- Beranda
- Stories from the Heart
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
...
TS
vigovampironeo
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
Ini trit merupakan kumpulan cerita cerita horror eike selama kuliah di kota Malang , terutama untuk cerita pendek akan eike masukkan di trit ini secara berkala....100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:

vigo , niken , pendik , steve , renggo , zul , memet , danang , rani
Quote:
Penjelajahan Mistis di Kampus UMM(complete story)
Tiga Keranda di Jembatan Belakang Sengkaling(complete story)
Eric & Katrina(complete story)
Quote:
Malang Mysterio Exo(Trit Pelengkap)
Quote:
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 10-04-2022 07:28
ferist123 dan 28 lainnya memberi reputasi
25
975.3K
Kutip
2.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigovampironeo
#345
Astral Projection ke Pantai Balekambang Part 1
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar pertengahan tahun 2010 ketika eike masih kuliah semester 7 , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:
Entah kenapa sukmaku terasa sangat ringan setiap kali aku berhasil masuk ke alam astral , bahkan saking ringannya sukmaku langsung melayang terbawa angin dan tak sedikitpun aku punya kemampuan untuk mengendalikannya sesuka hatiku..... masalah ini sedang coba untuk kuatasi pada malam ini , setelah berhasil mengeluarkan sukma dari tubuh fisik Bang Renggo langsung menggenggam tanganku dan mengajakku terbang puluhan meter di atas perumahan Dieng Tidar , sebelum akhirnya ia melepas genggaman tangannya dan melayanglah sukmaku tak tentu arah..... kini aku merasa bagaikan sejumput kapas yang terombang ambing di angkasa.
Renggo : " ayo vig puterin badan lu !!... puter kayak gasing !! "
Me : " ?!?! "
Setelah mendengar instruksi Bang Renggo barusan langsung saja kucoba untuk memutar tubuh astralku ini , berkali kali aku berusaha memutar namun tak sedikitpun sukmaku bisa berputar... aku merasa terlalu lemas seperti tak punya daya apa apa.
Me : " susah !!! "
Renggo : " terus coba puter vig !!!... usaha terus vig !!!... "
Sukmaku terus melayang terhembus angin dan secara perlahan semakin terbawa ke arah selatan , hingga kusadari ternyata aku tak lagi berada di atas komplek perumahan tapi kini aku telah berada di atas komplek pabrik yang entah ada di daerah mana tepatnya... namun Bang Renggo terus mengikutiku , tak henti hentinya ia berteriak dan menyuruhku untuk berputar.
Renggo : " ayo pokoknya puter terus vig !!! "
Me : " oyiii !! "
Sejenak kubiarkan sukmaku ini terhembus angin yang terasa sangat kencang sekali , kali ini kukerahkan sedikit daya yang kupunya dan kucoba untuk berputar... setelah beberapa kali mencoba akhirnya aku bisa melakukannya juga , sukmaku benar benar berputar 360 derajat dan aku langsung merasa kegirangan.
Renggo : " ha.. ha.. well done vig "
Me : " gw bisa !!!... gw bisa bang !!!... ha... ha.. "
Saking girangnya aku terus berputar putar tanpa henti " woahh !!!... "rasanya sungguh aneh sekaligus mengasikkan bisa berputar putar di angkasa seperti ini , hingga akhirnya kuputuskan untuk menggerakkan sukmaku ini ke arah manapun yang kuinginkan.... tepat di atas kepalaku ada segumpal awan tebal dan aku ingin ke sana , tiba tiba saja " wuuzzz !! " sukmaku melesat dengan cepat dan langsung menembus gumpalan awan itu.
Renggo : " nah lu sekarang udah punya kontrol total vig , sekarang lu bebas gerakin sukma lu ke mana aja "
Me : " gw mau coba lagi bang "
Renggo : " oh itu vig !!... di bawah ada rel kereta api , lu terbang rendah ikutin rel itu , gw nyusul di belakang lu "
Me : " oyi oyi "
Puluhan meter di bawah sana terdapat ruas ruas rel kereta api yang tampak begitu panjang membentang , sesuai instruksi Bang Renggo kali ini aku akan mencoba terbang rendah menyusuri rel itu.
Renggo : " ayo vig !! "
Me : " oyi bos "
Dengan daya yang kupunya sukmaku langsung melesat turun hingga mencapai ruas ruas rel kereta itu , sebelum akhirnya aku melayang beberapa meter di atasnya dan terus bergerak menyusuri rel yang panjangnya berkilo kilo meter ini... entah aku tak tahu sampai di mana ujungnya.
Renggo : " sukma lu udah adaptasi sama alam astral vig , enak kan ?! "
Me : " ha.. ha.. asik juga bang , gw kayak iron man nih "
Ruas ruas rel kereta yang teramat panjang ini ternyata khusus untuk jalur kereta pabrik saja , di hadapanku tampak gerbong gerbong kereta pengangkut tebu dan juga tangki minyak.... sepertinya kami tengah berada di daerah Gadang , Tumpang atau Sukun... entahlah aku tak tahu pasti dimana tepatnya.
Renggo : " lu pernah ke pantai balekambang vig ? "
Me : " emang kenapa bang ? "
Renggo : " gimana kalo lu coba ke sana aja ? "
Me : " gw gak tau arahnya "
Renggo : " lu inget inget aja pulau kecil yang ada puranya "
Me : " oh pura di atas pulau itu ?!... gw coba nginget dulu "
Renggo : " pokoknya dalam hati niatin ke sana , sekarang gw megang tangan lu biar bisa ngikut "
Sesuai instruksi Bang Renggo barusan lekas saja kuingat ingat bangunan pura yang berada di sebuah pulau kecil di tepian pantai Balekambang dan secara bersamaan kuniatkan untuk menuju ke sana , tiba tiba saja " wuzzzzz !!!! " sukmaku ini terbang melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi bagaikan pesawat jet , sementara hembusan angin yang menerpa mukaku terasa begitu kencang bagaikan angin saat hujan badai... anehnya hanya dalam hitungan beberapa detik saja aku sudah tiba di pantai Balekambang yang berada di daerah Malang selatan , kini di hadapanku tampak sebuah pura yang berdiri di atas pulau kecil yang tadi kuingat ingat di pikiranku.
Me : " loh ?!.. kok bisa bang ?! "
Renggo : " ya kayak gitu caranya nentuin tujuan jarak jauh "
Me : " sama kayak steve pas nyari motor hilang nih bang "
Renggo : " bener vig , cuma perlu diinget sama diniatin aja "
Perlahan aku dan Bang Renggo melayang di dekat pura lalu kami terdiam memandangi pemandangan di hadapan kami , meskipun keadaan begitu gelap gulita namun mata astral kami dapat melihat hamparan samudera laut selatan yang begitu luas membentang , sementara deburan ombak terdengar begitu menggelegar saat menghantam tebing tebing karang " byuuuar !!!!..... byyyuaarr !!!!..." sungguh terasa aneh sekali berada di sini saat malam hari seperti ini , terasa sunyi dan begitu damai hingga memunculkan rasa trenyuh dalam diriku.... aku merasa seperti menemukan bagian diriku yang hilang tergerus peradaban jaman.
Me : " di sini damai bang rasanya "
Renggo : " alam dan manusia emang seharusnya menyatu vig , kayak sekarang ini "
Me : " iya bang , gw bisa ngerasain "
Renggo : " jaman dulu semuanya alami vig , belum ada nafsu nafsu yang ngeracunin manusia "
Me : " ?!?! "
Renggo : " paling ngga dengan sukma ini kita bisa kembali ke alam dengan gampang , bisa kabur dari kesemrawutan kota "
Me : " iya bang , gw ngerasa damai... ngerasa bener bener hidup "
Renggo : " emang ini hidup yang sebenernya vig , kalo manusia selaras sama alam pasti bakalan ngerasa hidup sehidup hidupnya.... nafsu nafsu duniawi itu cuma racun doang , kayak narkotik yang bikin kecanduan... kenikmatan dunia cuma halusinasi aja buat gw "
Di saat seperti ini Bang Renggo kembali mengucapkan kata kata yang penuh kebijaksanaan , tatapan matanya tampak menyiratkan kedalaman makna kehidupan yang selama ini tersingkirkan dari hiruk pikuk peradaban dunia fana.
Renggo : " gw gak akan ngomong apa apa lagi vig , lu udah bisa ngerasain apa yang gw rasain "
Me : " iya bang "
Pada akhirnya hanyalah kedamaian yang terasa menggelegak jiwa dan membangkitkan hati sanubari yang telah layu " byyuaar !!!.... bbyuuar !!!..... " deburan ombak yang terdengar menggegegar itu sungguh membuatku merasa hidup sehidup hidupnya.
Renggo : " ayo vig puterin badan lu !!... puter kayak gasing !! "
Me : " ?!?! "
Setelah mendengar instruksi Bang Renggo barusan langsung saja kucoba untuk memutar tubuh astralku ini , berkali kali aku berusaha memutar namun tak sedikitpun sukmaku bisa berputar... aku merasa terlalu lemas seperti tak punya daya apa apa.
Me : " susah !!! "
Renggo : " terus coba puter vig !!!... usaha terus vig !!!... "
Sukmaku terus melayang terhembus angin dan secara perlahan semakin terbawa ke arah selatan , hingga kusadari ternyata aku tak lagi berada di atas komplek perumahan tapi kini aku telah berada di atas komplek pabrik yang entah ada di daerah mana tepatnya... namun Bang Renggo terus mengikutiku , tak henti hentinya ia berteriak dan menyuruhku untuk berputar.
Renggo : " ayo pokoknya puter terus vig !!! "
Me : " oyiii !! "
Sejenak kubiarkan sukmaku ini terhembus angin yang terasa sangat kencang sekali , kali ini kukerahkan sedikit daya yang kupunya dan kucoba untuk berputar... setelah beberapa kali mencoba akhirnya aku bisa melakukannya juga , sukmaku benar benar berputar 360 derajat dan aku langsung merasa kegirangan.
Renggo : " ha.. ha.. well done vig "
Me : " gw bisa !!!... gw bisa bang !!!... ha... ha.. "
Saking girangnya aku terus berputar putar tanpa henti " woahh !!!... "rasanya sungguh aneh sekaligus mengasikkan bisa berputar putar di angkasa seperti ini , hingga akhirnya kuputuskan untuk menggerakkan sukmaku ini ke arah manapun yang kuinginkan.... tepat di atas kepalaku ada segumpal awan tebal dan aku ingin ke sana , tiba tiba saja " wuuzzz !! " sukmaku melesat dengan cepat dan langsung menembus gumpalan awan itu.
Renggo : " nah lu sekarang udah punya kontrol total vig , sekarang lu bebas gerakin sukma lu ke mana aja "
Me : " gw mau coba lagi bang "
Renggo : " oh itu vig !!... di bawah ada rel kereta api , lu terbang rendah ikutin rel itu , gw nyusul di belakang lu "
Me : " oyi oyi "
Puluhan meter di bawah sana terdapat ruas ruas rel kereta api yang tampak begitu panjang membentang , sesuai instruksi Bang Renggo kali ini aku akan mencoba terbang rendah menyusuri rel itu.
Renggo : " ayo vig !! "
Me : " oyi bos "
Dengan daya yang kupunya sukmaku langsung melesat turun hingga mencapai ruas ruas rel kereta itu , sebelum akhirnya aku melayang beberapa meter di atasnya dan terus bergerak menyusuri rel yang panjangnya berkilo kilo meter ini... entah aku tak tahu sampai di mana ujungnya.
Renggo : " sukma lu udah adaptasi sama alam astral vig , enak kan ?! "
Me : " ha.. ha.. asik juga bang , gw kayak iron man nih "
Ruas ruas rel kereta yang teramat panjang ini ternyata khusus untuk jalur kereta pabrik saja , di hadapanku tampak gerbong gerbong kereta pengangkut tebu dan juga tangki minyak.... sepertinya kami tengah berada di daerah Gadang , Tumpang atau Sukun... entahlah aku tak tahu pasti dimana tepatnya.
Renggo : " lu pernah ke pantai balekambang vig ? "
Me : " emang kenapa bang ? "
Renggo : " gimana kalo lu coba ke sana aja ? "
Me : " gw gak tau arahnya "
Renggo : " lu inget inget aja pulau kecil yang ada puranya "
Me : " oh pura di atas pulau itu ?!... gw coba nginget dulu "
Renggo : " pokoknya dalam hati niatin ke sana , sekarang gw megang tangan lu biar bisa ngikut "
Sesuai instruksi Bang Renggo barusan lekas saja kuingat ingat bangunan pura yang berada di sebuah pulau kecil di tepian pantai Balekambang dan secara bersamaan kuniatkan untuk menuju ke sana , tiba tiba saja " wuzzzzz !!!! " sukmaku ini terbang melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi bagaikan pesawat jet , sementara hembusan angin yang menerpa mukaku terasa begitu kencang bagaikan angin saat hujan badai... anehnya hanya dalam hitungan beberapa detik saja aku sudah tiba di pantai Balekambang yang berada di daerah Malang selatan , kini di hadapanku tampak sebuah pura yang berdiri di atas pulau kecil yang tadi kuingat ingat di pikiranku.
Me : " loh ?!.. kok bisa bang ?! "
Renggo : " ya kayak gitu caranya nentuin tujuan jarak jauh "
Me : " sama kayak steve pas nyari motor hilang nih bang "
Renggo : " bener vig , cuma perlu diinget sama diniatin aja "
Perlahan aku dan Bang Renggo melayang di dekat pura lalu kami terdiam memandangi pemandangan di hadapan kami , meskipun keadaan begitu gelap gulita namun mata astral kami dapat melihat hamparan samudera laut selatan yang begitu luas membentang , sementara deburan ombak terdengar begitu menggelegar saat menghantam tebing tebing karang " byuuuar !!!!..... byyyuaarr !!!!..." sungguh terasa aneh sekali berada di sini saat malam hari seperti ini , terasa sunyi dan begitu damai hingga memunculkan rasa trenyuh dalam diriku.... aku merasa seperti menemukan bagian diriku yang hilang tergerus peradaban jaman.
Me : " di sini damai bang rasanya "
Renggo : " alam dan manusia emang seharusnya menyatu vig , kayak sekarang ini "
Me : " iya bang , gw bisa ngerasain "
Renggo : " jaman dulu semuanya alami vig , belum ada nafsu nafsu yang ngeracunin manusia "
Me : " ?!?! "
Renggo : " paling ngga dengan sukma ini kita bisa kembali ke alam dengan gampang , bisa kabur dari kesemrawutan kota "
Me : " iya bang , gw ngerasa damai... ngerasa bener bener hidup "
Renggo : " emang ini hidup yang sebenernya vig , kalo manusia selaras sama alam pasti bakalan ngerasa hidup sehidup hidupnya.... nafsu nafsu duniawi itu cuma racun doang , kayak narkotik yang bikin kecanduan... kenikmatan dunia cuma halusinasi aja buat gw "
Di saat seperti ini Bang Renggo kembali mengucapkan kata kata yang penuh kebijaksanaan , tatapan matanya tampak menyiratkan kedalaman makna kehidupan yang selama ini tersingkirkan dari hiruk pikuk peradaban dunia fana.
Renggo : " gw gak akan ngomong apa apa lagi vig , lu udah bisa ngerasain apa yang gw rasain "
Me : " iya bang "
Pada akhirnya hanyalah kedamaian yang terasa menggelegak jiwa dan membangkitkan hati sanubari yang telah layu " byyuaar !!!.... bbyuuar !!!..... " deburan ombak yang terdengar menggegegar itu sungguh membuatku merasa hidup sehidup hidupnya.
Quote:
Di saat aku tengah larut meresapi ketenangan pantai ini perlahan mulai timbul pertanyaan dalam benakku , kenapa tak ada satupun makhluk yang menghuni pantai ini ?!?!... bukankah pantai Balekambang ini dikenal wingit karena termasuk dalam wilayah kerajaan Ratu Kidul ?!?
Me : " bang , di sini ngga ada makhluk astral ya ? "
Renggo : " ada banyak vig , di depan lu itu istananya "
Me : " mana bang ?!... gw ngga liat apa apa , cuma laut doang "
Renggo : " kita ini masih di alam astral lapisan bawah , istana itu ada di lapisan paling atas "
Me :" lapisan atas ?!... kayak wentira ?! "
Renggo : " bener , itu lapisan yang energinya paling positif.... istananya indah , isinya makhluk yang baik baik doang "
Mendengar penjelasan Bang Renggo barusan membuatku berpikir sejenak , eksistensi istana gaib di pantai ini ternyata ada di alam astral lapisan teratas dan entah bagaimana cara melakukan perpindahan antar lapisan.
Me : " gw penasaran pengen liat istananya bang "
Renggo : " energi kita masih ada negatifnya vig , ngga bisa masuk ke lapisan teratas. "
Me : " ?!?! "
Renggo : " harus bener bener bersih total sukma kita vig , masalahnya berat banget semedinya buat bersihin sukma kita "
Me : " trus kita ngga bisa masuk nih ? "
Renggo : " sukma kita mesti bersih total , ngga boleh ada energi negatifnya walaupun cuma sisa dikit "
Agak kecewa juga mendapati kenyataan bahwa aku belum cukup bersih dari negatifitas yang melekat di sukmaku , syarat semedi sepertinya terlalu berat untuk dijalani oleh pemula seperti diriku.... entahlah aku tak tahu apakah suatu saat nanti aku benar benar bisa memasuki alam astral lapisan teratas.
Renggo : " tau kenapa demit demit di darat pada kebakar kalo digaremin ? "
Me : " oh ?!.. ya karena energinya beda bang "
Renggo : " demit di darat itu eksis di alam astral lapisan bawah , energinya negatif total makanya kebakar kan kalo kena garam ? "
Me : " bener juga bang , kata steve ionnya negatif "
Kami mulai berdialog soal makhluk makhluk penghuni tiap lapisan alam astral , setelah berpikir sejenak barulah aku paham mengapa demit demit yang selama ini dilempari garam bisa terbakar , ternyata memang sosok macam kuntilanak , gendruwo , siluman dan sebangsanya adalah penghuni alam astral lapisan bawah yang unsur energinya negatif.
Renggo : " tapi di sini ada juga lho makhluk di lapisan bawahnya vig "
Me : " mana bang ? "
Renggo : " ayo ikutin gw ! "
Entah mau kemana Bang Renggo mengajakku , kini sukmaku melayang dengan lambat dan mengikutinya dari belakang , ia menuju ke area yang agak berbukit dan dipenuhi pepohonan lebat , sebelum akhirnya kami tiba di sebuah lobang berair keruh yang di sebelahnya dipenuhi sesajen.
Me : " lobang apa ni bang ?! "
Renggo : " ini sumur pitu namanya , dulu gw dapet mustika di sini vig "
Me : " makhluk apa di dalem bang ?! "
Renggo : " ntar lu liat sendiri "
Segera saja sukma kami turun dan menginjak tanah lagi , kini Bang Renggo duduk berjongkok sambil mengulurkan tangan kanannya ke dalam lobang itu , tak lama kemudian cahaya keputihan tampak berpendar menyeruak dari lobang berair itu.
Me : " diapain tadi bang ?! "
Renggo : " udah lu liat aja ntar "
Entah aku tak tahu apa yang dilakukan Bang Renggo barusan , namun tak lama kemudian mulai terasa tanda tanda kemunculan makhluk penghuni lobang itu. " huuaa !!.... huua !!..... " suara teriakan perempuan terdengar sayup sayup dari dalam lobang itu " hhhuuaa !!.... hhuua !!..... " semakin lama suara itu semakin terdengar nyaring dan terasa semakin dekat , sebelum akhirnya aku dikagetkan dengan kemunculan sesosok nenek berambut putih panjang yang mengenakan kemben jarik " hhuuuaaa !!... huuuaaa !!.. " ketika ia telah keluar dari dalam lobang barulah aku tahu kalau nenek itu ternyata berbadan setengah ular , sejenis dengan Nyai Anjani penghuni kolam kampus UMM.
Renggo : " vig , itu namanya nyai sambernyowo.... lu yang ngomong pake basa jawa , tanya apa aja terserah lu "
Me : " bahaya ngga nih ?! "
Renggo : " di alam fisik dia bahaya tapi di alam astral udah gak bisa apa apa dia , lu tenang aja "
Sambernyowo : " hhhuuaa !!... hhuua !!..... "
Dengan memberanikan diri kudekati nenek berbadan ular yang terus menangis dan berteriak teriak itu , sejenak kuamati sisik sisiknya yang tampak mengelupas di sana sini dan juga goresan luka luka di sekujur ekornya.... sepertinya ia sering mengalami pertarungan dan menyebabkan kondisinya jadi seburuk ini.
Me : " mbah , opo'o kok nangis terus ? "
Sambernyowo : " hhua !.... hhua !... awakku loro kabeh goro goro arek iku "
(hhua !... hhua !... badanku sakit semua gara gara anak itu)
Sambil menangis tersedu tangan kanan nenek ini menunjuk Bang Renggo yang berdiri di belakangku , ternyata sinar keputihan tadi menyakiti nenek berbadan ular ini dan menyebabkannya naik keluar lobang.
Me : " nggeh sepurane lho mbah , mboten tenanan ndek mau iku "
(ya maaf lho mbah , ngga sungguhan tadi itu)
Sambernyowo : " aku iki wes tuwek , ojok koyok ngono ambek wong tuwek !! "
(aku ini udah tua , jangan kayak gitu sama orang tua !!)
Me : " mboten mbah , sepurane nggeh ? "
(ngga mbah , maaf ya ?)
Sambernyowo : " opo tujuanmu mrene ?!... njaluk sugih opo njaluk munggah jabatan ?! "
(apa tujuanmu ke sini ?!... minta kaya apa minta naik jabatan ?!)
Me : " katah tiang engkang mriki tha mbah ?! "
(banyak orang yang ke sini tha mbah ?!)
Sambernyowo : " lha iku sajen ambek kembange yo soko wong seng mrene , biasane njaluk sugih ambek munggah jabatan utowo pangkat "
(lha itu sajen sama bunganya ya dari orang yang ke sini , biasanya minta kaya sama naik jabatan atau pangkat)
Me : " syarate pripun lho mbah ?! "
(syaratnya gimana lho mbah ?!)
Sambernyowo : " syarate aku njaluk tumbal sukmo bojone "
(syaratnya aku minta tumbal sukma pasangannya)
Me : " sukmone nderek teng pundi mbah ?! "
(sukmanya ikut ke mana mbah ?!)
Sambernyowo : " melok aku mlebu bolongan iku , dadi baturku nek wedok utowo dadi bojoku nek lanang "
(ikut aku masuk lobang itu , jadi pembantuku kalo perempuan atau jadi suamiku kalo lelaki)
Me : " katah mbah bojone njenengan ?! "
(banyak mbah suaminya njenengan ?!)
Sambernyowo : " akeh bojoku ngger "
(banyak suamiku ngger)
Aku merasa agak ngeri mendengar penuturan Nyai Sambernyowo barusan , sejenak aku teringat dengan sosok Nyai Anjani yang dulu meminta sukmanya Tomi untuk dijadikan suami.... ternyata makhluk jenis ini sangat senang punya suami banyak.
Sambernyowo : " tuluuung aku ojo dipateni ngger !! "
(tuluuung aku jangan dibunuh ngger !!)
Me : " loh sinten engkang badhe mateni njenengan ?!... kulo pengen tanglet mawon kok mbah "
(loh siapa yang mau bunuh njenengan ?!... aku pengen tanya saja kok mbah)
Sambernyowo : " aku iki sakjane wedi ambek menungso koyok kon utowo arek iku "
(aku ini sebenernya takut sama manusia kayak kamu atau anak itu)
Me : " opo'o kok wedi mbah ?! "
Sambernyowo : " soale aku gak onok apa apane , manungso urip sing wes iso ngetokno sukmone soko rogo iku mesti sekti "
(soalnya aku gak ada apa apanya , manusia hidup yang udah bisa keluarin sukmanya dari badan itu pasti sakti)
Aku merasa aneh sendiri mendengar penuturan nenek berbadan ular ini , ternyata ia merasa takut terhadap manusia yang bisa melepaskan sukmanya seperti kami.... boleh boleh saja ia takut terhadap Bang Renggo yang memang sakti tapi takut terhadap diriku rasanya terlalu berlebihan , aku cuma seorang pemula yang baru bisa melakukan astral projection.
Sambernyowo : " wes yo ngger , aku tak mbalik maneh "
(udah ya ngger , aku tak balik dulu)
Me : " nggeh mbah , suwun "
Dengan tergesa sosok nenek berbadan ular itu masuk kembali ke dalam lobang hingga ekornya tak terlihat lagi , sepertinya ia benar benar takut dengan kami dan aku masih tak mengerti apa alasannya.
Me : " kok kayaknya dia takut sama kita bang ?! "
Renggo : " lu tau vig ?!... di alam fisik gw lebih sakti daripada lu , tapi di alam astral ini lu sama saktinya dengan gw "
Me : " maksudnya gimana bos ?! "
Renggo : " saat ini kita udah 75 % bisa pake potensi kita "
Me : " gw gak ngerti , potensi apaan ?! "
Renggo : " lu tau kenapa di alam fisik kita takut sama demit ?!... soalnya kita cuma bisa make potensi kita 10 % doang "
Me : " jadi sekarang kebalikannya bang ?! "
Renggo : " bener , makanya semua demit pilih kabur pas tau gw lagi lepas sukma..... siluman pohon angsana yang bikin tabrakan di kota batu itu langsung ngumpet duluan pas tau gw mau dateng "
Me : " jadi gitu ?! "
Renggo : " kalo di alam fisik manusia kan cuma bisa pake potensinya 10 % doang , kalo mau jadi agak sakti kayak gw , steve atau jalu ya mesti dilatih dulu biar ningkat presentasenya "
Me : " iya , gw ngerti bang "
Renggo : " makanya kenapa dibilang manusia makhluk yang paling sempurna , soalnya kalo potensi terpendamnya bisa muncul 75 % persen keatas pasti bakalan ditakutin demit paling kuat sekalipun "
Me : " keterbatasan otak ya bang ? "
Renggo : " bener , kapasitas otak cuma 10 % doang , cuma bisa dipake hal hal yang logis doang "
Cukup lama kami berbincang membahas apa yang membuat sosok nenek berbadan ular tadi ketakutan , menurut Bang Renggo sukma manusia telah 75 % bisa memanfaatkan segala potensi terpendam yang jika di alam fisik hanya bisa dimanfaatkan 10 % saja oleh manusia pada umumnya... kini aku mengerti betapa sempurnanya seorang manusia jika di alam fisik ia sanggup mengggali dan memanfaatkan potensi terpendam itu secara total.
Me : " bang , di sini ngga ada makhluk astral ya ? "
Renggo : " ada banyak vig , di depan lu itu istananya "
Me : " mana bang ?!... gw ngga liat apa apa , cuma laut doang "
Renggo : " kita ini masih di alam astral lapisan bawah , istana itu ada di lapisan paling atas "
Me :" lapisan atas ?!... kayak wentira ?! "
Renggo : " bener , itu lapisan yang energinya paling positif.... istananya indah , isinya makhluk yang baik baik doang "
Mendengar penjelasan Bang Renggo barusan membuatku berpikir sejenak , eksistensi istana gaib di pantai ini ternyata ada di alam astral lapisan teratas dan entah bagaimana cara melakukan perpindahan antar lapisan.
Me : " gw penasaran pengen liat istananya bang "
Renggo : " energi kita masih ada negatifnya vig , ngga bisa masuk ke lapisan teratas. "
Me : " ?!?! "
Renggo : " harus bener bener bersih total sukma kita vig , masalahnya berat banget semedinya buat bersihin sukma kita "
Me : " trus kita ngga bisa masuk nih ? "
Renggo : " sukma kita mesti bersih total , ngga boleh ada energi negatifnya walaupun cuma sisa dikit "
Agak kecewa juga mendapati kenyataan bahwa aku belum cukup bersih dari negatifitas yang melekat di sukmaku , syarat semedi sepertinya terlalu berat untuk dijalani oleh pemula seperti diriku.... entahlah aku tak tahu apakah suatu saat nanti aku benar benar bisa memasuki alam astral lapisan teratas.
Renggo : " tau kenapa demit demit di darat pada kebakar kalo digaremin ? "
Me : " oh ?!.. ya karena energinya beda bang "
Renggo : " demit di darat itu eksis di alam astral lapisan bawah , energinya negatif total makanya kebakar kan kalo kena garam ? "
Me : " bener juga bang , kata steve ionnya negatif "
Kami mulai berdialog soal makhluk makhluk penghuni tiap lapisan alam astral , setelah berpikir sejenak barulah aku paham mengapa demit demit yang selama ini dilempari garam bisa terbakar , ternyata memang sosok macam kuntilanak , gendruwo , siluman dan sebangsanya adalah penghuni alam astral lapisan bawah yang unsur energinya negatif.
Renggo : " tapi di sini ada juga lho makhluk di lapisan bawahnya vig "
Me : " mana bang ? "
Renggo : " ayo ikutin gw ! "
Entah mau kemana Bang Renggo mengajakku , kini sukmaku melayang dengan lambat dan mengikutinya dari belakang , ia menuju ke area yang agak berbukit dan dipenuhi pepohonan lebat , sebelum akhirnya kami tiba di sebuah lobang berair keruh yang di sebelahnya dipenuhi sesajen.
Me : " lobang apa ni bang ?! "
Renggo : " ini sumur pitu namanya , dulu gw dapet mustika di sini vig "
Me : " makhluk apa di dalem bang ?! "
Renggo : " ntar lu liat sendiri "
Segera saja sukma kami turun dan menginjak tanah lagi , kini Bang Renggo duduk berjongkok sambil mengulurkan tangan kanannya ke dalam lobang itu , tak lama kemudian cahaya keputihan tampak berpendar menyeruak dari lobang berair itu.
Me : " diapain tadi bang ?! "
Renggo : " udah lu liat aja ntar "
Entah aku tak tahu apa yang dilakukan Bang Renggo barusan , namun tak lama kemudian mulai terasa tanda tanda kemunculan makhluk penghuni lobang itu. " huuaa !!.... huua !!..... " suara teriakan perempuan terdengar sayup sayup dari dalam lobang itu " hhhuuaa !!.... hhuua !!..... " semakin lama suara itu semakin terdengar nyaring dan terasa semakin dekat , sebelum akhirnya aku dikagetkan dengan kemunculan sesosok nenek berambut putih panjang yang mengenakan kemben jarik " hhuuuaaa !!... huuuaaa !!.. " ketika ia telah keluar dari dalam lobang barulah aku tahu kalau nenek itu ternyata berbadan setengah ular , sejenis dengan Nyai Anjani penghuni kolam kampus UMM.
Renggo : " vig , itu namanya nyai sambernyowo.... lu yang ngomong pake basa jawa , tanya apa aja terserah lu "
Me : " bahaya ngga nih ?! "
Renggo : " di alam fisik dia bahaya tapi di alam astral udah gak bisa apa apa dia , lu tenang aja "
Sambernyowo : " hhhuuaa !!... hhuua !!..... "
Dengan memberanikan diri kudekati nenek berbadan ular yang terus menangis dan berteriak teriak itu , sejenak kuamati sisik sisiknya yang tampak mengelupas di sana sini dan juga goresan luka luka di sekujur ekornya.... sepertinya ia sering mengalami pertarungan dan menyebabkan kondisinya jadi seburuk ini.
Me : " mbah , opo'o kok nangis terus ? "
Sambernyowo : " hhua !.... hhua !... awakku loro kabeh goro goro arek iku "
(hhua !... hhua !... badanku sakit semua gara gara anak itu)
Sambil menangis tersedu tangan kanan nenek ini menunjuk Bang Renggo yang berdiri di belakangku , ternyata sinar keputihan tadi menyakiti nenek berbadan ular ini dan menyebabkannya naik keluar lobang.
Me : " nggeh sepurane lho mbah , mboten tenanan ndek mau iku "
(ya maaf lho mbah , ngga sungguhan tadi itu)
Sambernyowo : " aku iki wes tuwek , ojok koyok ngono ambek wong tuwek !! "
(aku ini udah tua , jangan kayak gitu sama orang tua !!)
Me : " mboten mbah , sepurane nggeh ? "
(ngga mbah , maaf ya ?)
Sambernyowo : " opo tujuanmu mrene ?!... njaluk sugih opo njaluk munggah jabatan ?! "
(apa tujuanmu ke sini ?!... minta kaya apa minta naik jabatan ?!)
Me : " katah tiang engkang mriki tha mbah ?! "
(banyak orang yang ke sini tha mbah ?!)
Sambernyowo : " lha iku sajen ambek kembange yo soko wong seng mrene , biasane njaluk sugih ambek munggah jabatan utowo pangkat "
(lha itu sajen sama bunganya ya dari orang yang ke sini , biasanya minta kaya sama naik jabatan atau pangkat)
Me : " syarate pripun lho mbah ?! "
(syaratnya gimana lho mbah ?!)
Sambernyowo : " syarate aku njaluk tumbal sukmo bojone "
(syaratnya aku minta tumbal sukma pasangannya)
Me : " sukmone nderek teng pundi mbah ?! "
(sukmanya ikut ke mana mbah ?!)
Sambernyowo : " melok aku mlebu bolongan iku , dadi baturku nek wedok utowo dadi bojoku nek lanang "
(ikut aku masuk lobang itu , jadi pembantuku kalo perempuan atau jadi suamiku kalo lelaki)
Me : " katah mbah bojone njenengan ?! "
(banyak mbah suaminya njenengan ?!)
Sambernyowo : " akeh bojoku ngger "
(banyak suamiku ngger)
Aku merasa agak ngeri mendengar penuturan Nyai Sambernyowo barusan , sejenak aku teringat dengan sosok Nyai Anjani yang dulu meminta sukmanya Tomi untuk dijadikan suami.... ternyata makhluk jenis ini sangat senang punya suami banyak.
Sambernyowo : " tuluuung aku ojo dipateni ngger !! "
(tuluuung aku jangan dibunuh ngger !!)
Me : " loh sinten engkang badhe mateni njenengan ?!... kulo pengen tanglet mawon kok mbah "
(loh siapa yang mau bunuh njenengan ?!... aku pengen tanya saja kok mbah)
Sambernyowo : " aku iki sakjane wedi ambek menungso koyok kon utowo arek iku "
(aku ini sebenernya takut sama manusia kayak kamu atau anak itu)
Me : " opo'o kok wedi mbah ?! "
Sambernyowo : " soale aku gak onok apa apane , manungso urip sing wes iso ngetokno sukmone soko rogo iku mesti sekti "
(soalnya aku gak ada apa apanya , manusia hidup yang udah bisa keluarin sukmanya dari badan itu pasti sakti)
Aku merasa aneh sendiri mendengar penuturan nenek berbadan ular ini , ternyata ia merasa takut terhadap manusia yang bisa melepaskan sukmanya seperti kami.... boleh boleh saja ia takut terhadap Bang Renggo yang memang sakti tapi takut terhadap diriku rasanya terlalu berlebihan , aku cuma seorang pemula yang baru bisa melakukan astral projection.
Sambernyowo : " wes yo ngger , aku tak mbalik maneh "
(udah ya ngger , aku tak balik dulu)
Me : " nggeh mbah , suwun "
Dengan tergesa sosok nenek berbadan ular itu masuk kembali ke dalam lobang hingga ekornya tak terlihat lagi , sepertinya ia benar benar takut dengan kami dan aku masih tak mengerti apa alasannya.
Me : " kok kayaknya dia takut sama kita bang ?! "
Renggo : " lu tau vig ?!... di alam fisik gw lebih sakti daripada lu , tapi di alam astral ini lu sama saktinya dengan gw "
Me : " maksudnya gimana bos ?! "
Renggo : " saat ini kita udah 75 % bisa pake potensi kita "
Me : " gw gak ngerti , potensi apaan ?! "
Renggo : " lu tau kenapa di alam fisik kita takut sama demit ?!... soalnya kita cuma bisa make potensi kita 10 % doang "
Me : " jadi sekarang kebalikannya bang ?! "
Renggo : " bener , makanya semua demit pilih kabur pas tau gw lagi lepas sukma..... siluman pohon angsana yang bikin tabrakan di kota batu itu langsung ngumpet duluan pas tau gw mau dateng "
Me : " jadi gitu ?! "
Renggo : " kalo di alam fisik manusia kan cuma bisa pake potensinya 10 % doang , kalo mau jadi agak sakti kayak gw , steve atau jalu ya mesti dilatih dulu biar ningkat presentasenya "
Me : " iya , gw ngerti bang "
Renggo : " makanya kenapa dibilang manusia makhluk yang paling sempurna , soalnya kalo potensi terpendamnya bisa muncul 75 % persen keatas pasti bakalan ditakutin demit paling kuat sekalipun "
Me : " keterbatasan otak ya bang ? "
Renggo : " bener , kapasitas otak cuma 10 % doang , cuma bisa dipake hal hal yang logis doang "
Cukup lama kami berbincang membahas apa yang membuat sosok nenek berbadan ular tadi ketakutan , menurut Bang Renggo sukma manusia telah 75 % bisa memanfaatkan segala potensi terpendam yang jika di alam fisik hanya bisa dimanfaatkan 10 % saja oleh manusia pada umumnya... kini aku mengerti betapa sempurnanya seorang manusia jika di alam fisik ia sanggup mengggali dan memanfaatkan potensi terpendam itu secara total.
Diubah oleh vigovampironeo 20-09-2021 02:06
ferist123 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas