- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#3911
Alhamdulillah #1
Sejak malam itu Salsa berdua dirumah gue, paginya dia pulang ke Rumah Ibu ambil Bella karena mau sekolah, selain itu dia udah bilang "silahkan" dan berusaha menerima kalau gue mau menikah. Gue lanjut kerja aja, dan masih memikirkan Hal soal Sitaa yang sejak itu nggak bisa dihubungi. Rista udah gue kasih tau soal ini, dia bersedia membantu apapun soal Sitaa. Jadinya gue ambil langkah ke Jogja menemui Sitaa. Sampai jogja, berdua dengan Rista dan masih bingung mau kemana dan bagaimana.
Dilain sisi, gue udah nggak sabar ngasih tau Erika. Karena sama Rista dan takut jadi masalah akhirnya gue kabari Erika lewat sms, ehh dianya malah cuek dan intinya "silahkan" juga alias nggak urusan, jadi dengannya gue anggap beres. Pesannya tetap sama jangan lupakan anak, dalam hal ini Fajar. Sore dan nyantai di Kontrakan, dan sampai sekarangpun belum tau Sitaa dimana, anak kost ditanya nggak ada yang tau dan yang jelas Sitaa pergi udah hampir 4 hari ini entah kemana.
Malam tiba, gue mulai mencari Sitaa dengan cara datengi temen-temen dia yang gue kenal banget, tapi mereka juga bilang nggak tau. Sampai ke Gereja tempat Sitaa itu ada, disanapun nggak ada yang tau. Akhirnya gue ke Cafe tempat gue dan Sitaa nongkrong, disanapun nggak ada, sampai ke Diskotek sekalian juga nggak ada. Ya udah berarti emang belum disuruh ketemu. Larut malam kitapun pulang lagi, Rista juga ikutan bingung.
Hari esoknya, dari pagi sampai sore mencari Sitaa juga nggak ketemu. Asu! ini anak kemana dan dimana ya? semua kontak nggak bisa dihubungi. Padahal gue udah ke Kampusnya, ah kemana-mana juga nggak ada, sampai malam ini kita udah ke Cafe lagi, pusing jadinya Mabuk nih berdua sama Sitaa. Ujung-ujungnya Mabuk juga lah ngapain lagi, Tai!.. Disela ini pula, pikiran gue mutusin buat hubungi si Reno.. Siapa tau dia ngerti dimana Sitaa.
Gue Call aja si Reno, kaget aja sih dianya kok tumben gue telpon dia. Awalnya langsung maki-maki kasar ini itu tapi gue minta seucap kata aja yang mau gue sampaikan. Diapun berusaha mendengarkan, nanya aja soal Sitaa, eh setelah gue jelaskan malah dia marah besar dan sekarang juga dia mau nemui gue.
Dag dig dug sih walau gue nggak ada takutnya sama dia. Beberapa waktu Reno dateng sendiri dan langsung kaget karena gue dengan Perempuan yang kece plus Pahanya mulus kayak ayam KFC
. Tapi, diapun juga udah tau kalau mau menikah 2, dan sekali lagi gue tegasin ke dia, Sitaa juga nggak akan pernah gue sia-sia. 1 Botol berputar lagi kali ini Reno ikut minum. Gue perlahan jelasin, dan Rista juga membantu. Kali ini pula, Reno nggak segarang dulu dan kemaren, dia mau mendengarkan.
Tapi sampai minuman habis, mabuk dan larut malam, Reno malah nggak bilang apa-apa, malah dia pulang nggak jelas. Gue jadi mikir, takutnya setelah dia nemuin Sitaa malah ditahan dan nggak boleh sama gue, dan bilang sama Papa Mama, ini masalahnya. Gue yang kepancing emosi malah jadi hubungi Reno dan ngancam dia, tapi dia malah nyuruh gue keluar dari Cafe dan ketemu dia lagi disekitaran Stadion Maguwoharjo. Tanpa pikir panjang gue kesana, dan nunggu sampai dia dateng.
Diapun dateng sendiri lagi, nawarin gue minuman lagi. Rista udah nggak sanggup dia hanya tidur di Mobil. Kali ini suasana emang beda, Reno bisa sedikit berubah walau masih suka ngancam.
Intinya Reno udah benar-benar melepas Sitaa, gue yang jadi jaminan, dan kalau gini gue harus bisa mendapatkan Sitaa lagi. Tentunya, gue tetap harus punya target donk.. Kalau Sitaa tetap belum kembali, dan Rista udah siap segalanya, pernikahan akan tetap dilaksanakan. Entah apa skenario semua ini, saat kemaren Sitaa yang siap Ristanya nggak ada, sekarang kebalikannya.
Seminggu lebih gue di Jogja bareng Rista, belum juga tau dimana keberadaan Sitaa. Reno masih terus ngancem ini dan itu. Gue juga jalani kehidupan biasa yang seharusnya tidak malah jadi Iya, tidak untuk kuliah tidak untuk hura-hura malah jadi semuanya. Kita mutusin pulang dulu tanpa hasil apapun. Sampai rumah, gue hanya menceritakan ke orangtua apa yang menjadi masalah saat ini dan belum selesai. Tapi, mereka udah lepas tangan dan nggak urusan. Mereka hanya akan bertemu dengan orangtua keduanya hingga kita menikah.
***
Hari demi hari semakin terlewati, tak terasa udah dipertengahan Desember 2013. Gue udah sedikit ada kabar tentang Sitaa, semua dikasih tau Tiara dan May salah satu teman akrab Sitaa. Keberadaannya belum tau dimana dan mereka berdua kontak lewat HP, sialnya gue belum mendapatkan kontaknya karena nggak ada yang mau ngasih. Dilain sisi, gue jadi siap dengan Rista, karena masalah itu akhirnya gue bakal melamar Rista beberapa hari kedepan.
Waktu telah tiba, sore sejuk setelah hujan. Bersama Bapak dan Ibu, mereka berdua nganter gue untuk Melamar Rista. Sesuai janji bakal ketemu dengan Mamanya dulu karena Papanya nggak bisa ke rumah ini. Tapi, jam 8 malam nanti Papa Rista bisa ketemu di salah satu Resto kota ini, jadi apapun langkahnya itu bakalan gue tempuh. Pertemuan yang kita tunggu ini akhirnya terjadi. Senyum Rista yang aduhai banget itu nyambut kita bertiga. Dan ramah tamah dimulai.
Belum sempat dilanjutkan, Rista sedikit ribut dengan Mamanya. Bukan karena apa-apa tapi karena Papa yang nggak mau dateng. Akhirnya dengan banyak paksaan lewat telpon Rista ke Papa jadinya Papa mau datang kesini sekarang juga. Awalnya Mama mencegah, mau beliau itu sama kayak mau Papa, ketemunya sendiri-sendiri walau sama-sama "IYA" pada akhirnya. Cunil sampai nangis-nangis..
Itu sedikit obrolan mereka. Dan awalnya gue emang udah ngasih tau Bapak dan Ibu, plus Rista juga udah menjelaskan tentang orangtuanya ke Bapak ibu. Semuanya hanya bisa pasrah dan berusaha menerima apapun yang ada, demi sesuatu YANG TERBAIK. Maghrib tiba, dirasa nanggung jadinya kita shalat bersama di Rumah Rista. Mamanya Rista ini perempuan baik, orang berada tapi nggak sombong, ramah, terus sangat menghargai orang lain, tak terkecuali sama Bagus mantan menantunya, Beliau juga baik walau akhirnya semua telah berubah.
Menjelang isya, Papa datang sendiri dan seperti biasa saja Beliau ramah tamah dan menyapa kita semua. Walau ada sesuatu yang disembunyikan atau ditutupi antara Papa dan Mamanya. Kan kelihatan orang ada masalah atau tidaknya kan?. Tanpa panjang lebarpun Papa bilang "IYA"
Papanya pergi, kelihatan banget kalau Beliau nggak betah. Bukan karena siapa-siapa sih, tapi jelas karena urusan dengan Mama. Bagi gue sih nggak urusan mau gimana itu calon mertua. Menjelang malam kita makan bersama dan masih ada satu hal yang belum yaitu soal tanggal. Jujur aja masih bingung dan gue sendiri yang harus menentukan. Ya, hal ini jelas karena soal Sitaa yang malah pergi nggak jelas.
***
Sejak malam itu Salsa berdua dirumah gue, paginya dia pulang ke Rumah Ibu ambil Bella karena mau sekolah, selain itu dia udah bilang "silahkan" dan berusaha menerima kalau gue mau menikah. Gue lanjut kerja aja, dan masih memikirkan Hal soal Sitaa yang sejak itu nggak bisa dihubungi. Rista udah gue kasih tau soal ini, dia bersedia membantu apapun soal Sitaa. Jadinya gue ambil langkah ke Jogja menemui Sitaa. Sampai jogja, berdua dengan Rista dan masih bingung mau kemana dan bagaimana.
Dilain sisi, gue udah nggak sabar ngasih tau Erika. Karena sama Rista dan takut jadi masalah akhirnya gue kabari Erika lewat sms, ehh dianya malah cuek dan intinya "silahkan" juga alias nggak urusan, jadi dengannya gue anggap beres. Pesannya tetap sama jangan lupakan anak, dalam hal ini Fajar. Sore dan nyantai di Kontrakan, dan sampai sekarangpun belum tau Sitaa dimana, anak kost ditanya nggak ada yang tau dan yang jelas Sitaa pergi udah hampir 4 hari ini entah kemana.
Malam tiba, gue mulai mencari Sitaa dengan cara datengi temen-temen dia yang gue kenal banget, tapi mereka juga bilang nggak tau. Sampai ke Gereja tempat Sitaa itu ada, disanapun nggak ada yang tau. Akhirnya gue ke Cafe tempat gue dan Sitaa nongkrong, disanapun nggak ada, sampai ke Diskotek sekalian juga nggak ada. Ya udah berarti emang belum disuruh ketemu. Larut malam kitapun pulang lagi, Rista juga ikutan bingung.
Hari esoknya, dari pagi sampai sore mencari Sitaa juga nggak ketemu. Asu! ini anak kemana dan dimana ya? semua kontak nggak bisa dihubungi. Padahal gue udah ke Kampusnya, ah kemana-mana juga nggak ada, sampai malam ini kita udah ke Cafe lagi, pusing jadinya Mabuk nih berdua sama Sitaa. Ujung-ujungnya Mabuk juga lah ngapain lagi, Tai!.. Disela ini pula, pikiran gue mutusin buat hubungi si Reno.. Siapa tau dia ngerti dimana Sitaa.
Quote:
Gue Call aja si Reno, kaget aja sih dianya kok tumben gue telpon dia. Awalnya langsung maki-maki kasar ini itu tapi gue minta seucap kata aja yang mau gue sampaikan. Diapun berusaha mendengarkan, nanya aja soal Sitaa, eh setelah gue jelaskan malah dia marah besar dan sekarang juga dia mau nemui gue.
Quote:
Dag dig dug sih walau gue nggak ada takutnya sama dia. Beberapa waktu Reno dateng sendiri dan langsung kaget karena gue dengan Perempuan yang kece plus Pahanya mulus kayak ayam KFC
. Tapi, diapun juga udah tau kalau mau menikah 2, dan sekali lagi gue tegasin ke dia, Sitaa juga nggak akan pernah gue sia-sia. 1 Botol berputar lagi kali ini Reno ikut minum. Gue perlahan jelasin, dan Rista juga membantu. Kali ini pula, Reno nggak segarang dulu dan kemaren, dia mau mendengarkan.Quote:
Tapi sampai minuman habis, mabuk dan larut malam, Reno malah nggak bilang apa-apa, malah dia pulang nggak jelas. Gue jadi mikir, takutnya setelah dia nemuin Sitaa malah ditahan dan nggak boleh sama gue, dan bilang sama Papa Mama, ini masalahnya. Gue yang kepancing emosi malah jadi hubungi Reno dan ngancam dia, tapi dia malah nyuruh gue keluar dari Cafe dan ketemu dia lagi disekitaran Stadion Maguwoharjo. Tanpa pikir panjang gue kesana, dan nunggu sampai dia dateng.
Diapun dateng sendiri lagi, nawarin gue minuman lagi. Rista udah nggak sanggup dia hanya tidur di Mobil. Kali ini suasana emang beda, Reno bisa sedikit berubah walau masih suka ngancam.
Quote:
Intinya Reno udah benar-benar melepas Sitaa, gue yang jadi jaminan, dan kalau gini gue harus bisa mendapatkan Sitaa lagi. Tentunya, gue tetap harus punya target donk.. Kalau Sitaa tetap belum kembali, dan Rista udah siap segalanya, pernikahan akan tetap dilaksanakan. Entah apa skenario semua ini, saat kemaren Sitaa yang siap Ristanya nggak ada, sekarang kebalikannya.
Seminggu lebih gue di Jogja bareng Rista, belum juga tau dimana keberadaan Sitaa. Reno masih terus ngancem ini dan itu. Gue juga jalani kehidupan biasa yang seharusnya tidak malah jadi Iya, tidak untuk kuliah tidak untuk hura-hura malah jadi semuanya. Kita mutusin pulang dulu tanpa hasil apapun. Sampai rumah, gue hanya menceritakan ke orangtua apa yang menjadi masalah saat ini dan belum selesai. Tapi, mereka udah lepas tangan dan nggak urusan. Mereka hanya akan bertemu dengan orangtua keduanya hingga kita menikah.
***
Hari demi hari semakin terlewati, tak terasa udah dipertengahan Desember 2013. Gue udah sedikit ada kabar tentang Sitaa, semua dikasih tau Tiara dan May salah satu teman akrab Sitaa. Keberadaannya belum tau dimana dan mereka berdua kontak lewat HP, sialnya gue belum mendapatkan kontaknya karena nggak ada yang mau ngasih. Dilain sisi, gue jadi siap dengan Rista, karena masalah itu akhirnya gue bakal melamar Rista beberapa hari kedepan.
Waktu telah tiba, sore sejuk setelah hujan. Bersama Bapak dan Ibu, mereka berdua nganter gue untuk Melamar Rista. Sesuai janji bakal ketemu dengan Mamanya dulu karena Papanya nggak bisa ke rumah ini. Tapi, jam 8 malam nanti Papa Rista bisa ketemu di salah satu Resto kota ini, jadi apapun langkahnya itu bakalan gue tempuh. Pertemuan yang kita tunggu ini akhirnya terjadi. Senyum Rista yang aduhai banget itu nyambut kita bertiga. Dan ramah tamah dimulai.
Quote:
Belum sempat dilanjutkan, Rista sedikit ribut dengan Mamanya. Bukan karena apa-apa tapi karena Papa yang nggak mau dateng. Akhirnya dengan banyak paksaan lewat telpon Rista ke Papa jadinya Papa mau datang kesini sekarang juga. Awalnya Mama mencegah, mau beliau itu sama kayak mau Papa, ketemunya sendiri-sendiri walau sama-sama "IYA" pada akhirnya. Cunil sampai nangis-nangis..
Quote:
Itu sedikit obrolan mereka. Dan awalnya gue emang udah ngasih tau Bapak dan Ibu, plus Rista juga udah menjelaskan tentang orangtuanya ke Bapak ibu. Semuanya hanya bisa pasrah dan berusaha menerima apapun yang ada, demi sesuatu YANG TERBAIK. Maghrib tiba, dirasa nanggung jadinya kita shalat bersama di Rumah Rista. Mamanya Rista ini perempuan baik, orang berada tapi nggak sombong, ramah, terus sangat menghargai orang lain, tak terkecuali sama Bagus mantan menantunya, Beliau juga baik walau akhirnya semua telah berubah.
Menjelang isya, Papa datang sendiri dan seperti biasa saja Beliau ramah tamah dan menyapa kita semua. Walau ada sesuatu yang disembunyikan atau ditutupi antara Papa dan Mamanya. Kan kelihatan orang ada masalah atau tidaknya kan?. Tanpa panjang lebarpun Papa bilang "IYA"
Quote:
Papanya pergi, kelihatan banget kalau Beliau nggak betah. Bukan karena siapa-siapa sih, tapi jelas karena urusan dengan Mama. Bagi gue sih nggak urusan mau gimana itu calon mertua. Menjelang malam kita makan bersama dan masih ada satu hal yang belum yaitu soal tanggal. Jujur aja masih bingung dan gue sendiri yang harus menentukan. Ya, hal ini jelas karena soal Sitaa yang malah pergi nggak jelas.
***
Diubah oleh astri.beloved 04-01-2016 06:28
0















