Kaskus

Story

astri.belovedAvatar border
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu

18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:



Di Antara Bintang-bintang #2


Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
efti108Avatar border
exicst13Avatar border
radoradaAvatar border
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
astri.belovedAvatar border
TS
astri.beloved
#3956
sorry, lagi sibuk banget bareng istri. jadi baru sempat online lewat desktop.

-------------------

Hari-hari yang Baru #1


Menjelang siang kita baru bangun tidur, hmm semalam bulan madu, mabuk dan pesta berdua. Aiiiiiii indah banget sampai gue lupa shalat dan ini itu dan rasanya masih sangat jelas, berkesan. Segelas kopi menemani kali ini, dia lanjut masak sekedar mencoba dapur baru yang ala kadarnya, sarapan dan makan siang. Bersantai dan sesekali ada tetangga yang datang, kesekian kalinya mengenalkan ke mereka, jelasnya mengenalkan Rista. Dan setelah dzuhur kita mau ke rumah bapak ibu karena nanti akan ada syukuran disana.

Sore datang, acara ramah tamah dimulai, jadi sambutan nih ke para warga yang datang kepungan, dan beberapa tamu undangan khususnya rekan kerja gue di Pabrik Bata, makan-makan dulu ya sampai mereka semua membubarkan diri. Disela santai dengan Sitaa pula, di teras depan, Intan datang bareng Siska dan Farah. Yap, udah tau kan dengan mereka semua, menepati janji untuk datang sore ini. Sambutan dan obrolan seperti biasanya. Teman lainnya entah dimana, ada yang mendengar tapi tetap saja nggak datang.

Dirasa cukup dan mungkin nggak enak ya karena mereka orang lama dan bisa saja ada yang mau disampaikan cukup dengan gue, jadinya Rista dan Sitaa ke belakang. Kitapun melanjutkan obrolan yang gue rasa udah jauh berubah. Siska ngasih kabar kalau dia mau Menikah di awal Februari 2014 nanti, menikah dengan Juna cowok yang dikenalkan ke gue waktu di angkringan beberapa bulan yang lalu, alhamdulillah kalau seperti itu. Sekarang Siska kerja disalah satu Agen di kota sendiri dan udah semakin berubah kehidupannya, lebih baik.

Farah, juga udah lebih baik, hanya saja dia masih kerja jadi LC di salah satu karaoke dan masih suka jual diri walau jarang. Lain halnya dengan Intan, dia masih sama seperti dulu dan kemaren, masih jadi "Penghias" dan menjajakan tubuh demi kehidupannya. Masih sebatang kara dan sendiri tanpa saudara. Tinggal sendiri pula di rumah neneknya yang dulu. Gue hanya berusaha maklum dan ngasih nasehat sedikit aja.

Gue: "Intan.. kapan kamu nikah,? hehhee", emoticon-Big Grin emoticon-Stick Out Tongue

Intan: "Nikah? Haha Oval nih.. Yang nikah aja bilang Mumet, cekcok terus, kurang ini itu lah, ribut lah, yang selingkuh lah.. Hmmm, besok ya belum nemu. Hehe" emoticon-Mad emoticon-Malu

Gue: "Gue sih cuma ngasih saran, Tan.. Kita semua kan bersama sejak dulu, berbagi apapun, sering berbag tubuh dan minuman. Gue alhamdulillah udah lebih baik, Siska juga udah lebih baik. Gue pengen Lo juga lebih baik.." emoticon-Smilie

Intan: "Val, nanti dengan sendirinya gue bakalan lebih baik kok.. Hehehe." emoticon-Mad emoticon-Malu emoticon-Bingung (S)


Gue cukupkan sampai segitu saja, nggak akan terlalu jauh karena gue tau Intan itu emang masih betah seperti itu. Semoga saja dia bakalan ikut dengan jejak gue dan Siska yang memang berhenti Zina, walau masih alkohol walau sedikit, yappp semua butuh Proses dan Usaha keras.

Maghrib datang, mereka semua pamitan dengan keluarga. Gue kembali dengan aktifitas seperti biasanya, berkumpul dengan keluarga, dengan Rista dan juga Sitaa. Anak-anak lagi ramai saja, Bintang bersama Bella yang diantar Salsa siang tadi. Malam ini Salsa mau kesini juga jemput anak perempuanku.. Sebenernya gue nggak enak tapi sudahlah setidaknya antara mereka semua nggak ada masalah yang serius banget. Sama-sama saja menyadari kalau gue udah jadi milik mereka berdua.

***

Hari berganti hari terakhir di Bulan Desember 2013. Menjelang malam, gue masih di jalan bertiga nih menuju Jogja, nganter Sitaa karena dia udah mulai sibuk lagi, disamping itu acara gue kan udah selesai. Sitaa sementara di Jogja dulu dengan kesibukannya, ngasih gue kesempatan bersama Rista dan menguatkan batinnya sampai waktunya nanti menikah dengan gue. Ini permintaan dia, dan gue percaya jadi gue IYAkan saja, Rista tetap makmum yang baik, dn gue tau dia seperti apa aslinya.

Selamat Tahun Baru 2014, baru sampai Jogja nih, sekedar makan lalu mengantar Sitaa sampai Kost yang hanya ada satu penghuni, Tiara. Hahaha, tumben dia nggak hangout atau sekedar jalan, jadinya kita ajak jalan aja.. Ramah tamah saling mengucapkan dan berbagi kisah. Sampai menjelang pagi rasanya udah nggak kuat dan kitapun pulang. Sekali lagi, ketulusan seorang Sitaa, hanya karena gue mau tidur diruang tamu dan Rista gue suruh dengan Sitaa di kamar..

Sitaa: "Mas, di kamar saja dengan Mbak Rista, aku biar sama Tiara..", emoticon-Smilie

Gue: "Taaa...", emoticon-Smilie

Sitaa: "Mass, dia kan istrimu.. ", emoticon-Smilie emoticon-Kiss (S)

Rista: "Sitaa, ayolah sama aku saja, biar Ovalnya disini", emoticon-Smilie

Sitaa: "ENggak mbak, beneran aku nggak apa-apa..", emoticon-Malu emoticon-Smilie

Gue: "..........", emoticon-Bingung (S)

Sitaa: "Nggak apa-apa, Masss.. aku sama Tiara", emoticon-Smilie

Gue: "Hehehe, ya udah yaa, istirahat dulu..", emoticon-Smilie

Sitaa: "Iyaa nanti sore Mamas kan ke Kampung lagi..", emoticon-Smilie emoticon-Kiss (S)

Ya udah itu maunya, istirahat deh..,

Sore berlalu, seharian nyantai aja di Kost berempat, masih berasa muda dengan sejuta canda tawa. Sibuk juga balas sms/bbm/fb dll ngucapin gue udah Nikah.. Ada beberapa orang lama yang tanpa diduga masuk ke HP, entah mereka tau nomor atau pin dari siapa pula.. Sitaa udah cantik, kita udah beberes mau pulang.. Hanya berpesan sedikit dengan Sitaa apapun yang terjadi harus ngasih tau ke gue atau Rista.. Sampai nanti dia memang siap Ijab Qabul dengan gue..

***

Bulan Januari telah berlalu. Hari bahagia gue terus dijalani. Layaknya rumah tangga pada umumnya, gue jalani hari-hari seperti biasanya. Sejak malam itu mabuk, gue dan Rista udah tinggal bersama walau belum dengan anak-anak. Mulai lebih dekat dengan lingkungan sekitar, udah syukuran pula, udah memperkenalkan diri kesekian kali. Beragam tanggapan dari mereka semua, wajar karena inilah kehidupan sosial dan masyarakat.

Ada kala gue bersinggungan masalah dengan Rista, gue anggap itu sebuah kewajaran dan Ujian rumah tangga. Dari hal sepele sampai hal lain yang dirasa rawan. Maklum, karena gue mantan orang BEJAD. Tapi, gue dan Rista masih sama-sama dan terus belajar memahami situasi berdua, dimana gue dan dia itu sangatlah berbeda pada awalnya. Beda didikan, beda sejarah orangtua, beda segalanya. Meskipun susah menjadi sama dan satu, setidaknya kita bisa berjalan seimbang.

Bintang dan Yudhist Udah tinggal dirumah sejak kepulangan gue dari Jogja. Rumah ini ramai, ada kala mendengarkan keluh kesah mereka yang tak jauh beda umurnya dan sama-sama mempunyai sejarah yang hampir sama, anak yang tidak pernah diharapkan. Namun, hal ini semakin membuat gue sadar dan menyadari, yaa inilah kehidupan, ada awal, ada hasil dan ada akhir. Kehidupan gue seperti biasanya, Pagi mengantar anak-anak ke sekolah masing-masing yang berbeda SD. Setelah itu sekedar siap-siap dirumah lalu mengantar Rista.

Pekerjaannya dia masih sama seperti biasanya, sebagai pedagang dan mempunyai sebuah Toko/Kios di salah satu Pasar di Kabupaten ini. Hasilnya, lumayan sih, dan selain itu memang kerjasamanya kan sama Mamanya. Mengantar dia, gue balik kerja seperti biasanya, mencetak Batu Bata, menjadi Buruh dan Orang KECIL di negeri ini. Gue udah membuang jauh impian dan keinginan menjadi orang BESAR, yang khas dengan seragam, atau kemewahan dan gemerlap lainnya. Bahagia itu sederhana, benar kata banyak orang...

Siang berlanjut, gue jemput anak-anak di SD nya lanjut ngajak mereka ke Pasar sekedar makan siang, setelah itu biasanya Yudhis ikut Rista di Pasar dan gue melanjutkan aktifitas dan Bintang dirumah Bapak Ibuku atau kadang ikut ke tempat kerja gue. Hingga menjelang sore, hari-hari gue membawa Mobilnya Rista, Mobil yang udah diwakafkan oleh Papa dan Mamanya buat dia. Sebenernya gue nggak enak, walaupun nggak akan ada omongan, tapi gue laki-laki... Masa iya hidup enak dengan Harta perempuannya..

Masalah ini emang udah gue pikir sejak awal menikah dengannya. Tapi masih bingung harus gimana gue ngomong, dan baru ada kesempatan malam ini buat ngomong karena kita berdua saja di rumah, anak-anak bersama Kakek dan Nenek mereka masing-masing. Dan beberapa masalah yang masih serius, yaaa masalah itu karena "SmartPhone, dan Teknologi". Hal itu masih sangat bermasalah buat kita, karena orang ketiga, ini itu, apalagi gue yang jelas masih banyak perempuan lain masuk ke HP.

Ini sebuah godaan, dan ujian yang semakin gue sadari. Orang lama, bahkan baru, masih sekolah atau kuliah, kerja dan pengangguran. Ada saja yang deketin gue, sekedar ngajak kencan, minum atau apa aja tanpa mau tau kalau gue udah menikah. Mereka tetap mengenal gue yang dulu kala.. Hmmm, sekedar menikmati malam, nggak begitu capek sih karena pekerjaan sehari tadi. Lama juga nggak berdua seperti ini diluar, biasanya sama anak-anak dan situasinya udah capek. Khas dengan minuman, Yaaa ANGGUR MERAH selalu menjadi teman kita semua, walau gue semakin mengurangi kebiasaan itu.

Nyantai di tempat Favorit "Waduk". Ngobrol-ngobrol aja sambil minum.

Gue: "Sayang, aku boleh bilang apa nggak?", emoticon-Big Grin

Rista: "Apa e Val..? halahhhh biasanya gimana. Hehhee..", emoticon-Smilie

Gue: "Aku suamimu apa bukan?", emoticon-Big Grin

Rista: "Iyaaa lah, suamiku, cowokku, bajinganku juga.. Hhahaa", emoticon-Mad emoticon-Big Grin

Gue: "Hahaha, gini nih.. Itu mobil enak sih,..", emoticon-Big Grin

Rista: "Mobil?? ada apa dengan Mobil?..Emm setidaknya kita nggak terlalu capek, Val.. Nggak kepanasan dan kehujanan.. Alhamdulillah sih meski itu dari Papa dan Mama.. Kamu suka?", emoticon-EEK!

Gue: "Suka aja.. Tapi... alangkah lebih baiknya mobil itu dikembalikan ke Mama. Kita pakai kalau memang benar-benar membutuhkan saja..", emoticon-Smilie

Rista: "Lhoo.....?", emoticon-EEK! emoticon-Bingung (S)

Malah sedikit ribut nih, sebenernya Rista itu juga bisa sederhana kok soal hidupnya apalagi sekarang sama gue. Salah satu contohnya tuh hari-hari kita soal makan, dia yang Masak, gue paksa dia masak buat gue, awalnya dia selalu beli saat beberapa hari awal setelah Ijab.. Jadikan itu kebiasaan sederhana yang baik, karena itu sejatinya rumah tangga, bukan makan diluar atau malah malan sendiri-sendiri.

Kitapun hidup TANPA pembantu Rumah Tangga, biasakan hidup mandiri dalam keluarga kalau memang dirasa perlu Pembantu ya apa boleh buat, saat ini kita masih bisa mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Sama halnya soal mobil, terbiasaa enak, tapi gue nggak pengen semua itu, gue pengen semua natural dari usaha kita berdua. Lagian soal Rupiah kita itu sama-sama punya hasil walau masih sangat pas-pasan.

Setelah panjang lebar akhirnya Rista sedikit menyetujui. Oke, pelan saja dengarkan dia, semua butuh proses panjang dan berat untuk mencapai semua tujuan kita.

Rista: "Terus kerja naik apa?", emoticon-EEK! emoticon-Mad

Gue: "Aku antar anak-anak ke sekolah, aku antar kamu.. Pake motorku!!. Ristaa.. kita udah dewasa banget, udah banyak GARAM!. Jadi, alangkah lebih baiknya mandiri tanpa orangtua, soal ini, soal dunia!!.", emoticon-Smilie

Rista: "Hmm, iya sih.. Aku rasa memang seharusnya seperti itu, Val..", emoticon-Smilie

Gue: "Tapi, lo ikhlas nggak? karena udah terbiasa enak, lalu sengsara seperti ini saat bersamaku??", emoticon-EEK!

Rista: "Val, katamu proses.. Iyaaa lah mana ada istri yang maunya susah, aku maunya enak. Tapi, dari kamulah aku belajar, lebih baik susah dulu karena perjuangan kita, lalu hasilnya kita enak dengan kemandirian. Hehe.. Lagian aku enak-enak aja kok selama ini, apalagi ada KAMU HEH BAJINGAN!! Hha", emoticon-Big Grin

Gue: "Hahaha.. Itu yang aku maksud, Nil..", emoticon-Big Grin

Rista: "....." emoticon-Big Grin

Sampai larut mabuk, dan ada banyak obrolan tentang Sitaa pula. Entah apa yang ada di hati dan pikiran Rista. Gue amati anak ini emang banyak perubahan sejak pertama ketemu setelah sekial lama, apalagi sejak Nikah. Baru hitungan minggu saja dia udah baik, ini dan itu, ahhhh pokoknya CUNIL IS THE BEST.. Rista pengen gue menyegerakan soal Ijab dengan Sitaa. Memang sih, gue mulai nggak tega dengan Sitaa, kasihan dia sendiri terus. Besok mau gue obrolkan dengan Sitaa, udah ada rencana. Ini udah masuk bulan Februari dan mau ikut UAS susulan nih tai. Hahaha..

***

Hari semakin berlalu, semingguan lebih nggak bareng Rista nih, aihhh padahal masih anget banget loh sama dia, hehehe. Walaupun setiap hari pasti ada ribut hal kecil atau apa kek, anggap saja itu memang pelajaran yang harus ada, kita harus belajar lebih baik lagi. Apapun tentang dia itu selalu bikin gue kangen, sama dengan SItaa juga yang malam ini bakalan gue temui. Selama ini gue di Jogja, bareng Sitaa saja, selain menemani dia, kemaren juga beberapa kali ketemu dengan Reno yang nanya kapan gue nikahi Sitaa..

Udah ada sedikit penjelasan dari Sitaa, kapan kita akan menikah, hanya butuh beberapa bahasan lagi biar lebih mantap, ditambah RIsta yang juga mendukung secepatnya, takut jadi Fitnah atau menyakiti Sitaa. Dilain sisi, Rista semakin lunak pula, dia semakin menghargai hubungan kita bertiga ini, menyadari bahwa kadang-kadang CINTA itu memang HARUS DIPAKSAKAN.. Harus memaksa yang punya untuk memberikan kepada kita, Alhamdulillah Alloh memberikan mereka untukku..

Menjelang malam, keluar dengan Sitaa kesekian kalinya sejak disini. Walaupun kehidupan serba terbatas, tapi kita berdua menikmatinya dengan Ikhlas, hasilnya kita ini menerima apa yang ada. Hmm, beberapa Botol minuman udah ada nih, dan sebenernya kita mau ketemu sama Venti juga, sejak keluar dari Penjara, dia itu ngilang, katanya sih di rumah terus, walau kadang ke Jogja. Dia udah tau gue Menikah dengan Rista dan mau menikah lagi, nggak banyak komentar sih. Venti udah mulai ngelanjutin Kuliahnya yang terhenti bebeberapa Semester, semoga lebih baik lagi yaa..

Ketemu dia yang dateng dengan cowoknya, baru kenal juga nih, dan kita bertiga jalan ke Atas, wow udah lama juga nggak ke sana-sana nyewa Villa, disewain sama Venti nih, ngikut aja. Hanya minum-minum sambil bercanda dan bercerita tentang kehidupan masing-masing selama ini, lebih puas karena bertatap langsung. Ada sih kesan istimewa karena pengalaman kita di masa lalu atau bahkan beberapa waktu yang lalu, dan ternyata kehidupan memang DISURUH berubah, dan HARUS berubah.

Sampai larut malam, sepertinya Venti ngasih kesempatan atau memang dia mau nyari kesempatan, malah udah asik dengan cowoknya di kamar. Ah udah biarin, jelasnya dia udah lebih baik, bukan lagi pengguna atau pengedar Narkoba, meski tdi sempat gue lihat dia mencampur Pil ke minumannya. Mabuk malam ini asik, seasik hari yang lalu, disela ini masih dengan Sitaa ngobrol nikah disuasana Mabuk, haha semakin mantap dan menggoda, tapi udah terbiasa tanpa Zina jadinya asik aja. Kadangkala sih dia ngeledek gimana berhubungan sama Rista, haha gue cukup diam!.

Disela semakin pagi, mabuk semakin hilang, tersisa semakin sadar dan lelah..

Sitaa: "Akhirnya mau gimana, Mas?...", emoticon-EEK!

Gue: "Sitaa, gue tau kita sama-sama mau dan Sitaa nunggu Mamas yaa?", emoticon-Smilie

Sitaa: "Heee, iyaaa.. ", emoticon-Kiss (S)

Gue: "Reno..?? Papa dan Mama??", emoticon-EEK!

Sitaa: "Lhaa kan udah ijo kan? asal Mas tanggung jawab.. Lainnya juga perlahan melupakan dan Oke. Papa Mama, yapp mereka akan menerima Mas, percaya aja sama Sitaa. Udah cerita juga kan soal Papa Mama kemaren ke sini, pas Mas Oval di kampung??", emoticon-Smilie

Gue: "Iyaaa, hehehe..", emoticon-Kiss (S)


Sampai larut lagi dan ada keputusan yang selama ini udah gue bahas dengan Rista, Sitaa, dan juga orangtua gue, tak lupa Lainnya yang memang udah diajak bahas soal pernikahan gue dengan Sitaa. Insya Alloh awal bulan Maret akan gue nikahi Sitaa.. Diapun udah bersedia apapun yang akan terjadi nanti. Tak terasa subuh tiba dan kta beristirahat..

***

Masih di Jogja, baru saja nemenin Sitaa ke Kampusnya, ngurus Cuti untuk beberapa semester, gue masih aktif aja karena tinggal SkripShit saja yang masih terbengkelai nggak jelas. Entah mau sampai kapan gue jadi Sarjana, dimana teman-teman seangkatan gue udah semakin habis dan tersisa juga itu kurang akrab. Gue bertaruh dengan waktu dan kehidupan ini, dimana udah nggak gue anggap yang namanya Pendidikan Sekolah, Mahasiswa atau Sarjana. Bagi gue semua itu hanyalah proses mencari jatidiri saja. Yaaaa, sekali lagi, Pendidikan TIDAK HARUS di sekolah!! dan mendapat IJAZAH!

Sekedar makan siang, dan santai saja. Hingga sore berlalu kitapun pulang ke Kampung gue. Ajak ke rumah, walau Rista tidak apa-apa dan nggak masalahin soal Sitaa mau disini, dan Sitaa juga enggak masalah pula walau ada nggak enak. Tapi, gue sendiri enggak pengen mempunyai 2 perempuan dan tinggal menjadi Satu.. Karena hati manusia tidak ada yang tahu, lebih baik dipisahkan saja soal tempat tinggal.

Rista: "Sitaa, disini saja sama Mbak..", emoticon-Smilie

Sitaa: "Aku sih nurut mas Oval disuruh dimana?, tapi Mbak, makasih, hehehe . Di rumah Bapak Ibu saja..", emoticon-Smilie emoticon-Malu

Gue: "Sitaa, ditempat Bapak Ibu aja yaa..", emoticon-Smilie

Sitaa: "Iyaa, nggak apa-apa..", emoticon-Smilie

Rista: "Val,...? biarin dia disini, buat temen gue..", emoticon-Mad

Gue: "Enggak, Rista... AKu nggak pengen nyakiti kamu karena ada Sitaa, dan sebaliknya pula..", emoticon-Smilie

Rista: "Vall.,.", emoticon-Mad

Gue: "Nil. udah ahh..", emoticon-Mad

Rista: "Hmmm.... Ya udah Sitaa kalau siang main ke Kios aja yaa, kalau Ovalnya lagi kerja..", emoticon-Smilie

Gue: "Nek itu gampang, Nil.. ", emoticon-Mad

Rista: "Huuuuuuuuuu..", emoticon-Big Grin

Sitaa: "Iyaa mbak hehehe", emoticon-Smilie emoticon-Malu

Ini salah satu hal yang harus gue bagi antara mereka, hal sederhana saja.. Yappp, hanya saling bersapa dengan Bapak Ibu, dan sekalian gue ajak ngobrol berlima dengan Rista juga kalau Awal Maret bakalan Nikahi Sitaa. Alhamdulillah semua mengIYAkan untuk kesekian kalinya.

Bapak: "Sekali lagi Bapak tanya yaaa, Sitaaa. Bagaimana keluargamu?", emoticon-Smilie

Sitaa: "Pak, mereka semua sudah IYA, IYA di Lisan mereka, di Hati mereka Sitaa belum tau Pak, tapi Tetap akan IYA nantinya..", emoticon-Malu (S)

Bapak: "Datang???", emoticon-EEK!

Sitaa: "Semoga saja Pak, sallah satu keluarga pasti akan ada yang datang, atau Handai Tolan lainnya...", emoticon-Smilie

Gue: ".........", emoticon-Smilie

Rista: ".........", emoticon-Smilie

Sitaa: "Makasih Pak dan Ibu..", emoticon-Smilie

Ibu: "Rista....", emoticon-Smilie

Rista: "Iyaa Bu, hehehe sudah nggak apa-apa, saya setuju saja.. Yang penting Ovalnya ADIL seADIL-ADILnya dengan kita berdua..", emoticon-Smilie

Ibu: "Kamu do'akan dia, dan dukung, saling mendukung..", emoticon-Smilie

Sedikit persetujuan dari mereka. Menjelang malam gue pulang ke Rumah, Sitaa tetap disana. Dan oborolan berlanjut dengan RIstaa yang sudah tidak mempermasalahkan apapun soal gue dan Sitaa. Just........... ALHAMDULILLAH!!..

***

-------------------

sedikit dulu yaa curhatnya, mohon maaf semuanya.. emoticon-Smilie
Diubah oleh astri.beloved 24-01-2016 03:21
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.