- Beranda
- Sejarah & Xenology
Agama dan Kepercayaan Nordik, Mitologi hingga Ritual
...
TS
tyrodinthor
Agama dan Kepercayaan Nordik, Mitologi hingga Ritual

DISCLAIMER: Thread ini dibuat oleh Thread Starter untuk tujuan berbagi pengetahuan, siapapun dapat berkontribusi melengkapi thread ini. Dilarang keras melakukan copy-paste thread ini dengan sepengetahuan Thread Starter

PENDAHULUAN
Agama Kuno Nordik(Old Norse Religions), atau Tradisi Keagamaan Nordik (Norse Religious Tradition) merupakan istilah bagi suatu bentuk kepercayaan dan keagamaan kuno yang menjadi agama asli dalam kebudayaan Nordik atau Jermanik di masa lampau. Bangsa Nordik (Norsemen) merupakan entitas multi etnis di masa lampau yang menghuni negeri-negeri Nordik yang meliputi semenanjung Jutland (Jylland), tanah Gautland/Geatland/Götaland (Gøtenland), dan pulau Zealand (Sjælland), dan/atau meliputi sebagian besar wilayah selatan Semenanjung Scandinavia. Kata "nordik" sendiri berasal dari Bahasa Inggris "nordic" atau "norse" yang apabila ditelusuri berasal dari rumpun Bahasa Jermanik "norsemen", "norrmann", dan "norrmen" yang berarti "orang-orang dari utara" (norrænir menn).
Quote:
Sepanjang Semenanjung Jutland, Götaland, dan Scandinavia hidup beragam suku-bangsa. Suku-bangsa leluhur yang hidup di Jutland, Götaland, dan Scandinavia di antaranya adalah Juten, Göten (leluhur Bangsa-bangsa Goth/Gothik), Wulfing, Dänen, Angles, Fervir, Hallín, Suehan, Frisia, Rugi, Adogít, dan Arothi dimana mereka merupakan penutur Bahasa Nordik Kuna, sehingga mereka merupakan leluhur Bangsa Nordik. Mata pencaharian mereka umumnya adalah bercocok-tanam, berburu, beternak, dan berdagang. Namun Skandinavia merupakan wilayah dengan keadaan alam dan iklim yang cukup ekstrim sehingga pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan yang amat bergengsi, karena membutuhkan kemampuan dan pengetahuan lebih untuk mengatasi kebutuhan pangan tetap tersedia. Maka dari itu, para petani Jutland dan Götaland merupakan petani-petani handal, sehingga kemudian masyarakat di kedua wilayah itu umumnya menyembah dewata Vanir, dewa-dewi yang bertugas mengurus kemakmuran dan kehidupan. Kultus kelas petani ini memusatkan pada spiritualisme yang berkaitan dengan kehidupan inti.
Tapi tampaknya kemujuran tidak selalu bernaung. Kebutuhan pangan dan lahan ternak yang mendesak sementara keadaan alam yang tidak mendukung membuat beberapa suku-bangsa memutuskan untuk mencari solusi ke luar daerah: berdagang dan menjarah! Mereka memulai ekspedisi ke Timur hingga wilayah Bangsa Slavia. Perlu waktu berabad-abad untuk menyatukan mereka dalam bendera perang. Paling tidak semua itu dimulai dari hirarki politik tingkat bawah, yaitu kelas prajurit "Viking" (Vikingár). Salah satu yang termahsyur adalah putra-putri Münso di Kattegat, sekaligus memulai era kultus terhadap dewata Æsir, dewa-dewi tingkat tinggi yang mengurus peperangan dan kemenangan.
Pada tahun 793 M, dari Kattegat di Jutland, sejumlah pasukan Vikingár membuka penjelajahan ke Barat pertama kali sekaligus memulai masa-masa "bagaikan malam tanpa akhir" di Eropa Barat. Setibanya di sebuah pulau yang bernama Lindisfarne, wilayah kekuasaan Kerajaan Northumbria di Britania, para Vikingár ini untuk pertama kalinya melakukan kontak dengan masyarakat Kekristenan. Para Vikingár yang beragama leluhur ini heran dengan banyaknya harta-benda di biara Lindisfarne, berupa relik-relik Katholik dari perunggu, besi, perak, bahkan emas. Di samping itu, kontur tanah di wilayah tsb amatlah cocok untuk lahan pertanian. Dengan yel-yel pujian untuk dewa Odin dan Thor diiringi penistaan terhadap Kekristenan, mereka menjarah relik-relik biara dan membantai para santo. Penjarahan mereka ke biara ini sekaligus menandai dimulainya Periode Viking (793–1066 M) dimana periode ini merupakan masa-masa penaklukan para Vikingár ke berbagai negara bercorak Kekristenan yang disinyalir sebagai negara-negara kaya. Namun rupanya keberhasilan mereka memperluas pengaruh politik dan militer ke Britania dan Perancis tidak sebanding dengan pengaruh keagamaan. Lambat-laun masyarakat di Skandinavia mulai memeluk Kekristenan. Pada Periode Kristenisasi Skandinavia (1066-1167 M), hampir seluruh etnis Nordik meninggalkan kepercayaan leluhur dan beralih ke Kekristenan.
Kepercayaan leluhur Bangsa Nordik yang disebut sebagai agama dan kepercayaan Nordik ini disepakati merupakan jenis kepercayaan polyteisme. Namun pada dasarnya unsur polyteistik dalam agama Nordik memiliki ciri khas yang berbeda dengan agama-agama polyteisme besar lainnya seperti Sumeria, Babylonia, Mesir, dan Yunani. Personifikasi para dewata dalam agama Nordik tidak bersifat adikodrati (supreme beings). Para dewata ini diyakini oleh masyarakat Nordik pada hakikatnya sebagai makhluk supranatural yang tidak ubahnya dengan manusia: lahir, kimpoi, mati, makan-minum, dan perang. Para dewata tingkat tinggi yang disebut Æsir(dewata tertinggi tingkat pertama) dan Vanir (dewata tertinggi tingkat kedua) ini merupakan simbolis kejayaan dalam kehidupan bermasyarakat Bangsa Nordik. Dari antara seluruh dewata tsb, adalah Odin, Thor, Týr, dan Loki yang paling sering dikultuskan dimana mereka semua tergolong Æsir. Ritus-ritus yang dilakukan masyarakat Nordik umumnya berpusat pada 4 dewata tsb.
Tidak diketahui sejak kapan agama dan kepercayaan Nordik ini dimulai. Pada umumnya jika meninjau berbagai temuan arkeologis di Skandinavia Utara berupa petroglifa (batu-batu tulis) yang memuat tentang cocok-tanam, ilmu hitung, sampai astronomi, para sejarahwan kontemporer menyepakati bahwa agama ini berevolusi dalam 3 fase. Fase pertama yaitu 9000–6000 SM di zaman Neolitikum (saat itu masih tergolong Tradisi Keagamaan Indo-Eropa), kemudian fase kedua dan ketiga 4000–2000 SM dan 500 SM (dalam bentuk Tradisi Keagamaan Eropa). Namun dalam bentuk yang Tradisi Keagamaan Nordik/Jermanik, sejarahwan merujuk pada tahun 400 M sampai 1100 M. Pada Periode Kristenisasi Skandinavia, penganut agama rakyat Nordik ini sangat langka. Kebanyakan yang masih bertahan menyingkir ke pedalaman. Tidak sedikit di antaranya kemudian dihakimi sebagai "tukang sihir" oleh masyarakat Kristen Skandinavia.
Meninjau betapa langkanya penganut yang tersisa, juga tidak ditemui catatan-catatan orang Nordik sendiri tentang agama leluhur mereka menjadi tantangan bagi sejarahwan abad 18 untuk merekonstruksi agama kuno yang berperan besar dalam perkembangan budaya Eropa ini. Meskipun demikian, banyak catatan-catatan asing yang memuat tentang tradisi keagamaan ini meskipun tidak secara lengkap. Beberapa di antaranya dari Britania dan Perancis. Yang lebih tua adalah catatan-catatan dari Romawi seperti sejarahwan Plinius dan Yordanes mengenai asal-usul Bangsa Goth (Visigoth dan Ostrogoth) juga mengungkap migrasi besar-besaran dari Götaland ke seantero Eropa hingga Spanyol. Bahkan juga ada dari Arab, yaitu penjelajah Muslim Ibnu Fadhlan yang mencatat tentang ritual pemakaman kapal saat beliau singgah dan bermukim bersama Volga Bulgar, salah satu etnis Nordik di Slavia. Sementara dari catatan-catatan Eropa Barat, umumnya tercampur-aduk dengan agama rakyat Keltik (Celtic) dan Baltik (Baltic) sehingga semakin menyulitkan proses rekonstruksi.
Pada dasarnya, orang-orang Nordik memang tidak mendokumentasikan perihal keagamaan leluhur ini. Justru kesadaran untuk mendokumentasikan keagamaan leluhur ini dilakukan oleh sarjana-sarjana Kristen Skandinavia. Catatan-catatan para sarjana Kristen Skandinavia ini menjadi tolak-ukur referensi paling kredibel tentang keagamaan dan mitologi Nordik. Setidaknya ada dua tokoh intelektual Kristen yang menjadi referensi khusus tentang tradisi keagamaan Nordik. Yang pertama adalah Snorri Sturluson dimana karya beliau "Prose Edda" dan
"Heimskringla" merupakan magnum opus saga dan legenda Nordik. Yang kedua adalah Saxo Grammaticus dalam karyanya "Gesta Danorum". Sementara yang ketiga adalah "Poetic Edda" yang tidak diketahui penulisnya. Atas jasa keduanyalah kita dapat memahami model kepercayaan dan agama Nordik ini secara lebih mendalam dan mendetail. TS pun merekomendasikan untuk membaca ketiga buku itu yang sudah tersedia secara open-source di sacred-texts.com untuk mengenal lebih dalam tentang mitologi Nordik.
Sementara itu ada banyak sekali bukti-bukti arkeologis yang ditemukan pada Periode Migrasi Skandinavia (400-800 M) dan Periode Viking (793-1066 M) yang mendeskripsikan hal-hal tentang agama leluhur ini. Tugu-tugu batu beraksara Rune (runestones) di Lingsberg, Swedia misalnya. Beberapa di antara tugu-tugu batu Lingsberg memuat beberapa tema sejarah seperti hubungan antara Kerajaan Franka dengan Vikingár asal Jutland dimana Rollo adalah ksatria Vikingár pertama yang menjadi bangsawan Franka hingga raja Normandia di Perancis Utara. Rollo sendiri adalah seorang penganut agama Nordik yang pernah dibaptis di Northumbria (Britania). Meskipun secara formal dirinya telah sah beragama Katholik, namun pembaptisan tsb hanya strategi diplomatis antara Kerajaan Northumbria dengan "Pasukan Kafir Biadab" (Great Heathen Army, julukan masyarakat Kristen Eropa Barat kepada para Vikingár). Rollo saat itu dibaptis sebagai syarat sah yang diajukan oleh Northumbria agar perundingan kedua belah pihak dapat dilaksanakan (diketahui pula bahwa Raja Ælla, raja Northumbria, pada awalnya menolak berunding dengan "kafir biadab", sehingga Rollo merelakan diri untuk dibaptis mewakili para "kafir biadab" agar dapat bisa berunding dengan saudara seiman).
Quote:
Temuan arkeologis lainnya yang paling banyak adalah situs reruntuhan Gamla Uppsala di Swedia, bekas kuil pusat agama Nordik. Pada situs tsb, selain sisa reruntuhan kuil, ditemukan pula banyak arca-arca dan pigurin-pigurin yang diduga figur dari Týr, Odin, Thor, Loki, Balder, Síf, Heimdallr, juga ukiran-ukiran bermotif griþjür/grithjür(motif ikonik tentang kejatuhan para raksasa-raksasa Jötunn di Helheimr). Relik-relik seperti kalung berlambang Mjölnir (palu gada senjata andalan dewa Thor) dan gelang juga banyak ditemukan. Ada juga relik berupa kalung Brísingamen (kalung milik dewi Freya) yang ditemukan pada arca Freya. Selain itu juga puing-puing senjata seperti perisai dengan aksara Rune serta kapak juga ditemui di beberapa titik. Dan yang paling utama adalah temuan perkuburan massal yang diperkirakan sebagai makam para korban ritual blót, sebuah ritus pengorbanan manusia kepada para dewata. Rupanya korban tsb tidak selalu tawanan yang ditangkap dari negeri jarahan, tapi juga sukarelawan Nordik sendiri yang notabenenya adalah orang terkemuka. Dalam ritual dísablót misalnya, ritus pengorbanan menyambut panen dimana ritus ini merupakan pemanggilan roh-roh wanita Disír dan dewi-dewi Valkryie. Para Vikingár dari garda wanita yang disebut Skjaldmær (Shieldmaiden) sering menjadi sukarelawati ritus ini.
Pada abad 12 M, banyak di antara sarjana Kristen menyematkan agama Nordik sebagai "pagan/paganum/paganus" yang sebenarnya memiliki 2 makna asli: "buta alkitabiah" (tidak mengenal kitab suci) dan "kampungan". Istilah ini merupakan cemoohan orang-orang Kristen Latin untuk penganut agama-agama leluhur. Istilah pagan ini kemudian disepakati untuk mendefinisikan jenis keagamaan yang memiliki personifikasi terhadap tuhan/dewa dalam wujud gambar atau patung (keberhalaan). Meskipun demikian, sejarahwan kontemporer tampaknya mulai berpikir ulang untuk menyebut agama Nordik sebagai keberhalaan. Selain karena tidak semua agama yang mempersonifikasikan tuhannya disebut keberhalaan (contoh mudahnya agama Samawi, Hinduisme, Buddhisme, Jainisme, dll), pada dasarnya orang-orang Nordik sendiri tidak pernah menyimpan arca, pigurin, maupun totem untuk disembah sebagai berhala. Semua ritual Nordik dilakukan di kuil pusat di Uppsala, yaitu Gamla Uppsala dan Uppsala Öd, yang itupun hanya dilakukan pada musim-musim atau acara-acara keagamaan tertentu saja. Biasanya mereka juga bisa merayakan peribadatan bahkan di kebun oak mereka sendiri dengan menumpuk batu-batu menjadi altar yang disebut hörgr. Selain itu, sikap penghormatan yang berbeda-beda antar kalangan masyarakat Nordik itu sendiri juga menjadi pertimbangan dimana umumnya paganisme merupakan fanatisme keberhalaan, hal itu tidak tampak dalam wujud masyarakat Nordik. Tidak ada imam agung, namun ada tokoh kependetaan yang dihormati, yaitu gothi (priest) dan völva (shaman). Beberapa sajak Islandia dari "Prose Edda" misalnya, puji-pujian serta penistaan terhadap dewata tampak berbarengan. Aforisme sejenis juga muncul terutama untuk dewa Loki, dewa ahli tipu daya. Orang-orang Nordik menghormati Loki sebagai dewa juga sekaligus memusuhinya. Dalam sajak-sajak mitologi "Poetic Edda" diterangkan bahwa Loki merupakan anak dari pasangan raksasa Jötunn Fárbauti dan Laufey yang kemudian diangkat menjadi saudara kandung dewa Odin, kemudian tinggal bersama di Asgard (alam tertinggi pada pohon kosmik Yggdrasíl) sehingga tergolong sebagai dewata Æsir.
Quote:
Agama leluhur ini punah setelah berabad-abad lamanya dan hingga menjelang abad 19, penelitian sejarah memulai untuk merekonstruksi agama ini. Semenjak itu, agama Nordik mulai mendapat perhatian dari sejumlah kalangan akademik. Demikian pula dari kalangan praktisi supranatural kontemporer. Di Inggris misalnya, sejak UU Sihir (Witchcraft Acts) 1604 dan 1735 dicabut parlemen pada tahun 1951, aliran-aliran keagamaan supranatural seperti Wicca mulai populer oleh Gerald Gardner. Wicca sendiri merupakan aliran keagamaan Neopagan yang secara sinkretis mengkombinasikan unsur agama Nordik dan mistisisme Qabbalah dengan ilmu-ilmu sihir serta alkemi abad 16-17 M. Sejumlah pernak-pernik ritual Wicca juga terdapat totem-totem Odin dan Thor yang digolongkan sebagai daemon/demon (makhluk halus). Saat ini, mitologi keagamaan Nordik telah dipopulerkan dalam berbagai karya seni kontemporer seperti komik, game, film, dll.
APAKAH JERMANIK SAMA DENGAN NORDIK
Eropa di abad 19 merupakan masa-masa perkembangan sosialisme dan kebangkitan nasionalisme. Jika kita di Indonesia, nasionalisme dan patriotisme dimulai dari spektrum politik kanan (right) yang diimbangi oleh sosial-demokrasi, maka gagasan nasionalisme Eropa justru dimulai dari spektrum politik kanan jauh (far-right) yang melahirkan waham supremasi kulit putih (white supremacy) dan chauvinisme. Mungkin ide supremasi kulit putih paling dini adalah dipopulerkan oleh Madison Grant dalam bukunya "The Passing of the Great Race" (1916). Grant menyebutkan bahwa ras Eropa asli dan murni adalah ras Nordik (Nordic race) sementara ras lainnya yang eksis di Eropa adalah separatisme asing, seperti ras Romantik (Romance race) dan ras Hellenik (Hellenic race). Ras Nordik dibagi atas ras Alpen (Alpine race), ras Dinarik (Dinaric race), ras Mediterania (Mediterranian race), dan ras Baltik Timur (East Baltic race). Diyakini bahwa negara-negara seperti UK, Lower Countries, Perancis, Prussia, dan Austria-Hungaris merupakan entitas ras Alpen. Gagasan ini kemudian dikenal sebagai "nordikisme" (nordicism). Baru kemudian oleh Adolf Hitler, ras Nordik ini diklaim sebagai sub-ras dari ras Arya (Aryan race) dan menjadi ras terunggul dari seluruh sub-ras Arya. Gagasan-gagasan ini sudah ditinggalkan oleh antropolog abad 21 setelah mengetahui fakta bahwa seluruh ras di Eropa bersifat tidak mutlak. Artinya, bangsa-bangsa Eropa di masa lampau memiliki karakteristik beragam, yang kemudian ketika masa pendudukan Romawi, kebudayaan Eropa sudah memiliki pengaruh kuat sehingga dikategorikan dalam rumpun Jermanik. Dan Bangsa Nordik adalah salah satu dari bangsa kuno Jermanik yang memiliki pengaruh kuat dari sisi bahasa dan kepercayaan, meskipun sisi lainnya didominasi Roma.
INDEX
Kosmologi 1 & 2
Mitologi 1, 2, 3, 4, 5, 6
Kronik Mitologi 1
Konsep:
- Godarr (ketuhanan)
- Saga (kepahlawanan)
- Gothi (kependetaan)
- Daudi (kematian)
- Baldur dan Einherjar (kemartiran dan altruisme)
- Drauģr (jiwa, arwah, dan hantu)
- Ragnarök (eskatologi)
Ritus:
- Blót (pengorbanan)
- Seidr (sihir/magi)
- "Rahasia Rune" (transendensi/asketisme)
Kependetaan (gothi):
- Thulr (pendeta)
- Völva (cenayang)
- Seidrmadr (penyihir)
Tempat Peribadatan (kulthuset):
- Höf (kuil utama)
- Vé (kuil dewa-dewi)
- Hörgr (altar batu)
Literatur dan Rekonstruksi
Perkembangan agama Nordik pada Periode Viking
Perkembangan agama Nordik pada Periode Kristenisasi Skandinavia
Diubah oleh tyrodinthor 09-11-2022 10:58
reid2 dan pakisal212 memberi reputasi
4
76.2K
128
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•11.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
tyrodinthor
#7
MITOLOGI NORDIK (Bagian 4)
Selain Æsir dan Vanir, juga terdapat beberapa tokoh Jötnar yang berperan penting pula dalam mitologi Nordik. Sebelum mengenal lebih dalam tentang tema kejadian dalam mitologi Nordik, kita perlu mengenal pula sosok-sosok raksasa Jötunn baik dan jahat yang kelak akan memberontak melawan para Æsir dan Vanir di Asgard.
JÖTUNN, FROST ETTIN, DAN MÚSPELLSMEGIR

Jötunn(plural: Jötnar) adalah kelompok makhluk supranatural bertubuh besar (raksasa) yang disebut ettin. Mayoritas di antara mereka tinggal di Jötunheimr dan Niflheimr, sisanya tersebar di Muspelheimr, Helheimr, Midgard. Jötunheimr merupakan kampung halaman para Jötnar dan akibat beberapa insiden mereka beranak-pinak di dunia-dunia lainnya. Yang tinggal di Niflheimr (dunia es), mereka membangun koloni dari keturunan-keturunannya dan memiliki kekuatan pembeku/freezer, sehingga mereka kemudian dikenal sebagai Raksasa Pembeku (Frost Ettin atau Frost Giant). Kelompok Frost Ettin merupakan Jötnar dengan jumlah koloni terbanyak daripada di Jötunheimr sendiri. Sebagian di antara mereka kemudian menjadi bawahan Hel dan akan menjadi kubu musuh utama para dewa pada perang akhir zaman Ragnarök.
Sementara itu, Jötnar yang tinggal di Muspelheimr (dunia api) memiliki kekuatan utama dengan membakar, karena itu mereka disebut sebagai Jötnar Pembakar (Eldjötnar) atau Anak-anak Api (Múspellsmegir). Meskipun kedengarannya ganas, namun justru kelompok mereka-lah yang enggan berkonfrontasi dengan pihak manapun (non-blok). Peranan mereka kelak pada perang akhir zaman Ragnarök adalah menghabisi seluruh dunia yang ada di pohon Yggdrasíl melalui pedang rajanya, Surtr sekaligus mengakhiri perang akhir zaman.
Bentuk fisik Jötunn beragam, ada yang berbentuk menyerupai binatang siluman, monster, dan bahkan seperti manusia dan para dewa. Dalam bentuk menyerupai para dewata, mereka umumnya blasteran keturunan Jötunn dan dewa/dewi. Para Jötnar murni tidak tergolong dewata, tidak jahat dan tidak juga baik. Meskipun mereka umumnya beroposisi dengan para dewata Æsir dan Vanir, namun dalam beberapa sajak juga menerangkan mereka berinteraksi damai dengan para dewata, terutama interaksi seksual seperti antara dewa Njördr dengan Skadi, raksasa wanita cantik yang ahli dalam menembak sasaran. Adapun dewa Thor merupakan dewa yang paling frontal dalam memerangi Jötunn karena mayoritas para Jötunn berambisi merebut Asgard. Dalam perang antara Æsir dan Vanir, Jötunn seringkali menipu, mengacau, dan berbuat ulah. Jötnar, selain merupakan ancaman bagi Asgard, juga merupakan ancaman bagi Midgard. Musuh bebuyutan Thor sendiri adalah Jörmundgandr, seekor ular naga raksasa Jötunn penghuni lautan di Midgard, yang juga anak dari dewa Loki.
Loki, sebagaimana diterangkan dalam bagian sebelumnya, sebenarnya adalah Jötunn murni, putra dari Fárbauti dan Laufey yang berasal dari dusun Úrtgard di Jötunheimr. Namun karena dia diangkat oleh dewa Odin sebagai saudara angkatnya, dia dibesarkan di Asgard dan senantiasa berbaur dengan para Æsir sehingga Loki tergolong sebagai Æsir. Loki sendiri sebenarnya tidak jahat, dia bahkan termasuk dewa Æsir yang mayor dan banyak membantu Odin dalam berbagai masalah. Namun lantaran sifat alaminya sebagai penipu dan liciklah yang membuatnya menjadi tokoh antagonis di kemudian hari. Odin sendiri tidak menyalahkan Loki karena memaklumi sifat alaminya, namun dewa Thor sangat membenci Loki dan salah satu putranya, Jörmundgandr yang dianggap selalu berusaha menggagalkan manusia yang ingin menuju Valhalla dengan cara berbuat onar di laut. Keonaran yang diakibatkan Jörmundgandr tidak sepele, bahkan dapat membuat badai besar tiada henti dan suka menenggelamkan kapal-kapal Vikingár.
Berikut adalah Jötunn-jötunn termahsyur yang dipercaya hidup di masa Periode Migrasi (376-793 M) sampai Periode Viking (793-1099 M) mulai dari yang jahat:
1. Hel, Fenrir, dan Jörmundgandr.
![kaskus-image]()
Hel, Fenrir, dan Jörmundgandradalah trio Jötnar anak-anaknya dewa Loki dengan raksasa wanita kayu-besi Angerboda. Mereka bertiga lahir di Jötunheimr dan ditemukan oleh para dewa. Dewa Odin menyadari ketiganya membawa sifat alami Loki dan akan menjadi bencana bagi seluruh dunia. Akhirnya dewa Odin memutuskan untuk mengasingkan mereka.
Pertama yang diasingkan adalah Jörmundgandr yang membawa sifat licik Loki secara alami. Jörmundgandr adalah ular naga raksasa Jötunn yang hakikatnya hidup di air sehingga Odin melemparnya ke laut di Midgard. Dia tumbuh dewasa dengan cepat, mungkin panjangnya meliputi seluruh lautan di Midgard. Dia cukup kuat, kibasan ekornya saja dapat membuat ombak di lautan. Ketika Jörmundgandr ngamuk, sekonyong-konyong terjadi badai besar di lautan. Pada pra-Periode Viking, banyak kapal-kapal penjelajah Vikingár terkena badai, tak sedikit yang tenggelam, terutama penjelajahan laut ke barat. Konon, pelakunya adalah Jörmundgandr. Karena "pasokan" martir dan einherjar berkurang di Valhalla dan Folkvangr akibat banyaknya para pejuang Vikingár tewas dalam badai (bukan terbunuh dalam pertempuran), maka Thor menjadi jengah. Thor turun ke Midgard dan memancing Jötmundgandr. Versi lain, dari puisi Hymiskviða di "Prose Edda" menyebutkan bahwa sebenarnya bukan salah Jörmundgandr, tapi Thor. Jörmundgandr adalah musuh bebuyutan Thor, Thor sangat berambisi untuk membunuhnya. Thor turun ke Midgard dan memancing Jörmundgandr keluar. Saat Jörmundgandr keluar, badai terjadi. Thor langsung menghajarnya dengan palu Mjölnir-nya. Itulah sebabnya setiap ada badai pasti juga diiringi petir yang merupakan efek dari kekuatan Mjölnir. Semua usaha Thor untuk membunuh Jörmundgandr gagal, namun kelak pada perang akhir zaman Ragnarök, Thor berhasil membunuhnya.
Kedua adalah Hel, yang membawa sifat pembawa kesialan Loki secara alami. Tentu saja pembawa sial karena Hel adalah wanita raksasa Jötunn yang pemalas, senang berleha-leha. Dia dibuang ke Niflheimr oleh Odin, alasannya karena tidak ada satupun yang bisa keluar dari Niflheimr, kecuali dengan melalui Jembatan Bifröst. Dewa Odin berharap Hel tidak dapat keluar dari Niflheimr dan menimbulkan kesialan. Dia bersosok seperti wanita tua/wanita dingin, bertampang datar, pemalas, dan bungkuk karena tidak pernah beranjak dari singgasananya. Hel memelihara anjing astral bermata empat yang bernama Garmr yang kemudian menjaga istananya. Hel kemudian membangun koloninya di bagian bawah Niflheimr yang kemudian disebut Helheimr dan bersemayam di istana gelapnya Eldjudnír (dingin pekat). Adapun meja makannya disebut Gradr (serakah) dan pisaunya disebut Stjarfadnír (kelaparan/penderitaan). Sementara itu, singgasananya tempat dia duduk dan tidur disebut Sótt (pesakitan) dan ruangan tempat dia bersemayam disebut Böl (kemalangan). Dari 10 sungai besar di Niflheimr yang beku dan berkabut, salah satunya bermuara ke gerbang Helheimr yang disebut Gerbang Gjöll. Karena pada dasarnya Helheimr adalah berada di kompleks Niflheimr, maka beberapa arwah manusia yang mati (non-martir) akan muncul di antara Niflheimr dan Helheimr. Jika sedang sial, arwah tsb muncul di Helheimr dan hidup bersama Hel. Sejumlah hipotesis abad 19 menyatakan bahwa Helheimr mungkin khusus bagi mereka yang tidak pernah ikut berperang. Pada hakikatnya, martir dan einherjar muncul di Valhalla atau Folkvángr. Sementara jika seseorang mati dalam keadaan tidak sedang berperang (sakit, tua, kecelakaan) namun ybs pernah ikut-serta dalam sebuah perang, ybs akan muncul di Niflheimr dan menjadi pasukan para Raksasa Frost. Sementara jika ybs tidak pernah ikut-serta dalam peperangan sama sekali, ybs akan muncul di Helheimr dalam keadaan terkurung (hal ini pernah dialami oleh dewa Balder, sang dewa cinta-kasih dan perdamaian yang tidak pernah perang). Menjelang perang akhir zaman Ragnarök, Hel menawan Balder. Yang menarik adalah frase Bahasa Inggris "go to hell!" (pergilah ke neraka!/matilah!) adalah frase yang sering pula dijumpai pula dalam rumpun Bahasa Jermanik. Konon pada mulanya berasal dari kebudayaan Jermanik/Nordik sebagai kalimat sarkastik: "pergilah (menuju) Hel", cemoohan bagi para pecundang dan pemalas. Karena siapapun yang mati lalu pergi menghadap Hel (bukan ke Valhalla) adalah para pecundang dan pemalas saja yang tidak pernah ikut-serta dalam peperangan.
Ketiga adalah Fenrir, yang membawa sifat sombong Loki secara alami. Fenrir berwujud serigala raksasa. Tidak ada tempat yang cocok untuk Fenrir, di dunia manapun keberadaannya mengancam keselamatan dunia tsb. Yang mengkhawatirkan adalah tubuhnya yang cepat bertumbuh dewasa, sudah berkali-kali dia diikat dengan tali namun dia selalu berhasil memutus tali apapun yang menjeratnya. Odin melihat Fenrir tumbuh begitu cepat dan tidak bisa diatur. Tidak ada satupun tali di Asgard yang dapat mengekang Fenrir. Odin khawatir jika Fenrir semakin besar akan membuat sembilan dunia terguncang dan tentunya membawa malapetaka untuk alam semesta. Odin meminta para kurcaci Dverģr untuk membuat sebuah tali super kuat dengan bahan-bahan di antaranya rerumputan dari pegunungan, nafas ikan, suara langkah kucing, urat otot beruang, jenggot seorang wanita, dan ludah burung. Setelah tali yang disebut Gleipnir itu jadi, Odin menanyakan siapa di antara para dewa yang sanggup mengikatkan Gleipnir ke tubuh Fenrir. Hanya dewa Týr yang menyanggupinya. Dalam usaha mengikat Fenrir, tangan kanan Týr termakan oleh Fenrir. Versi lain dari "Poetic Edda" dijelaskan bahwa Odin membujuk Fenrir untuk mau diikat. Fenrir yakin jika dirinya tidak akan bisa diikat dengan tali apapun. Namun dengan licik, Fenrir pura-pura takut diikat. Odin menjamin keselamatan Fenrir, tapi Fenrir tidak percaya. Sebagai jaminannya, Fenrir menawarkan dirinya mau diikat hanya apabila salah satu dewa mau meletakkan tangannya di mulutnya. Dewa Týr menyanggupi tawaran tsb. Dan saat Fenrir mengibaskan tubuhnya, rupanya Fenrir gagal memutuskan Gleipnir. Fenrir pun menggigit tangan kanan Týr hingga putus. Di kandangnya, Fenrir melahirkan 2 ekor serigala ular kembar bernama Sköll dan Hati yang sangat berambisi untuk memakan dewi Sól dan dewa Mani. Kelak pada perang akhir zaman Ragnarök, Fenrir akan lepas dari jeratan Gleipnir dan memburu dewa Odin. Odin pun gugur dalam pertempuran itu, lalu Vidarr (anaknya dewa Odin) membalaskan dendam kematian ayahnya dan berhasil membunuh Fenrir.
2. Thrymr.
![kaskus-image]()
Thrymr (Þrymr)atau Thrym adalah raja Jötunn yang menguasai dua desa di Jötunheimr, desa Thrymheimr dan desa Menglöd. Suatu ketika Thor kehilangan Mjölnir, palu gada senjata andalannya yang ternyata digondol oleh Thrymr (bagaimana cara Thrymr mencuri Mjölnir yang tidak pernah lepas dari tangan Thor itu serta bagaimana Thrymr menyembunyikannya tidak diceritakan). Thrymr meminta tebusan yaitu Freya, dia sangat berhasrat untuk menjadikan Freya sebagai istrinya. Freya menolak dan Thor pun juga khawatir jika Thrymr kemudian culas setelah menikahi Freya. Thor pun juga tidak mau Freya ke sana untuk mengambilkan Mjölnir nya karena tidak ada satupun dewata Æsir yang dapat mengangkat Mjölnir. Loki menawarkan Thor untuk diubah wujudnya menjadi Freya, namun Thor juga menolaknya karena dia tidak ingin semua penghuni Ásgardr tahu jika dewa terkuatnya kehilangan senjata andalannya. Akhirnya diputuskan Thor menyamar jadi Freya tanpa bantuan Loki. Para Æsir tidak mampu menahan tawa ketika melihat Thor dengan dandanan seperti wanita dan ditutupi kerudung. Thor bersama Loki berangkat ke Jötunheimr.
Lucunya, Thor adalah dewa yang tegas dan tidak pandai bersandiwara. Dikisahkan bahwa sesampainya di istana Thrymr, Thor dengan samaran Freya memakan seekor lembu, delapan ekor salmon, dan tiga gelas madu seukuran gelas bir besar (tankard) selama jamuan makan. Thrymr heran melihatnya dan Loki membuat alasan bahwa "Freya palsu" ini tidak makan selama delapan hari karena terkejut akan menikah dengan raksasa. Thrymr beberapa kali "genit" dengan "Freya palsu" sehingga membuat mata Thor mengeluarkan api karena geram. Thrymr meminta penjelasan Loki, Loki kembali beralasan bahwa "Freya palsu" terpesona dengan Thrymr. Sesuai janjinya, Thrymr mengembalikan Mjölnir. Ketika Mjölnir diletakkan di pangkuan Thor, Thor tanpa tedeng aling-aling langsung menghajarnya. Semua raksasa pengawal Thrymr dibantai semua. Nama "Thrymr" menjadi nama sebuah satelit alami planet Saturnus.
3. Thjazi.
![kaskus-image]()
Thjazi (Þjazi)atau Thiassi, Frost Ettin yang dapat berubah wujud menjadi elang raksasa. Dia ayah dari dewi Skadi, istri dari dewa Njördr. Thjazi adalah raksasa yang pada mulanya turut membantu para Æsir membawakan makanan saat membangun Valhalla. Thjazi menuntut upah kepada Loki, yaitu menikahi dewi Ídunn dan apel awet mudanya. Loki dengan cerobohnya menyetujui secara sepihak. Loki kemudian menjebak Ídunn bahwa dia menemui beberapa pohon apel di sebuah hutan di Midgardr, Ídunn pun bergegas ke hutan tsb. Sesampainya di sana, Thjazi dengan wujud elangnya segera menangkap Ídunn dengan kakinya.
Entah berapa lama Ídunn disekap Thjazi, yang jelas para dewata Æsir mulai menua. Para Æsir menyadari bahwa Ídunn telah lama hilang dari Ásgardr dan yakin Loki mengetahui sesuatu. Odin pun memaksa Loki untuk mengaku, Loki pun mengaku dia telah menyerahkan Ídunn pada Thjazi. Odin memaksa Loki untuk memulangkan Ídunn. Loki menyamar menjadi elang raksasa dan menemui Thjazi di aula pribadinya di desa Thrymheimr. Sesampainya di sana, dia mendapati Ídunn sedang duduk sendirian dan rupanya Thjazi sedang pergi melaut. Ídunn pun disihir Loki menjadi kacang dan dibawa pulang ke Ásgardr. Tidak lama kemudian Thjazi pulang dan tidak mendapati Ídunn di tempatnya. Dia melihat seekor burung elang yang terbang tidak jauh dari aulanya yang tidak lain adalah Loki. Thjazi mengejar Loki melalui Jembatan Bifröst hingga dekat dengan tembok perbatasan Ásgardr, lalu dia ditembak panah api oleh sejumlah Æsir hingga mati. Dewi Skadi yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya mendapat tawaran damai dari para Æsir. Skadi dipersilahkan memilih suami di Ásgardr dan dia pun memilih Njördr. Odin kemudian mencongkel kedua mata pada jasad Thjazi dan melemparkannya ke langit hingga menjadi dua bintang baru. Beberapa pakar arkeo-astronomi abad modern sempat tertarik untuk meneliti dua bintang baru apa yang mungkin dilihat oleh masyarakat Nordik di masa itu, namun nihil karena kurangnya data selain dari mitologi.
4. Hrungnir.
![kaskus-image]()
Hrungnirsang raksasa batu dari desa Griotunagardar di Jötunheimr. Dia mengklaim dirinya sebagai raksasa terkuat dari seluruh Jötnar dan juga mengklaim kendaraannya, kuda astral berambut emas yang bernama Gullfaxi sebagai kuda tercepat. Odin mengatakan bahwa Sleipnir, kuda berkaki delapan anaknya Loki yang menjadi kendaraan pribadinya, adalah kuda tercepat. Dan juga mengatakan bahwa tidak ada satupun Jötunn yang dapat mengalahkan kekuatan para penghuni Ásgardr. Mendengar hal ini, Hrungnir lalu datang ke Ásgardr tanpa senjata. Hrungnir mengancam akan menghancurkan Ásgardr dan membunuh semua Æsir kecuali dewi Freya dan Síf, yang akan diambilnya sebagai gundik. Thor, suami Síf, marah dan menantangnya berduel. Hrungnir menjawab tantangan Thor, Thor harus menemuinya di Griotunagardar. Di sana, para raksasa yang lainnya membuat persiapan menghadapi Thor dengan membuat raksasa dari lumpur yang disebut Mokkurkalfi. Mokkurkalfi memiliki ukuran yang luar biasa besar, tinggi 9 hasta dan lebar 3 hasta.
Dalam duel, Thor menghancurkan Mokkurkalfi hingga pecah separoh. Thor kemudian melemparkan palu gada Mjölnir nya juga ke arah kepala Hrungnir dan menghancurkan kepala batunya hingga berkeping-keping sehingga dia akhirnya mati. Jasadnya menimpa Thor. Thor yang tidak bisa memindahkan tubuh Hrungnir dari badannya ditolong putranya, Magni. Kemudian Thor memberikan Gullfaxi kepada Magni dan menjadi kendaraan pribadinya Magni.
Selain Æsir dan Vanir, juga terdapat beberapa tokoh Jötnar yang berperan penting pula dalam mitologi Nordik. Sebelum mengenal lebih dalam tentang tema kejadian dalam mitologi Nordik, kita perlu mengenal pula sosok-sosok raksasa Jötunn baik dan jahat yang kelak akan memberontak melawan para Æsir dan Vanir di Asgard.
JÖTUNN, FROST ETTIN, DAN MÚSPELLSMEGIR

Jötunn(plural: Jötnar) adalah kelompok makhluk supranatural bertubuh besar (raksasa) yang disebut ettin. Mayoritas di antara mereka tinggal di Jötunheimr dan Niflheimr, sisanya tersebar di Muspelheimr, Helheimr, Midgard. Jötunheimr merupakan kampung halaman para Jötnar dan akibat beberapa insiden mereka beranak-pinak di dunia-dunia lainnya. Yang tinggal di Niflheimr (dunia es), mereka membangun koloni dari keturunan-keturunannya dan memiliki kekuatan pembeku/freezer, sehingga mereka kemudian dikenal sebagai Raksasa Pembeku (Frost Ettin atau Frost Giant). Kelompok Frost Ettin merupakan Jötnar dengan jumlah koloni terbanyak daripada di Jötunheimr sendiri. Sebagian di antara mereka kemudian menjadi bawahan Hel dan akan menjadi kubu musuh utama para dewa pada perang akhir zaman Ragnarök.
Sementara itu, Jötnar yang tinggal di Muspelheimr (dunia api) memiliki kekuatan utama dengan membakar, karena itu mereka disebut sebagai Jötnar Pembakar (Eldjötnar) atau Anak-anak Api (Múspellsmegir). Meskipun kedengarannya ganas, namun justru kelompok mereka-lah yang enggan berkonfrontasi dengan pihak manapun (non-blok). Peranan mereka kelak pada perang akhir zaman Ragnarök adalah menghabisi seluruh dunia yang ada di pohon Yggdrasíl melalui pedang rajanya, Surtr sekaligus mengakhiri perang akhir zaman.
Bentuk fisik Jötunn beragam, ada yang berbentuk menyerupai binatang siluman, monster, dan bahkan seperti manusia dan para dewa. Dalam bentuk menyerupai para dewata, mereka umumnya blasteran keturunan Jötunn dan dewa/dewi. Para Jötnar murni tidak tergolong dewata, tidak jahat dan tidak juga baik. Meskipun mereka umumnya beroposisi dengan para dewata Æsir dan Vanir, namun dalam beberapa sajak juga menerangkan mereka berinteraksi damai dengan para dewata, terutama interaksi seksual seperti antara dewa Njördr dengan Skadi, raksasa wanita cantik yang ahli dalam menembak sasaran. Adapun dewa Thor merupakan dewa yang paling frontal dalam memerangi Jötunn karena mayoritas para Jötunn berambisi merebut Asgard. Dalam perang antara Æsir dan Vanir, Jötunn seringkali menipu, mengacau, dan berbuat ulah. Jötnar, selain merupakan ancaman bagi Asgard, juga merupakan ancaman bagi Midgard. Musuh bebuyutan Thor sendiri adalah Jörmundgandr, seekor ular naga raksasa Jötunn penghuni lautan di Midgard, yang juga anak dari dewa Loki.
Loki, sebagaimana diterangkan dalam bagian sebelumnya, sebenarnya adalah Jötunn murni, putra dari Fárbauti dan Laufey yang berasal dari dusun Úrtgard di Jötunheimr. Namun karena dia diangkat oleh dewa Odin sebagai saudara angkatnya, dia dibesarkan di Asgard dan senantiasa berbaur dengan para Æsir sehingga Loki tergolong sebagai Æsir. Loki sendiri sebenarnya tidak jahat, dia bahkan termasuk dewa Æsir yang mayor dan banyak membantu Odin dalam berbagai masalah. Namun lantaran sifat alaminya sebagai penipu dan liciklah yang membuatnya menjadi tokoh antagonis di kemudian hari. Odin sendiri tidak menyalahkan Loki karena memaklumi sifat alaminya, namun dewa Thor sangat membenci Loki dan salah satu putranya, Jörmundgandr yang dianggap selalu berusaha menggagalkan manusia yang ingin menuju Valhalla dengan cara berbuat onar di laut. Keonaran yang diakibatkan Jörmundgandr tidak sepele, bahkan dapat membuat badai besar tiada henti dan suka menenggelamkan kapal-kapal Vikingár.
Berikut adalah Jötunn-jötunn termahsyur yang dipercaya hidup di masa Periode Migrasi (376-793 M) sampai Periode Viking (793-1099 M) mulai dari yang jahat:
1. Hel, Fenrir, dan Jörmundgandr.

Hel, Fenrir, dan Jörmundgandradalah trio Jötnar anak-anaknya dewa Loki dengan raksasa wanita kayu-besi Angerboda. Mereka bertiga lahir di Jötunheimr dan ditemukan oleh para dewa. Dewa Odin menyadari ketiganya membawa sifat alami Loki dan akan menjadi bencana bagi seluruh dunia. Akhirnya dewa Odin memutuskan untuk mengasingkan mereka.
Pertama yang diasingkan adalah Jörmundgandr yang membawa sifat licik Loki secara alami. Jörmundgandr adalah ular naga raksasa Jötunn yang hakikatnya hidup di air sehingga Odin melemparnya ke laut di Midgard. Dia tumbuh dewasa dengan cepat, mungkin panjangnya meliputi seluruh lautan di Midgard. Dia cukup kuat, kibasan ekornya saja dapat membuat ombak di lautan. Ketika Jörmundgandr ngamuk, sekonyong-konyong terjadi badai besar di lautan. Pada pra-Periode Viking, banyak kapal-kapal penjelajah Vikingár terkena badai, tak sedikit yang tenggelam, terutama penjelajahan laut ke barat. Konon, pelakunya adalah Jörmundgandr. Karena "pasokan" martir dan einherjar berkurang di Valhalla dan Folkvangr akibat banyaknya para pejuang Vikingár tewas dalam badai (bukan terbunuh dalam pertempuran), maka Thor menjadi jengah. Thor turun ke Midgard dan memancing Jötmundgandr. Versi lain, dari puisi Hymiskviða di "Prose Edda" menyebutkan bahwa sebenarnya bukan salah Jörmundgandr, tapi Thor. Jörmundgandr adalah musuh bebuyutan Thor, Thor sangat berambisi untuk membunuhnya. Thor turun ke Midgard dan memancing Jörmundgandr keluar. Saat Jörmundgandr keluar, badai terjadi. Thor langsung menghajarnya dengan palu Mjölnir-nya. Itulah sebabnya setiap ada badai pasti juga diiringi petir yang merupakan efek dari kekuatan Mjölnir. Semua usaha Thor untuk membunuh Jörmundgandr gagal, namun kelak pada perang akhir zaman Ragnarök, Thor berhasil membunuhnya.
Quote:
Kedua adalah Hel, yang membawa sifat pembawa kesialan Loki secara alami. Tentu saja pembawa sial karena Hel adalah wanita raksasa Jötunn yang pemalas, senang berleha-leha. Dia dibuang ke Niflheimr oleh Odin, alasannya karena tidak ada satupun yang bisa keluar dari Niflheimr, kecuali dengan melalui Jembatan Bifröst. Dewa Odin berharap Hel tidak dapat keluar dari Niflheimr dan menimbulkan kesialan. Dia bersosok seperti wanita tua/wanita dingin, bertampang datar, pemalas, dan bungkuk karena tidak pernah beranjak dari singgasananya. Hel memelihara anjing astral bermata empat yang bernama Garmr yang kemudian menjaga istananya. Hel kemudian membangun koloninya di bagian bawah Niflheimr yang kemudian disebut Helheimr dan bersemayam di istana gelapnya Eldjudnír (dingin pekat). Adapun meja makannya disebut Gradr (serakah) dan pisaunya disebut Stjarfadnír (kelaparan/penderitaan). Sementara itu, singgasananya tempat dia duduk dan tidur disebut Sótt (pesakitan) dan ruangan tempat dia bersemayam disebut Böl (kemalangan). Dari 10 sungai besar di Niflheimr yang beku dan berkabut, salah satunya bermuara ke gerbang Helheimr yang disebut Gerbang Gjöll. Karena pada dasarnya Helheimr adalah berada di kompleks Niflheimr, maka beberapa arwah manusia yang mati (non-martir) akan muncul di antara Niflheimr dan Helheimr. Jika sedang sial, arwah tsb muncul di Helheimr dan hidup bersama Hel. Sejumlah hipotesis abad 19 menyatakan bahwa Helheimr mungkin khusus bagi mereka yang tidak pernah ikut berperang. Pada hakikatnya, martir dan einherjar muncul di Valhalla atau Folkvángr. Sementara jika seseorang mati dalam keadaan tidak sedang berperang (sakit, tua, kecelakaan) namun ybs pernah ikut-serta dalam sebuah perang, ybs akan muncul di Niflheimr dan menjadi pasukan para Raksasa Frost. Sementara jika ybs tidak pernah ikut-serta dalam peperangan sama sekali, ybs akan muncul di Helheimr dalam keadaan terkurung (hal ini pernah dialami oleh dewa Balder, sang dewa cinta-kasih dan perdamaian yang tidak pernah perang). Menjelang perang akhir zaman Ragnarök, Hel menawan Balder. Yang menarik adalah frase Bahasa Inggris "go to hell!" (pergilah ke neraka!/matilah!) adalah frase yang sering pula dijumpai pula dalam rumpun Bahasa Jermanik. Konon pada mulanya berasal dari kebudayaan Jermanik/Nordik sebagai kalimat sarkastik: "pergilah (menuju) Hel", cemoohan bagi para pecundang dan pemalas. Karena siapapun yang mati lalu pergi menghadap Hel (bukan ke Valhalla) adalah para pecundang dan pemalas saja yang tidak pernah ikut-serta dalam peperangan.
Quote:
Ketiga adalah Fenrir, yang membawa sifat sombong Loki secara alami. Fenrir berwujud serigala raksasa. Tidak ada tempat yang cocok untuk Fenrir, di dunia manapun keberadaannya mengancam keselamatan dunia tsb. Yang mengkhawatirkan adalah tubuhnya yang cepat bertumbuh dewasa, sudah berkali-kali dia diikat dengan tali namun dia selalu berhasil memutus tali apapun yang menjeratnya. Odin melihat Fenrir tumbuh begitu cepat dan tidak bisa diatur. Tidak ada satupun tali di Asgard yang dapat mengekang Fenrir. Odin khawatir jika Fenrir semakin besar akan membuat sembilan dunia terguncang dan tentunya membawa malapetaka untuk alam semesta. Odin meminta para kurcaci Dverģr untuk membuat sebuah tali super kuat dengan bahan-bahan di antaranya rerumputan dari pegunungan, nafas ikan, suara langkah kucing, urat otot beruang, jenggot seorang wanita, dan ludah burung. Setelah tali yang disebut Gleipnir itu jadi, Odin menanyakan siapa di antara para dewa yang sanggup mengikatkan Gleipnir ke tubuh Fenrir. Hanya dewa Týr yang menyanggupinya. Dalam usaha mengikat Fenrir, tangan kanan Týr termakan oleh Fenrir. Versi lain dari "Poetic Edda" dijelaskan bahwa Odin membujuk Fenrir untuk mau diikat. Fenrir yakin jika dirinya tidak akan bisa diikat dengan tali apapun. Namun dengan licik, Fenrir pura-pura takut diikat. Odin menjamin keselamatan Fenrir, tapi Fenrir tidak percaya. Sebagai jaminannya, Fenrir menawarkan dirinya mau diikat hanya apabila salah satu dewa mau meletakkan tangannya di mulutnya. Dewa Týr menyanggupi tawaran tsb. Dan saat Fenrir mengibaskan tubuhnya, rupanya Fenrir gagal memutuskan Gleipnir. Fenrir pun menggigit tangan kanan Týr hingga putus. Di kandangnya, Fenrir melahirkan 2 ekor serigala ular kembar bernama Sköll dan Hati yang sangat berambisi untuk memakan dewi Sól dan dewa Mani. Kelak pada perang akhir zaman Ragnarök, Fenrir akan lepas dari jeratan Gleipnir dan memburu dewa Odin. Odin pun gugur dalam pertempuran itu, lalu Vidarr (anaknya dewa Odin) membalaskan dendam kematian ayahnya dan berhasil membunuh Fenrir.
Quote:
2. Thrymr.

Thrymr (Þrymr)atau Thrym adalah raja Jötunn yang menguasai dua desa di Jötunheimr, desa Thrymheimr dan desa Menglöd. Suatu ketika Thor kehilangan Mjölnir, palu gada senjata andalannya yang ternyata digondol oleh Thrymr (bagaimana cara Thrymr mencuri Mjölnir yang tidak pernah lepas dari tangan Thor itu serta bagaimana Thrymr menyembunyikannya tidak diceritakan). Thrymr meminta tebusan yaitu Freya, dia sangat berhasrat untuk menjadikan Freya sebagai istrinya. Freya menolak dan Thor pun juga khawatir jika Thrymr kemudian culas setelah menikahi Freya. Thor pun juga tidak mau Freya ke sana untuk mengambilkan Mjölnir nya karena tidak ada satupun dewata Æsir yang dapat mengangkat Mjölnir. Loki menawarkan Thor untuk diubah wujudnya menjadi Freya, namun Thor juga menolaknya karena dia tidak ingin semua penghuni Ásgardr tahu jika dewa terkuatnya kehilangan senjata andalannya. Akhirnya diputuskan Thor menyamar jadi Freya tanpa bantuan Loki. Para Æsir tidak mampu menahan tawa ketika melihat Thor dengan dandanan seperti wanita dan ditutupi kerudung. Thor bersama Loki berangkat ke Jötunheimr.
Lucunya, Thor adalah dewa yang tegas dan tidak pandai bersandiwara. Dikisahkan bahwa sesampainya di istana Thrymr, Thor dengan samaran Freya memakan seekor lembu, delapan ekor salmon, dan tiga gelas madu seukuran gelas bir besar (tankard) selama jamuan makan. Thrymr heran melihatnya dan Loki membuat alasan bahwa "Freya palsu" ini tidak makan selama delapan hari karena terkejut akan menikah dengan raksasa. Thrymr beberapa kali "genit" dengan "Freya palsu" sehingga membuat mata Thor mengeluarkan api karena geram. Thrymr meminta penjelasan Loki, Loki kembali beralasan bahwa "Freya palsu" terpesona dengan Thrymr. Sesuai janjinya, Thrymr mengembalikan Mjölnir. Ketika Mjölnir diletakkan di pangkuan Thor, Thor tanpa tedeng aling-aling langsung menghajarnya. Semua raksasa pengawal Thrymr dibantai semua. Nama "Thrymr" menjadi nama sebuah satelit alami planet Saturnus.
Quote:
3. Thjazi.

Thjazi (Þjazi)atau Thiassi, Frost Ettin yang dapat berubah wujud menjadi elang raksasa. Dia ayah dari dewi Skadi, istri dari dewa Njördr. Thjazi adalah raksasa yang pada mulanya turut membantu para Æsir membawakan makanan saat membangun Valhalla. Thjazi menuntut upah kepada Loki, yaitu menikahi dewi Ídunn dan apel awet mudanya. Loki dengan cerobohnya menyetujui secara sepihak. Loki kemudian menjebak Ídunn bahwa dia menemui beberapa pohon apel di sebuah hutan di Midgardr, Ídunn pun bergegas ke hutan tsb. Sesampainya di sana, Thjazi dengan wujud elangnya segera menangkap Ídunn dengan kakinya.
Entah berapa lama Ídunn disekap Thjazi, yang jelas para dewata Æsir mulai menua. Para Æsir menyadari bahwa Ídunn telah lama hilang dari Ásgardr dan yakin Loki mengetahui sesuatu. Odin pun memaksa Loki untuk mengaku, Loki pun mengaku dia telah menyerahkan Ídunn pada Thjazi. Odin memaksa Loki untuk memulangkan Ídunn. Loki menyamar menjadi elang raksasa dan menemui Thjazi di aula pribadinya di desa Thrymheimr. Sesampainya di sana, dia mendapati Ídunn sedang duduk sendirian dan rupanya Thjazi sedang pergi melaut. Ídunn pun disihir Loki menjadi kacang dan dibawa pulang ke Ásgardr. Tidak lama kemudian Thjazi pulang dan tidak mendapati Ídunn di tempatnya. Dia melihat seekor burung elang yang terbang tidak jauh dari aulanya yang tidak lain adalah Loki. Thjazi mengejar Loki melalui Jembatan Bifröst hingga dekat dengan tembok perbatasan Ásgardr, lalu dia ditembak panah api oleh sejumlah Æsir hingga mati. Dewi Skadi yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya mendapat tawaran damai dari para Æsir. Skadi dipersilahkan memilih suami di Ásgardr dan dia pun memilih Njördr. Odin kemudian mencongkel kedua mata pada jasad Thjazi dan melemparkannya ke langit hingga menjadi dua bintang baru. Beberapa pakar arkeo-astronomi abad modern sempat tertarik untuk meneliti dua bintang baru apa yang mungkin dilihat oleh masyarakat Nordik di masa itu, namun nihil karena kurangnya data selain dari mitologi.
Quote:
4. Hrungnir.

Hrungnirsang raksasa batu dari desa Griotunagardar di Jötunheimr. Dia mengklaim dirinya sebagai raksasa terkuat dari seluruh Jötnar dan juga mengklaim kendaraannya, kuda astral berambut emas yang bernama Gullfaxi sebagai kuda tercepat. Odin mengatakan bahwa Sleipnir, kuda berkaki delapan anaknya Loki yang menjadi kendaraan pribadinya, adalah kuda tercepat. Dan juga mengatakan bahwa tidak ada satupun Jötunn yang dapat mengalahkan kekuatan para penghuni Ásgardr. Mendengar hal ini, Hrungnir lalu datang ke Ásgardr tanpa senjata. Hrungnir mengancam akan menghancurkan Ásgardr dan membunuh semua Æsir kecuali dewi Freya dan Síf, yang akan diambilnya sebagai gundik. Thor, suami Síf, marah dan menantangnya berduel. Hrungnir menjawab tantangan Thor, Thor harus menemuinya di Griotunagardar. Di sana, para raksasa yang lainnya membuat persiapan menghadapi Thor dengan membuat raksasa dari lumpur yang disebut Mokkurkalfi. Mokkurkalfi memiliki ukuran yang luar biasa besar, tinggi 9 hasta dan lebar 3 hasta.
Dalam duel, Thor menghancurkan Mokkurkalfi hingga pecah separoh. Thor kemudian melemparkan palu gada Mjölnir nya juga ke arah kepala Hrungnir dan menghancurkan kepala batunya hingga berkeping-keping sehingga dia akhirnya mati. Jasadnya menimpa Thor. Thor yang tidak bisa memindahkan tubuh Hrungnir dari badannya ditolong putranya, Magni. Kemudian Thor memberikan Gullfaxi kepada Magni dan menjadi kendaraan pribadinya Magni.
Quote:
Diubah oleh tyrodinthor 16-05-2018 11:09
2
