- Beranda
- Sejarah & Xenology
Agama dan Kepercayaan Nordik, Mitologi hingga Ritual
...
TS
tyrodinthor
Agama dan Kepercayaan Nordik, Mitologi hingga Ritual

DISCLAIMER: Thread ini dibuat oleh Thread Starter untuk tujuan berbagi pengetahuan, siapapun dapat berkontribusi melengkapi thread ini. Dilarang keras melakukan copy-paste thread ini dengan sepengetahuan Thread Starter

PENDAHULUAN
Agama Kuno Nordik(Old Norse Religions), atau Tradisi Keagamaan Nordik (Norse Religious Tradition) merupakan istilah bagi suatu bentuk kepercayaan dan keagamaan kuno yang menjadi agama asli dalam kebudayaan Nordik atau Jermanik di masa lampau. Bangsa Nordik (Norsemen) merupakan entitas multi etnis di masa lampau yang menghuni negeri-negeri Nordik yang meliputi semenanjung Jutland (Jylland), tanah Gautland/Geatland/Götaland (Gøtenland), dan pulau Zealand (Sjælland), dan/atau meliputi sebagian besar wilayah selatan Semenanjung Scandinavia. Kata "nordik" sendiri berasal dari Bahasa Inggris "nordic" atau "norse" yang apabila ditelusuri berasal dari rumpun Bahasa Jermanik "norsemen", "norrmann", dan "norrmen" yang berarti "orang-orang dari utara" (norrænir menn).
Quote:
Sepanjang Semenanjung Jutland, Götaland, dan Scandinavia hidup beragam suku-bangsa. Suku-bangsa leluhur yang hidup di Jutland, Götaland, dan Scandinavia di antaranya adalah Juten, Göten (leluhur Bangsa-bangsa Goth/Gothik), Wulfing, Dänen, Angles, Fervir, Hallín, Suehan, Frisia, Rugi, Adogít, dan Arothi dimana mereka merupakan penutur Bahasa Nordik Kuna, sehingga mereka merupakan leluhur Bangsa Nordik. Mata pencaharian mereka umumnya adalah bercocok-tanam, berburu, beternak, dan berdagang. Namun Skandinavia merupakan wilayah dengan keadaan alam dan iklim yang cukup ekstrim sehingga pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan yang amat bergengsi, karena membutuhkan kemampuan dan pengetahuan lebih untuk mengatasi kebutuhan pangan tetap tersedia. Maka dari itu, para petani Jutland dan Götaland merupakan petani-petani handal, sehingga kemudian masyarakat di kedua wilayah itu umumnya menyembah dewata Vanir, dewa-dewi yang bertugas mengurus kemakmuran dan kehidupan. Kultus kelas petani ini memusatkan pada spiritualisme yang berkaitan dengan kehidupan inti.
Tapi tampaknya kemujuran tidak selalu bernaung. Kebutuhan pangan dan lahan ternak yang mendesak sementara keadaan alam yang tidak mendukung membuat beberapa suku-bangsa memutuskan untuk mencari solusi ke luar daerah: berdagang dan menjarah! Mereka memulai ekspedisi ke Timur hingga wilayah Bangsa Slavia. Perlu waktu berabad-abad untuk menyatukan mereka dalam bendera perang. Paling tidak semua itu dimulai dari hirarki politik tingkat bawah, yaitu kelas prajurit "Viking" (Vikingár). Salah satu yang termahsyur adalah putra-putri Münso di Kattegat, sekaligus memulai era kultus terhadap dewata Æsir, dewa-dewi tingkat tinggi yang mengurus peperangan dan kemenangan.
Pada tahun 793 M, dari Kattegat di Jutland, sejumlah pasukan Vikingár membuka penjelajahan ke Barat pertama kali sekaligus memulai masa-masa "bagaikan malam tanpa akhir" di Eropa Barat. Setibanya di sebuah pulau yang bernama Lindisfarne, wilayah kekuasaan Kerajaan Northumbria di Britania, para Vikingár ini untuk pertama kalinya melakukan kontak dengan masyarakat Kekristenan. Para Vikingár yang beragama leluhur ini heran dengan banyaknya harta-benda di biara Lindisfarne, berupa relik-relik Katholik dari perunggu, besi, perak, bahkan emas. Di samping itu, kontur tanah di wilayah tsb amatlah cocok untuk lahan pertanian. Dengan yel-yel pujian untuk dewa Odin dan Thor diiringi penistaan terhadap Kekristenan, mereka menjarah relik-relik biara dan membantai para santo. Penjarahan mereka ke biara ini sekaligus menandai dimulainya Periode Viking (793–1066 M) dimana periode ini merupakan masa-masa penaklukan para Vikingár ke berbagai negara bercorak Kekristenan yang disinyalir sebagai negara-negara kaya. Namun rupanya keberhasilan mereka memperluas pengaruh politik dan militer ke Britania dan Perancis tidak sebanding dengan pengaruh keagamaan. Lambat-laun masyarakat di Skandinavia mulai memeluk Kekristenan. Pada Periode Kristenisasi Skandinavia (1066-1167 M), hampir seluruh etnis Nordik meninggalkan kepercayaan leluhur dan beralih ke Kekristenan.
Kepercayaan leluhur Bangsa Nordik yang disebut sebagai agama dan kepercayaan Nordik ini disepakati merupakan jenis kepercayaan polyteisme. Namun pada dasarnya unsur polyteistik dalam agama Nordik memiliki ciri khas yang berbeda dengan agama-agama polyteisme besar lainnya seperti Sumeria, Babylonia, Mesir, dan Yunani. Personifikasi para dewata dalam agama Nordik tidak bersifat adikodrati (supreme beings). Para dewata ini diyakini oleh masyarakat Nordik pada hakikatnya sebagai makhluk supranatural yang tidak ubahnya dengan manusia: lahir, kimpoi, mati, makan-minum, dan perang. Para dewata tingkat tinggi yang disebut Æsir(dewata tertinggi tingkat pertama) dan Vanir (dewata tertinggi tingkat kedua) ini merupakan simbolis kejayaan dalam kehidupan bermasyarakat Bangsa Nordik. Dari antara seluruh dewata tsb, adalah Odin, Thor, Týr, dan Loki yang paling sering dikultuskan dimana mereka semua tergolong Æsir. Ritus-ritus yang dilakukan masyarakat Nordik umumnya berpusat pada 4 dewata tsb.
Tidak diketahui sejak kapan agama dan kepercayaan Nordik ini dimulai. Pada umumnya jika meninjau berbagai temuan arkeologis di Skandinavia Utara berupa petroglifa (batu-batu tulis) yang memuat tentang cocok-tanam, ilmu hitung, sampai astronomi, para sejarahwan kontemporer menyepakati bahwa agama ini berevolusi dalam 3 fase. Fase pertama yaitu 9000–6000 SM di zaman Neolitikum (saat itu masih tergolong Tradisi Keagamaan Indo-Eropa), kemudian fase kedua dan ketiga 4000–2000 SM dan 500 SM (dalam bentuk Tradisi Keagamaan Eropa). Namun dalam bentuk yang Tradisi Keagamaan Nordik/Jermanik, sejarahwan merujuk pada tahun 400 M sampai 1100 M. Pada Periode Kristenisasi Skandinavia, penganut agama rakyat Nordik ini sangat langka. Kebanyakan yang masih bertahan menyingkir ke pedalaman. Tidak sedikit di antaranya kemudian dihakimi sebagai "tukang sihir" oleh masyarakat Kristen Skandinavia.
Meninjau betapa langkanya penganut yang tersisa, juga tidak ditemui catatan-catatan orang Nordik sendiri tentang agama leluhur mereka menjadi tantangan bagi sejarahwan abad 18 untuk merekonstruksi agama kuno yang berperan besar dalam perkembangan budaya Eropa ini. Meskipun demikian, banyak catatan-catatan asing yang memuat tentang tradisi keagamaan ini meskipun tidak secara lengkap. Beberapa di antaranya dari Britania dan Perancis. Yang lebih tua adalah catatan-catatan dari Romawi seperti sejarahwan Plinius dan Yordanes mengenai asal-usul Bangsa Goth (Visigoth dan Ostrogoth) juga mengungkap migrasi besar-besaran dari Götaland ke seantero Eropa hingga Spanyol. Bahkan juga ada dari Arab, yaitu penjelajah Muslim Ibnu Fadhlan yang mencatat tentang ritual pemakaman kapal saat beliau singgah dan bermukim bersama Volga Bulgar, salah satu etnis Nordik di Slavia. Sementara dari catatan-catatan Eropa Barat, umumnya tercampur-aduk dengan agama rakyat Keltik (Celtic) dan Baltik (Baltic) sehingga semakin menyulitkan proses rekonstruksi.
Pada dasarnya, orang-orang Nordik memang tidak mendokumentasikan perihal keagamaan leluhur ini. Justru kesadaran untuk mendokumentasikan keagamaan leluhur ini dilakukan oleh sarjana-sarjana Kristen Skandinavia. Catatan-catatan para sarjana Kristen Skandinavia ini menjadi tolak-ukur referensi paling kredibel tentang keagamaan dan mitologi Nordik. Setidaknya ada dua tokoh intelektual Kristen yang menjadi referensi khusus tentang tradisi keagamaan Nordik. Yang pertama adalah Snorri Sturluson dimana karya beliau "Prose Edda" dan
"Heimskringla" merupakan magnum opus saga dan legenda Nordik. Yang kedua adalah Saxo Grammaticus dalam karyanya "Gesta Danorum". Sementara yang ketiga adalah "Poetic Edda" yang tidak diketahui penulisnya. Atas jasa keduanyalah kita dapat memahami model kepercayaan dan agama Nordik ini secara lebih mendalam dan mendetail. TS pun merekomendasikan untuk membaca ketiga buku itu yang sudah tersedia secara open-source di sacred-texts.com untuk mengenal lebih dalam tentang mitologi Nordik.
Sementara itu ada banyak sekali bukti-bukti arkeologis yang ditemukan pada Periode Migrasi Skandinavia (400-800 M) dan Periode Viking (793-1066 M) yang mendeskripsikan hal-hal tentang agama leluhur ini. Tugu-tugu batu beraksara Rune (runestones) di Lingsberg, Swedia misalnya. Beberapa di antara tugu-tugu batu Lingsberg memuat beberapa tema sejarah seperti hubungan antara Kerajaan Franka dengan Vikingár asal Jutland dimana Rollo adalah ksatria Vikingár pertama yang menjadi bangsawan Franka hingga raja Normandia di Perancis Utara. Rollo sendiri adalah seorang penganut agama Nordik yang pernah dibaptis di Northumbria (Britania). Meskipun secara formal dirinya telah sah beragama Katholik, namun pembaptisan tsb hanya strategi diplomatis antara Kerajaan Northumbria dengan "Pasukan Kafir Biadab" (Great Heathen Army, julukan masyarakat Kristen Eropa Barat kepada para Vikingár). Rollo saat itu dibaptis sebagai syarat sah yang diajukan oleh Northumbria agar perundingan kedua belah pihak dapat dilaksanakan (diketahui pula bahwa Raja Ælla, raja Northumbria, pada awalnya menolak berunding dengan "kafir biadab", sehingga Rollo merelakan diri untuk dibaptis mewakili para "kafir biadab" agar dapat bisa berunding dengan saudara seiman).
Quote:
Temuan arkeologis lainnya yang paling banyak adalah situs reruntuhan Gamla Uppsala di Swedia, bekas kuil pusat agama Nordik. Pada situs tsb, selain sisa reruntuhan kuil, ditemukan pula banyak arca-arca dan pigurin-pigurin yang diduga figur dari Týr, Odin, Thor, Loki, Balder, Síf, Heimdallr, juga ukiran-ukiran bermotif griþjür/grithjür(motif ikonik tentang kejatuhan para raksasa-raksasa Jötunn di Helheimr). Relik-relik seperti kalung berlambang Mjölnir (palu gada senjata andalan dewa Thor) dan gelang juga banyak ditemukan. Ada juga relik berupa kalung Brísingamen (kalung milik dewi Freya) yang ditemukan pada arca Freya. Selain itu juga puing-puing senjata seperti perisai dengan aksara Rune serta kapak juga ditemui di beberapa titik. Dan yang paling utama adalah temuan perkuburan massal yang diperkirakan sebagai makam para korban ritual blót, sebuah ritus pengorbanan manusia kepada para dewata. Rupanya korban tsb tidak selalu tawanan yang ditangkap dari negeri jarahan, tapi juga sukarelawan Nordik sendiri yang notabenenya adalah orang terkemuka. Dalam ritual dísablót misalnya, ritus pengorbanan menyambut panen dimana ritus ini merupakan pemanggilan roh-roh wanita Disír dan dewi-dewi Valkryie. Para Vikingár dari garda wanita yang disebut Skjaldmær (Shieldmaiden) sering menjadi sukarelawati ritus ini.
Pada abad 12 M, banyak di antara sarjana Kristen menyematkan agama Nordik sebagai "pagan/paganum/paganus" yang sebenarnya memiliki 2 makna asli: "buta alkitabiah" (tidak mengenal kitab suci) dan "kampungan". Istilah ini merupakan cemoohan orang-orang Kristen Latin untuk penganut agama-agama leluhur. Istilah pagan ini kemudian disepakati untuk mendefinisikan jenis keagamaan yang memiliki personifikasi terhadap tuhan/dewa dalam wujud gambar atau patung (keberhalaan). Meskipun demikian, sejarahwan kontemporer tampaknya mulai berpikir ulang untuk menyebut agama Nordik sebagai keberhalaan. Selain karena tidak semua agama yang mempersonifikasikan tuhannya disebut keberhalaan (contoh mudahnya agama Samawi, Hinduisme, Buddhisme, Jainisme, dll), pada dasarnya orang-orang Nordik sendiri tidak pernah menyimpan arca, pigurin, maupun totem untuk disembah sebagai berhala. Semua ritual Nordik dilakukan di kuil pusat di Uppsala, yaitu Gamla Uppsala dan Uppsala Öd, yang itupun hanya dilakukan pada musim-musim atau acara-acara keagamaan tertentu saja. Biasanya mereka juga bisa merayakan peribadatan bahkan di kebun oak mereka sendiri dengan menumpuk batu-batu menjadi altar yang disebut hörgr. Selain itu, sikap penghormatan yang berbeda-beda antar kalangan masyarakat Nordik itu sendiri juga menjadi pertimbangan dimana umumnya paganisme merupakan fanatisme keberhalaan, hal itu tidak tampak dalam wujud masyarakat Nordik. Tidak ada imam agung, namun ada tokoh kependetaan yang dihormati, yaitu gothi (priest) dan völva (shaman). Beberapa sajak Islandia dari "Prose Edda" misalnya, puji-pujian serta penistaan terhadap dewata tampak berbarengan. Aforisme sejenis juga muncul terutama untuk dewa Loki, dewa ahli tipu daya. Orang-orang Nordik menghormati Loki sebagai dewa juga sekaligus memusuhinya. Dalam sajak-sajak mitologi "Poetic Edda" diterangkan bahwa Loki merupakan anak dari pasangan raksasa Jötunn Fárbauti dan Laufey yang kemudian diangkat menjadi saudara kandung dewa Odin, kemudian tinggal bersama di Asgard (alam tertinggi pada pohon kosmik Yggdrasíl) sehingga tergolong sebagai dewata Æsir.
Quote:
Agama leluhur ini punah setelah berabad-abad lamanya dan hingga menjelang abad 19, penelitian sejarah memulai untuk merekonstruksi agama ini. Semenjak itu, agama Nordik mulai mendapat perhatian dari sejumlah kalangan akademik. Demikian pula dari kalangan praktisi supranatural kontemporer. Di Inggris misalnya, sejak UU Sihir (Witchcraft Acts) 1604 dan 1735 dicabut parlemen pada tahun 1951, aliran-aliran keagamaan supranatural seperti Wicca mulai populer oleh Gerald Gardner. Wicca sendiri merupakan aliran keagamaan Neopagan yang secara sinkretis mengkombinasikan unsur agama Nordik dan mistisisme Qabbalah dengan ilmu-ilmu sihir serta alkemi abad 16-17 M. Sejumlah pernak-pernik ritual Wicca juga terdapat totem-totem Odin dan Thor yang digolongkan sebagai daemon/demon (makhluk halus). Saat ini, mitologi keagamaan Nordik telah dipopulerkan dalam berbagai karya seni kontemporer seperti komik, game, film, dll.
APAKAH JERMANIK SAMA DENGAN NORDIK
Eropa di abad 19 merupakan masa-masa perkembangan sosialisme dan kebangkitan nasionalisme. Jika kita di Indonesia, nasionalisme dan patriotisme dimulai dari spektrum politik kanan (right) yang diimbangi oleh sosial-demokrasi, maka gagasan nasionalisme Eropa justru dimulai dari spektrum politik kanan jauh (far-right) yang melahirkan waham supremasi kulit putih (white supremacy) dan chauvinisme. Mungkin ide supremasi kulit putih paling dini adalah dipopulerkan oleh Madison Grant dalam bukunya "The Passing of the Great Race" (1916). Grant menyebutkan bahwa ras Eropa asli dan murni adalah ras Nordik (Nordic race) sementara ras lainnya yang eksis di Eropa adalah separatisme asing, seperti ras Romantik (Romance race) dan ras Hellenik (Hellenic race). Ras Nordik dibagi atas ras Alpen (Alpine race), ras Dinarik (Dinaric race), ras Mediterania (Mediterranian race), dan ras Baltik Timur (East Baltic race). Diyakini bahwa negara-negara seperti UK, Lower Countries, Perancis, Prussia, dan Austria-Hungaris merupakan entitas ras Alpen. Gagasan ini kemudian dikenal sebagai "nordikisme" (nordicism). Baru kemudian oleh Adolf Hitler, ras Nordik ini diklaim sebagai sub-ras dari ras Arya (Aryan race) dan menjadi ras terunggul dari seluruh sub-ras Arya. Gagasan-gagasan ini sudah ditinggalkan oleh antropolog abad 21 setelah mengetahui fakta bahwa seluruh ras di Eropa bersifat tidak mutlak. Artinya, bangsa-bangsa Eropa di masa lampau memiliki karakteristik beragam, yang kemudian ketika masa pendudukan Romawi, kebudayaan Eropa sudah memiliki pengaruh kuat sehingga dikategorikan dalam rumpun Jermanik. Dan Bangsa Nordik adalah salah satu dari bangsa kuno Jermanik yang memiliki pengaruh kuat dari sisi bahasa dan kepercayaan, meskipun sisi lainnya didominasi Roma.
INDEX
Kosmologi 1 & 2
Mitologi 1, 2, 3, 4, 5, 6
Kronik Mitologi 1
Konsep:
- Godarr (ketuhanan)
- Saga (kepahlawanan)
- Gothi (kependetaan)
- Daudi (kematian)
- Baldur dan Einherjar (kemartiran dan altruisme)
- Drauģr (jiwa, arwah, dan hantu)
- Ragnarök (eskatologi)
Ritus:
- Blót (pengorbanan)
- Seidr (sihir/magi)
- "Rahasia Rune" (transendensi/asketisme)
Kependetaan (gothi):
- Thulr (pendeta)
- Völva (cenayang)
- Seidrmadr (penyihir)
Tempat Peribadatan (kulthuset):
- Höf (kuil utama)
- Vé (kuil dewa-dewi)
- Hörgr (altar batu)
Literatur dan Rekonstruksi
Perkembangan agama Nordik pada Periode Viking
Perkembangan agama Nordik pada Periode Kristenisasi Skandinavia
Diubah oleh tyrodinthor 09-11-2022 10:58
reid2 dan pakisal212 memberi reputasi
4
76.2K
128
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•11.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
tyrodinthor
#4
MITOLOGI NORDIK (Bagian 2)
4. Loki.

Lokiadalah dewa ahli tipu daya/trickster. Kemampuannya dalam melakukan tipu muslihat tidak ada bandingannya dengan para Æsir. Dia sebenarnya adalah keturunan Jötunn, putra dari dua raksasa Jötnar Fárbauti dan Laufey. Karena dia kemudian diangkat menjadi saudara Odin, maka dia tinggal bersama para Æsir di Ásgardr dan bahkan termasuk sebagai Æsir. Sebenarnya dia tidak jahat, dalam perang antara Æsir dan Vanir, dia membantu para Æsir dengan kemampuannya dalam menyamar. Karena pada dasarnya dia ahli tipu muslihat, pada perang akhir zaman Ragnarök di kemudian hari, dia berbalik menjadi musuh para Æsir. Dia mengawini raksasa Jötunn Angerboda dan melahirkan Hel (wanita Jötunn penguasa Helheimr), Jörmundgandr (ular naga raksasa Jötunn, musuh bebuyutan dewa Thor), dan Fenrir (serigala raksasa Jötunn, musuh bebuyutan Tyr). Di Ásgardr, Loki mempersunting dewi Sigyn, dewi kemenangan. Dari pernikahannya dengan Sigyn, dia melahirkan serigala Jötunn Narfi. Sementara itu dia pernah menyamar sebagai kuda betina astral dan mengawini Svadilfari, kuda jantan astral milik raksasa Jötunn Hrimthurs. Dari perkimpoiannya dengan Svadilfari, dia melahirkan kuda siluman berkaki delapan yang bernama Sleipnir, kuda super cepat secepat kilat. Meskipun Loki merupakan ahli tipu muslihat, hanya satu dewa saja yang tidak bisa dia tipu, yaitu Heimdallr, dewa penjaga Jembatan Bifröst.
Keahlian Loki dalam menyamar tidak dapat disangkal lagi, itu pulalah sehingga Loki akhirnya menjadi musuh dalam selimut. Loki divonis sebagai dalang atas tragedi yang menewaskan dewa Balder, dewa cinta-kasih yang tidak pernah perang, putra kedua dewa Odin dari dewi Frigga. Pada mulanya, Balder dan Frigga sama-sama bermimpi tentang hari kematian Balder dalam keadaan tertusuk tetumbuhan. Frigga kemudian menyuruh semua tetumbuhan bersumpah untuk tidak melukai Balder, kecuali pohon benalu mistletoe yang saat itu masih terlalu muda untuk bersumpah dan dianggap tidak membahayakan. Mendengar sumpah itu, para Æsir di Ásgardr kemudian membuat senjata berupa tombak dan panah dari tetumbuhan apapun kecuali mistletoe untuk dilemparkan ke Balder sebagai bahan candaan, karena tubuh Balder sudah kebal. Mengetahui hal ini, Loki kemudian membuat tombak dari pohon mistletoe dan memberikannya pada dewa Hödr, dewa buta yang merupakan saudara Balder. Loki kemudian membimbing Hödr untuk mengarahkan tombak itu ke Balder, kemudian tentu saja Balder tertusuk dan terbunuh. Mengetahui hal itu, Hödr ketakutan dan kabur. Tuduhan diarahkan pada Hödr sebagai pelakunya hingga dia diburu oleh Váli, putra Odin yang baru lahir dan dewasa dalam satu malam saja, dan tewas di tangannya. Pada saat upacara pemakaman ngaben Balder di atas kapal pribadinya, Hringhorni, Odin berbisik ke jasad Balder dan tidak diketahui apa yang diucapkannya, yang pasti Odin menyadari bahwa arwah Balder muncul di Helheimr (sebagian mitolog berpendapat bahwa seluruh penghuni Ásgardr yang terbunuh akan muncul di Helheimr dan Niflheimr, dua dunia dimana tidak ada satupun yang dapat keluar hidup-hidup kecuali melalui Jembatan Bifröst). Hel, putri Jötunn Loki yang menjadi penguasa Helheimr, kemudian mengurung Balder. Odin meminta Hel untuk melepaskan Balder dan bertukar sandera dengan dewa Hermódr. Hermódr mengendarai Sleipnir, kuda cepat berkaki delapan anaknya Loki, menuju Helheimr. Hel berjanji akan melepaskan Balder dengan syarat semua makhluk harus menangis memohon-mohon. Karena Balder adalah dewa yang paling dicintai, semuanya menangis kecuali raksasa Jötunn Thökk yang diduga adalah Loki yang sedang menyamar. Mengetahui hal itu, Thor marah dan mendeklarasikan perang akhir zaman Ragnarök terhadap para Jötnar.
Kedengkian Loki terhadap para Æsir dimulai semenjak Odin membuang ketiga anaknya; Hel, Fenrir, dan Jörmundgandr. Alasan Odin sebenarnya karena ketiga anak itu keturunan Jötunn murni, Loki dan Angerboda, dimana ketiganya mewarisi sifat asli Loki yang suka menipu. Odin khawatir jika ketiganya kelak akan menimbulkan malapetaka sehingga mereka bertiga dibuang ke dunia-dunia bawah. Loki menganggap itu semua sebagai aksi diskriminasi terhadap dirinya. Konon, tipu daya Loki juga berpengaruh dalam kehidupan manusia. Seringkali Loki menyusup dalam visi/penglihatan masa depan para pendeta (gothi) dan peramal (völva) seperti misalnya jika ksatria Vikingár hendak menyerang suatu wilayah. Para peramal yang mendapat visi palsu meramalkan kemenangan mereka dan menyarankan melakukan ritual pengorbanan blót. Visi-visi tsb baru diketahui merupakan tipu muslihat Loki ketika penyerangan mereka pada kenyataannya justru gagal total. Itulah sebabnya, Loki sering dijuluki "dewa pembawa kesialan". Bagi masyarakat Nordik, sulit sekali membujuk Loki untuk tidak berbuat ulah. Kemudian, dalam interaksi dengan pasukan Kristen, ksatria Vikingár sering mencemooh salib Tuhan sebagai "tuhan palsu" yang merupakan wujud penyamaran Loki.
5. Týr.
![kaskus-image]()
Týr, sang dewa kemenangan bertangan buntung sebelah. Kemungkinan dia adalah salah satu dari anak-anak dewa Odin dan dewi Frigga yang tak terhitung jumlahnya. Namun dalam pupuh-pupuh Hymiskviða di "Poetic Edda", Týr dikabarkan adalah anak dari Jötunn Hymír, raksasa kawan Thor saat memancing Jörmundgandr. Keberanian, kegigihan, dan pengorbanan Týr membuat dirinya disegani oleh para Æsir. Pada awalnya dewa Týr memiliki tangan utuh. Namun, suatu ketika Angerbodamelahirkan seorang anak monster berwujud serigala yaitu Fenrir. Fenrir merupakan anaknya dewa Loki dan mewarisi sifat alami Loki yang sombong. Odin melihat Fenrir tumbuh begitu cepat dan tidak bisa diatur. Tidak ada satupun tali di Ásgardr yang dapat mengekang Fenrir. Odin khawatir jika Fenrir semakin besar akan membuat sembilan dunia terguncang dan tentunya membawa malapetaka untuk alam semesta. Odin meminta para kurcaci Dverģr untuk membuat sebuah tali super kuat dengan bahan-bahan di antaranya rerumputan dari pegunungan, nafas ikan, suara langkah kucing, urat otot beruang, jenggot seorang wanita, dan ludah burung. Setelah tali yang disebut Gleipnir itu jadi, Odin menanyakan siapa di antara para dewa yang sanggup mengikatkan Gleipnir ke tubuh Fenrir. Hanya dewa Týr yang menyanggupinya. Dalam usaha mengikat Fenrir, tangan kanan Týr termakan oleh Fenrir. Versi lain dari "Poetic Edda" dijelaskan bahwa Odin membujuk Fenrir untuk mau diikat. Fenrir yakin jika dirinya tidak akan bisa diikat dengan tali apapun. Namun dengan licik, Fenrir pura-pura takut diikat. Odin menjamin keselamatan Fenrir, tapi Fenrir tidak percaya. Sebagai jaminannya, Fenrir menawarkan dirinya mau diikat hanya apabila salah satu dewa mau meletakkan pergelangan tangannya di mulutnya. Dewa Týr menyanggupi tawaran tsb. Dan saat Fenrir mengibaskan tubuhnya, rupanya Fenrir gagal memutuskan Gleipnir. Fenrir pun menggigit pergelangan tangan kanan Týr hingga putus.
Meskipun peranan Týr dalam mitologi Nordik tidak begitu menonjol kecuali keberaniannya menghadapi Fenrir, namun Týr memiliki pengaruh lebih banyak terhadap kebudayaan daripada Thor dan Odin. Selain ID Kaskus TS yang berawal "tyr" terinspirasi dari Týr (
), banyak nama-nama pria Eslandia dan Norwegia yang ber-suffix -týr, misalnya Angantýr, Bryntýr, Hjálmtýr, Hrafntýr, Sigtýr, Valtýr, dan Vigtýr. Berdasarkan rekonstruksi leksikologi, kata "týr" (dibaca secara non-rhotic menjadi tyu) adalah induk dari beberapa nama tempat dalam rumpun Bahasa Jermanik. Misalnya, nama-nama tempat yang sudah dikonfirmasi para ahli antropo-linguistik seperti:
- Dusun Tuesley di Inggris. Berasal dari kata Bahasa Inggris Kuna: tīwes lēah, "hutan/lahannya Tīw/Týr".
- Kota Duisburg di Jerman. Berasal dari kata Bahasa Bohemia: zîes burg, "kotanya Zîe/Zīuw/Týr".
- Kota Tisvilde di Denmark. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs vella, "musim seminya Týr".
- Danau Tissø di Denmark. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs sær, "danaunya Týr".
- Kota Thisted di Denmark. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs staðr[/], "tempatnya Týr".
- Hutan Tylö di Swedia. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: [I]týs ley, "persemayamannya Týr".
- Hutan Tiveden di Swedia. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs viðr, "kayunya Týr".
- Tanjung Tysnes di Norwegia. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs nes, "tanjungnya Týr".
Selain nama tempat, nama Týr juga berpengaruh terhadap nama hari ketiga (selasa) dalam rumpun Bahasa Jermanik. Di antaranya yaitu:
- Bahasa Inggris: Tuesday, berasal dari Bahasa Inggris Kuna: tīwes dæģ dan Bahasa Saxon: tiuwes daģ, "harinya Tīw/Tiuw/Týr".
- Bahasa Jerman: Dienstag, berasal dari Bahasa Bohemia: zîes dag dan Bahasa Jerman Pertengahan: dîes tag, "harinya Zîe/Týr".
- Bahasa Skot: Tysday berasal dari Bahasa Inggris Kuna: tīwes dæģ, "harinya Tīw/Týr".
- Bahasa Belanda: Dinsdag berasal dari Bahasa Frisia Barat: tiis dei, Bahasa Saxon Rendah: dings daģ, dan Bahasa Jerman Pertengahan: dîes tag, "harinya Ding/Týr".
- Bahasa Faroe: Týsdagur, Bahasa Norwegia: Tysdag dan Tirsdag, Bahasa Denmark: Tirsdag, Bahasa Fin: Tiistai, Bahasa Swedia: Tisdag, dan Bahasa Eston: Teisipäev berasal dari Bahasa Nordik Kuna: týs daģr, "harinya Týr" atau dewa Týr dan dewa Daģr.
Adapun nama-nama hari dalam rumpun Bahasa Jermanik berasal dari Bahasa Proto-Jermanik dan Proto-Nordik, yang berhubungan dengan tradisi agama leluhur (kecuali hari sabtu yang berasal dari tradisi Kekristenan dan Yudaisme: "Hari Sabat/Yom Syabbat"). Adapun hari minggu juga dipengaruhi dari tradisi agama leluhur dan agama Hellenistik: "Hari Dewa Matahari (Sunna)". Misalnya dalam Bahasa Inggris:
- Sunday : "harinya Sonna/Sol/dewi Sól".
- Monday: "harinya dewa Mani".
- Tueday: "harinya dewa Týr".
- Wednesday: "harinya dewa Odin".
- Thursday: "harinya dewa Thor".
- Friday: "harinya dewi Frigga".
6. Heimdallr.
![kaskus-image]()
Heimdallratau Heimdall, sang dewa penjaga Jembatan Bifröst di Ásgardr dan tergolong pula sebagai Æsir. Dia memiliki daya pendengaran dan penglihatan yang super tajam, yang siang-malam tidak pernah tidur yang bertugas menjaga Jembatan Bifröst, satu-satunya pintu masuk menuju Ásgardr dan jalan menuju kedelapan dunia lainnya. Hal ini untuk mencegah agar para raksasa Jötnar dari dunia-dunia bawah yang hendak menyusup ke dalam Ásgardr. Heimdallr dikenal sebagai tanpa dosa, begitu suci dan murni bagaikan warna putih, sehingga dia dijuluki sebagai Hvítastr Ás, "Ás Terputih" (The Whitest As). Dia adalah anak dari sembilan dewi raksasa wanita yang semuanya bersaudari, sehingga Heimdallr punya sembilan ibu. Senjata andalan Heimdallr adalah pedang yang disebut Hofund. Karena dia merupakan dewa garda depan, maka dia memiliki sangkakala yang disebut Gjallárhorn. Dengan Gjallárhorn pula, dia mengaba-aba genderang perang Ragnarök. Sementara itu kendaraannya adalah seekor kuda astral bernama Gulltopp. Aula pribadinya di Ásgardr disebut Himinbjörg (tebing bukit) yang terletak di ujung depan Asgard dimana Jembatan Bifröst terletak pula di sana.
Konon, Heimdallr sering turun ke Midgardr dan menjelma sebagai sosok pria pengembara dengan nama Ríg. Dalam beberapa saga di "Prose Edda" dan di "Poetic Edda" (terutama di puisi Rígsþula/Rígsthula/Keturunan Ríg), diterangkan bahwa Ríg merupakan pria pengembara jelmaan dewa Heimdallr. Ríg sering mendatangi wanita manusia dan mengawininya, entah itu siang atau malam hari. Tujuan Ríg bukanlah untuk hasrat seksual melainkan untuk melahirkan putra-putri petarung yang tangguh dan akan menjadi pahlawan bagi Bangsa Nordik. Beberapa di antara pejuang Vikingár dari kalangan Berserker (petarung elit berbadan besar dan kuat) dan Skjaldmær (petarung wanita) adalah putra-putri Ríg yang disebut Rígsthula. Menurut urban legend, banyak gadis yang hamil tidak diketahui siapa yang menghamili. Dalam beberapa kasus, ada suami yang memperkarakan kasus perselingkuhan istrinya dengan seorang pria bernama Ríg. Para Járl (Bangsawan/Earl) memvonis para wanita yang dihamili Ríg tidak bersalah karena yang menghamilinya adalah dewa, para suami harus bangga dengan kehamilannya.
Musuh bebuyutan dewa Heimdallr adalah dewa Loki. Dewa Loki sangat berobsesi menipu, terobsesi pula oleh kalung emas milik dewi Vanir Freya yang disebut Brísingamen, dan juga berobsesi untuk menyusup keluar dari Asgard tanpa sepengetahuan Heimdallr. Namun Heimdallr tidak pernah sekalipun terperangkap tipu daya Loki. Pada perang akhir zaman Ragnarök kelak, Heimdallr dengan menunggang kudanya Gulltopp dan senjatanya Hofund, akan bertempur dengan Loki untuk melindungi Brísingamen yang hendak dirampas Loki. Dalam pertempuran itu, keduanya sama-sama tewas.
4. Loki.

Lokiadalah dewa ahli tipu daya/trickster. Kemampuannya dalam melakukan tipu muslihat tidak ada bandingannya dengan para Æsir. Dia sebenarnya adalah keturunan Jötunn, putra dari dua raksasa Jötnar Fárbauti dan Laufey. Karena dia kemudian diangkat menjadi saudara Odin, maka dia tinggal bersama para Æsir di Ásgardr dan bahkan termasuk sebagai Æsir. Sebenarnya dia tidak jahat, dalam perang antara Æsir dan Vanir, dia membantu para Æsir dengan kemampuannya dalam menyamar. Karena pada dasarnya dia ahli tipu muslihat, pada perang akhir zaman Ragnarök di kemudian hari, dia berbalik menjadi musuh para Æsir. Dia mengawini raksasa Jötunn Angerboda dan melahirkan Hel (wanita Jötunn penguasa Helheimr), Jörmundgandr (ular naga raksasa Jötunn, musuh bebuyutan dewa Thor), dan Fenrir (serigala raksasa Jötunn, musuh bebuyutan Tyr). Di Ásgardr, Loki mempersunting dewi Sigyn, dewi kemenangan. Dari pernikahannya dengan Sigyn, dia melahirkan serigala Jötunn Narfi. Sementara itu dia pernah menyamar sebagai kuda betina astral dan mengawini Svadilfari, kuda jantan astral milik raksasa Jötunn Hrimthurs. Dari perkimpoiannya dengan Svadilfari, dia melahirkan kuda siluman berkaki delapan yang bernama Sleipnir, kuda super cepat secepat kilat. Meskipun Loki merupakan ahli tipu muslihat, hanya satu dewa saja yang tidak bisa dia tipu, yaitu Heimdallr, dewa penjaga Jembatan Bifröst.
Keahlian Loki dalam menyamar tidak dapat disangkal lagi, itu pulalah sehingga Loki akhirnya menjadi musuh dalam selimut. Loki divonis sebagai dalang atas tragedi yang menewaskan dewa Balder, dewa cinta-kasih yang tidak pernah perang, putra kedua dewa Odin dari dewi Frigga. Pada mulanya, Balder dan Frigga sama-sama bermimpi tentang hari kematian Balder dalam keadaan tertusuk tetumbuhan. Frigga kemudian menyuruh semua tetumbuhan bersumpah untuk tidak melukai Balder, kecuali pohon benalu mistletoe yang saat itu masih terlalu muda untuk bersumpah dan dianggap tidak membahayakan. Mendengar sumpah itu, para Æsir di Ásgardr kemudian membuat senjata berupa tombak dan panah dari tetumbuhan apapun kecuali mistletoe untuk dilemparkan ke Balder sebagai bahan candaan, karena tubuh Balder sudah kebal. Mengetahui hal ini, Loki kemudian membuat tombak dari pohon mistletoe dan memberikannya pada dewa Hödr, dewa buta yang merupakan saudara Balder. Loki kemudian membimbing Hödr untuk mengarahkan tombak itu ke Balder, kemudian tentu saja Balder tertusuk dan terbunuh. Mengetahui hal itu, Hödr ketakutan dan kabur. Tuduhan diarahkan pada Hödr sebagai pelakunya hingga dia diburu oleh Váli, putra Odin yang baru lahir dan dewasa dalam satu malam saja, dan tewas di tangannya. Pada saat upacara pemakaman ngaben Balder di atas kapal pribadinya, Hringhorni, Odin berbisik ke jasad Balder dan tidak diketahui apa yang diucapkannya, yang pasti Odin menyadari bahwa arwah Balder muncul di Helheimr (sebagian mitolog berpendapat bahwa seluruh penghuni Ásgardr yang terbunuh akan muncul di Helheimr dan Niflheimr, dua dunia dimana tidak ada satupun yang dapat keluar hidup-hidup kecuali melalui Jembatan Bifröst). Hel, putri Jötunn Loki yang menjadi penguasa Helheimr, kemudian mengurung Balder. Odin meminta Hel untuk melepaskan Balder dan bertukar sandera dengan dewa Hermódr. Hermódr mengendarai Sleipnir, kuda cepat berkaki delapan anaknya Loki, menuju Helheimr. Hel berjanji akan melepaskan Balder dengan syarat semua makhluk harus menangis memohon-mohon. Karena Balder adalah dewa yang paling dicintai, semuanya menangis kecuali raksasa Jötunn Thökk yang diduga adalah Loki yang sedang menyamar. Mengetahui hal itu, Thor marah dan mendeklarasikan perang akhir zaman Ragnarök terhadap para Jötnar.
Kedengkian Loki terhadap para Æsir dimulai semenjak Odin membuang ketiga anaknya; Hel, Fenrir, dan Jörmundgandr. Alasan Odin sebenarnya karena ketiga anak itu keturunan Jötunn murni, Loki dan Angerboda, dimana ketiganya mewarisi sifat asli Loki yang suka menipu. Odin khawatir jika ketiganya kelak akan menimbulkan malapetaka sehingga mereka bertiga dibuang ke dunia-dunia bawah. Loki menganggap itu semua sebagai aksi diskriminasi terhadap dirinya. Konon, tipu daya Loki juga berpengaruh dalam kehidupan manusia. Seringkali Loki menyusup dalam visi/penglihatan masa depan para pendeta (gothi) dan peramal (völva) seperti misalnya jika ksatria Vikingár hendak menyerang suatu wilayah. Para peramal yang mendapat visi palsu meramalkan kemenangan mereka dan menyarankan melakukan ritual pengorbanan blót. Visi-visi tsb baru diketahui merupakan tipu muslihat Loki ketika penyerangan mereka pada kenyataannya justru gagal total. Itulah sebabnya, Loki sering dijuluki "dewa pembawa kesialan". Bagi masyarakat Nordik, sulit sekali membujuk Loki untuk tidak berbuat ulah. Kemudian, dalam interaksi dengan pasukan Kristen, ksatria Vikingár sering mencemooh salib Tuhan sebagai "tuhan palsu" yang merupakan wujud penyamaran Loki.
Quote:
5. Týr.

Týr, sang dewa kemenangan bertangan buntung sebelah. Kemungkinan dia adalah salah satu dari anak-anak dewa Odin dan dewi Frigga yang tak terhitung jumlahnya. Namun dalam pupuh-pupuh Hymiskviða di "Poetic Edda", Týr dikabarkan adalah anak dari Jötunn Hymír, raksasa kawan Thor saat memancing Jörmundgandr. Keberanian, kegigihan, dan pengorbanan Týr membuat dirinya disegani oleh para Æsir. Pada awalnya dewa Týr memiliki tangan utuh. Namun, suatu ketika Angerbodamelahirkan seorang anak monster berwujud serigala yaitu Fenrir. Fenrir merupakan anaknya dewa Loki dan mewarisi sifat alami Loki yang sombong. Odin melihat Fenrir tumbuh begitu cepat dan tidak bisa diatur. Tidak ada satupun tali di Ásgardr yang dapat mengekang Fenrir. Odin khawatir jika Fenrir semakin besar akan membuat sembilan dunia terguncang dan tentunya membawa malapetaka untuk alam semesta. Odin meminta para kurcaci Dverģr untuk membuat sebuah tali super kuat dengan bahan-bahan di antaranya rerumputan dari pegunungan, nafas ikan, suara langkah kucing, urat otot beruang, jenggot seorang wanita, dan ludah burung. Setelah tali yang disebut Gleipnir itu jadi, Odin menanyakan siapa di antara para dewa yang sanggup mengikatkan Gleipnir ke tubuh Fenrir. Hanya dewa Týr yang menyanggupinya. Dalam usaha mengikat Fenrir, tangan kanan Týr termakan oleh Fenrir. Versi lain dari "Poetic Edda" dijelaskan bahwa Odin membujuk Fenrir untuk mau diikat. Fenrir yakin jika dirinya tidak akan bisa diikat dengan tali apapun. Namun dengan licik, Fenrir pura-pura takut diikat. Odin menjamin keselamatan Fenrir, tapi Fenrir tidak percaya. Sebagai jaminannya, Fenrir menawarkan dirinya mau diikat hanya apabila salah satu dewa mau meletakkan pergelangan tangannya di mulutnya. Dewa Týr menyanggupi tawaran tsb. Dan saat Fenrir mengibaskan tubuhnya, rupanya Fenrir gagal memutuskan Gleipnir. Fenrir pun menggigit pergelangan tangan kanan Týr hingga putus.
Meskipun peranan Týr dalam mitologi Nordik tidak begitu menonjol kecuali keberaniannya menghadapi Fenrir, namun Týr memiliki pengaruh lebih banyak terhadap kebudayaan daripada Thor dan Odin. Selain ID Kaskus TS yang berawal "tyr" terinspirasi dari Týr (
), banyak nama-nama pria Eslandia dan Norwegia yang ber-suffix -týr, misalnya Angantýr, Bryntýr, Hjálmtýr, Hrafntýr, Sigtýr, Valtýr, dan Vigtýr. Berdasarkan rekonstruksi leksikologi, kata "týr" (dibaca secara non-rhotic menjadi tyu) adalah induk dari beberapa nama tempat dalam rumpun Bahasa Jermanik. Misalnya, nama-nama tempat yang sudah dikonfirmasi para ahli antropo-linguistik seperti:- Dusun Tuesley di Inggris. Berasal dari kata Bahasa Inggris Kuna: tīwes lēah, "hutan/lahannya Tīw/Týr".
- Kota Duisburg di Jerman. Berasal dari kata Bahasa Bohemia: zîes burg, "kotanya Zîe/Zīuw/Týr".
- Kota Tisvilde di Denmark. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs vella, "musim seminya Týr".
- Danau Tissø di Denmark. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs sær, "danaunya Týr".
- Kota Thisted di Denmark. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs staðr[/], "tempatnya Týr".
- Hutan Tylö di Swedia. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: [I]týs ley, "persemayamannya Týr".
- Hutan Tiveden di Swedia. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs viðr, "kayunya Týr".
- Tanjung Tysnes di Norwegia. Berasal dari kata Bahasa Nordik Kuna: týs nes, "tanjungnya Týr".
Selain nama tempat, nama Týr juga berpengaruh terhadap nama hari ketiga (selasa) dalam rumpun Bahasa Jermanik. Di antaranya yaitu:
- Bahasa Inggris: Tuesday, berasal dari Bahasa Inggris Kuna: tīwes dæģ dan Bahasa Saxon: tiuwes daģ, "harinya Tīw/Tiuw/Týr".
- Bahasa Jerman: Dienstag, berasal dari Bahasa Bohemia: zîes dag dan Bahasa Jerman Pertengahan: dîes tag, "harinya Zîe/Týr".
- Bahasa Skot: Tysday berasal dari Bahasa Inggris Kuna: tīwes dæģ, "harinya Tīw/Týr".
- Bahasa Belanda: Dinsdag berasal dari Bahasa Frisia Barat: tiis dei, Bahasa Saxon Rendah: dings daģ, dan Bahasa Jerman Pertengahan: dîes tag, "harinya Ding/Týr".
- Bahasa Faroe: Týsdagur, Bahasa Norwegia: Tysdag dan Tirsdag, Bahasa Denmark: Tirsdag, Bahasa Fin: Tiistai, Bahasa Swedia: Tisdag, dan Bahasa Eston: Teisipäev berasal dari Bahasa Nordik Kuna: týs daģr, "harinya Týr" atau dewa Týr dan dewa Daģr.
Adapun nama-nama hari dalam rumpun Bahasa Jermanik berasal dari Bahasa Proto-Jermanik dan Proto-Nordik, yang berhubungan dengan tradisi agama leluhur (kecuali hari sabtu yang berasal dari tradisi Kekristenan dan Yudaisme: "Hari Sabat/Yom Syabbat"). Adapun hari minggu juga dipengaruhi dari tradisi agama leluhur dan agama Hellenistik: "Hari Dewa Matahari (Sunna)". Misalnya dalam Bahasa Inggris:
- Sunday : "harinya Sonna/Sol/dewi Sól".
- Monday: "harinya dewa Mani".
- Tueday: "harinya dewa Týr".
- Wednesday: "harinya dewa Odin".
- Thursday: "harinya dewa Thor".
- Friday: "harinya dewi Frigga".
Quote:
6. Heimdallr.

Heimdallratau Heimdall, sang dewa penjaga Jembatan Bifröst di Ásgardr dan tergolong pula sebagai Æsir. Dia memiliki daya pendengaran dan penglihatan yang super tajam, yang siang-malam tidak pernah tidur yang bertugas menjaga Jembatan Bifröst, satu-satunya pintu masuk menuju Ásgardr dan jalan menuju kedelapan dunia lainnya. Hal ini untuk mencegah agar para raksasa Jötnar dari dunia-dunia bawah yang hendak menyusup ke dalam Ásgardr. Heimdallr dikenal sebagai tanpa dosa, begitu suci dan murni bagaikan warna putih, sehingga dia dijuluki sebagai Hvítastr Ás, "Ás Terputih" (The Whitest As). Dia adalah anak dari sembilan dewi raksasa wanita yang semuanya bersaudari, sehingga Heimdallr punya sembilan ibu. Senjata andalan Heimdallr adalah pedang yang disebut Hofund. Karena dia merupakan dewa garda depan, maka dia memiliki sangkakala yang disebut Gjallárhorn. Dengan Gjallárhorn pula, dia mengaba-aba genderang perang Ragnarök. Sementara itu kendaraannya adalah seekor kuda astral bernama Gulltopp. Aula pribadinya di Ásgardr disebut Himinbjörg (tebing bukit) yang terletak di ujung depan Asgard dimana Jembatan Bifröst terletak pula di sana.
Konon, Heimdallr sering turun ke Midgardr dan menjelma sebagai sosok pria pengembara dengan nama Ríg. Dalam beberapa saga di "Prose Edda" dan di "Poetic Edda" (terutama di puisi Rígsþula/Rígsthula/Keturunan Ríg), diterangkan bahwa Ríg merupakan pria pengembara jelmaan dewa Heimdallr. Ríg sering mendatangi wanita manusia dan mengawininya, entah itu siang atau malam hari. Tujuan Ríg bukanlah untuk hasrat seksual melainkan untuk melahirkan putra-putri petarung yang tangguh dan akan menjadi pahlawan bagi Bangsa Nordik. Beberapa di antara pejuang Vikingár dari kalangan Berserker (petarung elit berbadan besar dan kuat) dan Skjaldmær (petarung wanita) adalah putra-putri Ríg yang disebut Rígsthula. Menurut urban legend, banyak gadis yang hamil tidak diketahui siapa yang menghamili. Dalam beberapa kasus, ada suami yang memperkarakan kasus perselingkuhan istrinya dengan seorang pria bernama Ríg. Para Járl (Bangsawan/Earl) memvonis para wanita yang dihamili Ríg tidak bersalah karena yang menghamilinya adalah dewa, para suami harus bangga dengan kehamilannya.
Musuh bebuyutan dewa Heimdallr adalah dewa Loki. Dewa Loki sangat berobsesi menipu, terobsesi pula oleh kalung emas milik dewi Vanir Freya yang disebut Brísingamen, dan juga berobsesi untuk menyusup keluar dari Asgard tanpa sepengetahuan Heimdallr. Namun Heimdallr tidak pernah sekalipun terperangkap tipu daya Loki. Pada perang akhir zaman Ragnarök kelak, Heimdallr dengan menunggang kudanya Gulltopp dan senjatanya Hofund, akan bertempur dengan Loki untuk melindungi Brísingamen yang hendak dirampas Loki. Dalam pertempuran itu, keduanya sama-sama tewas.
Quote:
Diubah oleh tyrodinthor 16-05-2018 11:07
2