- Beranda
- Stories from the Heart
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
...
TS
vigovampironeo
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
Ini trit merupakan kumpulan cerita cerita horror eike selama kuliah di kota Malang , terutama untuk cerita pendek akan eike masukkan di trit ini secara berkala....100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:

vigo , niken , pendik , steve , renggo , zul , memet , danang , rani
Quote:
Penjelajahan Mistis di Kampus UMM(complete story)
Tiga Keranda di Jembatan Belakang Sengkaling(complete story)
Eric & Katrina(complete story)
Quote:
Malang Mysterio Exo(Trit Pelengkap)
Quote:
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 10-04-2022 07:28
ferist123 dan 28 lainnya memberi reputasi
25
975.3K
Kutip
2.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
vigovampironeo
#485
Astral Projection ke Museum Brawijaya
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar pertengahan tahun 2010 ketika eike masih kuliah semester 7 , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:
Bagi mereka yang pernah mengunjungi museum Brawijaya pasti akan merasakan hawa aneh ketika berada di halaman belakang museum yang berada di jl Ijen ini , di sinilah ditempatkan sebuah gerbong kereta api bernomor GR 10152 yang menjadi sumber dari hawa aneh yang dirasakan pengunjung.... gerbong berwarna hitam putih itu memang memiliki jejak berdarah di masa lalu , pada tahun 1947 pemerintah kolonial Belanda memindahkan 100 orang tahanan dari penjara Bondowoso ke penjara Surabaya menggunakan gerbong itu.... sulit untuk membayangkan 100 orang tahanan dijejalkan secara paksa ke dalam gerbong yang cuma seukuran truk box itu , lebih buruknya lagi gerbong itu tak memiliki saluran udara sama sekali , bisa dipastikan 100 orang tahanan yang berdesakan di dalamnya benar benar menderita luar biasa hingga akhirnya 46 di antaranya meninggal karena kepanasan dan kehabisan oksigen... tak heran jika gerbong itu akhirnya dijuluki sebagai 'Gerbong Maut'
Niken : " tuh kan gw udah rada mrinding nih rasanya zul , tiap ke sini pasti kayak gini terus "
Zul : " iya nik , aneh banget ya hawanya "
Gerbong itu terbuka bagian pintunya namun tak satupun dari kami yang berani memasukinya , kami merasa tidak tahan dengan pancaran hawa anehnya dan memilih untuk melihat dari jarak agak jauh.
Steve : " ini namanya residual tragedi mbak "
Niken : " energinya peristiwa tragis gitu ya stiv ?! "
Steve :" ada 46 arwah gentayangan terperangkap di dalam gerbong , akumulasi energinya gede makanya bisa dirasain "
Niken : " duh , tapi kok gak ada penampakannya ya ?!.. gw motret dari tadi gak dapet apa apa tuh "
Steve : " masalahnya masih siang mbak , coba kalau malam pasti ada yang nongol "
Niken : " masalahnya kalo malam ditutup sih museumnya , gimana mau uji nyali ke sini "
Aku cukup yakin dengan ucapan Steve barusan , pastilah 46 arwah para tahanan itu masih berada di dalam gerbong dan menyebabkan hawanya jadi terasa aneh..... berhubung museum ini tutup saat malam hari maka satu satunya cara untuk membuktikannya adalah dengan melakukan astral projection.
Me : " ndik , yok opo nek ngko bengi rogo sukmo ndek kene ? "
(ndik , gimana kalo ntar malem astral projection ke sini ?)
Pendik : " aku yo pengen weruh vig , tapi wedi nek pethuk arwahe "
(aku juga pengen tau vig , tapi takut kalo ketemu arwahnya)
Me : " lapo wedi ?!.. gak sah wedi kon ! "
(kenapa takut ?!... gak usah takut kamu !)
Niken : " lu mau astral projection ke sini vig ?! "
Me : " iya nik , penasaran gw "
Niken : " duh coba gw bisa kayak lu vig "
Zul : " sial ya nik kita gak bisa ngastral "
Me : " ntar gw ceritain kalo udah kelar dari sini "
Steve : " malam ini juga mas ?! "
Me : " yok opo ndik ?!... siap kon ?! "
Pendik : " oyi vig , pokoke tak kuat kuatno ae cek gak wedi "
(oyi vig , pokoknya aku kuat kuatin aja biar gak takut)
Me : " kita ngastral malam ini stiv "
Kurasa tengah malam nanti adalah waktu yang tepat untuk melakukan astral projection ke museum ini , aku merasa semakin tak sabar untuk membuktikan keberadaan arwah para tahanan di dalam gerbong maut itu.
Niken : " tuh kan gw udah rada mrinding nih rasanya zul , tiap ke sini pasti kayak gini terus "
Zul : " iya nik , aneh banget ya hawanya "
Gerbong itu terbuka bagian pintunya namun tak satupun dari kami yang berani memasukinya , kami merasa tidak tahan dengan pancaran hawa anehnya dan memilih untuk melihat dari jarak agak jauh.
Steve : " ini namanya residual tragedi mbak "
Niken : " energinya peristiwa tragis gitu ya stiv ?! "
Steve :" ada 46 arwah gentayangan terperangkap di dalam gerbong , akumulasi energinya gede makanya bisa dirasain "
Niken : " duh , tapi kok gak ada penampakannya ya ?!.. gw motret dari tadi gak dapet apa apa tuh "
Steve : " masalahnya masih siang mbak , coba kalau malam pasti ada yang nongol "
Niken : " masalahnya kalo malam ditutup sih museumnya , gimana mau uji nyali ke sini "
Aku cukup yakin dengan ucapan Steve barusan , pastilah 46 arwah para tahanan itu masih berada di dalam gerbong dan menyebabkan hawanya jadi terasa aneh..... berhubung museum ini tutup saat malam hari maka satu satunya cara untuk membuktikannya adalah dengan melakukan astral projection.
Me : " ndik , yok opo nek ngko bengi rogo sukmo ndek kene ? "
(ndik , gimana kalo ntar malem astral projection ke sini ?)
Pendik : " aku yo pengen weruh vig , tapi wedi nek pethuk arwahe "
(aku juga pengen tau vig , tapi takut kalo ketemu arwahnya)
Me : " lapo wedi ?!.. gak sah wedi kon ! "
(kenapa takut ?!... gak usah takut kamu !)
Niken : " lu mau astral projection ke sini vig ?! "
Me : " iya nik , penasaran gw "
Niken : " duh coba gw bisa kayak lu vig "
Zul : " sial ya nik kita gak bisa ngastral "
Me : " ntar gw ceritain kalo udah kelar dari sini "
Steve : " malam ini juga mas ?! "
Me : " yok opo ndik ?!... siap kon ?! "
Pendik : " oyi vig , pokoke tak kuat kuatno ae cek gak wedi "
(oyi vig , pokoknya aku kuat kuatin aja biar gak takut)
Me : " kita ngastral malam ini stiv "
Kurasa tengah malam nanti adalah waktu yang tepat untuk melakukan astral projection ke museum ini , aku merasa semakin tak sabar untuk membuktikan keberadaan arwah para tahanan di dalam gerbong maut itu.
Quote:
Tepat pada saat tengah malam aku , Pendik dan Steve telah melepaskan sukma dari tubuh masing masing , kini kami melayang layang belasan meter di atas daerah Tlogomas dan langsung bablas terbang ke arah jl Veteran.
Pendik : " aku kok gak iso miber dhewe yo vig ?!.. kudu dicekeli terus "
(aku kok gak bisa terbang sendiri ya vig ?!... mesti dipegangin terus)
Me : " lha ancen kon sek lagek iso mlebu alam astral ndik "
(lha emang kamu baru bisa masuk alam astral ndik)
Memang merepotkan jika harus terbang sambil memegangi tangannya Pendik terus terusan , tapi jika aku melepaskannya maka sukmanya akan langsung melayang terhembus angin dan ia sama sekali tak punya kontrol apapun untuk terbang seperti diriku dan Steve.... maklum saja sebagai pemula sukmanya masih belum beradaptasi dengan kondisi alam astral yang bebas gravitasi.
Steve :" kita mau nyampe nih mas "
Me : " oyi stiv "
Pendik : " aku rodok wedi vig "
(aku agak takut vig)
Me : " santai ae kon "
Steve : " kita terbang rendah mas ! "
Me : " oyi "
Setelah melewati beberapa komplek kampus kini kami bertiga telah tiba di jl Ijen yang tampak begitu lengang , dengan santai kami melayang melewati deretan perumahan elite di kiri kanan jalan ini sebelum akhirnya kami tiba di gereja Katholik yang tampak begitu megah menjulang.
Pendik : " kipa ilakes yo vig gerejone nek disawang ambek miber ngene "
(apik sekali ya vig gerejanya kalo dilihat sambil terbang gini)
Me : " iyo ndik , wes ayo langsung bablas ae ! "
Buru buru kami melayang meninggalkan gereja itu dan tak lama kemudian kami telah tiba di halaman museum Brawijaya yang tampak remang.
Steve : " kita mendarat di patung dulu mas ! "
Me : " oyi "
Segera saja kami mendarat di dekat patung kolonel Soewondo sang pendiri museum ini , selama beberapa menit kami celingukan mengamati keadaan di halaman depan yang tampak cukup gelap ini , sejumlah kendaraan perang tua macam tank dan artileri terpajang di sini sehingga kian menambah kesan mistis dari museum ini.
Steve : " kita langsung liat gerbong apa masuk museum mas ? "
Me : " di dalem ada arwahnya juga stiv ? "
Steve : " ada banyak mas , rata rata tentara jepang "
Pendik : " aku wedi stiv "
Me : " langsung ke gerbong aja stiv , gw penasaran sama itu doang "
Steve : " ayo ikutin aku mas ! "
Kini Steve melayang di atas atap museum sementara aku dan Pendik mengikutinya dari belakang , tak lama kemudian kami tiba di halaman belakang tempat di mana gerbong maut itu berada.
Pendik : " aaku wedi vig "
Me : " lapo wedi ndik ?!.. dadi uwong ojok weden kon ! "
(ngapain takut ndik ?!... jadi orang jangan penakut kamu !)
Steve : " ayo ndarat mas ! "
Tanpa buang waktu kami segera mendarat tak jauh dari lokasi gerbong maut itu , selama beberapa menit kami mengamatinya dengan perasaan was was , sebelum akhirnya kami dikejutkan dengan suara erangan kesakitan yang terdengar sayup sayup dari dalam gerbong " aahh !... ahh !... panas !!... ra kuat !!... panas !!... "
Pendik : " wwaduh vig ?! "
Me : " sttt !!.. "
Steve : " kita jalan sekarang ! "
Dengan penuh kegamangan kami bertiga mulai melangkah mendekati gerbong itu " ahh !.... panass !!...ttulung !!... bukak !... panass !!...." suara erangan yang menyakitkan itu terdengar semakin nyaring dan agak menciutkan nyali kami.
Steve : " siap mas ?! "
Me : " siap ! "
Pendik : " ttakut stiv "
Steve : " kita jalan lagi ! "
Kegamangan semakin terasa seiring langkah kami yang kian mendekati gerbong itu , sebelum akhirnya kami dikejutkan dengan sesuatu yang terlihat dari pintu gerbong yang terbuka.... dengan pencahayaan remang dari lampu mercuri di atap asbes kami dapat melihat segerombolan orang yang mengenakan baju lusuh , mereka tampak tergeletak tumpang tindih dan sesekali menggerak gerakkan tangan atau kepalanya dengan lemas , namun jarak yang masih kejauhan membuat kami kurang begitu jelas melihat kondisi fisik mereka.
Pendik : " vvig ?!?.. wancik vig ?!.. iku ??!! "
Steve : " tenang mas !!... mereka ngga bahaya , ayo deketan lagi ! "
Semakin dekat langkahku dengan gerbong itu semakin membuat nyaliku naik turun tak menentu , rasa takut dan penasaran bercampur aduk jadi satu.
Pendik : " ojok stiv !!.. aaku wedi "
Steve : " tenang mas !!... gak bahaya kok "
Kucoba untuk menyingkirkan rasa takutku saat berjalan mendekati gerbong berwarna hitam putih itu " ahh !... panass !!.. ttulung !!... njaluk banyu !.... ahh !... bukak !!.... " lagi lagi suara erangan itu terdengar semakin nyaring namun aku memilih untuk tak menghiraukannya.
Steve : " berhenti sini mas ! "
Me : " oyi stiv "
Dari jarak tak lebih dari 4 meter kami berdiri mematung sambil terpana menatap isi gerbong itu , apa yang terlihat di hadapan kami tampak lebih jelas lagi dan ternyata ada lebih banyak orang di dalam gerbong itu.... mereka tampak tergeletak dan saling tumpang tindih satu sama lain di lantai gerbong , selain itu mereka hanya bisa menggerakkan tangan dan kepala saja sambil terus mengerang erang kesakitan " ahh !... loro kabeh !... njaluk banyu !... panass !!... panass !!... " sejujurnya aku semakin tak tahan mendengar erangan mereka yang begitu menyayat hati dan juga bau busuk yang begitu menyengat , belum lagi jika melihat wujud mereka yang mengerikan sekaligus menjijikkan..... hampir seluruh permukaan kulit mereka mengelupas dan penuh borok menjijikkan , terutama bagian muka dan kepalanya yang berlumuran darah kering dan juga nanah , sementara bola matanya tampak melotot seolah menyiratkan penderitaan yang teramat sangat.
Pendik : " iiku vig ?!... iku tahanane ?!? "
Me : " iyo ndik , medeni kabeh rupane "
Meskipun merasa ngeri namun ada kepuasan tersendiri saat aku bisa melihat seperti apa wujud penghuni gerbong maut itu , tuntas sudah rasa penasaran yang selama ini mengusikku setiap kali mengunjungi museum ini.... gerbong maut yang biasanya tampak kosong melompong itu ternyata benar benar penuh sesak oleh mereka yang tak kasat mata.
Pendik : " aku kok gak iso miber dhewe yo vig ?!.. kudu dicekeli terus "
(aku kok gak bisa terbang sendiri ya vig ?!... mesti dipegangin terus)
Me : " lha ancen kon sek lagek iso mlebu alam astral ndik "
(lha emang kamu baru bisa masuk alam astral ndik)
Memang merepotkan jika harus terbang sambil memegangi tangannya Pendik terus terusan , tapi jika aku melepaskannya maka sukmanya akan langsung melayang terhembus angin dan ia sama sekali tak punya kontrol apapun untuk terbang seperti diriku dan Steve.... maklum saja sebagai pemula sukmanya masih belum beradaptasi dengan kondisi alam astral yang bebas gravitasi.
Steve :" kita mau nyampe nih mas "
Me : " oyi stiv "
Pendik : " aku rodok wedi vig "
(aku agak takut vig)
Me : " santai ae kon "
Steve : " kita terbang rendah mas ! "
Me : " oyi "
Setelah melewati beberapa komplek kampus kini kami bertiga telah tiba di jl Ijen yang tampak begitu lengang , dengan santai kami melayang melewati deretan perumahan elite di kiri kanan jalan ini sebelum akhirnya kami tiba di gereja Katholik yang tampak begitu megah menjulang.
Pendik : " kipa ilakes yo vig gerejone nek disawang ambek miber ngene "
(apik sekali ya vig gerejanya kalo dilihat sambil terbang gini)
Me : " iyo ndik , wes ayo langsung bablas ae ! "
Buru buru kami melayang meninggalkan gereja itu dan tak lama kemudian kami telah tiba di halaman museum Brawijaya yang tampak remang.
Steve : " kita mendarat di patung dulu mas ! "
Me : " oyi "
Segera saja kami mendarat di dekat patung kolonel Soewondo sang pendiri museum ini , selama beberapa menit kami celingukan mengamati keadaan di halaman depan yang tampak cukup gelap ini , sejumlah kendaraan perang tua macam tank dan artileri terpajang di sini sehingga kian menambah kesan mistis dari museum ini.
Steve : " kita langsung liat gerbong apa masuk museum mas ? "
Me : " di dalem ada arwahnya juga stiv ? "
Steve : " ada banyak mas , rata rata tentara jepang "
Pendik : " aku wedi stiv "
Me : " langsung ke gerbong aja stiv , gw penasaran sama itu doang "
Steve : " ayo ikutin aku mas ! "
Kini Steve melayang di atas atap museum sementara aku dan Pendik mengikutinya dari belakang , tak lama kemudian kami tiba di halaman belakang tempat di mana gerbong maut itu berada.
Pendik : " aaku wedi vig "
Me : " lapo wedi ndik ?!.. dadi uwong ojok weden kon ! "
(ngapain takut ndik ?!... jadi orang jangan penakut kamu !)
Steve : " ayo ndarat mas ! "
Tanpa buang waktu kami segera mendarat tak jauh dari lokasi gerbong maut itu , selama beberapa menit kami mengamatinya dengan perasaan was was , sebelum akhirnya kami dikejutkan dengan suara erangan kesakitan yang terdengar sayup sayup dari dalam gerbong " aahh !... ahh !... panas !!... ra kuat !!... panas !!... "
Pendik : " wwaduh vig ?! "
Me : " sttt !!.. "
Steve : " kita jalan sekarang ! "
Dengan penuh kegamangan kami bertiga mulai melangkah mendekati gerbong itu " ahh !.... panass !!...ttulung !!... bukak !... panass !!...." suara erangan yang menyakitkan itu terdengar semakin nyaring dan agak menciutkan nyali kami.
Steve : " siap mas ?! "
Me : " siap ! "
Pendik : " ttakut stiv "
Steve : " kita jalan lagi ! "
Kegamangan semakin terasa seiring langkah kami yang kian mendekati gerbong itu , sebelum akhirnya kami dikejutkan dengan sesuatu yang terlihat dari pintu gerbong yang terbuka.... dengan pencahayaan remang dari lampu mercuri di atap asbes kami dapat melihat segerombolan orang yang mengenakan baju lusuh , mereka tampak tergeletak tumpang tindih dan sesekali menggerak gerakkan tangan atau kepalanya dengan lemas , namun jarak yang masih kejauhan membuat kami kurang begitu jelas melihat kondisi fisik mereka.
Pendik : " vvig ?!?.. wancik vig ?!.. iku ??!! "
Steve : " tenang mas !!... mereka ngga bahaya , ayo deketan lagi ! "
Semakin dekat langkahku dengan gerbong itu semakin membuat nyaliku naik turun tak menentu , rasa takut dan penasaran bercampur aduk jadi satu.
Pendik : " ojok stiv !!.. aaku wedi "
Steve : " tenang mas !!... gak bahaya kok "
Kucoba untuk menyingkirkan rasa takutku saat berjalan mendekati gerbong berwarna hitam putih itu " ahh !... panass !!.. ttulung !!... njaluk banyu !.... ahh !... bukak !!.... " lagi lagi suara erangan itu terdengar semakin nyaring namun aku memilih untuk tak menghiraukannya.
Steve : " berhenti sini mas ! "
Me : " oyi stiv "
Dari jarak tak lebih dari 4 meter kami berdiri mematung sambil terpana menatap isi gerbong itu , apa yang terlihat di hadapan kami tampak lebih jelas lagi dan ternyata ada lebih banyak orang di dalam gerbong itu.... mereka tampak tergeletak dan saling tumpang tindih satu sama lain di lantai gerbong , selain itu mereka hanya bisa menggerakkan tangan dan kepala saja sambil terus mengerang erang kesakitan " ahh !... loro kabeh !... njaluk banyu !... panass !!... panass !!... " sejujurnya aku semakin tak tahan mendengar erangan mereka yang begitu menyayat hati dan juga bau busuk yang begitu menyengat , belum lagi jika melihat wujud mereka yang mengerikan sekaligus menjijikkan..... hampir seluruh permukaan kulit mereka mengelupas dan penuh borok menjijikkan , terutama bagian muka dan kepalanya yang berlumuran darah kering dan juga nanah , sementara bola matanya tampak melotot seolah menyiratkan penderitaan yang teramat sangat.
Pendik : " iiku vig ?!... iku tahanane ?!? "
Me : " iyo ndik , medeni kabeh rupane "
Meskipun merasa ngeri namun ada kepuasan tersendiri saat aku bisa melihat seperti apa wujud penghuni gerbong maut itu , tuntas sudah rasa penasaran yang selama ini mengusikku setiap kali mengunjungi museum ini.... gerbong maut yang biasanya tampak kosong melompong itu ternyata benar benar penuh sesak oleh mereka yang tak kasat mata.
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 24-09-2017 20:06
meqiba dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas