- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
e.alifiandra.f
#3969
Ijab dimulai..
Penghulu: "Cekap nggeh? (siap ya?), ikuti apa yang saya arahkan, belum lupa kan bagaimana cara Ijab dan Qobul nantinya, Mas? Hehhee..",.
Gue: "Masih ingat jelas pak...",

Penghulu: "Saya nikahkan Sitaa binti Yoseph dengan Mas kimpoi seperangkat Alat shalat dan uang sebesar 50 Juta rupiah di bayar Tunai!", !!
Gue: "Saya terima Nikahnya Sitaa binti Yoseph dengan Mas kimpoi seperangkat Alat shalat dan uang sebesar 50 Juta rupiah di bayar Tunai!", !!
Penghulu: "Sah........?",

Saksi: "Sah!!!!!", !!!
Selesai, dan tangispun pecah dari kita semua disini tanpa kecuali. Gue, Sitaa, Rista, Bapak Ibu dan Papa Mama semua menangis. Helena, Rani, Tiara, bahkan Mamanya Rista yang jelas Ibu Mertua juga menangis, kalau beliau itu jelas karena anaknya sendiri mempunyai suami yang juga mempunyai istri selain anaknya, hanya bisa maklum dan menerima saja.
Soal mas kimpoi, 50 Juta itu uang dari Rista, awalnya gue dan Sitaa sudah sepakat dengan seperangkat Alat shalat saja, tapi Rista menawarkan dengan sedikit paksaan soal uang itu, alasan dia karena gue menikahi Rista juga seperti itu, dan Mas kimpoi itu jadi tempat kita sekarang, semua pernikahan gue dan Rista juga modal dari gue, jadi Rista seolah berbalas Budi ikhlas dengan semua itu, Sitaa yang mau gimanapun itu tetap nurut.
Musik Rebana melantun, Rebana desa gue sip banget karena udah di campur dengan Bumbu Nada dari Keyboard dan Violin.. Lagu pertama setelah Sah tadi itu Nasidaria - Pengantin Baru .. Aduh duhh,,makin terharu...
. Acara lanjut seperti biasanya, sampai para tamu satu per satu membubarkan diri. Mbak Tari dan yang penting lainnya juga pamitan. Rasa nggak enak dlam hati ini untuk Beliau Tari, hanya bisa membuatku diam tersenyum, Beliau juga senyum dan berpesan seadanya soal hubungan kita ini. Tersisa keluarga gue, keluarga Rista, anak-anak, orangtua gue dan orangtua Sitaa. Dirasa canggung, nggak enak, gue masih diam tanpa kata mau gimana, Sitaa yang mengawali obrolan ini, sampai beberapa bahasan.
Sitaa: "Bapak, Ibu, ini Papa dan Mama saya..",
berusaha mengenalkan lebih dekat..Bapak: "Bapak.. Ibu... Memperkenalkan diri kita orangtuanya Oval..",

Ibu: ".............",
mereka berjabat..Papa+Mama: "..........", berusaha tersenyum,

Sitaa: "Papa, Mama.. Sitaa yakin akan hidup Bahagia dengan yang disini, Papa Mama juga akan selalu bahagia sampai saatnya nanti. Sitaa tetap anak Papa dan Mama, kalian berdua tetap orangtua Sitaa seutuhnya dan selamanya, walau Sitaa sudah menikah..",
sambil nangis..Mama: "............",

Sitaa: "Sitaa juga pasti akan datang ke Papa Mama, pulang kesana. Sekedar nengok dan bersilaturrahmi..",

Gue: "Paa, Maa, Maafkan kesalahan saya selama ini. Sekali lagi saya Janji, tidak akan pernah menelantarkan Sitaa dalam keadaan apapun. Saya akan berusaha sematinya membuat dia Bahagia..",

Papa: "Papa hanya berusaha mengerti dengan apa yang kamu pilih de'. Papa hanya ingin kamu membuktikan semuanya..", !!
Sitaa: "Makasih Paa.. Mama..",

Mama: "Sini sayang.....",

Suasana mulai berubah, gue jadi berpikir. Orangtua mana yang rela anaknya ingkar terhadap mereka. Tapi disisi lain gue berpikir lagi, seTIDAK relanya mereka pasti tetap akan merelakan, karena semua memang sudah terjadi, asal itu bukan pilihan salah dan harapan baik, tetap akan berusaha direlakan, nggak usah jauh-jauh lah gue sendiri. Awalnya gimana dengan orangtua gue yang jelas nggak rela gue jadi Bajingan, ujungnya mereka berusaha rela anaknya menemukan apa yang dicari.
Perlahan, mereka saling bicara dan memperkenalkan diri. Ada kala Bapak yang mengawali, ada kala Papanya Sita mengawali. Jadilah sebuah obrolan yang berarti, dimana anak-anak masing-masing sudah saling bertemu dan bersatu. Orangtua hanya mengawal sejauh mana mereka semua. Alhamdulillah, meski masih ada ganjalan tapi gue dan Sitaa menganggap antara Papa Mama dan Bapak Ibu sudah sepakat kita menikah..
Sitaa: "Paaa, Maaa,. ikhlaskan yaa, biar Sitaa tidak terlalu berat menjalani semua ini, sampai tua bersamanya. Dan Sitaa akan memberikan yang terbaik..",

Mama: "Hati-hati yaaa, de'.. mas Oval saya nitip Sitaa, jaga dia baik-baik",

Gue: ".........",

Sitaa: "Iyaa , Mama, aku janji..",

Papa: "Papa hanya ingin bukti nyata apa yang sudah kamu pilih dan dijalani nantinya.. " !!!
Gue: "Iyaa Pa, Maa,. Oval janji dan akan membuktikan semua, maafkan saya Pa,Maa..",

Papa+Mama: "..........", !!

Kitapun saling berjabat tangan, dikala ini Mama Rista pamitan larena mungkin nggak enak beda urusan, hanya sepatah kata mengenalkan dirinya kalau Beliau juga mertua gue, Ibu dari Istri pertama gue. Papa Mama menyambut biasa dan tak terlalu mempermasalahkan. Inti dari mereka adalah Sitaa sendiri, gue dan orangtua. Setelah pulang, Rista bergabung dan memperkenalkan diri ke Papa dan mama Sitaa. Tapi tetap, Papa dan Mama tidak mempermasalahkan, intinya tetap gue dan Sitaa.
Mama: "Pokoknya Sitaa harus bahagia.",

Sitaa: "Iyaa Maaa, Sita akan berusaha dan Janji untuk Mama dan Papa.",

Papa: "Dan kamu, jangan pernah menyakiti dia. Papa Mama nggak mau mendengar apa yang akan jadi keluh kesah kalian, apalagi denganmu yang mempunya istri selain Anak saya. Kamu harus bisa menyelesaikan masalah sendiri." !!!!!
Gue: "Iyaa, saya Janji.",

Sitaa: "Papa, Mama, kita udah janji, dan Mbak Rista ini baik, dia juga sayang dengan Sitaa. Bapak dan Ibu juga sayang, tak lupa Papa dan Mama jelas sayang kan dengan Sitaa?",

Mama hanya mengangguk lalu mereka berpelukan, papa juga menangis, semua hampir menangis. Bapak dan masih mengajak Papa dan Mama ngobrol, dan seolah saling mengikuti alur. Kita mundur, gue tau itu obrolan orangtua. Sampai beberapa waktu, Papa dan Mama pamitan, padahal mau gue dan Sitaa, Papa Mama disini dulu. Dan sore ini pula mereka semua berangkat ke Jogja. Papa, Mama, Helena, Rani, Tiara, dan Pak Sopir. Hanya berpesan sama seperti sebelumnya, sekali lagi kita berdua udah Janji sehidup semati dan akan membuktikan.
Masih bersama Sitaa, gue ajak dia nongkrong di sudut Kota menikmati malam, selain karena Rista udah mengijinkan gue dengan Sitaa yang sudah SAH pula menjadi suami istri, anggapnya malam pertama, hehehe. Selain itu juga karena udah nggak ada acara apapun karena sudah sejak pagi tadi semua beres. Rista di rumah dengan Yudhis, Mama dan adek Rista.
Sitaa: "Mas, Papa Mama udah pulang, sekarang aku milikmu seutuhnya..",

Gue: "Iyaa sayang.. Hehee, kamu seneng?"

Sitaa: "Iya donkk, seneng bangetttttt..",

Gue: "Mau pulang jam berapa, Taa? Mabuk yuk..",

Sitaa: "Hahahaha, dimana?",

Gue: "Udah ahh ayooo.. nggak usah pulang yaa, kita ke Hotel aja, oww oww kan udah SAH,, hihihi.",

Sitaa: "Lah lah,, maunya apaa Mas'e?",

Gue: "Maunyaa,, hehehe,.,.. maunya yaa "xxx" sama kamu,, ih",

Sitaa: "Ahaha aku juga mau, yuk yuk Massss. hehe",
DTuh godaannya, akhirnya kita berdua Mabuk dan menikmati malam di Pantai Selatan. Banyak obrolan dengannya, apa yang akan kita jalani.
Gue: "Taa, nggak apa-apa kan kalau sementara tinggal di rumah Ibu?",

Sitaa: "Nggak apa-apa mas,, Mau tinggal dimana lagi? Sitaa nggak mau kalau tinggal satu atap dengan Mbak Rista, bukan apa-apa sih, pasti imbasnya tetap nggak baik, katamu kan itu juga?",

Gue: "Iyaa, kamu benar.. Hmm, sabar ya Taa, nanti sambil jalan Mamas buatkan Gubug untuk tinggal kamu dan aku juga,,",

Sitaa: "Hehehee..",

Belum ada rencana apapun soal Papan buatnya, sementara dia tinggal bersama orangtuaku. Keluarga dirumah juga tidak mempermasalahkan, sampai nantinya gue bisa memisahkan tempat tinggal untuk Sitaa sendiri. Sampai larut malam dan kita kembali ke Kota sekedar istirahat disebuah Losmen, ini malam kita jadi gue nggak mau melibatkan orang lain, hmm yang dinanti datang juga, Indah dan berwarna, Sitaa masih sama seperti saat aku menjamahnya terakhir kali.
Sampai tertidur, dan kita bangun siang. Sekedar beberes mau pulang ke rumah, tapi Sitaa meminta Haknya lagi, jadinya kita melakukan itu, hehehe..
Sitaa: "Mas, hamilin aku secepatnya, aku pengen punya anak darimu..",

Gue: "Hmm, pelan-pelan Taa, nanti kan ada waktunya. Aku juga pengen banget punya anak darimu..",

Sitaa: "Ehh iya mas, Mbak Rista belum hamil yaa?",

Gue: "Lhoo, aku malah nggak pernah nanya, dia juga nggak cerita..",

Sitaa: "Hehehe, aku tanya dia malah cengar-cengir doank.."

Gue: "Hohohoho.. Oiyaa Taa, apa kalau kita punya anak juga ntar disuruh Tattooan kayak kita?",

Sitaa: "Hahaha edan, ya enggak lah, anak kita harus lebih baik dari kita..",

Gue: "ihhhhhh,, cantinya kamu ... ",

Sitaa: "..............."

Menjelang sore kita kembali ke kehidupan semula, bersosial dengan keluarga.
Sampai beberapa hari di rumah Bapak Ibu, gue kembali lagi ke rumah dengan Rista. Hal ini yang masih gue pikirkan, bagaimana membagi waktu untuk mereka semua. Ada kala gue tanya ke Rista dan Sitaa, tapi mereka hanya menjawab "Terserah". Mereka nurut aja mau gimana, acuan mereka hanya pada kata "Adil", jadi gue sendiri yang harus berpikir soal Adil itu, yapp semua butuh Proses yang harus terus diusahakan, niat, usaha, semangat, jangan lupa berdo'a. Teori mudah tapi pelaksanaannya??

Ada kabar yang sangat membuatku Tersenyum.. Yaa, Rista udah Hamil, meski baru hitungan 1 karena baru ketahuan Positif beberapa hari kemaren, kita berdua senang menyambutnya, terima Kasih ya Alloh. Tak beda dengan Sitaa, diapun ikut senang dan berharap secepatnya dia menyusul soal Hamil. Gue sendiri masih bertanya, seorang PEMABUK, Darahnya kotor karena Alkohol, mungkin reproduksinya lemah, tapi semua itu terjadi, alhamdulillah saja atas rezeki dan ujian selama ini.
***
----------
0




