zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Heboh Soto Oplosan Daging Babi. Gara2 Daging Sapi tembus Rp14 rebu/kg?
Soto Oplosan Daging Babi Hebohkan Yogyakarta
22 JAN 2016 16:59


Ilustrasi Soto

Rimanews - Warung Soto Marzuki di Jalan Parangtritis, Bantul, Yogyakarta heboh diperbincangkan warga. Diduga pedagang soto itu, mengoplos daging sapi dengan babi.

Kendati demikian Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum berencana menutup warung makan Soto Marzuki.

"Untuk penutupan warung belum akan dilakukan, karena kami akan persuasif dulu dalam rangka pembinaan agar jangan terulang lagi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Agus Rahmat Susanto di Bantul, Jumat (22/01/2016).

Agus membenarkan, warung 'Soto Marzuki' tersebut disangka melanggar UU tentang kemanan pangan asal hewan, karena warung soto daging sapi tersebut mengoplos bahan bakunya dengan daging babi.

Dinas Pertanian sudah memberikan surat teguran kepada pemilik warung soto pada 18 Januari 2016, karena menindaklanjuti surat dari Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan DIY tentang hasil pengujian sampel daging dalam soto yang positif mengandung babi.

Menurut Agus, wewenang untuk melakukan penindakan berupa penutupan usaha karena melakukan sebuah pelanggaran berada di ranah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), sementara pihaknya hanya persuasif.

"Kami juga belum berencana melakukan koordinasi dengan Satpol PP," katanya.

Sementara itu, Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Witanta mengatakan, pihaknya sudah tiga kali mendapati campuran daging babi pada daging yang terdapat dalam soto di warung tersebut.

Namun, kata dia, setelah mendapat surat teguran, yang bersangkutan mematuhinya hanya sekitar tiga sampai empat bulan, namun setelah itu, pemilik warung mengulangi lagi perbuatannya.

"Untuk itu kami mengimbau masyarakat lebih waspada saja, apalagi secara kasat mata tidak bisa dibedakan ketika sudah dimasak, apakah itu daging sapi atau daging babi," katanya.

Ia mengatakan, dari segi usaha warung makan yang menjual daging babi tidak ada masalah, asalkan menunjukkan secara terang-terangan misalnya dengan papan nama, namun di warung soto itu hanya menunjukkan menjual daging sapi.

"Pedagang yang mengoplos dagangannya dengan daging babi tidak hanya ini saja, namun ada lagi yaitu Muji pedagang bakso di Srandakan, bahkan pada 2014 keluarganya juga terjaring kasus yang sama," katanya.
http://nasional.rimanews.com/peristi...kan-Yogyakarta


Penjelasan Ahok soal harga daging sapi tembus Rp 140.000/kg
Jumat, 22 Januari 2016 14:00

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok angkat bicara terkait meroketnya harga daging sapi di pasaran akhir-akhir ini. Di sejumlah pasar yang ada di Jakarta, harga daging sapi melonjak hingga menembus Rp 140.000 per kilogram.

Menurut Ahok, salah satu penyebab melonjaknya harga daging karena tidak diberikannya penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk PD Dharma Jaya. Dalam APBD tahun 2016, Kemendagri, Pemprov DKI dan Badan Anggaran DPRD DKI mencoret anggaran PMP sebesar Rp 50 miliar untuk PD Dharma Jaya.

Dicoretnya PMP untuk BUMD bidang pangan itu membuat harga daging sapi menjadi tidak stabil. Dharma Jaya tidak bisa menjalankan perannya menjaga stabilitas harga daging di Jakarta.

"Itu makanya yang kita lagi bilang sama Dharma Jaya, kalau Dharma Jaya enggak dapat PMP ya begitu. Kita mesti beli sapi sendiri, kalau kita bisa tekan," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (22/1).

Pengadaan sapi diperlukan untuk menekan harga daging di Jakarta. Dengan pembelian sapi, PD Dharma Jaya dan PD Pasar Jaya dapat menjual daging di kisaran harga Rp 75.000 hingga Rp 95.000. "Tapi stok kita masih terbatas," harapnya.

Mantan politisi Gerindra ini mengaku heran harga daging sapi di Jakarta bisa meroket tajam. Padahal DKI memiliki rumah pemotongan hewan. Selain itu, untuk kemudahan distribusi daging dari wilayah Timur Indonesia, kapal pengangkut dari Kemenhub sudah disiapkan.
http://www.merdeka.com/jakarta/penje...-140000kg.html


Harga Daging Sapi Bakal Melambung Tinggi, Mengapa?
Rabu, 20 Januari 2016, 11:52 WIB



REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Setiap sapi yang dipotong dikabarkan terkena pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen. Penyuplai dan para pedagang daging sapi menilai penerapa PPN tersebutlah yang membuat harga daging sapi mahal. Bahkan sekarang sejumlah pedagang sapi di Tasikmalaya mogok berjualan akibat harga daging sangat mahal.

Harga normal daging sapi Rp 97 ribu per kilogram. Namun sudah sekitar lima bulan lebih harga daging sapi bertahan di kisaran Rp 105 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram. Bahkan, berdasakan hasil monitoring harga di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya pada awal pekan ini, harga daging sapi sudah mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

"Harga jual daging sapi dari para pedagang di pasar nanti diperkirakan akan jatuh di kisaran Rp 135 ribu per kilogram," kata penyuplai sapi di Tasikmalaya, Dede Reva kepada Republika.co.id, Rabu (20/1).

Menurut Dede, jika harga daging sapi mahal, penjual daging dan masyarakat yang paling terkena dampaknya. Pihak perusahaan seperti importir dan penyuplai sifatnya hanya mengalirkan saja. Jadi yang terkena dampak akhir adalah pembeli terakhir.

Dede mengungkapkan, dengan harga yang sekarang saja sudah berat. Tak heran omzet pedagang menurun karena pembeli berkurang. "Kalau diberlakukan lagi PPN sebesar 10 persen, tidak tahu akan seperti apa nasib para pedagang di pasar," ujarnya.

Setiap importir yang akan menjual sapi kepada penyuplai, setiap ekor sapinya dikenakan pajak 10 persen. Secara otomatis harga jualnya naik. Dede mengatakan, saat ini harga jual daging sapi di pasaran sekitar Rp 115 ribu per kilogram. Maka, setelah dikenakan pajak PPN sebesar 10 persen, harganya menjadi Rp 126.500 per kilogram. Jadi nilai jual amannya jatuh di kisaran Rp 135 ribu (per kg).

"Harga daging sapi di pasar pasti naik kalau harga awalnya dari importir naik," ujar Dede.

Pedagang daging sapi di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Tina Juwita Fadillah juga mengeluhkan mahalnya harga daging. Ia mengungkapkan, kalau harga daging naik Rp 1.000 masih wajar. Tapi kali ini naiknya sampai Rp 10 ribu. Sementara, pedagang harus menjual dengan harga tetap karena pembeli seperti tukang bakso tidak mau membeli daging dengan harga mahal.

Beberapa hari yang lalu Tina mengaku rugi besar karena pembeli berkurang dan menuntut harga murah. Sampai saat ini ia juga tidak tahu kenapa pemerintah menerapkan pajak PPN yang mengakibatkan harga daging sapi menjadi sangat mahal. "Kenaikan harga daging sapi kali ini gak wajar banget dan benar-benar terasa sangat memberatkan," kata Tina.
http://nasional.republika.co.id/beri...tinggi-mengapa


2016, Indonesia Akan Impor 600 Ribu Ekor Sapi Tahun Depan
Jum'at, 1 Januari 2016 − 00:11 WIB

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, tahun depan Indonesia akan mengimpor sebanyak 600 ribu ekor sapi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Indonesia yang mencapai 675 ton.

Adapun stok di Kementerian Pertanian dan Bulog diperkirakan ada 416 ribu ton. Sehingga impornya akan mencapai 238 ribu ton untuk tahun depan.

"Secara ekor, mungkin kita akan impor 600 ribu ekor. Nah, walaupun kami baru membuat untuk operasional baru satu semester, di mana kuartal pertama kami perkirakan sedikit lebih banyak yaitu 200 ribu ekor baru di bulan berikutnya 150 ribu. Nanti di kuartal 3-4 kami akan lihat bagaimana perkembangan pada kuartal I-II," ujar Menko Darmin di Jakarta, Kamis (31/12/2015)

Darmin mengatakan, pemerintah harus melihat betul kapan kira-kira harus impor sapi. Karena sapi agak rumit dibandingan impor komoditas lainnya. Jadi harus dilihat per kuartal, dari kuartal sebelumnya.

"Impor sapi lebih rumit. Karena sapi yang kita impor kan sapi bakalan. Sapi bakalan itu harus digemukan 4 bulan baru dijual. Lama-lama jadi ahli sapi nih saya. Jadi tahu semua," imbuhnya, sambil tertawa.

Dia memperkirakan, jika impor 200 ribu ekor pada kuartal I, pemakaiannya baru terlaksana di awal kuartal III. Jadi kalau hanya diumumkan 1 kuartal akan kesulitan para pengusaha untuk impor dan membuat kontrak, serta melakukan tawar-menawar dan menyiapkan kapal.

Selain itu, pemerintah mulai tahun depan akan memiliki Pulau Karantina Sapi untuk meminimalisir penyakit pada sapi, seperti penyakit kuku dan mulut.

"Sapi kan berpotensi punya penyakit mulut dan kuku, jadi dikarantina dulu di sana. Ahlinya ada, digemukkan, terus baru dijual ke daerah lain," pungkasnya.
http://ekbis.sindonews.com/read/1073...pan-1451564095


Jokowi: Pemerintah Akan Buktikan Harga Daging Sapi Bisa Lebih Murah
Senin, 10 Agustus 2015 | 22:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo berjanji akan mengupayakan harga murah untuk daging sapi di Indonesia. Ia merujuk harga daging sapi di negara lain yang bisa jauh di bawah Rp 100.000 per kilogram. Menurut Jokowi, harga daging sapi melonjak tajam karena ada oknum yang menimbun stok daging tersebut.

Untuk jangka pendek, ia memunculkan opsi penyelesaian masalah ini dengan cara mendatangkan daging impor.

"Ya, saya nanti akan beli langsung. Pemerintah akan beli langsung untuk membuktikan bahwa harga daging itu bisa lebih murah," kata Jokowi di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (10/8/2015) malam.

Ia menegaskan, pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap oknum yang menimbun stok daging sapi. Jokowi menargetkan harga daging sapi di Indonesia kembali ke angka Rp 90.000 atau bahkan turun di bawah angka tersebut.

"Kalau dilihat betul, stok itu ada, tetapi tidak dikeluarkan. Untuk apa sih? Itu supaya kita impor banyak. Baru dicari (oknum penimbunnya). Di negara lain bisa Rp 45.000-Rp 50.000. Sebentar lagi akan kami datangkan, sudah, yang murah," ucapnya.

Pemerintah akhirnya memutuskan memberikan izin kepada Bulog untuk mengimpor 50.000 sapi potong. Pemberian izin impor ini merupakan solusi untuk menstabilkan harga di pasar yang kian melambung. Semua sapi siap potong itu akan tiba di Indonesia pada akhir Agustus mendatang.

"Tadi diputuskan memberikan izin untuk Bulog mengimpor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor yang nanti bagaimana realisasinya sepenuhnya kita serahkan ke Bulog," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Sofyan mengungkapkan, sebelum sapi-sapi itu tiba di Tanah Air, Bulog akan melakukan operasi pasar untuk menjaga suplai di pasar yang kini terganggu akibat aksi mogok para pedagang daging. Menurut Sofyan, pemerintah juga tengah mempersiapkan solusi jangka menengah dan jangka panjang agar masyarakat tidak dirugikan dengan harga daging sapi yang terus melambung.

"Solusi jangka menengah dan jangka panjang ini perlu (dibicarakan) dalam rapat kabinet secara lebih luas, terutama harus (melibatkan) Menteri Pertanian," kata Sofyan.

Di tengah kondisi harga daging sapi yang masih tinggi, tiba-tiba tak ada stok di pasar akibat aksi mogok para pedagang sejak Minggu (9/8/2015) hingga Rabu (12/8/2015). Aksi mogok tersebut merupakan bentuk protes pedagang atas kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi hanya 50.000 ekor. Kebijakan ini membuat pasokan sapi menjadi tersendat.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...sa.Lebih.Murah

-------------------------------

Mananya janjinya mau nurunin harga daging sapi itu? mana? mana? Ujung-ujungnya kitak akhirnya impor lavgi yak?
0
6.7K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Tampilkan semua post
tole_90Avatar border
tole_90
#4
tahu tempe tahu tempe tahu tempe itu aja udah enak kok. masih layak dimakan. lebih sehat dan lebih berbudaya nusantara.

daging sapi makanan orang bule, gak nasionalis.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.