Kaskus

Story

ngomongduluAvatar border
TS
ngomongdulu
Aku Nopal, Kamu Harus Tau Aku dan Cintaku!
PROLOG



Halo agan-agan semua, gimana kabar kalian di hari sabtu siang ini? Menyenangkan bukan? Semoga ya. Yang lagi kerja, jangan cemberut gitu dong gan, yang lagi kuliah juga jangan mengeluh gitu ya, kan buat masa depan agan-agan. Nah yang lagi main-main, nikmatilah! Percaya nih gan, waktu luang itu lebih berharga daripada sekedar uang gan, ya semoga sih yang punya waktu luang bisa bermanfaat juga ya!

Oh iya, lupa nih menyapa sista-sista juga. Gimana kabarnya sist? Eh yang ceria dong, hehe. Jangan pasang muka manyun-manyun ngeluh gitu ya, kan jadi gak keliatan cantik. Yang perlu sista lakukan cukup senyum aja kok, sisanya ya biar kita para lelaki ini yang mengurusnya. Percaya deh, kiat sebagai lelaki kalau suka sama perempuan, paling gak suka sama muka manyun-manyun gitu, kadang ya lucu sih tapi auranya kan gak enak banget!

Oh iya sebagai lelaki, kadang kita emang jelalatan sih liat cewe-cewe lain, tapi sista harus percaya ya, disaat mau tidur dan di saat sendiri, lelaki itu pasti cuma memikirkan 1 perempuan yang benar-benar dicintainya! Ya pokoknya sista harus percaya deh! Oya kelamaan yak menyapa agan-agan sama sista sampai entah kemana-mana arahnya. Jadi aku mau perkenalan dulu nih. Boleh gak?

Panggil saja aku nofal. Atau nopal juga boleh, asal jangan dipanggil Agus aja, soalnya itu nama bapak aku hehehe. Sekarang aku berusia 20 tahun, menjalani keseharian sebagai mahasiswa di salah satu kampus negeri yang ada di kota bandung yang punya logo gajah. Sekarang aku menjalani semester ke 6, dimana katanya semester terhectic selama menjadi mahasiswa. Semester dimana aku mungkin akan bertanya, mending aku lanjut kuliah atau berhenti untuk nikah aja. Aku pilih pilihan kesatu dulu sih, entah gak tau nanti siapa tahu pilihan yang kedua kepikiran. Lokasi kampusku dekat bonbin dan berada di sekitaran Dago.

Di depan kampusku, banyak tai kuda bertaburan di jalan aspalnya, karena memang banyak delman disana. Bukan buat alat transportasi sih, tapi buat rekreasi aja soalnya tempatnya dekat bonbin gitu. Kampusku ini keren, bangunannya yang kuno terlihat romatis gitu karena sepertinya sengaja dibuat berpasang-pasangan. Sekarang udah banyak gedung baru sih, tapi itu juga gak kalah keren kok. Kampusku jadi berwarna-warni dengan bangunan historis nan kuno yang romantis berpadu dengan gendung baru yang gagah nan megah yang memiliki desain modern dan futuristik. Kampusku juga terhitung kecil areanya, jangan dibandingin deh dibandingin sama kampus ternama di Jakarta dan di Jogja itu. Secara area ya kalah jauh lah, tapi kalau bicara prestasi ya ayo ayo aja sih, kita gak kalah kok. Ya itu sih kampusku, kalo kalian orang bandung pasti tau deh kampusku itu apa!

Oya, aku merantau di kota bandung. Kota yang kata orang bandung itu sendiri, kota yang sangat romantis. Aku setuju itu! Aku tinggal disini bersama 10 orang teman sedaerah yang menurutku gila-gila semua! Semua punya karakter yang berbeda dan gak bisa berhenti tertawa kalau udah ngobrol bareng mereka. Mungkin nanti akan aku kenalin, tapi sekarang ya enggak dulu lah nanti kepanjangan. Kami semua bernaung dalam 1 bangunan yang kami pakai dalam status mengontrak. Kontrakan yang menurutku dabest lah, terbaik di dunia, gak ada yang ngalahin! Terdiri dari 3 lantai dengan ukuran kamar yang cukup besar-besar. Ada 7 kamar dan 2 kamar mandi. Serta yang paling penting ada wifi! Wuzzzz sinyalnya kenceng banget. Ya itu sih salah satu alasan yang bikin aku betah bila sudah berada di kontrakan, gak baik sih emang, bisa terlena dalam comfort zone ini mah. Enaknya sih emang kalau udah di kontrakan aku bisa melupakan
semua masalah yang ada di dunia kuliah, baik itu akademik maupun organisasi yang sangat menguras energi dan mental. Kamu yang mahasiswa pasti setuju kan?

Kini fokus ada padaku

Aku nofal, anak kedua dari 2 bersaudara. Kakakku sekarang sudah bekerja di Jakarta, dan katanya tahun depan mau menikah. Doakan ya.

Aku nofal, gak ganteng gak jelek, biasa aja. Ada yang pernah bilang ganteng, yaitu ibuku. Kamu harus tau. Aku merasa gak pernah dideketi perempuan, gak tau emang akunya yang cuek gak sadar atau emang gak ada beneran. Aku merasa didekati perempuan itu karena memang aku duluan yang mendekati dirinya. Oke itu yang aku setujui.

Aku nofal, gak bisa ngejelasin sifatku sendiri, karena itu memang menurutku sangat subjektif. Biarlah kamu dan semesta yang menjelaskan, dengan catatan aku jujur dengan apa yang akan aku ceritakan disini. Masalah aku jujur atau tidak, aku tidak bilang ini jujur. Biar kamu yang menilai, karena aku takut ada hal lain yang memang tidak ada ternyata aku adakan di cerita ini. Jadi terserah saja kalian gimana nilainya!

Sebelum masuk cerita, aku mau ke cerita sedikit

Aku rasa aku harus jujur kalau aku pernah tulis cerita ini sebelumnya di kaskus, di forum SFTH juga tapi itu 4 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2012. Tapi gak selesai, cuma beberapa part aja, gak aku lanjutin gak tau juga kenapa. Sepi juga yang baca, sebenarnya gak masalah sih asal ada yang mau baca. Ku tulis ulang dengan maksud memerbaiki dan melengkapi jalan cerita yang ada dahulu. Aku sih berharap yang dulu pernah baca lupa sama jalan ceritanya. Biar bisa pada menebak dan menduga-duga terus nanyain aku gimana lanjutnya dan ngepm aku supaya nulis lanjutannya. Maaf aku pede, tapi bukankah itu uah harapan, yang bila dibilang itu bukan harapan baik, itu benar, tapi setidaknya itu bukan harapan yang buruk. Setuju?

Oke kayaknya kepanjangan prolognya

Cerita ini diawali ketika aku masih SMA kelas 2 di salah satu kota kecil di Jawa Tengah. Selamat membaca!

Spoiler for INDEKS:
Diubah oleh ngomongdulu 31-01-2016 21:56
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
ngomongduluAvatar border
TS
ngomongdulu
#9
Part 2: Termakan Ego dan Gengsi


Masalah Abdul emang udah kelar. Setelah diperebutkan oleh kelompok Adel sama Icam, Abdul justru disuruh Pak Dodo masuk ke kelompoknya Rendi. Tapi aneh juga sih dengan cara Pak Dodo memerlakukan Abdul? Gimana kalau ternyata Abdul gak cocok sama kelompoknya Rendi? Gimana kalau kelompoknya Rendi ternyata emang gak mau sama Abdul.
Bodo amat deh, bukan urusan aku juga. Sekarang masalahnya tinggal satu.

Aku belum dapet kelompok. Iya, belum dapat kelompok.
Udah itu aja masalahnya.

Masalahnya, aku udah telanjur gengsi meminta gabung dengan kelompok teman-teman yang lain. Kalau aku minta gabung, rasanya kayak gak punya harga diri setelah tadi sok jual mahal menyendiri gak mau cari kelompok.

Gak masalah lah, pasti nanti juga dapat kelompok

Tadi sebenernya sempat ditawarin Bagus masuk kelompok Icam sih, tapi aku jawab, “ntar aja ya, masih bingung”. Aku tau Bagus pasti akan menganggap aku sombong karena menolak ajakannya, menurut aku sih begitu. Toh sebenernya aku punya alasan lain kenapa menolak ajakan dari Bagus. Bukan karena aku gak suka teman-teman di kelompok Icam, bukan karena pilih-pilih teman, bukan karena Bagus itu anak dari Ibu Susan, guru matematika kami, maaf yang terakhir itu gak nyambung.

Tapi alasan aku menolak tawaran dari Bagus masuk kelompok Icam, atau juga aku pasti nanti akan menolak jika diajak masuk kelompok Rendi adalah karena aku ingin masuk ke kelompoknya Adel.

Bukan karena aku suka adel, homoan sama adel, jatuh cinta sama adel, bukaaaaaannnn. Bukan juga karena aku sahabatnya Adel, bukan juga. Karena eh karena...

Di kelompok Adel ada salah satu sosok yang memikat hatiku. Sosok yang menawan hatiku untuk tidak menganggap perempuan lain ada yang lebih baik darinya. Sosok yang membuat aku masuk ke dunia fantasi yang penuh warna ketika memikirkannya.

Dia adalah Gita. Bukan Gita Gutawa, itu mah artis.

Intermezzo sebentar....

Menurut aku, Gita itu mirip-mirip lah sama gulali bikinan Mas Aji di kantin. Manis. Manis banget apalagi kalau lagi senyum. Bikin meleleh setiap mata yang memandangnya. Bikin diabetes bagi siapapun yang ada di dekatnya, maaf ini berlebihan.
Jika dibandingkan dengan perempuan di kelasku, Gita termasuk perempuan yang tinggi, walaupun bukan yang tertinggi. Rambutnya panjang tergerai, hitam berkilau, bebas ketombe dan anti patah, maaf ini malah jadi seperti iklan sampo. Badannya proporsional, gak gendut gak kurus juga. Ada lesung pipi menempel, selalu nampak indah tersungging kala dia sedang tersenyum, bagus banget, enggak tahu orang tuanya beli lesung buat dia dimana.

Aku sebenernya satu SMP dengan Gita. Tapi kita tidak pernah punya kesamaan. Gak pernah satu kelas, gak pernah satu ekskul, gak pernah satu organisasi, gak pernah satu hati. Tapi aku tahu dia sejak kelas 8 SMP, pada event class meeting, kala itu dia main voli mewakili kelasnya. Dan saat itu aku jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seorang perempuan, tapi aku gak pernah kenalan sama dia karena merasa gak punya alasan untuk bisa kenalan. Aku tahu dia, mungkin dia juga tahu aku, karena aku anak OSIS. Gak mesti tahu ding, bisa aja dia emang gak tahu aku, tapi satu yang pasti dia gak kenal aku.

Saat ini aku satu SMA dengannya. Kelas 1 SMA memang kami masih dilanda banyak perbedaan. Tapi aku melonjak kegirangan mengetahui pembagian siswa kelas 2 SMA kalau aku dijodohkan untuk sekelas bersamanya. Aku sangat bersyukur kalau aku setidaknya punya alasan jelas untuk berkenalan dengannya, atau setidaknya aku bisa memandang keanggunannya. Kata demian sang ilusionis, sempurna.

Skip skip intermezzonya

Jadi sebenernya saat pembagian kelompok drama, aku memata-matai Gita masuk kelompok mana. Niatnya agar bisa bareng. Aku begitu senang karena Gita masuk ke kelompoknya Adel, partner in crime ku. Aku sih yakin Adel bakalan ngajak aku masuk ke kelompoknya, dan nanti bakalan sekelompok bareng Gita deh!

Tapi entah, mungkin Adel lupa kalau aku ini sahabatnya. Dia belum juga ngajak aku masuk ke kelompoknya, padahal kan ingin sekali!
Aku jadi kesel banget sama adel, kesel karena ada 2 kemungkinan:
1. Karena Adel itu sahabatku, dan dia gak ngajak aku masuk ke kelompoknya.
2. Karena di kelompok Adel itu ada Gita, dan dia gak ngajak aku masuk ke kelompoknya

Beneran del, aku ingin masuk kelompok kamu. Bukan ingin barengan sama kamu kok, biar barengan sama Gita. Udah kok gitu aja
Begitu lah, hatiku dalam kesendirian ini menggumam. Hatiku bersuara. Sementara itu, teman-teman yang lain sudah ngobrol konsep dramanya akan bagaimana.

Aku masih asik dalam kesendirian ini, tiba-tiba terdengar derap langkah kaki bergerak mendekatiku. Aku terkejut dan berdebar-debar melihat siapa yang mendekatiku. Terkejut dan berdebar-debar bukan karena Gita datang mendekatiku untuk gabung dengan kelompoknya, tapi terkejut karena Pak Dodo lah yang datang mendekatiku.

Semakin lama semakin dekat dan raut mukanya semakin serius. Kacamatanya diangkat sedikit ke atas dengan jari manisnya sehingga pas dengan kedua bola matanya, setelah sebelumnya kacamata itu terlihat longsor di hidungnya yang menurut aku itu pesek.
Kini Pak Dodo sudah ada di depanku. Segera ku matikan hp. Tadinya mau pura-pura tidur tapi kurasa itu bukan ide bagus. Aku langsung menatap mukanya, menandakan aku tanggap dengan kedatangannya.

Pak Dodo: Fal, kamu gak ikut bahas drama sama kelompokmu?
Aku: Maaf pak, saya belum dapet kelompok.
Pak Dodo: Tadi ada temenmu, si Abdul yang jadi rebutan 2 kelompok, eh sekarang kamu belum dapet kelompok.
Jleb sekali.
Aku: Eh iya pak hehe.

Aku ketawa kecil. Tapi itu bukan ketawa yang bagus. Ketawa malu.

Pak Dodo: Ya sudah mendingan sekarang kamu keluar dari kelas
Aku: Maksudnya pak?
Pak Dodo: Iya, daripada kamu gak diakuin sama temen-temen? Gak dibutuhin sama temen-temen? Mending kamu jajan, duit kamu setidaknya dibutuhin sama Ibu Kantin.

Kata-kata itu bener-bener menusuk kalbuku. Bagai ditusuk pedang, tapi gak bisa mati, rasanya sakit sekali.
Asli ini bapak lama-lama ngeselin.

Pak Dodo: PENGUMUMAN PENGUMUMAN!

Kelas hening mendadak.

Pak Dodo: ANAK-ANAK APAKAH KALIAN TAHU KALAU ADA YANG BELUM DAPET KELOMPOK. NAMANYA NAUFAL. YANG SEKARANG SEDANG DUDUK MENYENDIRI MERATAPI NASIBNYA TIDAK ADA YANG MENGAJAK BERKELOMPOK. ADA YANG MAU 1 KELOMPOK DENGAN ANAK YANG TIDAK PUNYA INISIATIF INI?

Astaga, rasanya benar-benar harga diriku dilempar sama bapak ini. Harga diriku serasa dilempar, kemudian jatuh tapi kemudian tidak ada yang peduli.

Sekejap setelah itu....
Tiba-tiba ada yang bilang, “Ayo fal, kamu ikut kelompoku aja”
Aku: Hah?
Aku terbelalak tak percaya.
Diubah oleh ngomongdulu 31-01-2016 21:56
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.