- Beranda
- Stories from the Heart
ENKELI
...
TS
rayana1988
ENKELI
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Well, me—I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am
ya.. terkadang kita tidak bisa tahu dengan siapa jodoh kita,
dan kita tak bisa memilih cerita yang akan kita tempuh.
entah akan bermuara di laut ataukah kita harus melewati petak-petak sawah itu hingga nantinya akan kembali ke laut.
ikuti saja alurnya.
Disclaimer:
Anggap saja semua hal yang terjadi disini fiksi. karena penulis sangat menjaga privacy para tokoh didalamnya
Update
Prolog
So, honey, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars.
malaikat itu bernyanyi kecil dan dua insan itu mengecup bibir mereka.dunia terasa berhenti 10 detik bagi kami. wajahnya tampak menyemu merah. mungkin beberapa orang memperhatikan kami tapi kami harap tidak. malam itu langit begitu jernih sehingga bintang bintang tak malu lagi menunjukkan diri mereka. kami segera bergegas meninggalkan situs purbakala yang termasuk daerah piyungan dimana terlihat juga beberapa pasangan yang menikmati candle light dinner mereka.
setelah arus kehidupan yang kutempuh beserta ombak yang menghadang lajuku akhirnya kutetapkan pilihanku kepada wanita ini. Wanita yang sudah kusakiti berkali-kali namun tetap tabah. setelah beberapa kali bersandar akhirnya kutetapkan dialah pelabuhan terakhirku.
Segera Kugenggam tangannya dan menatapnya
saatnya untuk Pulang!
Konde.... eh salah..... Indeks......
Musim Pertama - Aku, Kita, Dia dan Kamu
(iyaaa... kamu...)
First Time Meet Her-1
First Time Meet Her-2
Penawar Letih
Kemeja Ungu
Lampion
Hasrat yang terpendam
Gadis itu bernama Indah
Andai aku bisa
Sleeping Angel
Indirect Kiss
Musim Kedua - Memories
Multiple Universes
Gadis Berdarah Campuran
Promise
Firasat
Harapan itu
The Results
Another Story
Calon Ayah
Musim ketiga - Jogja berhati Mantan
My Heart Will Go On
Senja di Taman
Out of Expectations
Untuk Pertama Kali
Candy
Selimut Tetangga
Another Story: Kita Tidak Akan Kalah
Restu Ibu
Jeaolusy
Mahkota Bidadari
Let Love Be Your Energy
Maybe just the touch of a hand
Well, me—I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am
ya.. terkadang kita tidak bisa tahu dengan siapa jodoh kita,
dan kita tak bisa memilih cerita yang akan kita tempuh.
entah akan bermuara di laut ataukah kita harus melewati petak-petak sawah itu hingga nantinya akan kembali ke laut.
ikuti saja alurnya.
Disclaimer:
Anggap saja semua hal yang terjadi disini fiksi. karena penulis sangat menjaga privacy para tokoh didalamnya
Update
Quote:
Prolog
So, honey, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars.
malaikat itu bernyanyi kecil dan dua insan itu mengecup bibir mereka.dunia terasa berhenti 10 detik bagi kami. wajahnya tampak menyemu merah. mungkin beberapa orang memperhatikan kami tapi kami harap tidak. malam itu langit begitu jernih sehingga bintang bintang tak malu lagi menunjukkan diri mereka. kami segera bergegas meninggalkan situs purbakala yang termasuk daerah piyungan dimana terlihat juga beberapa pasangan yang menikmati candle light dinner mereka.
setelah arus kehidupan yang kutempuh beserta ombak yang menghadang lajuku akhirnya kutetapkan pilihanku kepada wanita ini. Wanita yang sudah kusakiti berkali-kali namun tetap tabah. setelah beberapa kali bersandar akhirnya kutetapkan dialah pelabuhan terakhirku.
Segera Kugenggam tangannya dan menatapnya
saatnya untuk Pulang!
Konde.... eh salah..... Indeks......
Musim Pertama - Aku, Kita, Dia dan Kamu
(iyaaa... kamu...)
First Time Meet Her-1
First Time Meet Her-2
Penawar Letih
Kemeja Ungu
Lampion
Hasrat yang terpendam
Gadis itu bernama Indah
Andai aku bisa
Sleeping Angel
Indirect Kiss
Musim Kedua - Memories
Multiple Universes
Gadis Berdarah Campuran
Promise
Firasat
Harapan itu
The Results
Another Story
Calon Ayah
Musim ketiga - Jogja berhati Mantan
My Heart Will Go On
Senja di Taman
Out of Expectations
Untuk Pertama Kali
Candy
Selimut Tetangga
Another Story: Kita Tidak Akan Kalah
Restu Ibu
Jeaolusy
Mahkota Bidadari
Let Love Be Your Energy
Diubah oleh rayana1988 08-02-2016 15:14
anasabila memberi reputasi
1
12.3K
Kutip
128
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rayana1988
#115
Maaf Agan-agan dan Suhu-suhu disini saya baru update cerita ini sekian lama. karena Bini ngajakin refreshing ke Jogja kemudian ditambah lagi kerjaan yang bertubi-tubi.dan diajakin ikut beberapa cabang olahraga dalam rangka Porseni Perusahaan
Quote:
Jealousy
"Di, wake up..." suara lembut itu membangunkanku.
kepalaku masih terasa berat untuk meningglkan sofa panjang ini. kulihat ia tersenyum sembari mengelus pipiku. sejak ia di Jogja lantunan adzan subuh selalu membangunkannya untuk memulai hari. walaupun ia mempunyai keyakinan yang berbeda namun ia lebih mengerti maksudnya ketimbang aku yang masih terlelap ketika subuh.
"Good Morning Ra" sembari ku mengucek mataku.
"dont you pray, Di" senyum yang mengingatkanku ketika Rara mebangunkanku untuk sahur.
segera kuberanjak meninggalkan sofa panjang itu untuk membersihkan diri dari sisa - sisa pertempuran semalam. Sementara kulihat Laura sedang membereskan sofa. entah kenapa rasa rinduku dengan Rara bisa hilang ketika melihat gadis berambut pirang itu. ditengah guyuran shower aku sembari berpikir tujuanku hari ini dan terlintaslah ingatanku tentang janji menerbangkan lampion bersama dan deru ombak.
mungkin deru ombak dapat menguatkan rasa rinduku dengan Rara.setelah mandi akupun sholat subuh kemudian kuhampiri Rara yang sedang duduk di sofa dengan roti bakar dan dua mug berisi coklat sembari menonton TV. Kami berbincang ringan pagi itu sembari menonton channel yang mengisahkan tentang jalan-jalan di pantai.
"Ra, where are we going today?"
"eh, would you going to beach" buru-buru ku lanjutkan omonganku karena memberikan pilihan pada wanita seperti melempar boomerang.
"sounds good Di,"
“woow wonderful places, could i wear bikini on there” terlihat wajahny sumringah melihat foto itu
"yup"
“we will camp on there”
“So, we build tent and making bonfire?” wajahnya semakin sumringah.
“Yup, so lets prepare”
“Sounds good Di!” kemudian gadis blonde itu beranjak dari sofa dan segera berkemas dan kecupan bibirnya mendarat di pipiku. Butuh waktu semenit agar aku tersadar.
Aku segera menyusul Laura ke kamar untuk mengambil beberapa pakaian . Kemudian akupun juga menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk berkemah juga beberapa parafin. Kuteliti ulang barang yang harus kubawa sbelum Laura memanggilku untuk kedua kalinya.
Pagi itu Laura mengenakan baju terusan dengan rok diatas lutut yang bermotif dan warna putih sebagai dasarnya, seperti miniskirt dress untuk ke pantai. dengan pakaian itu tampaklah kaki jenjang dan belahan dadanya sunggguh sangat canti dan menggoda.
"Di, please check again" ujarnay mengingatkanku ketika hendak kututup pintu bagasi ini.
Mungkin menikmati beer atau cocktail ide yang bagus sembari menemaniny berjemur. segera kuambil cooler box dan kuisi separuh volumenya dengan es batu. setelah kuletakkan di Bagasi kami bergegas ke Circle K untuk membeli beberapa beer dan cocktail. tak lupa juga kubeli wine untuk teman nanti malam. kemudian setelah selesai kami berbelanja kami menuju apotik 24 jam untuk membeli sunblock setelah semuanya terbeli kami meluncur ke arah pantai gunung kidul. Laura begitu manisny tertidur dibalut safety belt yang membelah kedua belah wadah nutrisinya tampaklah roknya yang tersingkap. segera kupakai kacamata hitamku dan lebih berkonsentrasi mengemudi.
setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua akhirnya kami sampai ke pantai yang terkenal dengan pohon duras yang menjadi ikon, satu - satunya pohon duras yang tumbuh di hamparan pantai itu. Tampak Hamparan pasir putih dengan deburan ombak putih yang berjalan diatas lautan yang bewarna biru menghempas karang-karang yang berdiri dengan gagahnya. Tampak pantai ini begitu sepi di weekdays ini hanya beberapa warung saja yang terbuka. segera saja kukeluarkan cooler box yang ada di bagasi kemudian Laura membawa beberapa perlengkapannya. Setelah kami menyewa payung pantai tampak dua pasangan dengan perawakan kaukasia juga tiba, dilihat dari barang bawaan mereka tampaknya mereka juga akan berkemah disini. Laura yang semenjak tadi berdiri di bibir pantai dengan desiran ombak yang berusaha menenggelamkan mata kakinya menghampiriku yang masih duduk di bawah payung pantai.
Setibanya dihadapanku Laura langsung membuka bajunya dengan sekali gerakan dan tampaklah tubuhnya yang hanya dibalut oleh bikini two pieces. tubuh yang proposional itu dengan wadah nutrisi yang cukup membikin para pria dunia ini menelan ludah, terlebih lagi camel toe yang membuat terkesima.
"Di, could you move these chair" aku masih mematung mengagumi keindahan tubuhnya.
"Di, i want sunbathing please move these carpet" sembari tangannya membekai pipiku. suara itu membangunkanku dari lamunan
"ayaya,,, Ra,, please wait for a minutes" sembari kupindahkan tikar itu menjauhi payung. kutatap dua pria bule itu yang tampaknya mencuri pandang ke Laura semenjak tadi.
Setelah kursi itu kuposisikan sehingga tidak ada payung yang menghalangi sinar matahari Laura pun segera duduk sembari memegang sunblock Oil. dalam cuaca sepanas ini memang paling nikmat meminum cocktail maka kuambil sebotol mixmax dan kubiarkan teguk demi teguk kesegaran ini menghilangkan dahagaku sembari kulihat Laura mengoleskan sunblock ke tubuhnya. Tangan yang berada dibalik bikini two pieces itu semakin menegaskan ukuran dan bentuk sempurna dari wadah nutrisinya.
"Di. c'mon... please put off your shirt..." sembari menuangkan sunblock itu ke telapak tangannya.
segera kubergerak mendekatinya dan mengusapkan sunblock itu ke dadaku kemudian turung ke perutku.
"turn back your body"
segera saja kuturuti perintah Laura dan dia dengan segera membaluri punggungku dengan sunblock.
"Finish! now your turns Di" sembari menyodorkan botol sunblock itu kemudian ia menelungkupkan tubuhnya.
Kutuang sunblock itu dalam telapak tanganku kemudian kuratakan di kedua tanganku setelah itu kubalurkan sunblock itu ke punggungnya. benar-benar kulit yang mulus dan kenyal. sudah beberapa kali kutuangkan sunblock di tanganku sembari kupijat dengan lembut tubuhnya. Laura hanya terdiam meresapi kenikmatan itu. tampak bagian samping tubuhnya yang belum diusapi dengan sunblock.
"Ra, is it okay to be oiled this part? sembari kusentuh dengan perlahan bagian samping wadah nutrisi Laura.
"huum" sembari menganggukkan kepalanyadan menoleh ke belakangku.
Segera saja kubaluri daging kenyal itu. sungguh ukuran yang sempurna mungkin 34 C. letupan hasrat dalam diriku kembali berletup namun tidak terlalu besar. mungkin akibat permainan semalam yang memaksaku harus menguras semuanya. setelah tubuhnya terbalur sunblock dengan sempurna maka kubaluri sunblock itu dari pinggang ke mata kakinya. kaki jenjangnya yang mulus dan camel toe sepertinya semakin meletupkan hasratku. segera saja kubaluri kaki jenjang itu secepatnya sebelum hasratku menjadi lebih besar lagi.
"Beer or cocktails Ra?"
"Cocktails please"
Segera kubuka bungkusan sedotan itu dan kubawa botol mixmax sehingga sedotannya mendekati bibirnya lalu diminumnya cocktail itu perlahan. kulihat dua pasangan itu juga sedang berjemur di pantai namun aku lebih memilih untuk meneduh di bawah payung sembari kuhabiskan birk ku. angin yang berhembus itu menggodaku untuk menutup mataku.
Matahari sedikit mulai berpaling ke barat dan Laura tampaknya sudah puas untuk mencoklatkan kulitnya. segera kudekati dirinya sembari membawa beer. segera kubukakan beer tersebut dan Laura meneguknya kemudian menyodorkanny kepadaku.
"Do you want lunch Ra?"
ketika ia berusaha mengangkat kepalanya segera kutumpukan leher dan kakinya di kedua tanganku. sehingga aku sekarang memapah Laura. dengan sekuat tenaga kupapah tubuh laura sembari berlari ke bibir pantai.
"Di, let me out..." sembari menjambak rambutku.
kemudian kuletakkan tubuhnya di bibir pantai sehingga ombak yang datang membasahi tubuhnya. kemudian ku berlari meninggalakannya. ketika kumenoleh ke Laura menutup matanya dan menekuk kakinya seperti orang yang menangis. ia mematung seperti itu walaupun ombak menerjangnya.
akupun merasa bersalah dan segera kuhampiri dirinya.
"Ra, im so sorry.. " sembari kubelai rambutnya dan Laura hanya terdiam.
"Ra,, im so sorry,, please forgive me" kemudian kudekatkan mukaku sembari melepaskan tangan yang menutupi mukanya.
"Ra........"
Belum sempat kulanjutkan kata kataku Laura dengan cepat menarik tangan kiriku kemudian mendorong pundak kananku yang dibantu oleh kedua kakinya sehingga posisi Laura diatas sembari mengangkangiku di perut.
"Byuuuurrr............."
ombak yang menderu itu berhasil menyapu diriku dengan air laut dan kini tubuhku basah kuyup.
kulihat Laura hanya menjulurkan lidahnya dan kemudian berlari ke arah payung tenda kami. segera kubangkit dengan air laut yang masih menetes kulihat dua pasangan tadi hanya cekikan melihatku. Laura hanya mengangkat beernya sembari tersenyum. Akupun masih terpaku dengan apa yang Laura lakukan tadi. darimana ia mempelajari itu?
"Di, i want take a shower" dengan tatapan ala pussy bootsnya yang terlihat lucu karena tampak bekas kacamatanya meninggalkan belang di wajahnya.
akhirnya kami segera menuju ke Mobil untuk mengambil peralatan mandi kami serta menyimpan beberapa barang kami. kemudian kami menuju kamar bilas sementara Laura membilas dirinya aku menunggu dari luar. dengan tinggiku yang seperti ini bisa saja kupandangi beberapa bagian tubuhnya yang tadi tertutupi oleh bikini two piecesnya. Sementara itu aku dari luar hanya bisa memberikan pakaian bersih dan menerima pakaian kotornya. ingin rasanya kulihat tubuh polos itu tapi.................................................
Laura bertepuk tangan ketika dia berhasil membuat api unggunnya sendiri. malam itu sebelum matahari beristirahat di barat aku dan Laura mendirikan tenda. posisi tenda kami membaur dengan dua pasangan bule tadi. Lalu kuberikan bir yang masih tersisa banyak sebagai tanda perkenalan kami.
kami berenam saling melingkari api unggun. posisiku sendiri didepan tenda. kami bercerita sembari menghabiskan satu krat bir yang kuletakkan tidak mampu masuk ke dalam cooler box. Rupanya mereka berasal dari Kanada. Sean pria berambut dengan rambut keriting coklat sudah sebulan tinggal di Jogja bekerja sambilan sebagai guru bahasa Inggris di salah satu bimbingan belajar kemudian mengajaknya pacarnya Sophia untuk tinggal dan juga mengajar bahasa Inggris hasilnya lumayan bekal jalan-jalan selama di Jogja. dan satu lagi Tommy lebih lama lagi tinggal di Indonesia, dia dan Anna pacarnya mendapat kesempatan untuk student exchange selama setahun di salah satu perguruan tinggi di Jogja sudah enam bulan ia tinggal disini. ini sudah keempat kalinya Tommy berkunjung ke pantai ini. sembari mengisi liburan musim panas Sean berkunjung ke Jogja atas saran Tommy
"So, both of you have been engage" tanya Anna kepada kami.
pertanyaan itu membuatku tersedak ketika sedang meminum bir.
"Are you fine Di?" sembari mengusapkan tissue ke mulutku.
Tampak wajah Laura kemerahan kemudian menjelaskan bahwa kami baru bertemu seminggu. merekapun hanya menganggukkan kepala. mungkin mereka sedang belajar kebudayaan Indonesia mengenai pertanyaan yang umum ditanyakan orang Indonesia. Untung saja mereka tidak bertanya kapan Nikah.
Laura tidur di pangkuanku ketika dua pasangan tadi sudah kembali ke tenda mereka. kami masih berada di depan api unggun itu.
"DI......" kemudian Laura memposisikan aku tidur kemudian ia tidur di dadaku. kami menatap bintang bersama. kubelai rambutnya.
"what will be happened with us at five years later, Di?"
" i dont know Ra, just flow "
kemudian hanya deru ombak yang terdengar sembari kubelai rambutnya. Laura sudah tertidur seperti biasanya, segera kuposisikan diriku untuk memapahnya. sebelum kupapah dirinya kukecup keningnya.
"i wishes your heart belong to me Ra" kata-kata itu terlintas dalam pikiranku dan secara otomatis bibirkan tak mampu membendung kata-kata yang keluar dari pikiranku.
Kupapah dirinya dengan sangat hati-hati ke dalam tenda. butuh perjuangan ekstra dalam betumpu supaya kepalanya tidak terantuk tenda. ketika akan kumasukkan tubuhnya ke tenda iPhone itu jatuh ke pasir. ketika Laura sudah berada di dalam tenda dan kepalanya kusandarkan pada tumpukan tas kain yang berisi pakaian, akupun segera keluar mengambil hape itu. tampak Laura tidak mengunci otomatis hapenya. Rasa keingintahuanku membludak malam itu segera ku membuka galeri di hapenya dan tampaklah beberapa foto kami kemudian makin ke bawah scroll turun terdapat beberapa foto Laura dengan seorang pria muda yang satu Ras dengannya, kuakui foto pria itu cukup tampan. mereka berfoto sembari menempelkan pipi mereka dengan latar gunung bersalju. seketika itu hatiku berkecamuk.
Oh how wrong can you be?
Oh to fall in love was my very first mistake
How was I to know I was far too much in love to see?
Oh jealousy look at me now
Jealousy you got me somehow
You gave me no warning
segera saja kumatikan hape Laura kemudian ku bergegas masuk ke dalam tenda. hatiku yang berkecamuk membuatku tak bisa tidur nyenyak. haruskah kutanyakan siapa orang itu tapi bukankah aku dan Laura tidak pernah berkomitmen? apa hakku melarang dirinya dengan orang lain namun perasaan cemburu masih membara dalam diriku. segera saja kupeluk Laura yang tengah tidur membelakangiku.
"Di, wake up..." suara lembut itu membangunkanku.
kepalaku masih terasa berat untuk meningglkan sofa panjang ini. kulihat ia tersenyum sembari mengelus pipiku. sejak ia di Jogja lantunan adzan subuh selalu membangunkannya untuk memulai hari. walaupun ia mempunyai keyakinan yang berbeda namun ia lebih mengerti maksudnya ketimbang aku yang masih terlelap ketika subuh.
"Good Morning Ra" sembari ku mengucek mataku.
"dont you pray, Di" senyum yang mengingatkanku ketika Rara mebangunkanku untuk sahur.
segera kuberanjak meninggalkan sofa panjang itu untuk membersihkan diri dari sisa - sisa pertempuran semalam. Sementara kulihat Laura sedang membereskan sofa. entah kenapa rasa rinduku dengan Rara bisa hilang ketika melihat gadis berambut pirang itu. ditengah guyuran shower aku sembari berpikir tujuanku hari ini dan terlintaslah ingatanku tentang janji menerbangkan lampion bersama dan deru ombak.
mungkin deru ombak dapat menguatkan rasa rinduku dengan Rara.setelah mandi akupun sholat subuh kemudian kuhampiri Rara yang sedang duduk di sofa dengan roti bakar dan dua mug berisi coklat sembari menonton TV. Kami berbincang ringan pagi itu sembari menonton channel yang mengisahkan tentang jalan-jalan di pantai.
"Ra, where are we going today?"
"eh, would you going to beach" buru-buru ku lanjutkan omonganku karena memberikan pilihan pada wanita seperti melempar boomerang.
"sounds good Di,"
“woow wonderful places, could i wear bikini on there” terlihat wajahny sumringah melihat foto itu
"yup"
“we will camp on there”
“So, we build tent and making bonfire?” wajahnya semakin sumringah.
“Yup, so lets prepare”
“Sounds good Di!” kemudian gadis blonde itu beranjak dari sofa dan segera berkemas dan kecupan bibirnya mendarat di pipiku. Butuh waktu semenit agar aku tersadar.
Aku segera menyusul Laura ke kamar untuk mengambil beberapa pakaian . Kemudian akupun juga menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk berkemah juga beberapa parafin. Kuteliti ulang barang yang harus kubawa sbelum Laura memanggilku untuk kedua kalinya.
Pagi itu Laura mengenakan baju terusan dengan rok diatas lutut yang bermotif dan warna putih sebagai dasarnya, seperti miniskirt dress untuk ke pantai. dengan pakaian itu tampaklah kaki jenjang dan belahan dadanya sunggguh sangat canti dan menggoda.
"Di, please check again" ujarnay mengingatkanku ketika hendak kututup pintu bagasi ini.
Mungkin menikmati beer atau cocktail ide yang bagus sembari menemaniny berjemur. segera kuambil cooler box dan kuisi separuh volumenya dengan es batu. setelah kuletakkan di Bagasi kami bergegas ke Circle K untuk membeli beberapa beer dan cocktail. tak lupa juga kubeli wine untuk teman nanti malam. kemudian setelah selesai kami berbelanja kami menuju apotik 24 jam untuk membeli sunblock setelah semuanya terbeli kami meluncur ke arah pantai gunung kidul. Laura begitu manisny tertidur dibalut safety belt yang membelah kedua belah wadah nutrisinya tampaklah roknya yang tersingkap. segera kupakai kacamata hitamku dan lebih berkonsentrasi mengemudi.
setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua akhirnya kami sampai ke pantai yang terkenal dengan pohon duras yang menjadi ikon, satu - satunya pohon duras yang tumbuh di hamparan pantai itu. Tampak Hamparan pasir putih dengan deburan ombak putih yang berjalan diatas lautan yang bewarna biru menghempas karang-karang yang berdiri dengan gagahnya. Tampak pantai ini begitu sepi di weekdays ini hanya beberapa warung saja yang terbuka. segera saja kukeluarkan cooler box yang ada di bagasi kemudian Laura membawa beberapa perlengkapannya. Setelah kami menyewa payung pantai tampak dua pasangan dengan perawakan kaukasia juga tiba, dilihat dari barang bawaan mereka tampaknya mereka juga akan berkemah disini. Laura yang semenjak tadi berdiri di bibir pantai dengan desiran ombak yang berusaha menenggelamkan mata kakinya menghampiriku yang masih duduk di bawah payung pantai.
Setibanya dihadapanku Laura langsung membuka bajunya dengan sekali gerakan dan tampaklah tubuhnya yang hanya dibalut oleh bikini two pieces. tubuh yang proposional itu dengan wadah nutrisi yang cukup membikin para pria dunia ini menelan ludah, terlebih lagi camel toe yang membuat terkesima.
"Di, could you move these chair" aku masih mematung mengagumi keindahan tubuhnya.
"Di, i want sunbathing please move these carpet" sembari tangannya membekai pipiku. suara itu membangunkanku dari lamunan
"ayaya,,, Ra,, please wait for a minutes" sembari kupindahkan tikar itu menjauhi payung. kutatap dua pria bule itu yang tampaknya mencuri pandang ke Laura semenjak tadi.
Setelah kursi itu kuposisikan sehingga tidak ada payung yang menghalangi sinar matahari Laura pun segera duduk sembari memegang sunblock Oil. dalam cuaca sepanas ini memang paling nikmat meminum cocktail maka kuambil sebotol mixmax dan kubiarkan teguk demi teguk kesegaran ini menghilangkan dahagaku sembari kulihat Laura mengoleskan sunblock ke tubuhnya. Tangan yang berada dibalik bikini two pieces itu semakin menegaskan ukuran dan bentuk sempurna dari wadah nutrisinya.
"Di. c'mon... please put off your shirt..." sembari menuangkan sunblock itu ke telapak tangannya.
segera kubergerak mendekatinya dan mengusapkan sunblock itu ke dadaku kemudian turung ke perutku.
"turn back your body"
segera saja kuturuti perintah Laura dan dia dengan segera membaluri punggungku dengan sunblock.
"Finish! now your turns Di" sembari menyodorkan botol sunblock itu kemudian ia menelungkupkan tubuhnya.
Kutuang sunblock itu dalam telapak tanganku kemudian kuratakan di kedua tanganku setelah itu kubalurkan sunblock itu ke punggungnya. benar-benar kulit yang mulus dan kenyal. sudah beberapa kali kutuangkan sunblock di tanganku sembari kupijat dengan lembut tubuhnya. Laura hanya terdiam meresapi kenikmatan itu. tampak bagian samping tubuhnya yang belum diusapi dengan sunblock.
"Ra, is it okay to be oiled this part? sembari kusentuh dengan perlahan bagian samping wadah nutrisi Laura.
"huum" sembari menganggukkan kepalanyadan menoleh ke belakangku.
Segera saja kubaluri daging kenyal itu. sungguh ukuran yang sempurna mungkin 34 C. letupan hasrat dalam diriku kembali berletup namun tidak terlalu besar. mungkin akibat permainan semalam yang memaksaku harus menguras semuanya. setelah tubuhnya terbalur sunblock dengan sempurna maka kubaluri sunblock itu dari pinggang ke mata kakinya. kaki jenjangnya yang mulus dan camel toe sepertinya semakin meletupkan hasratku. segera saja kubaluri kaki jenjang itu secepatnya sebelum hasratku menjadi lebih besar lagi.
"Beer or cocktails Ra?"
"Cocktails please"
Segera kubuka bungkusan sedotan itu dan kubawa botol mixmax sehingga sedotannya mendekati bibirnya lalu diminumnya cocktail itu perlahan. kulihat dua pasangan itu juga sedang berjemur di pantai namun aku lebih memilih untuk meneduh di bawah payung sembari kuhabiskan birk ku. angin yang berhembus itu menggodaku untuk menutup mataku.
Matahari sedikit mulai berpaling ke barat dan Laura tampaknya sudah puas untuk mencoklatkan kulitnya. segera kudekati dirinya sembari membawa beer. segera kubukakan beer tersebut dan Laura meneguknya kemudian menyodorkanny kepadaku.
"Do you want lunch Ra?"
ketika ia berusaha mengangkat kepalanya segera kutumpukan leher dan kakinya di kedua tanganku. sehingga aku sekarang memapah Laura. dengan sekuat tenaga kupapah tubuh laura sembari berlari ke bibir pantai.
"Di, let me out..." sembari menjambak rambutku.
kemudian kuletakkan tubuhnya di bibir pantai sehingga ombak yang datang membasahi tubuhnya. kemudian ku berlari meninggalakannya. ketika kumenoleh ke Laura menutup matanya dan menekuk kakinya seperti orang yang menangis. ia mematung seperti itu walaupun ombak menerjangnya.
akupun merasa bersalah dan segera kuhampiri dirinya.
"Ra, im so sorry.. " sembari kubelai rambutnya dan Laura hanya terdiam.
"Ra,, im so sorry,, please forgive me" kemudian kudekatkan mukaku sembari melepaskan tangan yang menutupi mukanya.
"Ra........"
Belum sempat kulanjutkan kata kataku Laura dengan cepat menarik tangan kiriku kemudian mendorong pundak kananku yang dibantu oleh kedua kakinya sehingga posisi Laura diatas sembari mengangkangiku di perut.
"Byuuuurrr............."
ombak yang menderu itu berhasil menyapu diriku dengan air laut dan kini tubuhku basah kuyup.
kulihat Laura hanya menjulurkan lidahnya dan kemudian berlari ke arah payung tenda kami. segera kubangkit dengan air laut yang masih menetes kulihat dua pasangan tadi hanya cekikan melihatku. Laura hanya mengangkat beernya sembari tersenyum. Akupun masih terpaku dengan apa yang Laura lakukan tadi. darimana ia mempelajari itu?
"Di, i want take a shower" dengan tatapan ala pussy bootsnya yang terlihat lucu karena tampak bekas kacamatanya meninggalkan belang di wajahnya.
akhirnya kami segera menuju ke Mobil untuk mengambil peralatan mandi kami serta menyimpan beberapa barang kami. kemudian kami menuju kamar bilas sementara Laura membilas dirinya aku menunggu dari luar. dengan tinggiku yang seperti ini bisa saja kupandangi beberapa bagian tubuhnya yang tadi tertutupi oleh bikini two piecesnya. Sementara itu aku dari luar hanya bisa memberikan pakaian bersih dan menerima pakaian kotornya. ingin rasanya kulihat tubuh polos itu tapi.................................................
Laura bertepuk tangan ketika dia berhasil membuat api unggunnya sendiri. malam itu sebelum matahari beristirahat di barat aku dan Laura mendirikan tenda. posisi tenda kami membaur dengan dua pasangan bule tadi. Lalu kuberikan bir yang masih tersisa banyak sebagai tanda perkenalan kami.
kami berenam saling melingkari api unggun. posisiku sendiri didepan tenda. kami bercerita sembari menghabiskan satu krat bir yang kuletakkan tidak mampu masuk ke dalam cooler box. Rupanya mereka berasal dari Kanada. Sean pria berambut dengan rambut keriting coklat sudah sebulan tinggal di Jogja bekerja sambilan sebagai guru bahasa Inggris di salah satu bimbingan belajar kemudian mengajaknya pacarnya Sophia untuk tinggal dan juga mengajar bahasa Inggris hasilnya lumayan bekal jalan-jalan selama di Jogja. dan satu lagi Tommy lebih lama lagi tinggal di Indonesia, dia dan Anna pacarnya mendapat kesempatan untuk student exchange selama setahun di salah satu perguruan tinggi di Jogja sudah enam bulan ia tinggal disini. ini sudah keempat kalinya Tommy berkunjung ke pantai ini. sembari mengisi liburan musim panas Sean berkunjung ke Jogja atas saran Tommy
"So, both of you have been engage" tanya Anna kepada kami.
pertanyaan itu membuatku tersedak ketika sedang meminum bir.
"Are you fine Di?" sembari mengusapkan tissue ke mulutku.
Tampak wajah Laura kemerahan kemudian menjelaskan bahwa kami baru bertemu seminggu. merekapun hanya menganggukkan kepala. mungkin mereka sedang belajar kebudayaan Indonesia mengenai pertanyaan yang umum ditanyakan orang Indonesia. Untung saja mereka tidak bertanya kapan Nikah.
Laura tidur di pangkuanku ketika dua pasangan tadi sudah kembali ke tenda mereka. kami masih berada di depan api unggun itu.
"DI......" kemudian Laura memposisikan aku tidur kemudian ia tidur di dadaku. kami menatap bintang bersama. kubelai rambutnya.
"what will be happened with us at five years later, Di?"
" i dont know Ra, just flow "
kemudian hanya deru ombak yang terdengar sembari kubelai rambutnya. Laura sudah tertidur seperti biasanya, segera kuposisikan diriku untuk memapahnya. sebelum kupapah dirinya kukecup keningnya.
"i wishes your heart belong to me Ra" kata-kata itu terlintas dalam pikiranku dan secara otomatis bibirkan tak mampu membendung kata-kata yang keluar dari pikiranku.
Kupapah dirinya dengan sangat hati-hati ke dalam tenda. butuh perjuangan ekstra dalam betumpu supaya kepalanya tidak terantuk tenda. ketika akan kumasukkan tubuhnya ke tenda iPhone itu jatuh ke pasir. ketika Laura sudah berada di dalam tenda dan kepalanya kusandarkan pada tumpukan tas kain yang berisi pakaian, akupun segera keluar mengambil hape itu. tampak Laura tidak mengunci otomatis hapenya. Rasa keingintahuanku membludak malam itu segera ku membuka galeri di hapenya dan tampaklah beberapa foto kami kemudian makin ke bawah scroll turun terdapat beberapa foto Laura dengan seorang pria muda yang satu Ras dengannya, kuakui foto pria itu cukup tampan. mereka berfoto sembari menempelkan pipi mereka dengan latar gunung bersalju. seketika itu hatiku berkecamuk.
Oh how wrong can you be?
Oh to fall in love was my very first mistake
How was I to know I was far too much in love to see?
Oh jealousy look at me now
Jealousy you got me somehow
You gave me no warning
segera saja kumatikan hape Laura kemudian ku bergegas masuk ke dalam tenda. hatiku yang berkecamuk membuatku tak bisa tidur nyenyak. haruskah kutanyakan siapa orang itu tapi bukankah aku dan Laura tidak pernah berkomitmen? apa hakku melarang dirinya dengan orang lain namun perasaan cemburu masih membara dalam diriku. segera saja kupeluk Laura yang tengah tidur membelakangiku.
0
Kutip
Balas