Part 8

Hari demi hari yang gue laluin setelah pindahnya Syafira di sekolah berlalu biasa saja. Mungkin ketika gue berpapasan dengan dia saat di kantin, kita cuman sekedar saling menyapa. Tak ada yang istimewa.
Sampai suatu ketika, gue dan dia di satukan dalam satu kelompok untuk membuat sebuah drama. Guru kesenian gue yang menentukan cerita dan tokoh yang akan di perankan oleh setiap siswa.




---


Besoknya setelah pulang sekolah gue dan kelompok gue mulai berlatih drama. Awalnya, gue dan Syafira canggung banget. Tapi setelah beberapa kali latihan, kami berdua pun semakin lancar dalam melakukan sandiwara ini. gue suka banget saat2 seperti ini, karena gue bisa melihat senyum Syafira dengan lebih lama dari biasanya.

Setelah selesai latian, temen2 gue udah pada pulang. Tinggal gue dan syafira. Dia lagi nunggu jemputannya, gue gak tega buat ninggal dia. dan gue putuskan untuk nemenin dia di depan gerbang sekolah.


Selama di perjalanan gue dan Syafira memilih untuk diam seribu bahasa. Gue bingung harus ngomong mulai darimana? Gak selang berapa lama, gerimis mulai turun dengan perlahan dan lama-kelamaan digantikan dengan hujan yang begitu deras. Gue pun berteduh.




Akhirnya gue putusin untuk lanjutin perjalanan. Kalo gue terus berteduh, entar kalo Syafira pulangnya telat bisa di cap jelek sama nyokap-bokap Syafira. Disangka gue ngapa2in Syafira. Gue pun membuka jok motor gue tetapi…











Penasaran? Entar malem gue lanjut lagi,, jangan lupa komeng gan