Bagian 10

Kemudian aku pun menghampiri nyokap. Dengan memasang wajah polos dan seolah tak terjadi apa-apa, aku mengajak ngobrol nyokap di dapur sambil membantu beliau menyiapkan sarapan pagi. Dan tak lama kemudian selang 5 menit berlalu, munculah teman-temanku dari dalam kamarnya.



Seolah tak mengerti dan memasang wajah yang bingung, nyokapku pun berpikir hari ini sebenarnya hari apa, dan sejenak kemudian beliau pun ingat dan sadar ternyata hari ini adalah hari ulang tahun beliau, “Astaga !!! Aduh... Aduh... Tante baru ingat kalau hari ini tante berulang tahun... ” Ucap beliau sambil tersenyum dan menepuk dahi beliau tandanya beliau benar lupa.



Sambil memejamkan matanya dan berdoa dalam hati, kemudian beliau meniup lilin ultah. Berharap dalam hati kalau-kalau doanya akan terkabul. Beliau hanya meminta satu keajaiban datang padanya. Dan itu akan membawa beliau pada satu keutuhan dalam kehidupan keluarganya.



Dengan wajah yang masa bodo dan tidak mau mendengar ucapan temannya, Ikhsan terus memasukan makanan demi makanan ke dalam mulutnya, sehingga ia pun akhirnya tersedak.



Kemudian, usai sarapan dan bercengkrama tadi, kami pun sekarang bersiap untuk pergi ke sekolah dan kampus masing-masing.



Bu Yasmin adalah tetangga dekatku, jaraknya Cuma tiga rumah berderet sejajar dari rumah. Bu Yasmin ini juga masih ada hubungan ikatan keluarga denganku. Walaupun itu ikatan keluarga yang jauh.



Dan setelah itu kami pun pergi ke tempat sekolah dan kuliah masing-masing dengan naik angkot. Oh ya ! di awal kisah ini ada yang sedikit lupa di ceritakan, sebenarnya dari tiga orang sahabat baikku ini, mereka itu berbeda tempat sekolah dan kuliah, ada yang kaya dan juga sederhana, ada yang pendiam dan ada juga yang bawel dan super narsis. Seperti halnya Ryan, Ryan adalah anak yang pendiam tidak terlalu banyak omong, dia adalah anak yang selalu terlihat lebih elegan di bandingkan yang lainnya, itu semua terlihat dari cara ia bersikap dan berbicara dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya, baik itu di tempat kuliahnya, ataupun di depan khalayak. Yah ! terkadang sedikit ada agak konyol juga. Berbeda 180o derajat dengan si Ikhsan yang orangnya terkenal lebih aktif dalam berbicara. Dan ia juga di kampus terkenal sebagai playboynya kampus lho ! bukan berarti itu karna dia ganteng dan suka gonta ganti cewe. Tapi, dia di cap sebagai playboy, karna dia bisa memperlakukan setiap seorang cewe merasa nyaman bila berada di dekatnya.Dan Ikhsan juga lumayan manis kata setiap cewe yang pernah dekat dengannya.

Lain dengan halnya ke dua orang ini, beda lagi dengan Lina. Lina adalah anak dari seorang pengusaha Garmen terkenal di wilayah Jakarta. Ia adalah anak orang kaya. Namun, walaupun dia anak orang kaya, Lina tidak pernah sedikitpun menjadi seorang anak yang memilih dalam berteman, ini di buktikannya kalau ia lebih memilih berteman dengan aku, Ikhsan, dan juga Ryan. Yang mana kami bertiga adalah dari keluarga yang biasa dan sederhana, namun juga baik dan peduli sesama.

Lina juga merupakan yang paling muda usianya diantara kami berempat, dan ia masih seorang siswi atau pelajar dari SMA terkemuka di Jakarta, dan ia sudah berada di kelas 3. Selain Lina adalah anak yang terkenal periang dan juga ramah, dia juga anaknya tomboy tapi sangat cerdas, manis dan cantik, tidak kalah dengan anak gadis seusianya di sekolah, ia juga kadang narsis kalau lagi berkumpul dengan teman-temannya. Namun, itu semua sebenarnya ia lakukan karna ia ingin di perhatikan. Ya, wajar saja kalau ia ingin di perhatikan, karna selama ini ia hampir tidak pernah mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya di rumah. Dan untungnya ia bisa mendapatkan teman dan sahabat seperti aku, Ikhsan, dan Ryan. Yah ! Walaupun notabennya si Lina ini adalah cewe sendiri, dan yang paling muda di antara kami, toh ia diperlakukan dengan baik dan ramah oleh ke kami, dan juga ada nyokapku yang slalu sayang kepadanya, dan menganggap ia seperti anaknya sendiri. Sehingga membuat Lina ini merasa aman dan sangat nyaman berteman dengan kami.