Kaskus

News

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
Agama dan Kepercayaan Nordik, Mitologi hingga Ritual
Agama dan Kepercayaan Nordik, Mitologi hingga Ritual


DISCLAIMER: Thread ini dibuat oleh Thread Starter untuk tujuan berbagi pengetahuan, siapapun dapat berkontribusi melengkapi thread ini. Dilarang keras melakukan copy-paste thread ini dengan sepengetahuan Thread Starter emoticon-Hammer

PENDAHULUAN

Agama Kuno Nordik(Old Norse Religions), atau Tradisi Keagamaan Nordik (Norse Religious Tradition) merupakan istilah bagi suatu bentuk kepercayaan dan keagamaan kuno yang menjadi agama asli dalam kebudayaan Nordik atau Jermanik di masa lampau. Bangsa Nordik (Norsemen) merupakan entitas multi etnis di masa lampau yang menghuni negeri-negeri Nordik yang meliputi semenanjung Jutland (Jylland), tanah Gautland/Geatland/Götaland (Gøtenland), dan pulau Zealand (Sjælland), dan/atau meliputi sebagian besar wilayah selatan Semenanjung Scandinavia. Kata "nordik" sendiri berasal dari Bahasa Inggris "nordic" atau "norse" yang apabila ditelusuri berasal dari rumpun Bahasa Jermanik "norsemen", "norrmann", dan "norrmen" yang berarti "orang-orang dari utara" (norrænir menn).

Quote:


Sepanjang Semenanjung Jutland, Götaland, dan Scandinavia hidup beragam suku-bangsa. Suku-bangsa leluhur yang hidup di Jutland, Götaland, dan Scandinavia di antaranya adalah Juten, Göten (leluhur Bangsa-bangsa Goth/Gothik), Wulfing, Dänen, Angles, Fervir, Hallín, Suehan, Frisia, Rugi, Adogít, dan Arothi dimana mereka merupakan penutur Bahasa Nordik Kuna, sehingga mereka merupakan leluhur Bangsa Nordik. Mata pencaharian mereka umumnya adalah bercocok-tanam, berburu, beternak, dan berdagang. Namun Skandinavia merupakan wilayah dengan keadaan alam dan iklim yang cukup ekstrim sehingga pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan yang amat bergengsi, karena membutuhkan kemampuan dan pengetahuan lebih untuk mengatasi kebutuhan pangan tetap tersedia. Maka dari itu, para petani Jutland dan Götaland merupakan petani-petani handal, sehingga kemudian masyarakat di kedua wilayah itu umumnya menyembah dewata Vanir, dewa-dewi yang bertugas mengurus kemakmuran dan kehidupan. Kultus kelas petani ini memusatkan pada spiritualisme yang berkaitan dengan kehidupan inti.

Tapi tampaknya kemujuran tidak selalu bernaung. Kebutuhan pangan dan lahan ternak yang mendesak sementara keadaan alam yang tidak mendukung membuat beberapa suku-bangsa memutuskan untuk mencari solusi ke luar daerah: berdagang dan menjarah! Mereka memulai ekspedisi ke Timur hingga wilayah Bangsa Slavia. Perlu waktu berabad-abad untuk menyatukan mereka dalam bendera perang. Paling tidak semua itu dimulai dari hirarki politik tingkat bawah, yaitu kelas prajurit "Viking" (Vikingár). Salah satu yang termahsyur adalah putra-putri Münso di Kattegat, sekaligus memulai era kultus terhadap dewata Æsir, dewa-dewi tingkat tinggi yang mengurus peperangan dan kemenangan.

Pada tahun 793 M, dari Kattegat di Jutland, sejumlah pasukan Vikingár membuka penjelajahan ke Barat pertama kali sekaligus memulai masa-masa "bagaikan malam tanpa akhir" di Eropa Barat. Setibanya di sebuah pulau yang bernama Lindisfarne, wilayah kekuasaan Kerajaan Northumbria di Britania, para Vikingár ini untuk pertama kalinya melakukan kontak dengan masyarakat Kekristenan. Para Vikingár yang beragama leluhur ini heran dengan banyaknya harta-benda di biara Lindisfarne, berupa relik-relik Katholik dari perunggu, besi, perak, bahkan emas. Di samping itu, kontur tanah di wilayah tsb amatlah cocok untuk lahan pertanian. Dengan yel-yel pujian untuk dewa Odin dan Thor diiringi penistaan terhadap Kekristenan, mereka menjarah relik-relik biara dan membantai para santo. Penjarahan mereka ke biara ini sekaligus menandai dimulainya Periode Viking (793–1066 M) dimana periode ini merupakan masa-masa penaklukan para Vikingár ke berbagai negara bercorak Kekristenan yang disinyalir sebagai negara-negara kaya. Namun rupanya keberhasilan mereka memperluas pengaruh politik dan militer ke Britania dan Perancis tidak sebanding dengan pengaruh keagamaan. Lambat-laun masyarakat di Skandinavia mulai memeluk Kekristenan. Pada Periode Kristenisasi Skandinavia (1066-1167 M), hampir seluruh etnis Nordik meninggalkan kepercayaan leluhur dan beralih ke Kekristenan.

Kepercayaan leluhur Bangsa Nordik yang disebut sebagai agama dan kepercayaan Nordik ini disepakati merupakan jenis kepercayaan polyteisme. Namun pada dasarnya unsur polyteistik dalam agama Nordik memiliki ciri khas yang berbeda dengan agama-agama polyteisme besar lainnya seperti Sumeria, Babylonia, Mesir, dan Yunani. Personifikasi para dewata dalam agama Nordik tidak bersifat adikodrati (supreme beings). Para dewata ini diyakini oleh masyarakat Nordik pada hakikatnya sebagai makhluk supranatural yang tidak ubahnya dengan manusia: lahir, kimpoi, mati, makan-minum, dan perang. Para dewata tingkat tinggi yang disebut Æsir(dewata tertinggi tingkat pertama) dan Vanir (dewata tertinggi tingkat kedua) ini merupakan simbolis kejayaan dalam kehidupan bermasyarakat Bangsa Nordik. Dari antara seluruh dewata tsb, adalah Odin, Thor, Týr, dan Loki yang paling sering dikultuskan dimana mereka semua tergolong Æsir. Ritus-ritus yang dilakukan masyarakat Nordik umumnya berpusat pada 4 dewata tsb.

Tidak diketahui sejak kapan agama dan kepercayaan Nordik ini dimulai. Pada umumnya jika meninjau berbagai temuan arkeologis di Skandinavia Utara berupa petroglifa (batu-batu tulis) yang memuat tentang cocok-tanam, ilmu hitung, sampai astronomi, para sejarahwan kontemporer menyepakati bahwa agama ini berevolusi dalam 3 fase. Fase pertama yaitu 9000–6000 SM di zaman Neolitikum (saat itu masih tergolong Tradisi Keagamaan Indo-Eropa), kemudian fase kedua dan ketiga 4000–2000 SM dan 500 SM (dalam bentuk Tradisi Keagamaan Eropa). Namun dalam bentuk yang Tradisi Keagamaan Nordik/Jermanik, sejarahwan merujuk pada tahun 400 M sampai 1100 M. Pada Periode Kristenisasi Skandinavia, penganut agama rakyat Nordik ini sangat langka. Kebanyakan yang masih bertahan menyingkir ke pedalaman. Tidak sedikit di antaranya kemudian dihakimi sebagai "tukang sihir" oleh masyarakat Kristen Skandinavia.

Meninjau betapa langkanya penganut yang tersisa, juga tidak ditemui catatan-catatan orang Nordik sendiri tentang agama leluhur mereka menjadi tantangan bagi sejarahwan abad 18 untuk merekonstruksi agama kuno yang berperan besar dalam perkembangan budaya Eropa ini. Meskipun demikian, banyak catatan-catatan asing yang memuat tentang tradisi keagamaan ini meskipun tidak secara lengkap. Beberapa di antaranya dari Britania dan Perancis. Yang lebih tua adalah catatan-catatan dari Romawi seperti sejarahwan Plinius dan Yordanes mengenai asal-usul Bangsa Goth (Visigoth dan Ostrogoth) juga mengungkap migrasi besar-besaran dari Götaland ke seantero Eropa hingga Spanyol. Bahkan juga ada dari Arab, yaitu penjelajah Muslim Ibnu Fadhlan yang mencatat tentang ritual pemakaman kapal saat beliau singgah dan bermukim bersama Volga Bulgar, salah satu etnis Nordik di Slavia. Sementara dari catatan-catatan Eropa Barat, umumnya tercampur-aduk dengan agama rakyat Keltik (Celtic) dan Baltik (Baltic) sehingga semakin menyulitkan proses rekonstruksi.

Pada dasarnya, orang-orang Nordik memang tidak mendokumentasikan perihal keagamaan leluhur ini. Justru kesadaran untuk mendokumentasikan keagamaan leluhur ini dilakukan oleh sarjana-sarjana Kristen Skandinavia. Catatan-catatan para sarjana Kristen Skandinavia ini menjadi tolak-ukur referensi paling kredibel tentang keagamaan dan mitologi Nordik. Setidaknya ada dua tokoh intelektual Kristen yang menjadi referensi khusus tentang tradisi keagamaan Nordik. Yang pertama adalah Snorri Sturluson dimana karya beliau "Prose Edda" dan
"Heimskringla"
merupakan magnum opus saga dan legenda Nordik. Yang kedua adalah Saxo Grammaticus dalam karyanya "Gesta Danorum". Sementara yang ketiga adalah "Poetic Edda" yang tidak diketahui penulisnya. Atas jasa keduanyalah kita dapat memahami model kepercayaan dan agama Nordik ini secara lebih mendalam dan mendetail. TS pun merekomendasikan untuk membaca ketiga buku itu yang sudah tersedia secara open-source di sacred-texts.com untuk mengenal lebih dalam tentang mitologi Nordik.

Sementara itu ada banyak sekali bukti-bukti arkeologis yang ditemukan pada Periode Migrasi Skandinavia (400-800 M) dan Periode Viking (793-1066 M) yang mendeskripsikan hal-hal tentang agama leluhur ini. Tugu-tugu batu beraksara Rune (runestones) di Lingsberg, Swedia misalnya. Beberapa di antara tugu-tugu batu Lingsberg memuat beberapa tema sejarah seperti hubungan antara Kerajaan Franka dengan Vikingár asal Jutland dimana Rollo adalah ksatria Vikingár pertama yang menjadi bangsawan Franka hingga raja Normandia di Perancis Utara. Rollo sendiri adalah seorang penganut agama Nordik yang pernah dibaptis di Northumbria (Britania). Meskipun secara formal dirinya telah sah beragama Katholik, namun pembaptisan tsb hanya strategi diplomatis antara Kerajaan Northumbria dengan "Pasukan Kafir Biadab" (Great Heathen Army, julukan masyarakat Kristen Eropa Barat kepada para Vikingár). Rollo saat itu dibaptis sebagai syarat sah yang diajukan oleh Northumbria agar perundingan kedua belah pihak dapat dilaksanakan (diketahui pula bahwa Raja Ælla, raja Northumbria, pada awalnya menolak berunding dengan "kafir biadab", sehingga Rollo merelakan diri untuk dibaptis mewakili para "kafir biadab" agar dapat bisa berunding dengan saudara seiman).

Quote:


Temuan arkeologis lainnya yang paling banyak adalah situs reruntuhan Gamla Uppsala di Swedia, bekas kuil pusat agama Nordik. Pada situs tsb, selain sisa reruntuhan kuil, ditemukan pula banyak arca-arca dan pigurin-pigurin yang diduga figur dari Týr, Odin, Thor, Loki, Balder, Síf, Heimdallr, juga ukiran-ukiran bermotif griþjür/grithjür(motif ikonik tentang kejatuhan para raksasa-raksasa Jötunn di Helheimr). Relik-relik seperti kalung berlambang Mjölnir (palu gada senjata andalan dewa Thor) dan gelang juga banyak ditemukan. Ada juga relik berupa kalung Brísingamen (kalung milik dewi Freya) yang ditemukan pada arca Freya. Selain itu juga puing-puing senjata seperti perisai dengan aksara Rune serta kapak juga ditemui di beberapa titik. Dan yang paling utama adalah temuan perkuburan massal yang diperkirakan sebagai makam para korban ritual blót, sebuah ritus pengorbanan manusia kepada para dewata. Rupanya korban tsb tidak selalu tawanan yang ditangkap dari negeri jarahan, tapi juga sukarelawan Nordik sendiri yang notabenenya adalah orang terkemuka. Dalam ritual dísablót misalnya, ritus pengorbanan menyambut panen dimana ritus ini merupakan pemanggilan roh-roh wanita Disír dan dewi-dewi Valkryie. Para Vikingár dari garda wanita yang disebut Skjaldmær (Shieldmaiden) sering menjadi sukarelawati ritus ini.

Pada abad 12 M, banyak di antara sarjana Kristen menyematkan agama Nordik sebagai "pagan/paganum/paganus" yang sebenarnya memiliki 2 makna asli: "buta alkitabiah" (tidak mengenal kitab suci) dan "kampungan". Istilah ini merupakan cemoohan orang-orang Kristen Latin untuk penganut agama-agama leluhur. Istilah pagan ini kemudian disepakati untuk mendefinisikan jenis keagamaan yang memiliki personifikasi terhadap tuhan/dewa dalam wujud gambar atau patung (keberhalaan). Meskipun demikian, sejarahwan kontemporer tampaknya mulai berpikir ulang untuk menyebut agama Nordik sebagai keberhalaan. Selain karena tidak semua agama yang mempersonifikasikan tuhannya disebut keberhalaan (contoh mudahnya agama Samawi, Hinduisme, Buddhisme, Jainisme, dll), pada dasarnya orang-orang Nordik sendiri tidak pernah menyimpan arca, pigurin, maupun totem untuk disembah sebagai berhala. Semua ritual Nordik dilakukan di kuil pusat di Uppsala, yaitu Gamla Uppsala dan Uppsala Öd, yang itupun hanya dilakukan pada musim-musim atau acara-acara keagamaan tertentu saja. Biasanya mereka juga bisa merayakan peribadatan bahkan di kebun oak mereka sendiri dengan menumpuk batu-batu menjadi altar yang disebut hörgr. Selain itu, sikap penghormatan yang berbeda-beda antar kalangan masyarakat Nordik itu sendiri juga menjadi pertimbangan dimana umumnya paganisme merupakan fanatisme keberhalaan, hal itu tidak tampak dalam wujud masyarakat Nordik. Tidak ada imam agung, namun ada tokoh kependetaan yang dihormati, yaitu gothi (priest) dan völva (shaman). Beberapa sajak Islandia dari "Prose Edda" misalnya, puji-pujian serta penistaan terhadap dewata tampak berbarengan. Aforisme sejenis juga muncul terutama untuk dewa Loki, dewa ahli tipu daya. Orang-orang Nordik menghormati Loki sebagai dewa juga sekaligus memusuhinya. Dalam sajak-sajak mitologi "Poetic Edda" diterangkan bahwa Loki merupakan anak dari pasangan raksasa Jötunn Fárbauti dan Laufey yang kemudian diangkat menjadi saudara kandung dewa Odin, kemudian tinggal bersama di Asgard (alam tertinggi pada pohon kosmik Yggdrasíl) sehingga tergolong sebagai dewata Æsir.

Quote:


Agama leluhur ini punah setelah berabad-abad lamanya dan hingga menjelang abad 19, penelitian sejarah memulai untuk merekonstruksi agama ini. Semenjak itu, agama Nordik mulai mendapat perhatian dari sejumlah kalangan akademik. Demikian pula dari kalangan praktisi supranatural kontemporer. Di Inggris misalnya, sejak UU Sihir (Witchcraft Acts) 1604 dan 1735 dicabut parlemen pada tahun 1951, aliran-aliran keagamaan supranatural seperti Wicca mulai populer oleh Gerald Gardner. Wicca sendiri merupakan aliran keagamaan Neopagan yang secara sinkretis mengkombinasikan unsur agama Nordik dan mistisisme Qabbalah dengan ilmu-ilmu sihir serta alkemi abad 16-17 M. Sejumlah pernak-pernik ritual Wicca juga terdapat totem-totem Odin dan Thor yang digolongkan sebagai daemon/demon (makhluk halus). Saat ini, mitologi keagamaan Nordik telah dipopulerkan dalam berbagai karya seni kontemporer seperti komik, game, film, dll.

APAKAH JERMANIK SAMA DENGAN NORDIK

Eropa di abad 19 merupakan masa-masa perkembangan sosialisme dan kebangkitan nasionalisme. Jika kita di Indonesia, nasionalisme dan patriotisme dimulai dari spektrum politik kanan (right) yang diimbangi oleh sosial-demokrasi, maka gagasan nasionalisme Eropa justru dimulai dari spektrum politik kanan jauh (far-right) yang melahirkan waham supremasi kulit putih (white supremacy) dan chauvinisme. Mungkin ide supremasi kulit putih paling dini adalah dipopulerkan oleh Madison Grant dalam bukunya "The Passing of the Great Race" (1916). Grant menyebutkan bahwa ras Eropa asli dan murni adalah ras Nordik (Nordic race) sementara ras lainnya yang eksis di Eropa adalah separatisme asing, seperti ras Romantik (Romance race) dan ras Hellenik (Hellenic race). Ras Nordik dibagi atas ras Alpen (Alpine race), ras Dinarik (Dinaric race), ras Mediterania (Mediterranian race), dan ras Baltik Timur (East Baltic race). Diyakini bahwa negara-negara seperti UK, Lower Countries, Perancis, Prussia, dan Austria-Hungaris merupakan entitas ras Alpen. Gagasan ini kemudian dikenal sebagai "nordikisme" (nordicism). Baru kemudian oleh Adolf Hitler, ras Nordik ini diklaim sebagai sub-ras dari ras Arya (Aryan race) dan menjadi ras terunggul dari seluruh sub-ras Arya. Gagasan-gagasan ini sudah ditinggalkan oleh antropolog abad 21 setelah mengetahui fakta bahwa seluruh ras di Eropa bersifat tidak mutlak. Artinya, bangsa-bangsa Eropa di masa lampau memiliki karakteristik beragam, yang kemudian ketika masa pendudukan Romawi, kebudayaan Eropa sudah memiliki pengaruh kuat sehingga dikategorikan dalam rumpun Jermanik. Dan Bangsa Nordik adalah salah satu dari bangsa kuno Jermanik yang memiliki pengaruh kuat dari sisi bahasa dan kepercayaan, meskipun sisi lainnya didominasi Roma.

INDEX

Kosmologi 1 & 2
Mitologi 1, 2, 3, 4, 5, 6
Kronik Mitologi 1
Konsep:

- Godarr (ketuhanan)
- Saga (kepahlawanan)
- Gothi (kependetaan)
- Daudi (kematian)
- Baldur dan Einherjar (kemartiran dan altruisme)
- Drauģr (jiwa, arwah, dan hantu)
- Ragnarök (eskatologi)
Ritus:
- Blót (pengorbanan)
- Seidr (sihir/magi)
- "Rahasia Rune" (transendensi/asketisme)
Kependetaan (gothi):
- Thulr (pendeta)
- Völva (cenayang)
- Seidrmadr (penyihir)
Tempat Peribadatan (kulthuset):
- Höf (kuil utama)
- Vé (kuil dewa-dewi)
- Hörgr (altar batu)
Literatur dan Rekonstruksi
Perkembangan agama Nordik pada Periode Viking
Perkembangan agama Nordik pada Periode Kristenisasi Skandinavia
Diubah oleh tyrodinthor 09-11-2022 10:58
pakisal212Avatar border
reid2Avatar border
reid2 dan pakisal212 memberi reputasi
4
76.2K
128
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
#3
MITOLOGI NORDIK (Bagian 1)

Ketika pertama kali TS membaca sejarah Eropa Barat pada abad Skolastik kira-kira 6 tahun lalu, hampir semua sejarah resmi Eropa Barat menempatkan peranan petarung Vikingár/Viking sebagai antagonis. Inggris, Perancis, Skotlandia, Irlandia, sama-sama menyematkan mereka sebagai perampok, perompak, penjarah yang sadis, barbar, tukang jagal, bahkan masyarakat Eropa menyebut mereka sebagai "Pasukan Kafir Biadab" (Great Heathen Army). Meskipun awal ekspedisi para Vikingár adalah penjarahan dan penaklukan, namun mereka juga sempat berguna sebagai tentara bayaran Kerajaan Anglo-Saxon, Kerajaan Northumbria, dan Kerajaan Mercia. Pada dasarnya masyarakat di masa itu menilai para Vikingár benar-benar biadab, masyarakat yang tidak beradab, tidak terdidik, dan tidak mengenal Tuhan! Tuhannya Samawi! Julukan "hydínn" atau "heathen" (kafir) memang julukan yang tepat untuk mereka. Tidak cukup "hydínn", para sarjana Kristen penutur Bahasa Latin juga mencemooh mereka sebagai "pagan!" (kampungan!). Awalnya, TS juga setuju dengan cemoohan ini sampai pada akhirnya TS membaca puisi Ragnarsdrápa, puisi yang menyanjung sang raja saga legendaris Nordik yang termahsyur, yaitu Ragnar Lodbrok.

Puisi itu menjelaskan salah satu tema riwayat Ragnar Lodbrok sebagai pelopor penjelajahan laut para Vikingár ke Barat. Dalam puisi itu pula, ketika pasukan "kafir"-nya berangkat ke Britania pertama kali, terjadilah sebuah badai besar disertai petir yang menggelegar. Dalam terjangan badai, Ragnar melihat penampakan ular siluman Jörmundgandr yang sedang bertempur dengan dewa Thor. Tidak lama kemudian badai pun sekonyong-konyong sirna, dan tampaklah pulau Lindisfarne di Britania dimana diyakini Ragnar bahwa dewa Thor tadi menghajar Jörmundgandr di sana. Dengan semangat spiritual yang tinggi yang percaya bahwa penampakan dewa Thor memukul mundur Jörmundgandr tadi adalah pertanda baik, para ksatria Vikingár ini mendaratkan kapalnya di pulau itu dan menyerbu biara agung di sana. Ketika itu TS mulai penasaran dengan mitos Thor dan memulai mendalami mitos-mitos spiritual yang dipercaya masyarakat Nordik dan Jermanik. Sejak itulah TS menyadari bahwa Bangsa Nordik memiliki tradisi kepercayaan mitos yang kompleks, tidak kalah dengan mitologi Yunani, Mesir, ataupun... agama Samawi sendiri. Ternyata jauh di dalam pedalaman bukit, jurang, tebing, lembah, fjörd, pegunungan terjal, mereka juga mengenal Tuhan, mengenal para dewata! Lantas bagaimana para sarjana Kristen Latin mempertanggung-jawabkan cemoohan "kampungan!" terhadap mereka?

Memang benar bahwa di masa Perang Salib (ketika Periode Kristenisasi Skandinavia dimulai), jangankan sarjana Kristen Latin, umumnya para sarjana Kristen Skandinavia sendiri mengasosiasikan dewa-dewi leluhur mereka sebagai "daemon" perwujudan setan. Namun di abad 13 M, mungkin hanya Snorri Sturluson, satu-satunya sarjana Kristen Skandinavia yang mengasosiasikan dewa-dewi Nordik ini seperti manusia biasa dengan sifat-sifat selayaknya manusia pada umumnya, bisa berbuat baik dan bisa berbuat buruk. Atas jerih payah Sturluson mengumpulkan saga-saga dari tanah airnya di Islandia, kemudian dari Norwegia, Greenland, Swedia, dan disusun dalam "Prose Edda", kita dapat mengenal sebentuk kepercayaan dan mitologi masyarakat Nordik. Sturluson meyakini bahwa manusia pada mulanya hanya menyatakan iman pada Tuhan Yang Maha Esa. Para dewata yang dipercaya para leluhur di Skandinavia mungkin adalah figur-figur manusia transenden yang mengenal Tuhan setelah banjir bah Nuh menyapu dunia. Dalam kapasitas iman Kristen, Sturluson memahami sosok seperti Odin dan Thor tidak ubahnya dengan manusia yang "dekat dengan Tuhan", manusia hero (saga) yang kemudian zaman berganti zaman lama-lama mereka dianggap menjadi Tuhan/Dewa. Tampaknya Sturluson begitu yakin bahwa peristiwa penting mengenai perang antara Æsir dan Vanir hingga perang akhir zaman Ragnarök adalah sebuah aforisme metafora yang menyiratkan sebuah peristiwa nyata di masa lampau.

Quote:


Dalam prolognya di "Prose Edda", Sturluson mengawalinya dengan potongan kalimat Alkitab: "Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi"(Kejadian 1:1). Beliau kemudian menarasikan bahwa Nuh memiliki tiga orang putra yang menjadi leluhur semua bangsa dunia. Salah satu keturunannya adalah sosok yang disembah leluhurnya di Skandinavia, yaitu Odin! Ya, beliau percaya bahwa Perang Troya mengakibatkan perpecahan dan jurang pemisah antar manusia, dan bahwa mitologi dunia sebenarnya berasal dari suatu peristiwa akbar yang berkaitan dengan kehidupan post-apokaliptik, pasca bencana akbar. Menurutnya, Raja Priam penguasa Troya adalah Odin. Raja Priam kemudian menikahkan putrinya, Putri Troan, dengan Raja Mennon, raja yang dipertuan dari dua belas kerajaan Asia Minor di Teluk Aegea. Keduanya melahirkan Pangeran Tror yang kemudian dikenal sebagai Thor. Raja Priam aka Odin sang pemimpin agung inilah yang kemudian menjadi leluhur tiga entitas negara Skandinavia utama: Denmark, Swedia, dan Norwegia. Demikian seterusnya hingga kemudian beliau termasuk dalam kategori mitografer euhemerisme.

Tentu saja Sturluson bukan tanpa kritik, terlebih adalah bahwa Raja Priam sendiri juga tokoh mitologi Yunani. Namun keseriusan Sturluson dalam mengumpulkan naskah-naskah mitologi ini membawa dampak positif untuk membangkitkan semangat nasionalisme. Beliau juga berhasil memetakan legenda dengan sejarah menjadi satu padanan sastra yang ciamik, bahkan menjadi tolak ukur pengenalan budaya lokal. Mitologi dalam agama dan kepercayaan Nordik saat ini -paling tidak- terbagi atas 2 deskripsi, yaitu deskripsi yang berdasarkan figur dan deskripsi yang berdasarkan kejadian. Berdasarkan figur, umumnya disebut saga (epos/cerita para pahlawan). Untuk meringkas mitologi ini, maka pada trit ini akan dijelaskan berdasarkan kejadian. Sebelum mengenal mitologi Nordik lebih jauh, sebaiknya kita perlu mengetahui juga jenis-jenis makhluk penghuni sembilan dunia beserta tokoh-tokohnya. Jenis-jenis makhluk di alam semesta adalah:

1. Dewa (sing: god, plur: godárr).
2. Elf (sing: álf, plur: álfastar).
3. Kurcaci (sing: dver, plur: dverģr).
4. Raksasa (sing: ot, plur: ettin).
5. Makhluk-makhluk astral berupa roh, monster, siluman, jejadian, dan arwah gentayangan (sing: draun, plur: drauģr).
6. Manusia (sing: mad/mann, plur: madģr/menn).
7. Hewan dan tetumbuhan.

Tokoh-tokoh makhluk dalam mitologi yang disajikan dalam thread ini adalah tokoh-tokoh yang dipercaya hidup bersamaan pada Periode Viking (793–1066 M). Adapun konsep teologi tidak terpisahkan dengan mitologi. Deskripsi tentang para dewata menjadi satu bagian utuh dalam mitologi. Hal ini dikarenakan sebenarnya sifat-sifat dewata tidak berbeda dengan manusia, fisik manusia menyerupai fisik dewa. Manusia makan, dewa juga makan. Manusia tidur, sebagian dewa juga tidur. Dan manusia bisa mati, dewa juga bisa mati. Kemudian, untuk mengatasi kematian, para dewata memakan apel awet muda yang dimiliki dewi Ídunn yang memungkinkan para dewata dapat berusia sangat sangat panjang. Konon kematian para penghuni Ásgardr bersifat respawning, mereka akan muncul kembali di Valhalla. Semua ini hanya akan berhenti jika Ásgardr hancur.

ÆSIR DAN VANIR

kaskus-image


Æsir(singular: Ás, feminin: Ásynjur) adalah merupakan kelompok dewata hirarki tertinggi dan terkuat yang tinggal di Ásgardr. Para Æsir adalah penjaga sembilan dunia (termasuk pohon Yggdrasíl) yang dipimpin oleh dewa Odin. Tugas para Æsir semata-mata menjaga kedamaian dan ketenteraman serta tatanan hukum (keadilan) dan perang. Sedangkan Vanir (singular: Vanr) merupakan kelompok dewata tinggi setelah Æsir yang fokus bertugas pada kehidupan di kesembilan dunia pada pohon Yggdrasíl, termasuk mengurus kehidupan di Midgard. Merekalah yang mengatur kesuburan alam, keharmonisan alam, keindahan alam, serta pemberi pengetahuan dan kebijaksanaan. Mereka juga yang memberi kuasa atas hal-hal supranatural seperti sihir dan mukjizat. Para pendeta dan peramal Nordik (gothi) sering didatangi dewa-dewi Vanir untuk mendapat pengetahuan masa depan dan pra-kognisi.

Para Æsir yang hidup pada Periode Viking merupakan Æsir generasi kedua yang akan mengalami perang akhir zaman Ragnarök, di antaranya adalah:

1. Odin.

kaskus-image


Odin (Óðin)adalah dewa pemimpin para Æsir, dewa penguasa Ásgardr, sekaligus dewa pelindung sembilan dunia dan pohon Yggdrasíl. Pada akhirnya dia akan gugur dalam perang akhir zaman Ragnarök. Odin sendiri adalah putra dari dewa Bor dan dewi Bestla, cucu dari dewa pertama Búri. Permaisuri Odin adalah dewi Frigga yang menjadi ibu tiri Thor. Odin bersemayam di Ásgardr, tepatnya di aula yang paling megah yang disebut Valhalla/Valhöll bersama arwah para martir/syahid dan einherjar (arwah orang-orang yang gugur dalam duel single/dikeroyok). Setiap malam, dia mengadakan pesta dengan para martir dan einherjar. Dia bertahta di aula pribadinya yang disebut Valáskialf. Sementara dari aula yang disebut Hlidskialf, dia bisa melihat sembilan dunia dengan sangat detil. Odin bersenjatakan tombak sakti yang disebut Gungnir dan cincin sakti yang disebut Draupner. Draupner yang dibuat oleh sepasang kurcaci Dvergr kembar, yaitu Brokk dan Eiti. Sementara itu, Odin memiliki dua ekor serigala yang bernama Freki dan Geri sebagai pengawalnya. Dia juga punya dua ekor gagak yang bertugas membawa berita dari seluruh penjuru dunia untuk dirinya, yaitu Hugínn (pikiran) dan Muninn (ingatan). Kendaraan yang digunakannya adalah seekor kuda astral berkaki delapan yang bernama Sleipnir, anaknya Loki. Karena tugasnya memimpin, menguasai, dan menguasai seluruh alam/dunia, maka Odin dijuluki sebagai "Bapak Dari Semuanya" (Allfather). Dalam beberapa lukisan, Odin kadang-kadang diilustrasikan bermata satu sebagai bentuk pengorbanannya mendapatkan mata air Mímir di Mímisbrunnr (kisahnya nanti akan dicantumkan di bagian Mímisbrunnr).

Mengenai Odin, ada hal yang menarik yang patut diketahui. Dalam berbagai urban legends seantero Eropa masa lampau, setiap malam antara malam-malam musim dingin tanggal 31 Oktober sampai 30 April, segerombolan makhluk-makhluk astral berkuda berburu roh-roh gentayangan atau makhluk-makhluk astral liar. Banyak saksi mata yang melihat gerombolan arwah berkuda tsb yang konon dipimpin oleh Odin yang sedang berburu hantu. Konon pula, apabila seseorang melihat gerombolan berkuda itu pada saat perayaan ibadah yule setiap tanggal 21 Desember, maka berarti itu adalah akhir dari hidup orang tsb.

Quote:


2. Vili dan Vé.

kaskus-image


Vilidan adalah saudara kandung Odin. Vili dikenal pula sebagai Hœnir yang diutus menjadi duta besar Æsir di Vanaheimr, sedangkan Vé dikenal pula sebagai Lodur/Lodar atau Lother. Pada pupuh-pupuh Lokasenna di "Poetic Edda" dikisahkan bahwa Odin, Vili, dan Vé membunuh raksasa Ymir, induk semang para Jötunn sekaligus mengakhiri kekuasaan tirani Jötnar. Setelah itu, mereka bertiga bersama-sama menciptakan Ásgardr, Vanaheimr, Álfheimr, dan Midgardr pada pohon kosmik Yggdrasíl serta dua orang manusia pertama, Ask dan Embla. Terhadap Ask dan Embla, Odin menganugerahi roh dan kehidupan, Vili menganugerahi kecerdasan dan indra peraba, sedangkan Ve menganugerahi rupa (penampilan dan ekspresi wajah), kemampuan berbicara, mendengar, dan melihat. Ketiga dewa tsb disebut pula sebagai trio (triad) dewa pencipta kehidupan. Adapun fisik manusia adalah wujud tiruan dari para dewa.

Dalam prototype bahasa Nordik Kuna, yaitu Bahasa Proto-Nordik, triad tsb sebenarnya bermakna wóðin (daya/kemampuan), wili (kehendak bebas), dan (keilahian/kekudusan). Beberapa filsuf Neo-platonisme dan mistikus Gnostik Abad Skolastik umumnya berpendapat bahwa wóðin (daya) merupakan inspirasi berupa semangat, kekuasaan, dan kekuatan. Lalu wili (kehendak) merupakan kognisi berupa hasrat, tindakan, kecerdasan, dan keputusan. Kemudian (keilahian) adalah transendensi berupa kemanunggalan, kemuliaan, keindahan, serta keajaiban. Saxo Grammaticus, sarjana Kristen Skandinavia dalam bukunya "Gesta Danorum", mendamaikan antara triad Odin, Vili, dan Vé dengan trinitas Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Menariknya, kuil dewa-dewi dalam kepercayaan Nordik disebut .

3. Thor.

kaskus-image


Thor (Þórr)sang dewa petir dan guntur, dewa terkuat dan paling tangguh dari seluruh dewata, dan juga dewa yang melambangkan kemujuran. Thor adalah putra dari dewa Odin hasil perkimpoiannya dengan raksasa Jötunn wanita Jörd yang kemudian menjadi dewi Vanir Bumi. Wilayah kekuasaan Thor di Asgard disebut Thrudvangár dengan 540 bangunan aula. Thor mempunyai aula megah tempat dimana dia bersemayam yang disebut dengan Bilskirnir. Kendaraan dewa Thor adalah kereta yang ditarik oleh dua ekor kambing astral yang bernama Tanngniost dan Tanngrisnir. Senjata yang dimiliki Thor sekaligus senjata andalannya merupakan palu gada sakti yang disebut Mjölnir, yang dibuat oleh sepasang kurcaci Dvergr kembar, Brokk dan Eiti. Mjölnir merupakan senjata terkuat dari seluruh senjata yang dimiliki para Æsir, karena damage yang dihasilkannya mampu mengeluarkan efek petir. Setiap kali Thor melemparkan Mjölnirnya ke musuh-musuhnya, palu gada sakti tsb selalu kembali ke tangannya. Hal ini disebabkan karena Thor mengenakan sarung tangan besi ajaib yang telah disegel khusus untuknya, yang disebut Járngreipr. Selain itu, Thor juga mengenakan sabuk sakti yang dapat membuat dirinya luput dari kasat mata musuh-musuhnya, yaitu Meginjörd/Meginjárdr.

Apabila Thor sedang mengamuk, Mjölnir-nya terdengar di kesembilan dunia berupa suara petir. Konon apabila ada petir di langit, itu dikarenakan Mjölnir sedang dipatok oleh Thor. Sementara, suara geluduk merupakan suara kereta kambing Thor yang sedang melintas. Bangsa-bangsa Jermanik menyebut Thor sebagai Þunraz. Dalam Bahasa Inggris Kuna, dia dikenal sebagai Þunor yang kemudian diartikan sebagai "petir", þunor merupakan akar kata dari thunder. Thor merupakan dewa yang paling frontal dalam menentang raksasa-raksasa Jötnar, sehingga Thor sangat berhasrat membasmi para Jötunn. Berbeda dengan ayahnya yang berhasrat akan perdamaian antar makhluk. Musuh utama Thor pada perang akhir zaman Ragnarök adalah Jörmungandr, raksasa Jötunn menyerupai ular, anak dari dewa Loki yang menghuni lautan di Midgardr.

Quote:
Diubah oleh tyrodinthor 16-05-2018 10:50
Siege
Siege memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.