bawah sadar memerintahkan tubuh gue buat jorokin cewek cakep di sebelah gue. Sepintas gue membayangkan kelak gue bakalan menjadi duda gara-gara pagi hari setelah malam pertama gue jorokin istri gue dari kasur sampe lehernya patah. Lamunan gue terbuyarkan oleh keluarnya Emil dari ruang UGD. Satu hal yang bikin gue bergidik, dia menatap gue dengan pandangan ‘Tunggu pembalasan dari gue!’
Diubah oleh dasadharma10 06-02-2016 18:07
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.