- Beranda
- Stories from the Heart
First Love Never dies
...
TS
StupidKitten
First Love Never dies
Permisi Agan Sista, setelah lama menjadi SR di H2H akhirnya ane tertarik untuk menulis kisah hidup ane, ya ane sih seru baca cerita di H2H banyak yang bisa dipelajarin dari cerita agan agan semua. dan ini adalah cerita ane selamat menikmati
Thanks to agan hiken26
Thanks to agan hiken26
Spoiler for :
Kenalin gua Dom, ya mereka sering memanggil gua Dom. Tinggi gua sekitaran 176cm dengan mata sipit yg khas, orang bilang sih mata orang korea, tapi ya kulit gua coklat gitu deh. Ga ada korea koreanya tapi manis sih hhahaha.
Ini cerita gua balik ke masa masa yang absurd dan seru
Gua selalu menjadi introvert dari kecil, ya karena keseringan keluarga gua yg pindah pindah, maklumkan saja karena bokap gua bekerja yang mengharuskan keluarga gua untuk pindah Negara. Kalau dihitung pindah sekolah SD udah 4 kali, SMP 3 kali, SMA 1 kali kalau kuliah enggak pernah pindah. Untuk urusan mendapatkan teman saja sangat susah untuk diri gua, gua ini kuper, susah gaul, menyendiri, pendiam, dan segala macem tentang Alonerada didalam diri gua.
Hari ini gua pindah ke Sekolah baru, yak karena gua juga baru pindah lagi kali ini dari luar indonesia. “yah harus memulai semuanya lagi” grutu gua dalam hati, “dek mamah anter ya” ujar nyokap gua masuk kekamar gua, sedikit lagi tentang gua, ya emang gua bisa dibilang anak mami. “jangan mah nanti dom sendiri aja” jawab gua, “lah emang dom tau jalannya?” oh iya gua kan gatau jalan kesekolah, jangankan sekolah keluar komplek juga gua nyasar. “gapapa mah dom sendiri aja kan kemarin udah kesana sama papah” jawab gua dengan blo’onnya “oh yaudah mamah mau kesupermarket hari ini kamu bawa kunci ya” lah mati nih gua gatau jalan sama sekali, tak apalah gua nekatkan saja jalan ke sekolah di kota yang Sejuk ini…
Yap semester baru dimulai dan gua masuk dikelas 2 SMA, gua memulai hidup baru di Negara tercinta Indonesia, ya walaupun gua gak lahir disini tapi gua sangat cinta dengan tanah air, walau suka benci dengan hal hal yg negatifnya agan tau lah
.
Skip.
Jalan lah aku menuju sebuah sekolah SMA kalau dikira kira ada lah 1kilo dari rumah ke sekolah, tapi gak apa itung itung olahraga pagi, ditengah jalan dengan mencoba mengingat ngingat jalan aku bertemu seorang perempuan, “sepertinya dia juga sejalan denganku, atau mungkin satu sekolah?” pikirku dalam hati. Ah mana berani aku untuk menanya, akupun berjalan melewati dia dengan cepat, tiba tiba ada suara dari dia “eh” lalu aku menengok kebelakang dengan gugup aku menjawab “yee.. yaaa?” “lo sekolah di SMA bintang ya?” tanyanya, lalu aku mengangguk, “oh kalau gitu bareng aja kesananya, gua juga sekolah disana ko. Kenalin gua Dewi” katanya sambil memperkenalkan dirinya “….Dom” jawabku yang awalnya hanya diam.
Perjalanan pun dimulai lagi dan dia sudah menanyakan beberapa pertanyaan kediriku. “eh lo anak baru ya? Ko baru keliatan sih?” tanyanya dengan semangat. “iya” jawabku singkat “hm gitu pindahan dari mana?” bingung aku menjawabnya, kalau aku jawab dari Amerika nanti dia semakin banyak bertanya, “dari Semarang” jawabku bohong, “oh keren dong, gua belum pernah keluar kota yg jauh jauh, eh btw lo kelas berapa?” ia bertanya dengan semangat, “11” ‘apa dia tidak muak ya aku jawab singkat terus?’ pikirku dalam hati. “ah sama dong kalau begitu semoga kita sekelas ya” lalu aku hanya tersenyum kecil saja. Setelah percakapan itu tak ada banyak yg dibicarakan mungkin dia lelah bertanya kepadaku karena aku hanya menjawab 1-2 kata saja.
Sesampai nya aku disekolah, aku berpisah dengan Dewi ia langsung menuju keteman temannya, sedangkan aku harus keruang kepala sekolah untuk menanyakan kelas mana yang aku dapat. Tak sampai 10 menit kepala sekolah itu menjelaskan segalanya tentang sekolah dan kami menuju sebuah kelas tidak jauh dari ruang guru dan masuklah kami. “perkenalkan ini ada siswa baru pindahan dari Amerika…” ujar kepala sekolah itu. 1 kelaspun heboh, “hayo perkenalkan dirimu nak” lanjut kepala sekolah itu. Dengan rasa malu yg akut aku memperkenalkan diriku “nama aku Zadan Dimansyah, biasa dipanggil Dom” perkenalan yang sangat singkat, dan kepalasekolah itu menuntutku untuk memperkenalkann diri lebih jauh, dengan wajah tertunduk malu aku memperkenalkan diri. “sudah silahkan duduk nak, dibangku belakang situ” ia menunjuk kebelakang, ya mungkin karena kursi yang kosong cuman itu.
Aku duduk disamping seorang cowo ia memperkenalkan dirinya “gua Dwi Satrio panggil aja Engkong” lalu aku hanya senyum dan mengangguk menandakan aku menjawab perkenalannya. Selepas pelajaran pertama, orang orang sekelas mengerumungiku dan pertanyaan pertanyaan langsung berhantaman datang kepadaku, dengan kurang lebih bertanya ‘apa rasanya tinggal disana?, salju gimana rasanya?, Eh dinging gak disana?, Pasti lo orang kaya ya?’ ya kira kira begitulah, aku hanya menjawab sebisa mungkin “Disana enak, dingin, aku engga kaya” “singkat amat lo jawabnya, oh iyaa gausah ‘aku kamu’ pakai gua elo aja dom” lalu aku hanya tersenyum.
Pelajaran ke2 dimulai aku hanya mengikuti saja yap pelajaran kali ini Bahasa Inggris, sepertinya berita ada anak pindahan dari luar negeri sudah menyebar disekolah ini, guru bahasa inggris itu bertanya “I heard that there’s a new Kid from USA? Can you please stand up and introduce yourself young man?” haduh harus berapa kali aku memperkenalkan diriku? Sudah 2 kali hari ini, Ke cewe tadi dan ke kelas, masa harus di ulang lagi. Aku berdiri dan memperkenalkan diriku “namaku Zadan” “in English” guru itu memotong perkataanku, haduh banyak maunya nih guru, ya langsung saja aku memperkenalkan diriku dalam bahasa Inggris. Seketika kelas yang berisik menjadi hening ketika aku memperkenalkan diri menggunakan bahasa inggris, “excellent” kata guru bahasa inggris itu sesudah aku memperkenalkan diriku dan sekelas bertepuk tangan. ‘Lah emang aku habis ngapain sampe diberi tepuk tangan seperti ini’ pikirku dalam hati, duduklah kembali aku disamping Dwi, “ah gila lo bahasa inggrisnya kaya bule ditipi tipi” sahut Dwi sambil memberi salaman kepadaku. Tidak banyak yang aku perhatikan dikelas, oh ya tunggu, ‘aku tidak sekelas dengan cewe itu’.
Jam isitirahatpun tiba aku mengeluarkan bekal yang dibuat oleh mamahku, “Wih anak baru bawa makanan nih coy, anak mami banget” Dwi dengan suara kerasnya dan disambut dengan tawa anak anak sekelas, aku hanya tertunduk dan memakan bekalnya. Tiba tiba 2 perempuan datang ke mejaku, ya dia! Dia Dewi dan seseorang perempuan, nampaknya dia adalah temannya. “eh Dom, lo bohong ya sama gua?!” tanyanya dengan muka bete, “emm..ya kamu udah tau kan jawabannya?” aku hanya menunduk entah apa yang kulihat dibawah. “kalau ngomong liat orangnya dong Dom!” sautnya, “e…iya wi” jawabku. Sedikit tentang Dewi, dia ini menerutku manis, kulitnya putih, rambutnya panjang sepinggang, tingginya 160cm. “nih kenalin temen gua Bella, dia Sohib gua” dengan menyodorkan tangannya aku menyalami gadis yang bernama bella itu, “Dom” memperkenalkan diriku ke Bella. Bella ini cantik, kulitnya kuning langsat, matanya besar, dan menurutku senyumnya manis.
“Pokoknya lo punya hutang cerita sama gua ya Dom!” lalu ia pergi keluar dengan Bella meninggalkan kelasku. “Lo kenal si dewi dari mana dom?” Tanya si Dwi yang dari tadi hanya diam ketika Dewi berbicara kepadaku. “tadi aku… eh gua ketemu dijalan” jawabku, “wah gila juga bisa seakrab itu sampe disamperin kekelas” lagi lagi aku tersenyum menanggapi pernyataannya Dwi. “Lo gila ya senyum mulu kalau orang ngomong?!” grutunya “emm emang dewi kenapa Dwi?” tanyaku mencairkan suasana. “panggil gua kong aja dom, gua bilang”, “ee iya kong..” aku baru kali ini berbicara banyak, dulu diamerika saja aku sering menyendiri karena ya memang biasanya begitu. Punya teman juga ya bisa dihitung jari. “gini dom sebenernya Dewi itu…”
Ini cerita gua balik ke masa masa yang absurd dan seru
Gua selalu menjadi introvert dari kecil, ya karena keseringan keluarga gua yg pindah pindah, maklumkan saja karena bokap gua bekerja yang mengharuskan keluarga gua untuk pindah Negara. Kalau dihitung pindah sekolah SD udah 4 kali, SMP 3 kali, SMA 1 kali kalau kuliah enggak pernah pindah. Untuk urusan mendapatkan teman saja sangat susah untuk diri gua, gua ini kuper, susah gaul, menyendiri, pendiam, dan segala macem tentang Alonerada didalam diri gua.
Hari ini gua pindah ke Sekolah baru, yak karena gua juga baru pindah lagi kali ini dari luar indonesia. “yah harus memulai semuanya lagi” grutu gua dalam hati, “dek mamah anter ya” ujar nyokap gua masuk kekamar gua, sedikit lagi tentang gua, ya emang gua bisa dibilang anak mami. “jangan mah nanti dom sendiri aja” jawab gua, “lah emang dom tau jalannya?” oh iya gua kan gatau jalan kesekolah, jangankan sekolah keluar komplek juga gua nyasar. “gapapa mah dom sendiri aja kan kemarin udah kesana sama papah” jawab gua dengan blo’onnya “oh yaudah mamah mau kesupermarket hari ini kamu bawa kunci ya” lah mati nih gua gatau jalan sama sekali, tak apalah gua nekatkan saja jalan ke sekolah di kota yang Sejuk ini…
Yap semester baru dimulai dan gua masuk dikelas 2 SMA, gua memulai hidup baru di Negara tercinta Indonesia, ya walaupun gua gak lahir disini tapi gua sangat cinta dengan tanah air, walau suka benci dengan hal hal yg negatifnya agan tau lah
. Skip.
Jalan lah aku menuju sebuah sekolah SMA kalau dikira kira ada lah 1kilo dari rumah ke sekolah, tapi gak apa itung itung olahraga pagi, ditengah jalan dengan mencoba mengingat ngingat jalan aku bertemu seorang perempuan, “sepertinya dia juga sejalan denganku, atau mungkin satu sekolah?” pikirku dalam hati. Ah mana berani aku untuk menanya, akupun berjalan melewati dia dengan cepat, tiba tiba ada suara dari dia “eh” lalu aku menengok kebelakang dengan gugup aku menjawab “yee.. yaaa?” “lo sekolah di SMA bintang ya?” tanyanya, lalu aku mengangguk, “oh kalau gitu bareng aja kesananya, gua juga sekolah disana ko. Kenalin gua Dewi” katanya sambil memperkenalkan dirinya “….Dom” jawabku yang awalnya hanya diam.
Perjalanan pun dimulai lagi dan dia sudah menanyakan beberapa pertanyaan kediriku. “eh lo anak baru ya? Ko baru keliatan sih?” tanyanya dengan semangat. “iya” jawabku singkat “hm gitu pindahan dari mana?” bingung aku menjawabnya, kalau aku jawab dari Amerika nanti dia semakin banyak bertanya, “dari Semarang” jawabku bohong, “oh keren dong, gua belum pernah keluar kota yg jauh jauh, eh btw lo kelas berapa?” ia bertanya dengan semangat, “11” ‘apa dia tidak muak ya aku jawab singkat terus?’ pikirku dalam hati. “ah sama dong kalau begitu semoga kita sekelas ya” lalu aku hanya tersenyum kecil saja. Setelah percakapan itu tak ada banyak yg dibicarakan mungkin dia lelah bertanya kepadaku karena aku hanya menjawab 1-2 kata saja.
Sesampai nya aku disekolah, aku berpisah dengan Dewi ia langsung menuju keteman temannya, sedangkan aku harus keruang kepala sekolah untuk menanyakan kelas mana yang aku dapat. Tak sampai 10 menit kepala sekolah itu menjelaskan segalanya tentang sekolah dan kami menuju sebuah kelas tidak jauh dari ruang guru dan masuklah kami. “perkenalkan ini ada siswa baru pindahan dari Amerika…” ujar kepala sekolah itu. 1 kelaspun heboh, “hayo perkenalkan dirimu nak” lanjut kepala sekolah itu. Dengan rasa malu yg akut aku memperkenalkan diriku “nama aku Zadan Dimansyah, biasa dipanggil Dom” perkenalan yang sangat singkat, dan kepalasekolah itu menuntutku untuk memperkenalkann diri lebih jauh, dengan wajah tertunduk malu aku memperkenalkan diri. “sudah silahkan duduk nak, dibangku belakang situ” ia menunjuk kebelakang, ya mungkin karena kursi yang kosong cuman itu.
Aku duduk disamping seorang cowo ia memperkenalkan dirinya “gua Dwi Satrio panggil aja Engkong” lalu aku hanya senyum dan mengangguk menandakan aku menjawab perkenalannya. Selepas pelajaran pertama, orang orang sekelas mengerumungiku dan pertanyaan pertanyaan langsung berhantaman datang kepadaku, dengan kurang lebih bertanya ‘apa rasanya tinggal disana?, salju gimana rasanya?, Eh dinging gak disana?, Pasti lo orang kaya ya?’ ya kira kira begitulah, aku hanya menjawab sebisa mungkin “Disana enak, dingin, aku engga kaya” “singkat amat lo jawabnya, oh iyaa gausah ‘aku kamu’ pakai gua elo aja dom” lalu aku hanya tersenyum.
Pelajaran ke2 dimulai aku hanya mengikuti saja yap pelajaran kali ini Bahasa Inggris, sepertinya berita ada anak pindahan dari luar negeri sudah menyebar disekolah ini, guru bahasa inggris itu bertanya “I heard that there’s a new Kid from USA? Can you please stand up and introduce yourself young man?” haduh harus berapa kali aku memperkenalkan diriku? Sudah 2 kali hari ini, Ke cewe tadi dan ke kelas, masa harus di ulang lagi. Aku berdiri dan memperkenalkan diriku “namaku Zadan” “in English” guru itu memotong perkataanku, haduh banyak maunya nih guru, ya langsung saja aku memperkenalkan diriku dalam bahasa Inggris. Seketika kelas yang berisik menjadi hening ketika aku memperkenalkan diri menggunakan bahasa inggris, “excellent” kata guru bahasa inggris itu sesudah aku memperkenalkan diriku dan sekelas bertepuk tangan. ‘Lah emang aku habis ngapain sampe diberi tepuk tangan seperti ini’ pikirku dalam hati, duduklah kembali aku disamping Dwi, “ah gila lo bahasa inggrisnya kaya bule ditipi tipi” sahut Dwi sambil memberi salaman kepadaku. Tidak banyak yang aku perhatikan dikelas, oh ya tunggu, ‘aku tidak sekelas dengan cewe itu’.
Jam isitirahatpun tiba aku mengeluarkan bekal yang dibuat oleh mamahku, “Wih anak baru bawa makanan nih coy, anak mami banget” Dwi dengan suara kerasnya dan disambut dengan tawa anak anak sekelas, aku hanya tertunduk dan memakan bekalnya. Tiba tiba 2 perempuan datang ke mejaku, ya dia! Dia Dewi dan seseorang perempuan, nampaknya dia adalah temannya. “eh Dom, lo bohong ya sama gua?!” tanyanya dengan muka bete, “emm..ya kamu udah tau kan jawabannya?” aku hanya menunduk entah apa yang kulihat dibawah. “kalau ngomong liat orangnya dong Dom!” sautnya, “e…iya wi” jawabku. Sedikit tentang Dewi, dia ini menerutku manis, kulitnya putih, rambutnya panjang sepinggang, tingginya 160cm. “nih kenalin temen gua Bella, dia Sohib gua” dengan menyodorkan tangannya aku menyalami gadis yang bernama bella itu, “Dom” memperkenalkan diriku ke Bella. Bella ini cantik, kulitnya kuning langsat, matanya besar, dan menurutku senyumnya manis.
“Pokoknya lo punya hutang cerita sama gua ya Dom!” lalu ia pergi keluar dengan Bella meninggalkan kelasku. “Lo kenal si dewi dari mana dom?” Tanya si Dwi yang dari tadi hanya diam ketika Dewi berbicara kepadaku. “tadi aku… eh gua ketemu dijalan” jawabku, “wah gila juga bisa seakrab itu sampe disamperin kekelas” lagi lagi aku tersenyum menanggapi pernyataannya Dwi. “Lo gila ya senyum mulu kalau orang ngomong?!” grutunya “emm emang dewi kenapa Dwi?” tanyaku mencairkan suasana. “panggil gua kong aja dom, gua bilang”, “ee iya kong..” aku baru kali ini berbicara banyak, dulu diamerika saja aku sering menyendiri karena ya memang biasanya begitu. Punya teman juga ya bisa dihitung jari. “gini dom sebenernya Dewi itu…”
Spoiler for "INDEX":
Polling
0 suara
Siapa yang akan menjadi pendamping Dom?
Diubah oleh StupidKitten 30-06-2017 22:04
anasabila memberi reputasi
3
535.3K
1.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
StupidKitten
#63
nih pada bilang part 9 pendek, ane nulis part 10 langsung deh panjang 
PART 10
Dewi sepertinya terlelap? atau mungkin pingsan? gua gatau harus berbuat apa, yg gua tau kalau ada orang pingsan ya kalau gak dikasih minyak angin, ya dikasih nafas buatan. Gua menarik Dewi yang sekarang ada dipundak gua, dia masih bernafas, syukurlah. Dahinya pun tidak anget, berarti dia masih normal normal aja, gak sakit. Saat gua memegang tangannya tiba tiba.....
"HAYOOOO KAMU MAU NGAPAIN?" Dewi dengan nada yang keras mengejutkan gua, gua kaget setengah mati, sontak gua terdiam.
"aduh bikin kaget aja sih lo!" gak ngebentak sih cuman dengan nada yang sedikit kesal.
"lagian kamu tuh gak bisa serius dikit sih yaudah aku pura pura pingsan hehehe"
"yeh cengengesan aja lo, ujan nih mau kemana kita?" tanya gua yg masih rada kesel dama Dewi.
"Kita dinner yuk, biar kaya orang orang gitu"
"Gua gak mau ah kaya orang orang, terus abis dinner kemana?"
"yeh sok sok-an nih bule sipit, abis dinner kamu anter aku kerumah oma, nanti kamu bawa mobilnya pulang ya?"
"terus gajadi nginep dong? ah gak mau gua bawa mobilnya nanti ilang " gua menggoda Dewi, iya gua kira beneran gua bakal nginep dirumahnya, tapi ternyata engga.
"yeh maunya banget nginep sama aku, udah bawa aja gausah nolak!" ketusnya judes
"ya tadi kan lo yg nawarin, masa gua tolak haha"
*PLAK* digampar halus gua sama Dewi. setelah itu gua ngajak dia makan malem, gak dimall, gak direstoran mewah, gak difastfood. dimana? yap diwarung makan pinggir jalan, pecel lele. Gak ada rasa malu atau gengsi dalam diri Dewi, bahkan dia makan nambah! Dewi gak seperti cewe padaa umumnya. Bahkan Dewi membayar makakanan yg kami pesan, tanpa memberi kesempatan untuk gua membayar.Tapi kenapa sampai saat ini gua belum tertarik sama dia? ah seiring berjalannya waktu mungkin gua akan menyukainya, ya sekarang juga dia udah jadi pacar gua kan?
Selesai makan, kami pergi ketaman kota sekedar duduk duduk, sambil ngobrol ngobrol tentang diri kami. Dewi menceritakan kalau dirinya dibesarkan tanpa seorang ayah, mamahnya ditinggal saat ingin melahirkan Dewi, kira kira 3 bulan sebelum Dewi lahir. Pantas tidak ada foto seorang ayah didinding rumahnya. Dewi terlihat murung ketika menceritakan semuanya.
Yang lebih mengejutkan adalah dulunya Dewi bukanlah orang kaya, lantas gua gak begitu percaya, karena apa yg gua liat, rumahnya, mobilnya, dompetnya, mana mungkin nyokapnya dapat segitu banyak dalam waktu yg singkat? tapi kuasa Tuhan besar, tidak ada yang tidak mungkin.
"makasih ya udah mau dengerin cerita aku, duh jadi cengeng gini" air mata membasahi pipinya.
"iya sama sama, kan itu gunanya teman Dew"
"aku kira kita udah pacaran Dom?" mukanya cemberut
"oh iya udah hehe maap yak"
"Bodo!"
"yah ngambek"
"yaudah kamu ceritain dong gimana disana?"
Gua cerita tentang kehidupan gua, yup walau gua tinggal dinegeri paman Sam yang memang negera maju, tapi gua gak pernah bahagia disana, ya mungkin karena emang karena sifat gua sendiri. Ketika dulu disekolah pas istirahat gua pasti duduk sendiri di cafeteria, sering juga gua dibully sama orang orang disana, tapi gak pernah gua lawan, ya kalau gua lawan juga pasti gua dikeroyok
. Sebenernya banyak yg ngajak gua sekedar main, tapi karena udah terlanjur takut sama social culture yang menurut gua kejam jadi gua agak menolak. Pokoknya jangan pernah ngebully orang! karena gua udah pernah ngerasain gimana rasanya dibully abis abisan, dan rasanya gak enak.
"Kok kamu kuat sih begitu?" mata Dewi berkaca-kaca.
"ya kuat kuatin lah hahaha"
"aaaa aku jadi sedih"
"yeh lo mah sedih mulu, udah yuk pulang"
"gamau ah jarang jarang aku keluar malem, nanti aja maleman yayayaya??" pintanya manja.
"yeh mau kemana lagi udah malem ga ada yg bisa diliat" ketus gua yang udah masih ngantuk, walau masih jam 7an.
Setelah duduk duduk ditaman, kami kembali ke mobil, gua terdiam. gua berfikir bahwa setelah ketemu Dewi hidup gua jadi berbeda, lebih berwarna, padahal baru 2 hari, gak sabar kedepannya bakal lebih berwarna. Gua mencium keningnya lalu dia tersenyum. Dewi membawa gua muter muter kota hujan ini, yap sangat indah memang kota yg dikenal macet ini, tapi tak apalah selama berdua sama dia semua jadi berbeda.
setelah gua mengantar Dewi kerumahnya untuk mengambil seragam sekolahnya untuk besok, kami menuju kerumah omanya. tidak butuh waktu lama, sekitar 15 menit sampai. setelah gua antar, dia membiarkan gua untuk membawa mobilnya pulang. Gila memang tapi dia serius, seakan tidak takut kalau mobilnya bakal gua jual, atau gua gadai.
"Besok jemput aku jam 6.15 ya, jangan telat loh!"
"eh tapi beneran ini aku bawa mobil lo pulang?"
"beneran ih! udah sana pulang, udah malem! hus hus jangan lupa sms aku ya!" dia mengusir gua halus.
Setelah gua pamit ke Dewi dan omanya gua langsung tancap gas pulang, sesampainya dirumah, nyokap dan bokap gua bingung karena ya gua berangkat sekolah jalan kaki pulang malem malem bawa mobil bagus, dikira gua menang undian mobil hahahha. tapi ya gua ceritain aja kejadian hari ini dan hasilnya gua harus bawa Dewi kerumah.
Kelar mandi gua langsung tepar dikasur, gua mengeluarkan HP niatnya untuk ngabarin Dewi sama mau bilang makasih, tapi gua bodoh, nomornya gua gak punya! Gua bingung, gua iseng aja buka facebook cari nama dia tapi ternyata ga ada, ya wajar aja sih karena Facebook emang masih asing saat itu, mungkin orang Indonesia juga belum banyak yg tau. gua langsung tidur aja lah.
Jam tepat pukul 6.15 gua udah ada didepan rumah omanya Dewi, lalu gak lama dia keluar.
"Selamat pagi nona manis" sapa gua
"jahat ga ngabarin! aku kira kamu kabur bawa mobil aku"
"lo aja gak ngasih nomernya dodol"
"oh iya hahaha nih catet nomor kamu"
Dewi memberikan HPnya, lalu saat gua mau nyatet nomor gua tiba tiba ada SMS masuk dari Dika, gua gak buka, langsung gua kasih aja ke Dewi.
"apa tuh isinya?" tanya gua
"biasa lah dia mau jemput, dari dulu sampe sekarang dia begitu"
"oh gitu yaudah sama dia aja" canda gua
"apasih galucu" jawabnya jutek
Sepanjang perjalanan kesekolah Dewi diem aja, apa karena candaan gua yg keterlaluan? ah masa gitu aja keteraluan sih. gua cubit cubit tangannya tapi dia malah jutek kegua. Sebenernya ada apa sih Dewi sama Dika?
PART 10
Spoiler for :
Dewi sepertinya terlelap? atau mungkin pingsan? gua gatau harus berbuat apa, yg gua tau kalau ada orang pingsan ya kalau gak dikasih minyak angin, ya dikasih nafas buatan. Gua menarik Dewi yang sekarang ada dipundak gua, dia masih bernafas, syukurlah. Dahinya pun tidak anget, berarti dia masih normal normal aja, gak sakit. Saat gua memegang tangannya tiba tiba.....
"HAYOOOO KAMU MAU NGAPAIN?" Dewi dengan nada yang keras mengejutkan gua, gua kaget setengah mati, sontak gua terdiam.
"aduh bikin kaget aja sih lo!" gak ngebentak sih cuman dengan nada yang sedikit kesal.
"lagian kamu tuh gak bisa serius dikit sih yaudah aku pura pura pingsan hehehe"
"yeh cengengesan aja lo, ujan nih mau kemana kita?" tanya gua yg masih rada kesel dama Dewi.
"Kita dinner yuk, biar kaya orang orang gitu"
"Gua gak mau ah kaya orang orang, terus abis dinner kemana?"
"yeh sok sok-an nih bule sipit, abis dinner kamu anter aku kerumah oma, nanti kamu bawa mobilnya pulang ya?"
"terus gajadi nginep dong? ah gak mau gua bawa mobilnya nanti ilang " gua menggoda Dewi, iya gua kira beneran gua bakal nginep dirumahnya, tapi ternyata engga.
"yeh maunya banget nginep sama aku, udah bawa aja gausah nolak!" ketusnya judes
"ya tadi kan lo yg nawarin, masa gua tolak haha"
*PLAK* digampar halus gua sama Dewi. setelah itu gua ngajak dia makan malem, gak dimall, gak direstoran mewah, gak difastfood. dimana? yap diwarung makan pinggir jalan, pecel lele. Gak ada rasa malu atau gengsi dalam diri Dewi, bahkan dia makan nambah! Dewi gak seperti cewe padaa umumnya. Bahkan Dewi membayar makakanan yg kami pesan, tanpa memberi kesempatan untuk gua membayar.Tapi kenapa sampai saat ini gua belum tertarik sama dia? ah seiring berjalannya waktu mungkin gua akan menyukainya, ya sekarang juga dia udah jadi pacar gua kan?
Selesai makan, kami pergi ketaman kota sekedar duduk duduk, sambil ngobrol ngobrol tentang diri kami. Dewi menceritakan kalau dirinya dibesarkan tanpa seorang ayah, mamahnya ditinggal saat ingin melahirkan Dewi, kira kira 3 bulan sebelum Dewi lahir. Pantas tidak ada foto seorang ayah didinding rumahnya. Dewi terlihat murung ketika menceritakan semuanya.
Yang lebih mengejutkan adalah dulunya Dewi bukanlah orang kaya, lantas gua gak begitu percaya, karena apa yg gua liat, rumahnya, mobilnya, dompetnya, mana mungkin nyokapnya dapat segitu banyak dalam waktu yg singkat? tapi kuasa Tuhan besar, tidak ada yang tidak mungkin.
"makasih ya udah mau dengerin cerita aku, duh jadi cengeng gini" air mata membasahi pipinya.
"iya sama sama, kan itu gunanya teman Dew"
"aku kira kita udah pacaran Dom?" mukanya cemberut
"oh iya udah hehe maap yak"
"Bodo!"
"yah ngambek"
"yaudah kamu ceritain dong gimana disana?"
Gua cerita tentang kehidupan gua, yup walau gua tinggal dinegeri paman Sam yang memang negera maju, tapi gua gak pernah bahagia disana, ya mungkin karena emang karena sifat gua sendiri. Ketika dulu disekolah pas istirahat gua pasti duduk sendiri di cafeteria, sering juga gua dibully sama orang orang disana, tapi gak pernah gua lawan, ya kalau gua lawan juga pasti gua dikeroyok
. Sebenernya banyak yg ngajak gua sekedar main, tapi karena udah terlanjur takut sama social culture yang menurut gua kejam jadi gua agak menolak. Pokoknya jangan pernah ngebully orang! karena gua udah pernah ngerasain gimana rasanya dibully abis abisan, dan rasanya gak enak."Kok kamu kuat sih begitu?" mata Dewi berkaca-kaca.
"ya kuat kuatin lah hahaha"
"aaaa aku jadi sedih"
"yeh lo mah sedih mulu, udah yuk pulang"
"gamau ah jarang jarang aku keluar malem, nanti aja maleman yayayaya??" pintanya manja.
"yeh mau kemana lagi udah malem ga ada yg bisa diliat" ketus gua yang udah masih ngantuk, walau masih jam 7an.
Setelah duduk duduk ditaman, kami kembali ke mobil, gua terdiam. gua berfikir bahwa setelah ketemu Dewi hidup gua jadi berbeda, lebih berwarna, padahal baru 2 hari, gak sabar kedepannya bakal lebih berwarna. Gua mencium keningnya lalu dia tersenyum. Dewi membawa gua muter muter kota hujan ini, yap sangat indah memang kota yg dikenal macet ini, tapi tak apalah selama berdua sama dia semua jadi berbeda.
setelah gua mengantar Dewi kerumahnya untuk mengambil seragam sekolahnya untuk besok, kami menuju kerumah omanya. tidak butuh waktu lama, sekitar 15 menit sampai. setelah gua antar, dia membiarkan gua untuk membawa mobilnya pulang. Gila memang tapi dia serius, seakan tidak takut kalau mobilnya bakal gua jual, atau gua gadai.
"Besok jemput aku jam 6.15 ya, jangan telat loh!"
"eh tapi beneran ini aku bawa mobil lo pulang?"
"beneran ih! udah sana pulang, udah malem! hus hus jangan lupa sms aku ya!" dia mengusir gua halus.
Setelah gua pamit ke Dewi dan omanya gua langsung tancap gas pulang, sesampainya dirumah, nyokap dan bokap gua bingung karena ya gua berangkat sekolah jalan kaki pulang malem malem bawa mobil bagus, dikira gua menang undian mobil hahahha. tapi ya gua ceritain aja kejadian hari ini dan hasilnya gua harus bawa Dewi kerumah.
Kelar mandi gua langsung tepar dikasur, gua mengeluarkan HP niatnya untuk ngabarin Dewi sama mau bilang makasih, tapi gua bodoh, nomornya gua gak punya! Gua bingung, gua iseng aja buka facebook cari nama dia tapi ternyata ga ada, ya wajar aja sih karena Facebook emang masih asing saat itu, mungkin orang Indonesia juga belum banyak yg tau. gua langsung tidur aja lah.
Jam tepat pukul 6.15 gua udah ada didepan rumah omanya Dewi, lalu gak lama dia keluar.
"Selamat pagi nona manis" sapa gua
"jahat ga ngabarin! aku kira kamu kabur bawa mobil aku"
"lo aja gak ngasih nomernya dodol"
"oh iya hahaha nih catet nomor kamu"
Dewi memberikan HPnya, lalu saat gua mau nyatet nomor gua tiba tiba ada SMS masuk dari Dika, gua gak buka, langsung gua kasih aja ke Dewi.
"apa tuh isinya?" tanya gua
"biasa lah dia mau jemput, dari dulu sampe sekarang dia begitu"
"oh gitu yaudah sama dia aja" canda gua
"apasih galucu" jawabnya jutek
Sepanjang perjalanan kesekolah Dewi diem aja, apa karena candaan gua yg keterlaluan? ah masa gitu aja keteraluan sih. gua cubit cubit tangannya tapi dia malah jutek kegua. Sebenernya ada apa sih Dewi sama Dika?
Diubah oleh StupidKitten 17-01-2016 13:04
JabLai cOY dan efti108 memberi reputasi
2