Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#75
PART 15

Setelah melalui beberapa rintangan akhirnya gue bisa kembali ke alam mimpi. Bukan mimpi buruk ataupun mimpi indah melainkan mimpi gelap. Selama tidur gue merasa tubuh gue terasa digoyang-goyangkan. Awalnya gue nggak memperdulikannya, tapi lama-kelamaan ganggu juga. Hingga suatu saat ada suara yang bikin gue terbangun.

“Mas, bangun, sudah dekat dengan kota Jogja.”

Suara lirih itu yang memaksa gue bangun. Cewek itu lagi? Bukan. Kali ini suaranya agak sedikit tetrlalu ngebass, mirip suara bapak-bapak yang abis begadang semalaman. Selain itu juga tercium bau rokok dan sedikit ampas kopi. Ketika gue membuka mata di depan gue berdiri seorang petugas membangunkan gue.

"Wh, iya pak ... makasih pak." gue mengusap muka.
“Minggir, aku mau ke toilet,” cewek itu mendorong paksa kaki gue.
“Bentar, gue juga mau ke toilet."

Kita berdua berjalan ke arah toilet yang ada di ujung gerbong. Tebak, siapa yang jalannya kayak preman dan nabrakin orang seenak jidat? Tebak juga siapa yang lebih dulu masuk ke dalam toilet? Ya! cewek ngeselin itu.

Apa yang lebih ngeselin dari cewek ngeselin? Yap! Cewek ngeselin yang daritadi nggak keluar-keluar dari dalam toilet sementara lo memerlukan toilet itu sesegera mungkin. Daritadi gue masih menunggu pintu toilet terbuka. Gue sendiri juga nggak paham apa yang sebenarnya dia lakukan di dalam bilik sempit berukuran satu kali satu itu. Lagi pula, di dalam toilet yang goyang-goyang kayak gini, nggak banyak hal yang bisa dia lakukan juga. Gue sengaja nggak buka pintu itu langsung dan memilih menunggu dia keluar, karena gue nggak mau disangka menjadi tukang intip toilet gerbong kereta.

Sementara menunggu dia dalam, gue cuma berdiri di depan pintu toilet. Kadang gue jongkok sambil senderan tembok gerbong, bentur-benturin kepala ke tembok, gedor-gedor pintu toilet sekencang mungkin, dan kadang main buka-tutup pintu gerbong sampe ada penumpang yang jengkel kemudian berteriak.

“WOE! BISING KALI! KO TAK TAHU AKU NAK TIDUR?!”

Kencing gue udah diujung, udah bener-bener nggak bisa gue tahan lagi. Gue gedor-gedor pintu itu lagi, dan kali ini benar-benar kencang. Sekencang ketokan pintu nyokap ketika gue bangun kesiangan. Nggak, gue nggak sekuat itu. Mungkin kurang-lebih dua puluh persen ketokan pintu nyokap gue.

“Oi, gantian dong!” teriak gue. “Gue udah nggak tahan lagi!”
Dari dalam bilik toilet terdengar suara lirih, “Dobrak aja, ini kekunci.”
“Ha? Dobrak?” ucap gue ragu.
“Iyaaaa,” balasnya lirih.

Gue dobrak pintu toilet sesuai komando cewek itu.

DUKK!! Terdengar benturan keras.

Sewaktu pintu terbuka, mulut gue juga terbuka, bukan, ini menganga. Apa yang sedang gue lihat bisa membuat sebagian orang shock, termasuk gue. Cewek itu terduduk di lantai dan senderan di wastafel, dengan noda darah di bagian kerah kaos bagian belakang.

“Oi, lo ngapain duduk di toilet?” tanya gue dari luar toilet. “Bangun dong … bangun.”
“….” Tidak ada respon apa-apa dari cewek itu.

Menurut gue, sepertinya dia pinsan. Gue pernah baca satu buku dan menonton film tentang pertolongan terhadap orang yang tidak sadarkan diri. CPR. Ya, pertolongan pertama nafas buatan. Dan gue pikir inilah saat yang tepat untuk mempraktekkannya, gue bakal lakuin CPR itu sekarang.

Langkah pertama, posisikan tubuh korban senyaman mungkin. Gue angkat itu cewek keluar toilet, lalu gue baringkan di depan toilet. Kedua, longgarkan pakaian korban agar sirkulasi darah menjadi lancar. Ketiga, berikan napas bantuan melalui mulut, dengan hitungan dua belas kali per menit. Untuk langkah ketiga gue bener-bener mikir keras. Selain gue takut kalo tiba-tiba dia bangun terus nampar gue lagi, gue ragu karena ini pertama kalinya mulut gue dipake buat kegiatan selain makan dan di niup balon.Tapi akhirnya gue lakuin juga, daripada nanti dia kenapa-napa gue juga yang disalahin.

Belum jadi gue memberikan napas buatan, gue ditegur oleh suara dari belakang.

“Mas lagi ngapain?”

Karena panik gue pun langsung menengok salah tingkah. Salah seorang petugas berdiri di belakang gue.

“Mbak, ini nggak seperti yang mbak kira! Jangan berpikir macam-macam! Tolong!”

“Masa sih?” mbak-mbak petugas itu memandang penuh menyelidik. “Saya kira mas lagi kasih napas buatan buat mbaknya itu.”
“Ha? Eh-eh … kalo itu perkiraan mbak, mbak benar.”
Diubah oleh dasadharma10 04-02-2016 16:15
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.