Hmm, itu sedikit curhatnya kemana dia pergi. Masih berlanjut, gue mulai ngawali obrlan yang seharusnya. Gue amati dan pahami mereka berdua, rasanaya udah siap dan udah sama-sama bisa dengerin kok. Wajahnya sama-sama udah cantik banget, ketawa-ketiwi dan Senang karena bareng-bareng gini sama gue, dan kita sama-sama punya cita-cita yang sama. Sesekali gue ulangi apa yang selama ini gue tanya ke Sitaa, atau Rista. Biarin mereka bosan dengar, anggap aja memantapkan rasa dihati masing-masing!
Quote:
Gue: "Sitaa, apa nggak sakit hati, apa Sitaa berkenan? kalau Oval juga menikah dengan Dia??",
Sitaa: "Hehehe, kan? apa yang Sitaa duga.. Dari pertama ya Mas, pertama mamas cerita soal Mbak Rista ini sebenernya Sitaa udah bisa nangkep, keyakinan Mamas akan dia itu sangat kuat. Dan mamas menjanjikan kalau Sitaa bakal ada pula dikehidupan Mamas, jadi Sitaa selama ini sadar diri Mas, kalau dia lebih dulu",
Gue: "Gue nggak akan pernah ninggalin Lo selamanya, Taa. Walau ada Rista yang nggak bakal gue tinggalin juga, Janji. Janji.. Taaa.. Janji buat Sitaa dari Mamas yaa..",
Sitaa: "Iyaa, Mas.. Sitaa percaya, terus 26 nya gimana? apa Mamas mau Nikahi Mbak Rista atau Sitaa duluan?. Jujur aja mas, nggak akan ada habisnya membahas hubungan Kita ini, Mamas pasti yang akan menang, dan Sitaa bakal menerima apapun keputusan Mamas kok, asal jangan sia-siakan Sitaa yaa, Pleaseeee....",


Gue yang awalnya nggak enak, jadinya mulai membiasakan aja. Meluk Sitaa di depan Rista, atau sebaliknya, ada kala keduanya gue peluk dan udah nurut aja sih maunya gimana. Moodnya lagi pada baik semua nih. Dan saat gue ngobrol dengan Sitaa, Rista itu juga dengerin, senyum dan nggak ada marah atau mutus obrolan, Sitaa juga sama. Memang sih gue masih sering ke Sitaa karena dia yang ngilang, dan Rista kan udah Fina urusannya.
Quote:
Gue: "Nggak Bakalan, janjiiii,. Kalau Mamas ya Taa, Nikahi dia dulu, baru nikahi Sitaa, tapi ada jeda paling nggak kan sebulan, gimana???.. Yaaa.. MAAF banget yaa Taa.. Gue sayang sama Lo.. gue tau ini buat Sitaa sakit..",
Sitaa: "Iyaa.. Mas, Hehehe.. Enggak kok, asal Mas OVal nepati janji, nanti deh Sitaa pikir dulu bisa-bisa malah Sitaa minta waktu setelah Mas Nikah sama Mbak Rista itu jeda 2 atau 3 bulan. ",
Gue: "Hmmm.. ",
Sitaa "Mass.. Sitaa juga manusia kan? Pasti ada lah yang namanya sakit Hati. Tapi, ini jujur.. Bagi Sitaa, telah memiliki Mamas itu udah CUKUP buat Sitaa.. Jangan tinggalin Sitaa ya Mas, sampai kapapun juga.. Hmm, soal Mbak Rista apa udah serius nih? mau nikahi dia dulu??, ehhee maaf gue ulang, Mas..",

Gue: "...................",

Ya Alloh, ada yaa Perempuan seperti Sitaa ini.. Secara Fisik, dia Cantik, Cakep, Mulus, Putih kekuningan, Ahhh pokoknya AYUUU!!, sifatnya juga bersahaja, nggak sombong, Pinter. Ahh lagi ..... pokoknya dia mendekati sempurna, walau ada sedikit hal yang kadang kurang diterima banyak orang (tai), ehh, Hehehehehe.. Dan, gue sendiri nggak akan mungkin menyia-nyiakan dia, ini sudah janji dan gue emang suka, nggak mau kehilangan dia. Disisi lain, Rista tetap terukir karena dia yang pertama, dan kenangan Indah Pula, dari dulu dan selamanya..
Quote:
Gue: "Iyaa, Sitaaa.. Ikhlas kan?",
Sitaa: "Mas, segala sesuatu yang ada pada kita berdua kan udah siap, Sitaa nurut aja.. Kalau mau dirubah ya terserah mas.. Yang penting Mamas menepati semua Janji Mamas ke Sitaa.",

Sesekali kita membahas hal lain, dan keduanya tetap akrab tanpa marah atau gimana.. Kitapun masih santai bertiga sambil menikmati malam. Rista mulai ngobrol lebih banyak, dan semua menerima. Rista nemenin gue bahas sedikit masa lalu, dari awal sejarah kehidupan gue mulai SMP, dalam hal ini mengenal Rista, sampai mengenal Sitaa, dan tentunya detik ini sampai ada bertiga. Terlalu panjang dan bosan kalau hanya mengulang, gue harap malam ini selesai dan nggak ada PR apapun, sesuai apa yang seharusnya baik buat kita semua..
Ada kala kita tarik ulur sambil bercanda, masalahnya jelas kalau Rista awalnya nggak mau kalau gue menikah dengan yang lain juga. Walau Sitaa sama, tapi dia udah mutlak nggak goyah dengan keputusan sendiri untuk berdamping denganku walau keadaan nggak bakalan tau. Walau sekarang keduanya udah siap dan Rista emang bakal pertama gue IJAB (bukan Mutlak istri pertama juga)

.
Quote:
Sitaa: "Mbak Rista, Sitaa nggak apa-apa kok. Kalau emang ini maunya Mas Oval, dan Sitaa juga udah paham gimana kalian berdua sejak dulu. Andai, aku jadi kamu mbak, tentu akupun akan seperti itu.. Tapi, aku bukan kamu, ya kan?",
Rista: "Iyaa, makasih.. Maaf Val, Sitaa. Gue emang Plin-Plan nggak jelas, tapi Jujur Val, Sitaaa.. Gue nggak bisa hidup tanpa Oval, kita semua sama, ya kan?. Jujur kalau gue, sangat susah ngelupain Lo dan kisah kita, dan sama halnya Lo.. ",
Sitaa: "...........",
Gue: "..............",
Rista: "Gue juga meyakinkan sejak dulu kalau Lo bakalan balik ke gue. Meski, ada kala gue goyah dan beralih dengan laki-laki lain. Tapi, sejak pertemuan itu, setelah sekian lama nggak ketemu. Gue udah yakin banget bakalan sama Lo lagi.. Soal cowok-cowok dan lainnya, hehehe jadi malu, itu cuma manasi Lo aja kok, hehhee",

Gue: "Hmm BASI,, wkwkwk.. Hahahaa,, iya CUNIL, gue janji berusaha buat kalian berdua. JANJI semua akan bahagia. Hmmm.. Sitaa, gimana?",
Sitaa: "Iyaa Mas, Sitaa udah nggak akan mengulang lagi apa yang udah jadi keputusan.. Dia dulu di nikah, aku nggak apa-apa Mas, kan kita juga udah pasti, kan?",
Gue: "Iyaaa.. Sayang ..",
Rista: "Val, Dengan segala usaha selama ini biar gue bisa menerima kalau Lo dengan Sitaa juga, ini bukan terpaksa pula. Ini murni karena gue cinta sama Lo, apapun lo itu bebas dan gue hanya berusaha memenuhi. Jelasnya gue minta satu hal ya Val, Gue pengen Lo Adil ke Gue dan Sitaa..",
Sitaa: "Mbak Ristaa.. aku SETUBUH, ehehehehe..

",
Rista: "Hehehehe, Iya, Taaa..",
Gue: "Hmm, iyaaa.. NIL!! TAA!! Hehehe..,
Rista: "Bentar igghh... belum selesai juga!!. Hmm, Jangan sia-siakan salah satunya apalagi keduanya, tentu lo udah lebih ngerti.. Gue udah menyadari semuanya, Val, kalau Takdir gue, lo dan Sitaa (mungkin) memang harus begini.",
Sitaa: "Guepun berpikir sama, Mbak.. Hanya berusaha menghilangkan rasa (sedikit) "menyesal" karena menjadi seperti ini.. Walau tak bisa, setidaknya tertutup.. Kita bisa berjalan bersama, tentunya Nahkodanya kan Dia..",
Gue: "...........",
Rista: "Iyaa, Sitaaa.. Hmm, Gini, Val.. Sekarang tegasin, Lo yang mutusin!, kita semua menerima!,

Beberapa saat gue diem, 5 menit saja dan mereka menghargai diemnya gue, karena memutuskan hal yag sangat Penting. Apapun ini, insyaAllah keduanya menerima.
Quote:
Gue: "Nil...",
Rista: "Hmm...",
Gue: "Taa,..",
Sitaa: "Iyaa, Mass",

Gue: "Gue nikahi Rista dulu, soal tanggal oke 29 Desember. Sitaa, Maaf yaaa..",
Rista: "Heeee??",
Gue: "Nggak bisa diganggu, usaha.!",
Rista: "Iyaa, Oval Asu! Haha",
Gue: "Sitaa, bagaimana denganmu sayang?",
Sitaa" "Sitaa nurut sama Mamas. Kapanpun itu!",

Tiba-tiba jadi diem dan berpikir, selain gue lagi Kagum dan Takjub dengan seorang "FELICITA" yang dengan tulus bersikap seperti itu. Rista yang awalnya sakit, ini wajar, dan yang awalnya nggak suka dengan Sitaa, itu juga wajar. Mereka berdua udah menerima, Rista juga udah siap ditanggal itu, tinggal membahas Sitaa.
Obrolan masih berlanjut, ada kala pikiran gue nggak karuan. Pengen banget yang namanya "Minum Alkohol", biar rada enakan dikit lah obrolannya. Sampai malam mulai larut,
Quote:
Sitaa: "Mas, silahkan Ijab dengan Mbak Rista dulu. Jedanya jelas udah Sitaa kasih tau tadi.. Hehehe",
Gue: "Iyaa, Sitaa, bantu gue ngatur yaa.",
Sitaa: "Mbak.. Silahkan..",
Rista: "Sitaa, makasih yaa..",
Sitaa: "Mbak, akur dengan Sitaa yaa,",
Rista: "Sitaa, lo saudara gue juga.. Bersama dia yaa. Kita hidup bersama. Hehehe",

Rista berpindah, lalu memeluk Sitaa.. Suasana yang WOW banget, bisa akur seperti ini..
Quote:
Sitaa: "Iyaa, Mbak.. Hmm, Ehh mass... Paling nggak 2 atau 3 bulan saja jedanya yaa, setidaknya setelah Mas Ijab kan nanti Sitaa bisa ke Jogja dulu atau di rumah sama Ibu. Mas silahkan tinggal dirumah baru atau dirumah Mbak Rista itu bukan Sitaa yang mutusin."..,
Gue: "..........",
Sitaa: "Nanti segalanya Sitaa atur, soal Kak Reno, Helena, Papa Mama kalau perlu. Bisa kita bahas..",
Gue: "Iyaa, Taa.. Oke.. Makasih dan maafkan kesalahan gue selama ini, hingga detik ini berapa banyak rasa sakit yang gue buat ke Lo.. Maaf, Taaa..",
Sitaa: "Udah Mas, sama-sama saling memaafkan saja yaa.. Harapanku, kamu bisa Adil terhadapku, selain adil terhadap Mbak Rista. Tulus kepadaku, selain ketulusanmu untuk Mbak Rista.. Akupun ber-HAK mendapat Porsi yang sama sesuai dengan apa yang kamu berikan ke Mbak Rista. Walau aku sadari antara Aku dan Mbak Rista pasti TIDAK AKAN sejajar.",
Gue: "Iyaa, sayang.. Aku janji, dan akan berusaha seMATInya...",
Rista: "Sitaa, sekali lagi maafin gue dan makasih yaaa..",

Sitaa: "Iyaa Mbak Ris..",

Hmm, benar-benar meyenangkan malam ini. Dan, gue nggak pengen mengakhiri hal seperti ini. Sampai kapanpun, kita bertiga akan terdidik dengan sendirinya kalau kita akan terus bersama. Tentu semua dengan usaha, do'a, dan KEYAKINAN!.
Quote:
Rista: "Val.... Hehee..",

Gue: "Apa???",
Sitaa: "Hahaha, itu Mbak Rista minta di cium, wwkwkkwk..",
Rista: "Eyyy, kamu juga loh Taaa, hayooo ngaku . Hahahaa",
Sitaa: "Ehhh..",
Gue: "Hahaha, sini sini tak cium wessss..",

Hahaha gue ciumi Rista, dan Sitaa bergantian.. Mereka seneng aja, gue juga dan nggak malu-malu ada kala banyak yang melihat. Jujur, ini kehidupan gue yang nggak bisa diganti dengan APAPUN!
Quote:
Gue: "Aduh....",

Rista: "Apaa??",
Gue: "Eeww, enggak!!, Hahahahaha",
Sitaa" "Ketawa???, Mas...",
Gue: "Ini lohhhh.. Lha kalau di Kamar sih gimana yaa?. Hhahaha, kalau bertiga gini di kamar terus.............",
Sitaa: "Hhaaa..",
Rista: "Hahahaha, katanya lo udah ngerti hukumnya, Val.. Hhihihiii..",
Gue: "Hallahhh Cunil...! malah di bahas, wkwkwk..",

Hmm, kita ini orang lepas, orang bebas, kita bertiga bisa semaunya, dan kendali tetap di gue. Keputusan udah ada, semua udah lega, Beberapa Hari lagi gue bakal nikahi Rista. Jadi, gue harus cepat ambil keputusan.
Setelah ini, besok pagi siang atau sore, harus pulang dan membahas dengan masing-masing orangtua. Duhh, semoga saja lancar, tentunya Sitaa yang gue harap nggak sakit hati dan bisa ada saat gue Ijab sama Rista. Tentu harapannya dia menerima apapun yang terjadi dan segalanya tentang kita bertiga
Gue sengaja berjalan sendiri, mereka berdua asik ngobrol dan bercanda. Bersandar di trotoar dengan sebatang Rokok, sedikit jauh dari mereka. Gue masih dengan lamunan, memikirkan mereka berdua. Sungguh, semua ini Ujian dan Rezeki dari-MU Ya Alloh, terima kasih karena telah memberikan Mereka kepadaku, akan aku jaga titipan-MU..
Rista, yang ku kenal saat Dulu, dengan segala Qodo' dan Qodar yang mampu mempersatukan kita kembali setelah jalan berliku itu masing-masing ditapaki.. Sitaa, tetaplah indah mendampingi kehidupan, segalanya untuk Sitaa.. Yaa, Mereka berdua yang SANGAT istimewa..
-----++++++-----