Kaskus

Story

monica.ochaAvatar border
TS
monica.ocha
[Completed] Hey Fanny
Quote:


[Completed] Hey Fanny


Quote:



[Completed] Hey Fanny

Mohon kebijakannya karena cerita ini mengandung bahasa dan adegan yang tidak patut ditiru.




Quote:


Quote:


Quote:

Diubah oleh monica.ocha 05-03-2016 06:30
kekesedAvatar border
g.gowang.Avatar border
efti108Avatar border
efti108 dan 25 lainnya memberi reputasi
22
172.3K
520
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread4Anggota
Tampilkan semua post
monica.ochaAvatar border
TS
monica.ocha
#61

PAGE 4



Sekitar 30 menit perjalanan akhirnya kami sampai di toko pakaian baru ibuku yang telah direncanakannya selama satu tahun ini dan tidak sedikit pula biaya yang harus dikeluarkan. Aku lihat toko ini sudah siap rapi dari semua sisi, mulai dari barang dagangan dan karyawan maupun karyawati. Ibuku bukan tipe yang mudah percaya, ibu selalu mengecek latar belakang dari masing-masing pekerja disini. Ibuku bukan seorang yang suka ditipu ataupun dicurangi, dia seorang yang sangat kompeten dan adil dari banyak sisi. Sama sepertiku, 'Kalau lu baik sama gw, gw juga pasti akan double baik sama lu'prinsip yang ibu pegang yang diam-diam aku curi.

"Gede ya, dik" Ujar dika disaat kami tengah berjalan-jalan di dalam toko

"Gw belum pernanh kesini sih, ini baru pertama kali, biasanya cuman bokap ama nyokap doang yang kesini"

"Bisa dong gw setengah harga disini"

"mana gw tau, urusan sama nyokap gw noh"

Perlahan perhatian dika terfokus kepada hpnya yang selalu dipeganginya dari pertama kami masuk kesini. Kulihat timbul lubang kecil dipipi bagian sebelah kirinya, dia tersenyum kecil memandangi layar hp itu.

"Kenapa lu dik?"

"Raya ngajak ketemuan rob, dia bawa temennya juga"

"Kapan?"

"Ntar siang, lu ikut ya! kali-kali bisa nemu disana"

"Aduh males bgt dik kalau siang, gw ngantuk"

"Lu baru bangun bego, udah ngantuk aja. Udah ikut aja, bisa gw pastiin kalau lu ga bakalan nyesel"


***

Setelah selesai dengan survei ibu di toko pakaian barunya akhirnya kami pulang, kami mengantar ibu sampai rumah dan kami melanjuti perjalanan di warung nasi uduk langganan kepunyaan buk rasti. Kadang kami harus menunggu untuk bisa mendapatkan meja untuk makan, tidak jarang kami makan di belakang mobil karena meja didalam warung sudah penuh, sudah seperti restoran mahal saja.

"Nah kan udah gw bilang, pasti begini terus dah" Gumamku saat melihat warung itu sudah dipenuhi dengan motor-motor anak-anak dari berbagai penjuru kampus yang sedang butuh makan.

"Bodo bgt, gw laper"


Karena kami sudah makan disini selama bertahun-tahun, buk rasti sampai memberi kami layanan parkir khusus di samping rumahnya, hanya kami satu-satunya pelanggan yang mempunyai hak khusus ini. Sebelumnya kami selalu memarkirkan mobil di tepi jalan, meskipun agak beresiko dengan banyaknya kendaraan yang melintasi jalan ini. Kami berjalan masuk ke dalam warung dan menyapa buk rasti yang sedang sibuk dengan kedua tangannya.

"Buk, biasa ya"

Tanpa perlu pandang buk rasti langsung merespon tanggapan kami, dia bahkan mengenak suara kami "iya, maaf ya mejanya penuh, kalian tunggu di teras rumah aja, ada bapak noh disono"

Mendengar perintah dari buk rasti kami langsung menuju teras rumah, bapak yang dimaksud dengan ibu rasti adalah suaminya, pak khaman. Kami juga kenal cukup akrab dengan pak khaman sejak lama. Pak khaman adalah seorang anak dari keturunan india, sejak kecil dia sudah dibesarkan di indonesia sampai dia sudah menikah dan mempunyai tiga orang anak.

"Jangan ngurusin burung terus pak" Goda dika kepada pak khaman yang sedang asik membersihkan kandang burung

"Eh kalian, apa kabar? udah lama ga kemari" Balas pak khaman sambil meletakkan kandang burung ke lantai

"maklum pak, bisnis" ujar dika

"iya pak, bisnis, bisnis ngehancurin hati cewek" susulku

"haha.. bisa aja dah kalian, ayo mari duduk. Eh udah pesen minum belum?"

"udah pak didepan, tuh lagi di bikinin sama sari"


Anak terakhir dari ibu rasti dan pak khaman ini memang selalu membantu-bantu ibunya di hari-hari libur. Walaupun cuma sekedar membuat kopi atau teh, itu juga di bantu oleh ibunya. Anak kedua mereka sedang melanjutkan kuliat semester pertama, sedangkan anak pertama mereka sedang kuliah di luar negri karena mendapatkan beasiswa, fika. Aku kenal baik dengan anak pertama mereka, seorang gadis yang dulunya pernah menjadi 'gadis desa' disekitar sini karena kecantikannya. Meski ibunya hanya berjualan nasi uduk dan ayahnya adalah pemilik bengkel motor dengan dua karyawan, dia bisa melanjutkan langkah sejauh itu. Sedangkan aku anak dari dua orang yang lebih dari bekecukupan hanya tersangkut disini berpikir apakah aku harus melanjutkan mencari pekerjaan atau hanya kan bermalas-malasan bersama dika yang hingga entah kapan kuliahnya selesai.

Fika adalah alasan pertamaku makan disini, tak lain dan tak bukan adalah untuk melihatnya. Kadang sebelum berangkat kuliah aku menyempatkan diri untuk singgah disini dengan alasan sarapan pagi padahal sebelum kesini aku juga sudah sarapan dirumah, setelah itu aku memberi tumpangan kepada fika mengantarnya ke kampusnya, sebenarnya menjadi mucikari pengantar fika adalah alasan pertama aku kesini. Dia memang tidak pernah meminta untuk diantar, aku yang memaksa. Biasanya dia selalu menunggu di depan jalan untuk menunggu ojek ataupun angkot, tentu aku sebagai orang yang berkecukupan untuk menampung dan mengantarnya tidak tega melihat dia seperti itu setiap hari dan kebetulan rumahnya adalah jalan yang selalu aku lewati setiap hari sebelum berangkat ke kampus. Pernah sekali aku menyatakan cinta kepada fika, dia menolak dan beralasan "aku mau belajar dulu, mau bantu ekonomi keluarga, mau bantu sekolah sari sama rudi"


< TO THE PREVIOUS PAGE
Diubah oleh monica.ocha 27-01-2016 21:40
mmuji1575
hafizlukman46
g.gowang.
g.gowang. dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.