Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#635


Priit…

Peluit panjang terdengar memenuhi lapangan ukuran 100 x 45 meter yang hanya ditutupi oleh tanah tanpa adanya rumput hijau yang tumbuh, hanya di pinggir-pinggirnya saja rumput tumbuh dengan subur. Kelas gue, kelas 11 IPS 1 akhirnya berhasil mengalahkan kelas x-2 yang main ngotot dari awal sampai akhir, yang bener-bener nguras tenaga, sebenernya gue benci lawan orang yang main ngotot gitu, soalnya mereka itu tipe-tipe kamikaze atau pasukan berani mati, karena filosofi mereka itu kalau gue mati maka elo juga bakalan gue bawa mati bareng. Gue udah kayak sansak latihan mereka, sepanjang pertandingan nggak kehitung lagi deh berapa kali gue jatuh bangun di tackle atau di body sama mereka, mana badannya gede-gede lagi. Heran gue sama anak-anak sekarang, kok bisa ya badannya gede-gede gitu? Apa kebanyakan makan micin?

Setelah mengalahkan anak kelas X-2 kami pun sampai ke semifinal menemani kelas 11 IPA 5, 11 IPS 2 dan 12 IPS 3.

Kelas gue nanti bakalan berhadapan dengan kelas 11 IPA 5 yang dimana itu adalah kelasnya Kipli. Gue agak cemas juga sih, soalnya kelas IPA 5 itu ada dua orang anggota regular klub futsal sekolah gue yang kemampuan olah bolanya baik banget ditambah lagi dengan adanya kipli. Ya gue akui sih si maniak bokep satu itu skillnya diatas rata-rata, tapi bukan itu yang gue takutin, yang gue takutin itu cuma pergerakan dia. Dia itu kayak hantu, gerakannya nggak bisa ditebak, gesit dan tau-tau udah ada didepan aja, yah mirip-mirip filippo inzaghi. Tipekal pemain yang ngeselin kalau jadi lawan.

Gue akui berkat kipli lah, tahun lalu kita berhasil menjadi juara dua setelah di final di kalahkan 11 IPS 3, kelas orang-orang gila. Kenapa gue bilang gila? Badan mereka rata-rata kecil, tapi lincah dan juga susah banget buat ngejatuhin mereka dan lagi yang gue herannya, kebanyakan dari mereka itu perokok akut tapi kuat banget lari selama 90 menit dari ujung ke ujung, padahal rokoknya kretek ala bapak-bapak pekerja proyek gitu. Apalagi yang namanya Iqbal, susah banget ini kancil di jaganya, sampe-sampe gue harus menjegalnya. Gara-gara dia gue harus menerima kartu merah dan harus iklas di usir keluar lapangan. Yang jelas gue harus turun waktu melawan kelas kipli, soalnya cuma gue yang tau gimana cara dia main dan kemana dia bergerak.

“Wih, anjir kelas kipli jadi lawan lo ndre.”

“Hooh…rada males gue ngelawan kipli.” Ucap gue

“Kutu emang tuh anak, gara-gara dia kelas gue dibantai 4-0. Jigur, kalau aja bukan temen, dah gue banting tuh bocah.”

“Hahaha…kelas lo aja emang cupu.”

“Berisik ah lo, lo mau gue banting gantiin kipli.” Ucap bobby emosi.

“Woo..woo..woo..sabar cui, becanda gue tadi. “ ucap gue yang segera menahan bobby, takut gue dibanting pake jurusnya ntar jadi perkedel kentang lagi gue. “Emang tu anak sekarang jadi kayak kampret semenjak di bantu jond sama Febri. Anak kelas gue pada pusing gimana caranya buat nahan dua orang itu.” Sungut gue.

“Oh, anak futsal itu ya?” tanya bobby

“Hooh, belum lagi kalau kelas gue menang lawan kelas kipli. Gue bakalan lawan kelas 11 IPS 2 atau 12 IPS 3.”

“Emang kenapa ndre? kayaknya kelasnya kipli deh yang gue liat paling mencolok.” Ucap bobby

“Lebih parah dari kelasnya kipli bob, nih ya kelas 11 IPS 2 tuh ada 4 anak futsal yang skillnya nggak jauh beda sama jond sama febri, dan kelas gue setiap main sama anak kelas IPS 2 hampir selalu kalah. Belum lagi juara tahun kemarin anak 12 IPS 3, tau sendiri lah lo gimana mereka. Dulu kelas lo kan dibantai sama mereka kan..berapa ya 3-0 bukan?” ucap gue mencoba mengingat

“7-0 tai..” ucap bobby kesal

“Hahahaha…iya ya, gila tuh bob, rekor baru lho itu.” ucap gue sambil tertawa puas.

“Rekor kampret.” Sungut bobby. “O iya, kapan lo tanding ?”

“Besok pagi jam 8, Lo nonton ya bob, gue pengen lo jadi saksi gimana kelas gue ngebantai kelasnya kipli.” Ucap gue sambil tertawa

“Tengil lo.”

“Bukan tengil ini, tapi pede.”

“Sama aja bego.”

“Ah seterah lo lah. Tapi lo dateng ya dukung kelas gue. ka nada pepatah tuh musuh dari musuh itu adalah teman, nah berhubung kelas lo di bantai kelas kipli, jadinya sekarang lo harus dukung kelas gue. OK”

“Iya..iya. yang penting lo seneng deh.”

“nah gitu dong.” Ucap gue senang.

“Dah ah gue balik dulu.”

“Eh, gue nebeng dong bob.”

“Lah biasanya kan elo sama kipli.”

“Nggak ah, hari ini sampe besok gue kan musuhan sama kipli.”

“Halah, ada-ada aja lo. Ya udah deh.” Ucap bobby sambil ngeloyor menuju parkiran bersama dengan gue.

***


Prit…

Suara peluit tanda dimulainya pertandingan sudah ditiup oleh Pak Dedi, guru olah raga kelas XII yang saat ini berperan sebagai wasit pertandingan antara kelas gue, 11 IPS 1 melawan kelas Kipli 11 IPA 5. Sesuai dengan prediksi gue dan anak-anak, melawan IPA 5 ini memang agak menyulitkan. Sampai-sampai ada beberapa temen gue bermain agak kasar, seperti menarik baju anak IPA 5. Ada kejadian yang konyol bin aneh yang masih gue inget sampe sekarang ini, ini tentang kelakuan si Agung. Akibat lapangan bola yang hanya dilapisi oleh tanah kering berdebu, agung terjatuh saat berduel dengan salah seorang pemain dari IPA 5 dan saat terjatuh itu agung nggak sengaja memegang celana anak itu, yah akhirnya celana anak itu melorot dengan mulusnya sehingga menampilkan CD berwarna putih dengan merek GT M*N ( yang taglinenya anti selip itu lho emoticon-Big Grin).

Sontak anak-anak yang menonton saat itu bersorak dan berteriak tak kecuali para kaum hawa. Apalagi yang cewe, mereka berteriak histeris seperti seorang wanita yang sedang melihat sesuatu yang menakutkan sambil menutup mata tapi kemudian bertanya sama temennya “Gimana,gede apa kecil tuh?” gue sempet denger pembicaraan para cewe itu, karena waktu itu gue bertugas jadi bek kiri dan posisi gue juga lagi berdekatan dengan anak-anak yang lagi nonton itu. Gue pandangin kedua cewe itu dengan mulut mangap sambil memasang mimik wajah kaget, ya gimana ya, soalnya gue baru pertama kali soalnya mendengar komentar-komentar kayak gitu dari mulut cewe. Ternyata cewe itu diem-diem makan daleman ya. #Upss.. Lupakan. Hehehe… emoticon-Hammer (S)

Cowo itu pun nggak terima dengan kelakuan agung dan akhirnya terjadi perdebatan antara mereka dan hampir aja adu jotos tapi pak Dedi bertindak cepat dengan melerai mereka berdua sehingga adegan adu jotos ini tidak terjadi.

Bagi kelas gue, nggak ada yang namanya pola formasi seperti yang ada di pertandingan bola yang ada di TV atau yang ada di PS. Kelas gue cuma menggunakan taktik menyerang dan bertahan bersama, jadi kalau menyerang kami menggunakan formasi 0-0-10 sedangkan kalau bertahan kami menggunakan formasi 10-0-0 atau bisa dibilang formasi tembok cina dan formasi tsunami karena saat menyerang kami langsung menerjang rame-rame, cuma sisa 1 kiper di belakang yang kerjaannya cuma duduk nyender di tiang gawang sambil minum. dan kalau misalnya waktu itu android booming, mungkin kiper gue itu bakalan nongrong sambil maen COC atau Flappy bird. emoticon-Ngakak (S)

Anak-anak kelas gue kejem cui kalau udah maen bola, nggak ada yang namanya tenggang rasa antar pemain, kalau misalnya ada yang melakukan kesalahan siap-siap aja di maki-maki. Awalnya sih gue protes karena cara mereka itu udah keterlaluan banget. Namun waktu si Rangga melakukan kesalahan sewaktu menjaga penyerang dari IPA 5, sehingga kelas gue ketinggalan 1 angka. Tiba-tiba aja urat di kepala gue menegang dan kepala gue terasa panas. Sampai akhirnya dengan satu tarikan napas panjang gue maki rangga “ bodoh LO !!!!” dan anehnya gue ngerasa plong gitu enak gitu, perasaannya sama seperti waktu gue lancar pup setelah sembelit 5 hari. Ya, namun pada akhirnya gue sadar kalau yang gue lakuin itu salah dan gue meminta maaf ke rangga. Ya untung aja rangga mau mengerti dan memaafkan gue. Sayang aja dia cowo, kalau cewe udah gue peluk sama gue cium tuh rangga. emoticon-Malu (S)

Gue nggak nyangka kalau menjaga kipli ini ngeselin banget, dia tuh kayak rusa. Lari sana, lari sini, tau-tau muncul di sana. Pokoknya kampret banget ini bocah, bikin gue cape aja.!! emoticon-Mad Namun gue juga tau kalau dia kesel waktu gue jaga karena sewaktu dia dapet bola, selalu gue body dia sampai jatuh dan ini adalah kelemahan kipli. Badan dia ringkih nggak tahan banting dan juga moody, jadi kalau di body terus dia bakalan bete sampe akhirnya nggak ada semangat lagi buat ngelanjutin main.

Semangat kipli yang menurun itu membuat perubahan yang cukup signifikan bagi kelas gue dan kelas dia, sampai akhirnya kelas gue menang dengan skor 2-1 dan berhak melangkah ke babak final dan bertanding dengan pemenang antara kelas X1 IPS 2 dan XII IPS 3.

“Sompret lo ya ndre, mainnya body an.” Protes kipli ke gue sewaktu pertandingan berakhir.

“Sorry pli…Hehehe…gue terpaksa bro, habisnya lo nggak mau diem sih.” Balas gue.

“Tai lo.” Ucap kipli kesal.

“Ya udah..ini minum dulu lah pli, gue traktir deh lo.” Rayu gue.

“Traktir cuma gini doang..” sungut kipli yang masih ngedumel.

Namun sayang kegembiraan gue cuma sampai disitu, saat di pertandingan final melawan 12 IPS 3 kelas gue harus menyerah dengan skor akhir 1-0, itu sakit banget rasanya, apalagi gol yang di ciptakan Iqbal itu terjadi saat akhir-akhir pertandingan, rasanya tuh kayak tangan di silet terus di taburin garem, perih banget. Apalagi ini adalah kedua kalinya bagi gue, reza dan agung kalah di final dengan kelas yang sama dengan yang kami lawan tahun lalu, rasanya seperti tadi, tangan di silet terus lukanya di taburin garem ditambak perasan jeruk nipis, nyesek abis, sumpah emoticon-Mad . Gue bener-bener nggak mood mau ngomong, pengen rasanya gue memukul sesuatu atau membanting apa aja untuk menghilangkan perasaan jengkel ini.

“Coba tadi kamu jangan terlalu maju ndre. jadinya kan bisa ngentiin orang tadi.” Ucap diandra sambil memberikan gue sebotol air mineral yang langsung gue teguk sampai habis.

“Mau gimana lagi yan, aku nggak tau kalau si Iqbal nggak dijaga kayak gitu.”

“Harusnya kamu tau dong, kamu kan yang jadi bek. Masa bek malah ngebantu nyerang sih?”

“Aku cuma mau bantuin nyerang yan, aku pikir kan bisa ngebantu penyerangan.”

“Tapi liat kan hasilnya, kelas kamu malah kalah gini.”

“Ya udah deh, aku yang salah. Udah ya jangan diterusin lagi, cape aku yan.”

“Hufft” diandra melengos dan memberikan gue sebuah handuk untuk mengelap keringat.

Quote:


Selesai mengeringkan keringat gue pun segera kembali bersama anak-anak kelas gue, karena anak-anak cewe udah membelikan kami nasi bungkus dan menunggu kami di kelas untuk makan bersama. Gue mengajak diandra untuk bergabung tapi diandra menolak dengan alasan nggak enak sama temen sekelas gue, tapi gue tetep memaksanya sampai akhirnya dia mau untuk gabung dengan kami. Sampai didepan kelas gue melihat anak-anak cewe kelas gue tanpak kebingungan.

“Ada apa sih? Kok muka lo lo semua kebingungan gitu?” tanya gue penasaran

“Gini ndre, nasi bungkus yang kita pesen ternyata kurang.” Jawab Tya.

“Beli lagi memangnya nggak bisa?” tanya gue

“Itu dia ndre, waktu kita beli lagi ternyata udah habis.”

“Lah memangnya kalian beli nasi dimana?” tanya gue

“Nasi padang di depan.” Ucap vania.

“Gimana nih tya..” tanya vania

“Aku juga bingung van.” Ucap tya panik.

Nggak mungkin lah kalau ada 5 orang yang nggak ikut makan? Gue berpikir keras bagaimana cara mencari jalan keluar dari masalah ini. sampai akhirnya gue inget ada pohon pisang didepan basecamp. Gue pun meminta Reza untuk nemenin gue ke basecamp, namun sebelum ke basecamp gue mampir ke warung bu Mira untuk meminjam sebilah pisaunya.

“Lo mau ngapain ndre minjem pisau gitu?” tanya reza bingung

“Udah ikut aja za.” Ucap gue sambil berjalan menuju basecamp

Sampai disana gue langsung memotong 4 lembar daun pisang dari batangnya, dan gue bawa daun pisang itu bersama reza ke musola untuk dicuci dan dikeringkan dengan menggunakan tissue yang gue ambil dari basecamp. Setelah kering lembaran daun pisang yang lumayang besar itu gue bawa menuju kelas. Anak-anak kelas gue pada menatap gue dengan heran karena tiba-tiba datang membawa daun pisang.

“Daun pisang itu buat apa ndre?” tanya Ega

“Liat aja nanti, lo pasti ngerti. Eh, ga tolong ambilin koran bekas yang ada di laci meja guru dong.” Pinta gue. Ega pun menuruti perintah gue tanpa bertanya lagi, namun dari raut wajahnya gue yakin dia masih bingung sama permintaan gue ini.

“Eh, lo orang pada mau makan dimana? Di dalem kelas apa luar nih?” tanya gue sama anak-anak kelas.

“Di luar aja ndre, didalem kelas sumpek. Enak di luar adem.” Ucap agung yang langsung di setujui oleh yang lain.

“Nih ndre korannya.” Ucap ega sambil menyerahkan setumpuk koran bekas ke gue.

Gue pun segera menggelar koran-koran itu dengan bentuk memanjang, setelah itu gue tata daun-daun pisang diatas koran tersebut dan membaginya menjadi 4 tempat. Setelah daun pisang tertata gue segera mengambil satu nasi bungkus, membukanya dan menuangkannya keatas daun pisang itu.

“Eh, gila lo ya ndre. itu nasi kenapa lo tuang ke atas gitu.” Protes hesti.

“Kampret lo, gue nggak gila kali.” Bales gue. “Maksud gue, semua nasi ini disebar keatas daun pisang ini biar kelihatan banyak, jadinya kan semua bisa makan bareng-bareng. Udah deh nggak usah banyak protes, nggak usah banyak mikir. Gue laper ini.” ucap gue.
Mereka semua pun, membantu gue untuk membuka bungkusan nasi dan meletakkannya keatas daun pisang ini. Gue yakin sebagian besar mereka masih bingung dengan apa yang gue lakukan ini.

“Eh, keliatan jadi banyak ya.” celetuh vania

“Iya nih, kayaknya cukup deh buat kita semua.” Ucap reza.

“Gila lo ndre, bisa kepikiran kayak gini.” ucap Ega.

“Hehehe…Ayo deh mulai makan, gue laper banget nih.” Ucap gue sambil duduk bersila dan mengajak diandra untuk duduk disamping gue.

Bener-bener nikmat makan bareng kayak gini, gue bahkan nggak percaya otak gue bisa kepikiran kayak gini. Gue lihat temen-temen gue semua makan dengan lahap dan bahagia, seolah melupakan kekalah kami tadi. Anak kelas sebelah, IPS 2 dan IPS3 melihat kami dan tiba-tiba saja minta untuk ikutan makan namun langsung kami tolak mentah-mentah.

“Enak aja dateng-dateng minta gabung.” Celetuk vania

Siang itu kelas gue menjadi pusat perhatian anak-anak kelas lain, gue seneng banget ngeliat kelas gue ini. Anak-anaknya nggak ada yang gengsian, baik itu cowo maupun cewe, meskipun yang cewenya cantik-cantik dan berduit. Yang penting bagi kami, kebersamaan itu nomor satu. Dari makan bersama ini lah kekompakkan kelas gue semakin erat kedepannya.

Kalian semua memang anak-anak yang anjir banget deh, gue bangga sama kalian XI IPS 1.
SOSIAL PERTAMA EMANG FUNGKY AND GOKIL. emoticon-2 Jempol
Diubah oleh kesshou 24-01-2016 00:23
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.