- Beranda
- Stories from the Heart
sepenggal kisah masa lalu di penghujung senja
...
TS
fafakons
sepenggal kisah masa lalu di penghujung senja

Senja yang bergegas tidak pernah meninggalkan bekas...
Senja selalu identik dengan keindahan warna jingga keemasannya.. Dan akan sangat sia2 jika kita berusaha untuk mengenapkan warnanya..
Andai aku terlahir sebagai senja.. Maka akan mudah bagiku membuatmu berdecak kagum dengan segala keindahan yang ku miliki.. Namun kenyataannya aku hanyalah seorang wanita penikmat senja.. Bukan orang yang memiliki keindahan seperti senja
Sudahlah..
Dibawah langit sore ini.. Aku menikmati racun kafein yang membuatku terbuai akan sepenggal kisah di masalaluku bersamanya
bersama dia.. orang yang tak pernah memanjakanku dengan kata cinta, tapi mampu menumbuhkan rasa cinta dalam hatiku
dia orang yang selalu mengatakan padaku bahwa jatuh cinta itu biasa saja.. tapi mampu memberiku sentuhan cinta yang sangat luar biasa..
maka Kini ijinkanlah aku untuk mengingat semuanya.. serta menuliskan tentang semua hal yang pernah aku lalui bersamanya...
Senja selalu identik dengan keindahan warna jingga keemasannya.. Dan akan sangat sia2 jika kita berusaha untuk mengenapkan warnanya..
Andai aku terlahir sebagai senja.. Maka akan mudah bagiku membuatmu berdecak kagum dengan segala keindahan yang ku miliki.. Namun kenyataannya aku hanyalah seorang wanita penikmat senja.. Bukan orang yang memiliki keindahan seperti senja
Sudahlah..
Dibawah langit sore ini.. Aku menikmati racun kafein yang membuatku terbuai akan sepenggal kisah di masalaluku bersamanya
bersama dia.. orang yang tak pernah memanjakanku dengan kata cinta, tapi mampu menumbuhkan rasa cinta dalam hatiku
dia orang yang selalu mengatakan padaku bahwa jatuh cinta itu biasa saja.. tapi mampu memberiku sentuhan cinta yang sangat luar biasa..
maka Kini ijinkanlah aku untuk mengingat semuanya.. serta menuliskan tentang semua hal yang pernah aku lalui bersamanya...
Spoiler for index:
Diubah oleh fafakons 23-07-2017 07:51
masdyann dan 3 lainnya memberi reputasi
4
269.6K
2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fafakons
#538
part lanjutan
Langit malam begitu gelap..
Kelam dengan nuansa warna hitamnya..
Tapi dibalik kegelapan yang di tampilkan.. langit menghadirkan gemerlap ribuan bintang dan terangnya sinar rembulan
Dibawah langit malam ini bayu memacu motor bebek kesayangannya begitu pelan
Seolah2 dia menikmati perjalanan kami menuju tempat makan malam kami bersama mbak nisa dan mas adnan
Udara malam terasa begitu dingin.. angin sesekali membelai wajah kami
Gua lingkarkan tangan gua ke pinggang bayu
“sayang” panggilnya
“ya mas”
“berjuang sama mas ya”
“insha Allah mas”
“jangan lelah berada disamping mas ya”
“iya mas.. insha Allah”
“jadi yang special di hidup mas ya dek”
“iya mas.. semoga mas”
“amiin.. semoga malaikan juga ikut mengamini doa kita”
“amiin sayang”
Gua pererat pegangan gua ke tubuh bayu
Rasanya malam ini beda
Gua ngrasa sayang banget sama bayu
Dan gak mau kehilangan bayu.. meskipun ketika gua berkedip sekalipun
Bayu pelankan laju motornya.. sampai di depan restoran bayu matikan motornya
“makan malam disini mas?” Tanya gua setengah keheranan
Restorannya besar.. dan menurut gua makanan yang dijual didalamnya mahal2
“heem.. kenapa yang?”
“mmmm mas adnan udah disana mas?”
“udah.. yuk”
Bayu gandeng tangan gua.. kami berjalan beriringan menuju restoran
Sampai di depan restoran bayu celingukan mencari keberadaan mas adnan
Gua ikuti pandangan bayu yang sedang menyapu seluruh ruangan restoran ini
“itu mas adnan dek.. yuk ah”
Dia tarik tangan gua menuju meja mas adnan
Mas adnan selalu saja pandai mencairkan suasana
Ada aja banyolan yang keluar dari mulutnya
Waiter datang dan menyerahkan menu kepada kami
Waktu gua buka menunya gua Cuma bisa nyengir
Makanan yang disajikan cukup menguras kantong mahasiswa
“dek pesan apa?” bayu Tanya ke gua
“hehehe samain aja lah ya sama mas”
“ntar gak doyan?”
“asal jangan daging kambing sama sapi mas fafa doyan kok”
Makanan sudah dipesan..
Mas adnan sama bayu kembali lagi cengengesan sambil ngobrol ngalor ngidul
Segala hal yang di obrolin pasti aja disangkutin sama hal konyol yang sukses membuat perut gua mengeras karena banyak ketawa
Gak lama setelah itu hp mas adnan bergetar
“bentar ya.. mama telfon ni” katanya
Mas adnan keluar dari restorannya
2 menit belum kelihatan batang hidungnya
5 menit belum juga kelihatan
7 menit kami masih nunggu
Sampai pada 10 menit kami nunggu mas adnan udah duduk di kursinya sambil nyengir
“ehmmm”
Tiba2 ada suara ibuk2 dehem di belakang gua
Waktu gua nengok ke sumber suara

Gua speakless
Gua langsung berdiri
Masih Setengah gak percaya gua menyalami dua orang yang berdiri di belakang kursi gua
Iya bener..
Itu papa sama mama nya bayu
Papanya bayu senyum kea rah gua setelah menyalami gua
Sedangkan mamanya bayu mukanya serem banget
Gak ada senyumnya sama sekali
Raut mukanya masam
Mereka duduk di depan gua..
Gua kikuk setengah mati
Deg2an juga
Gak tau kenapa badan gua tiba2 lemes banget
Tangan gua berkeringat
Dingin banget
Bayu pegang tangan gua dibawah meja
Dia usap punggung tangan gua
Sebagai isyarat semuanya akan baik2 saja (mungkin)
Gua menoleh ke samping kanan gua
Bayu disana tersenyum
Gua balas senyumnya (dengan sangat terpaksa)
5 menit meja ini diselimuti dengan keheningan
Gua bingung mesti ngapain
Awkward moment banget
“dek tadi jadi ketemu sama dosennya?” Tanya papa bayu
“jadi pa”
“gimana hasilnya? judul udah di acc?”
Bayu mengangguk
“kalau dik fafa gimana? Udah ngerjain skripsi?” papa bayu tersenyum ke gua
“Alhamdulillah sudah pak.. sama kaya mas bayu baru sampai di judul”
“oh.. segera diselesaikan dek.. jangan sampai ada kata males kalau ngerjain skripsi nanti lama kelarnya”
“iya pak.. “ gua tersenyum
Gua lihat mama bayu masih aja diem
Raut mukanya masih masam
Mas adnan cengengesan
Sedangkan mbak nisa sama kaya gua
“mukanya tegang”
Deg
Mencelos gua denger mama bayu berkata hal sedemikian rupa
Gua lirik mbak nisa.. kepalanya tertunduk
Tapi gua bisa ngrasain kepedihan yang saat ini dia rasain
Tangan bayu mengenggam tangan gua yang ada dibawah meja.. ketika gua menoleh ke arahnya dia tersenyum
“kalem dek kalem” katanya lirih
Kata2 mama nya bayu bener2 nusuk hati banget
Baru kali ini gua speakless di depan orang
Gak tau mesti ngomong apaan
Gak tau mesti bersikap gimana
Gua lirik mbak nisa.. wajahnya terlihat begitu menyedihkan meskipun senyum terlukis disana
Mas adnan terlihat begitu kesal dengan bibir yang cemberut
Bayu diam.. mukanya datar tapi tangannya masih menggenggam gua dengan kencangnya
Sedangkan gua?
Hahaha gua bingung
Banyak hal yang berkecamuk di pikiran gua
Perasaan gua campur aduk.. pengen rasanya menyudahi makan malam ini dan langsung berada di kamar gua
Gak lama kemudian mama bayu berdiri dari tempat duduknya dan menarik lengan papanya bayu agar segera berdiri
“kemana ma?” Tanya papa bayu
“pulang” jawabnya singkat
Gua berdiri dan bermaksud untuk menyalami mama papa bayu
Tapi gua telat
Mama bayu menarik lengan kanan papanya bayu sesegera mungkin
Dan sejurus setelah itu mereka berdua menjauhi meja makan kami
Gua masih berdiri dengan tatapan keheranan melihat kedua orang tua bayu
Bayu berdiri kemudian mengajak gua buat duduk lagi
Gua duduk disebelah bayu
Pikiran gua melayang kemana2
Begitu pula dengan mas adnan dan mbak nisa
Air mata mbak nisa meleleh begitu saja dari kedua pipinya
Awalnya hanya setetes dua tetes
Kini makin lama makin deras..
Ada isakan pelan yang keluar dari mulutnya
Gua dekati mbak nisa.. kemudian gua usap lembut bahunya
Tiba2 mbak nisa memeluk gua
Isakannya menggambarkan kesedihan yang saat ini dia rasakan
“everythings gonna be oke mbak..” kata gua
Dia lepaskan pelukannya kemudian mengangguk pelan
Dia seka air matanya
Bayu memanggil waiters kemudian memberikan sejumlah uang untuk membayarkan apa yang sudah kami makan mala mini
“mas pindah tempat yuk..” bayu tersenyum
Gua gandeng mbak nisa
Sesekali dia seka air matanya
Isakannya kadang masih terdengar
Keluar dari restoran kami langsung memasuki kedai kopi yang ada di depan restoran
Tempatnya masih terlihat begitu sepi
Bayu memilih meja yang paling pojok dan jauh dari kata yang disebut “ramai”
Mbak nisa duduk disebelah gua
Mas adnan merangkul mbak nisa yang keadaannya begitu menyedihkan
Air matanya membasahi wajahnya
Ingus keluar dari kedua hidungnya
Jilbab yang dia kenakan udah gak serapi tadi
“maaf yang.. mama gak nyalahin kamu kok… mas yang salah bukan dek nisa” katanya pelan
Mbak nisa membenamkan wajahynya di tubuh mas adnan
Mbak nisa masih menangis sesenggukan
Gua pindah duduk disebelah bayu
Hati gua perih rasanya
Tapi entah kenapa saat ini air mata gua enggan untuk keluar
Gua tatap kosong dua pasangan di depan gua
Begitu pula dengan bayu
Hening mengelilingi kami
Entah apa yang saat ini kami pikirkan
Apa yang saat ini kami rasakan
Yang pasti masing2 dari kami masih shock dengan kata2 yang keluar dari mulut mamanya bayu
Waktu menunjukkan pukul 21:00
Kedai kopi mulai terlihat ramai
Sesekali satu dua pasangan tampak memasuki kedai kopi ini
Ada yang berbincang serius, ada yang tertawa bersama, ada yang bermain kartu, bahkan ada yang terdiam tak melakukan apapun seperti kami
Kopi yang ada di depan kami mulai mendingin dan sama sekali belum kami sentuh
“mbak.. gua tau mbak saat ini pasti lu kecewa banget sama sikap mama. Lu pasti kesel banget.. dan gua tau lu sedih banget. Tapi disini gak Cuma lu yang ngrasa hal yang demikian. Gua, mas adnan, sama fafa pun juga ngrasain hal yang sama mbak. Memang hak mama untuk menilai kita seburuk itu mbak, tapi inget mbak mama menilai Cuma berdasarkan dari 1 sudut pandang aja mbak. Gua yakin lu orang yang baik mba, orang sabar mbak, orang yang perhatian, dan gua rasa lu cocok sama mas adnan yang notabenya anaknya slengekan. Gua mohon mbak tetap disamping mas adnan ya.. hadapi semuanya sama2 sama mas adnan mbak.. gua yakin lama2 mama juga ngerti kalo mbak itu orang baik kok.. mungkin mama lagi banyak pikiran aja kok” bayu tersenyum
“iya dek bay.. makasih ya dek. Gua gakpapa kok. Mungkin gua tadi Cuma kaget aja hehe” mbak nisa tersenyum
“nah senyum gitu kan cantik mbak hehehe”
“sial malah godain orang tua lu dek” mba nisa tertawa kecil
Gua senyum liat mbak nisa udah bisa tersenyum
Mas adnan masih aja diam sambil membelai kepala mbak nisa
Tatapannya masih kosong
“mas pulang yuk.. udah malam. Ntar dicariin mama nya lo” ajak gua sambil menepuk pelan punggung tangan mas adnan yang ada diatas meja
“eehh yaaa” katanya “yuk”
“kok dek fafa ngajak pulang nya mas adnan sih haha mau tukeran pasangan ya ?” kata mbak nisa sambil tertawa
“heehhh sembarangan mbak.. jangan ! punya gua tauk” bayu merengut
“haaha iya iya fafa punya bayu”
Gua terkekeh mendengar mbak nisa dan bayu berbincang
Dan waktu gua lihat mas adnan dia masih terdiam sambil merapikah kemeja berwarna abu2 yang dia kenakan
Mas adnan melajukan motornya dengan arah berlawanan dengan gua sama bayu
Mau nganter mbak nisa pulang dulu katanya
Gak perlu waktu yang lama untuk sampai ke kosan
Bayu membelah jalanan kota semarang mala mini dengan kecepatan yang sangat tinggi
Sampai di depan kos gua turun
“hai dek” katanya lirih
“ya mas”
“adek masih sayang mas kan setelah kejadian tadi?” tanyanya
“kok mas ngomong gitu?”
“mas minta maaf ya kalau kata2 mama tadi merusak suasana hati adek mala mini.. mas minta maaf banget dek.. mas gak nyangka mama bakal nglakuin hal kaya gitu di depan kamu sama mbak nisa” katanya
“hehehe iya mas.. gapapa kok” gua pengang tangan bayu yang memegang stang motor
“never mind mas.. mama Cuma pengen yang terbaik untuk kedua anaknya” gua paksakan bibir gua buat tersenyum
“mas takut dek”
“takut? Hehe udah gedhe kok masih dikit2 takut
”
“mas takut adik pergi perlahan dari kehidupan nya mas.. mas gak mau”
“kalo mas gak yakin gimana adik bisa yakin kalo semuanya akan berjalan baik2 aja mas?” gua letakkan kedua tangannya dikedua pipi gua
“iya dek.. karena mas sayang kamu makanya mas takut” katanya lirih
“yang harus mas lakuin Cuma yakin.. dan yakinin adik kalo semuanya akan baik2 saja”
“tetep sama mas ya dek” dia membelai lembut pipi gua
“mas sayang sama adik”
Dia lepas helm yang dia kenakan
“mas gak mau adik pergi perlahan dari kehidupan mas..karena masuk kehidupan adik itu gak mudah”
Dia tersenyum
Tiba2 dia kecup dahi gua
Gua mundur beberapa langkah
Bayu cium kening gua untuk kedua kalinya
Gua ngrasain rasa sayang yang ada dihatinya buat gua bener2 besar
Dia buka matanya secara perlahan
“kenapa dik?” tanyanya
Gua menggeleng
“maaf kalo mas salah” katanya
Gua menggeleng
“maaf.. karena kata2 gak cukup buat ngutarain perasaan mas.. mas sayang sama adik” katanya
Gua tersenyum
“mas pulang dlu ya dek” katanya
“iya mas.. hati2 ya.. salaman dulu mas”
Gua ulurkan tangan gua
Dia menyambut uluran tangan gua
Gua cium tangan bayu
Dia tersenyum
“makasih sayang..” katanya
“assalamu’alaikum dek”
“wa’alaikumsalam”
Kelam dengan nuansa warna hitamnya..
Tapi dibalik kegelapan yang di tampilkan.. langit menghadirkan gemerlap ribuan bintang dan terangnya sinar rembulan
Dibawah langit malam ini bayu memacu motor bebek kesayangannya begitu pelan
Seolah2 dia menikmati perjalanan kami menuju tempat makan malam kami bersama mbak nisa dan mas adnan
Udara malam terasa begitu dingin.. angin sesekali membelai wajah kami
Gua lingkarkan tangan gua ke pinggang bayu
“sayang” panggilnya
“ya mas”
“berjuang sama mas ya”
“insha Allah mas”
“jangan lelah berada disamping mas ya”
“iya mas.. insha Allah”
“jadi yang special di hidup mas ya dek”
“iya mas.. semoga mas”
“amiin.. semoga malaikan juga ikut mengamini doa kita”
“amiin sayang”
Gua pererat pegangan gua ke tubuh bayu
Rasanya malam ini beda
Gua ngrasa sayang banget sama bayu
Dan gak mau kehilangan bayu.. meskipun ketika gua berkedip sekalipun
Bayu pelankan laju motornya.. sampai di depan restoran bayu matikan motornya
“makan malam disini mas?” Tanya gua setengah keheranan
Restorannya besar.. dan menurut gua makanan yang dijual didalamnya mahal2
“heem.. kenapa yang?”
“mmmm mas adnan udah disana mas?”
“udah.. yuk”
Bayu gandeng tangan gua.. kami berjalan beriringan menuju restoran
Sampai di depan restoran bayu celingukan mencari keberadaan mas adnan
Gua ikuti pandangan bayu yang sedang menyapu seluruh ruangan restoran ini
“itu mas adnan dek.. yuk ah”
Dia tarik tangan gua menuju meja mas adnan
Quote:
Mas adnan selalu saja pandai mencairkan suasana
Ada aja banyolan yang keluar dari mulutnya
Waiter datang dan menyerahkan menu kepada kami
Waktu gua buka menunya gua Cuma bisa nyengir

Makanan yang disajikan cukup menguras kantong mahasiswa
“dek pesan apa?” bayu Tanya ke gua
“hehehe samain aja lah ya sama mas”
“ntar gak doyan?”
“asal jangan daging kambing sama sapi mas fafa doyan kok”
Makanan sudah dipesan..
Mas adnan sama bayu kembali lagi cengengesan sambil ngobrol ngalor ngidul
Segala hal yang di obrolin pasti aja disangkutin sama hal konyol yang sukses membuat perut gua mengeras karena banyak ketawa
Gak lama setelah itu hp mas adnan bergetar
“bentar ya.. mama telfon ni” katanya
Mas adnan keluar dari restorannya
2 menit belum kelihatan batang hidungnya
5 menit belum juga kelihatan
7 menit kami masih nunggu
Sampai pada 10 menit kami nunggu mas adnan udah duduk di kursinya sambil nyengir
“ehmmm”
Tiba2 ada suara ibuk2 dehem di belakang gua
Waktu gua nengok ke sumber suara

Gua speakless
Gua langsung berdiri
Masih Setengah gak percaya gua menyalami dua orang yang berdiri di belakang kursi gua
Iya bener..
Itu papa sama mama nya bayu
Papanya bayu senyum kea rah gua setelah menyalami gua
Sedangkan mamanya bayu mukanya serem banget
Gak ada senyumnya sama sekali
Raut mukanya masam
Mereka duduk di depan gua..
Gua kikuk setengah mati
Deg2an juga
Gak tau kenapa badan gua tiba2 lemes banget
Tangan gua berkeringat
Dingin banget
Bayu pegang tangan gua dibawah meja
Dia usap punggung tangan gua
Sebagai isyarat semuanya akan baik2 saja (mungkin)
Gua menoleh ke samping kanan gua
Bayu disana tersenyum
Gua balas senyumnya (dengan sangat terpaksa)
5 menit meja ini diselimuti dengan keheningan
Gua bingung mesti ngapain
Awkward moment banget
“dek tadi jadi ketemu sama dosennya?” Tanya papa bayu
“jadi pa”
“gimana hasilnya? judul udah di acc?”
Bayu mengangguk
“kalau dik fafa gimana? Udah ngerjain skripsi?” papa bayu tersenyum ke gua
“Alhamdulillah sudah pak.. sama kaya mas bayu baru sampai di judul”
“oh.. segera diselesaikan dek.. jangan sampai ada kata males kalau ngerjain skripsi nanti lama kelarnya”
“iya pak.. “ gua tersenyum
Gua lihat mama bayu masih aja diem
Raut mukanya masih masam
Mas adnan cengengesan
Sedangkan mbak nisa sama kaya gua
“mukanya tegang”
Quote:
Deg
Mencelos gua denger mama bayu berkata hal sedemikian rupa
Gua lirik mbak nisa.. kepalanya tertunduk
Tapi gua bisa ngrasain kepedihan yang saat ini dia rasain
Tangan bayu mengenggam tangan gua yang ada dibawah meja.. ketika gua menoleh ke arahnya dia tersenyum
“kalem dek kalem” katanya lirih
Quote:
Kata2 mama nya bayu bener2 nusuk hati banget
Baru kali ini gua speakless di depan orang
Gak tau mesti ngomong apaan
Gak tau mesti bersikap gimana
Gua lirik mbak nisa.. wajahnya terlihat begitu menyedihkan meskipun senyum terlukis disana
Mas adnan terlihat begitu kesal dengan bibir yang cemberut
Bayu diam.. mukanya datar tapi tangannya masih menggenggam gua dengan kencangnya
Sedangkan gua?
Hahaha gua bingung
Banyak hal yang berkecamuk di pikiran gua
Perasaan gua campur aduk.. pengen rasanya menyudahi makan malam ini dan langsung berada di kamar gua
Gak lama kemudian mama bayu berdiri dari tempat duduknya dan menarik lengan papanya bayu agar segera berdiri
“kemana ma?” Tanya papa bayu
“pulang” jawabnya singkat
Gua berdiri dan bermaksud untuk menyalami mama papa bayu
Tapi gua telat
Mama bayu menarik lengan kanan papanya bayu sesegera mungkin
Dan sejurus setelah itu mereka berdua menjauhi meja makan kami
Gua masih berdiri dengan tatapan keheranan melihat kedua orang tua bayu
Bayu berdiri kemudian mengajak gua buat duduk lagi
Gua duduk disebelah bayu
Pikiran gua melayang kemana2
Begitu pula dengan mas adnan dan mbak nisa
Air mata mbak nisa meleleh begitu saja dari kedua pipinya
Awalnya hanya setetes dua tetes
Kini makin lama makin deras..
Ada isakan pelan yang keluar dari mulutnya
Gua dekati mbak nisa.. kemudian gua usap lembut bahunya
Tiba2 mbak nisa memeluk gua
Isakannya menggambarkan kesedihan yang saat ini dia rasakan
“everythings gonna be oke mbak..” kata gua
Dia lepaskan pelukannya kemudian mengangguk pelan
Dia seka air matanya
Bayu memanggil waiters kemudian memberikan sejumlah uang untuk membayarkan apa yang sudah kami makan mala mini
“mas pindah tempat yuk..” bayu tersenyum
Gua gandeng mbak nisa
Sesekali dia seka air matanya
Isakannya kadang masih terdengar
Keluar dari restoran kami langsung memasuki kedai kopi yang ada di depan restoran
Tempatnya masih terlihat begitu sepi
Bayu memilih meja yang paling pojok dan jauh dari kata yang disebut “ramai”
Mbak nisa duduk disebelah gua
Mas adnan merangkul mbak nisa yang keadaannya begitu menyedihkan
Air matanya membasahi wajahnya
Ingus keluar dari kedua hidungnya
Jilbab yang dia kenakan udah gak serapi tadi
“maaf yang.. mama gak nyalahin kamu kok… mas yang salah bukan dek nisa” katanya pelan
Mbak nisa membenamkan wajahynya di tubuh mas adnan
Mbak nisa masih menangis sesenggukan
Gua pindah duduk disebelah bayu
Hati gua perih rasanya
Tapi entah kenapa saat ini air mata gua enggan untuk keluar
Gua tatap kosong dua pasangan di depan gua
Begitu pula dengan bayu
Hening mengelilingi kami
Entah apa yang saat ini kami pikirkan
Apa yang saat ini kami rasakan
Yang pasti masing2 dari kami masih shock dengan kata2 yang keluar dari mulut mamanya bayu
Waktu menunjukkan pukul 21:00
Kedai kopi mulai terlihat ramai
Sesekali satu dua pasangan tampak memasuki kedai kopi ini
Ada yang berbincang serius, ada yang tertawa bersama, ada yang bermain kartu, bahkan ada yang terdiam tak melakukan apapun seperti kami
Kopi yang ada di depan kami mulai mendingin dan sama sekali belum kami sentuh
“mbak.. gua tau mbak saat ini pasti lu kecewa banget sama sikap mama. Lu pasti kesel banget.. dan gua tau lu sedih banget. Tapi disini gak Cuma lu yang ngrasa hal yang demikian. Gua, mas adnan, sama fafa pun juga ngrasain hal yang sama mbak. Memang hak mama untuk menilai kita seburuk itu mbak, tapi inget mbak mama menilai Cuma berdasarkan dari 1 sudut pandang aja mbak. Gua yakin lu orang yang baik mba, orang sabar mbak, orang yang perhatian, dan gua rasa lu cocok sama mas adnan yang notabenya anaknya slengekan. Gua mohon mbak tetap disamping mas adnan ya.. hadapi semuanya sama2 sama mas adnan mbak.. gua yakin lama2 mama juga ngerti kalo mbak itu orang baik kok.. mungkin mama lagi banyak pikiran aja kok” bayu tersenyum
“iya dek bay.. makasih ya dek. Gua gakpapa kok. Mungkin gua tadi Cuma kaget aja hehe” mbak nisa tersenyum
“nah senyum gitu kan cantik mbak hehehe”
“sial malah godain orang tua lu dek” mba nisa tertawa kecil
Gua senyum liat mbak nisa udah bisa tersenyum
Mas adnan masih aja diam sambil membelai kepala mbak nisa
Tatapannya masih kosong
“mas pulang yuk.. udah malam. Ntar dicariin mama nya lo” ajak gua sambil menepuk pelan punggung tangan mas adnan yang ada diatas meja
“eehh yaaa” katanya “yuk”
“kok dek fafa ngajak pulang nya mas adnan sih haha mau tukeran pasangan ya ?” kata mbak nisa sambil tertawa
“heehhh sembarangan mbak.. jangan ! punya gua tauk” bayu merengut
“haaha iya iya fafa punya bayu”
Gua terkekeh mendengar mbak nisa dan bayu berbincang
Dan waktu gua lihat mas adnan dia masih terdiam sambil merapikah kemeja berwarna abu2 yang dia kenakan
Mas adnan melajukan motornya dengan arah berlawanan dengan gua sama bayu
Mau nganter mbak nisa pulang dulu katanya
Gak perlu waktu yang lama untuk sampai ke kosan
Bayu membelah jalanan kota semarang mala mini dengan kecepatan yang sangat tinggi
Sampai di depan kos gua turun
“hai dek” katanya lirih
“ya mas”
“adek masih sayang mas kan setelah kejadian tadi?” tanyanya
“kok mas ngomong gitu?”
“mas minta maaf ya kalau kata2 mama tadi merusak suasana hati adek mala mini.. mas minta maaf banget dek.. mas gak nyangka mama bakal nglakuin hal kaya gitu di depan kamu sama mbak nisa” katanya
“hehehe iya mas.. gapapa kok” gua pengang tangan bayu yang memegang stang motor
“never mind mas.. mama Cuma pengen yang terbaik untuk kedua anaknya” gua paksakan bibir gua buat tersenyum
“mas takut dek”
“takut? Hehe udah gedhe kok masih dikit2 takut
”“mas takut adik pergi perlahan dari kehidupan nya mas.. mas gak mau”
“kalo mas gak yakin gimana adik bisa yakin kalo semuanya akan berjalan baik2 aja mas?” gua letakkan kedua tangannya dikedua pipi gua
“iya dek.. karena mas sayang kamu makanya mas takut” katanya lirih
“yang harus mas lakuin Cuma yakin.. dan yakinin adik kalo semuanya akan baik2 saja”
“tetep sama mas ya dek” dia membelai lembut pipi gua
“mas sayang sama adik”
Dia lepas helm yang dia kenakan
“mas gak mau adik pergi perlahan dari kehidupan mas..karena masuk kehidupan adik itu gak mudah”
Dia tersenyum
Tiba2 dia kecup dahi gua
Gua mundur beberapa langkah
Bayu cium kening gua untuk kedua kalinya
Gua ngrasain rasa sayang yang ada dihatinya buat gua bener2 besar
Dia buka matanya secara perlahan
“kenapa dik?” tanyanya
Gua menggeleng
“maaf kalo mas salah” katanya
Gua menggeleng
“maaf.. karena kata2 gak cukup buat ngutarain perasaan mas.. mas sayang sama adik” katanya
Gua tersenyum
“mas pulang dlu ya dek” katanya
“iya mas.. hati2 ya.. salaman dulu mas”
Gua ulurkan tangan gua
Dia menyambut uluran tangan gua
Gua cium tangan bayu
Dia tersenyum
“makasih sayang..” katanya
“assalamu’alaikum dek”
“wa’alaikumsalam”
0
