- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
e.alifiandra.f
#3896
ENTAH
Hari berlalu dan sampai di Bandung menjelang sore. Berbekal taxi aja menuju ke Ciwalk karena gue janjiin ke Ceci ketemu di tempat itu sepulang dia kerja maghrib nanti. Kita berdua beneran bakak nge-Bolang kayak di TisWi TisWi itu, hahaha.. Nggak apa-apa deh karena ini termasuk niat gue pula yang bakal mengakhiri masa Lajang yang sebenarnya. Gue udah terlalu puas dengan masa muda yang hura-hura, setelah menikah nanti gue pasti bakalan dihadapkan ke seribu bahkan sejuta masalah lagi, ujian hidup!.
Bareng Rista, makan udah, nonton Film di bioskop "Selikur" (21) udah, hmm pacaran udah malah tiap waktu nih. Waktu maghrib yang dinanti, Ceci udah siap ketemu gue, taunya sini sendiri, hehe padahal sama Rista,tapi setelah Ceci dateng dia sedikit kaget sih tapi tanpa reaksi hanya menyapa Rista dan sedikit saling menanyakan kabar. Yap,, semakin hari semua semakin berubah lebih baik, dengan kesibukan dan kehidupan masing-masing walau gue sangat tau dalam hati mereka masing-masing. Jadi hanya butuh saling menerima dan menyadari saja.
Sekedar ngopi menikmati sisa senja sebelum tempat ini tutup. Saat nyantai, walaupun bingung tapi gue berusaha mengawali obrolan aja lagian Ceci sepertinya santai dan moodnya lagi baik. Dia juga banyak cerita tanpa malu ada Rista,ya soal kehidupannya, dia udah jadi Perempuan baik alhmadulillah, shalatnya juga nggakp pernah ketinggalan malah gue kalah, terus kelakuan dia juga udah jauh berubah, mandiri dan lainnya, walau rokoknya masih deket. Hah coba dari dulu.. Hmm, jangan disesali seolah menolak takdir yang ada.
Beberapa saat inti dari pertemuan ini gue sampaikan, Ceci kaget tapi malah mendukung walau rada gimana deh ekspresinya..
Ceci diem berpandangan kosong dengan sebatang Rokoknya, kita juga diem menghargainya tanpa dijeda dulu apa yang bakalan dia sampaikan.
Sebenernya gue nurut aja sama Ceci kalau misal Bintang mau dibawa kesini, pindah sekolah atau tinggal bersamanya. Jujur, gue udah menyadari bahwa diapun berHAK 100% bersama Bintang, walaupun dia seperti itu tetaplah Ibunya anak gue. Tapi maunya biar Bintang sama gue ya udah.
Ceci diem, dia sedih tapi gue bingung harus gimana, soalnya ada Rista yang sebenrnya juga nggak enak banget sama Ceci dan gue. Saling diam sejenak, akhirnya Ceci ngasih ijin.
Saling menerima, yaa.. Ini yang gue nanti, dan hasilnya Ceci nggak masalahin hal apapun. Hanya titip Bintang ke Rista dan gue. Mau gimanapun, gue yang punya Kuasa penuh atas semuanya, kalau jadi menikahi Rista jelas dia dibawah gue. Mau dibolak-balik juga Perempuan tetap pihak kedua donk! Nggak bisa lebih tinggi dari laki-laki. Harapannya laki-laki juga jangan seenaknya sendiri..
Ciwalknya tutup, tapi kita juga belum dapet penginepan. Dan, Ceci masih pengen gabung sama kita, jelasnya dia masih pengen ngobrol banyak hal dengan gue. Ya udah jadinya kita jalan bertiga dan masih disekitaran Pusat sini. Ceci juga udah banyak curhat kehidupannya. Dia mau pindah kerja, ada tawaran kerja disebuah Hotel entah jadi apa tapi dia udah cukup dewasa dan mampu menjaga diri.
Dilain sisi dia udah jadi Ibu yang hidup sendiri dan belum siap hidup berdua dengan anaknya. Dan belum siap untuk menikah lagi, atau punya anak lagi. Dia hidup sendiri disebuah rumah kontrakan bersama beberapa rekan Perempuan. Soal keluarganya masih seperti dulu dan hidup sendiri-sendiri pula. Gue sebenernya bingung harus gimana, tapi Cecinya meyakinkan dia mampu sendiri dan jelas sandarannya tetap masih ke gue walaupun sudah mantan suami.
Larut malam dan kita pulang ke tujuan masing-masing.
Kita berpisah, gue rencana mau ke rumah Mbak Mutia tanpa ngasih kabar, jam berapapun dia pasti membukakan Pintu. Belum lama dari itu, padahal udah jalan jauh, Ceci malah balik dan manggil gue, sedikit narik dan menjauh dari Rista yang pengen tau ada apa sebenernya, hehehe.
Duhh bingung, anggap aja nggak ada apa-apa walau Rista pengen tau mending diem. Sesuai tujuan aja kita ke rumah Mbak Mutia, sampai sana udah sepi pada istirahat tapi dia membukakan Pintu. Sedikit kaget sih, tapi kita dipersilahkan masuk dan belum ada obrolan apapun hanya mengenalkan Rista saja dan istirahat. Kangen juga sih karena lama nggak ketemu. Ece dan adek kecil udah pada besar-besar. Hehehe
Sejak pagi kita udah ngumpul dan ngobrol aja. Dan mbak Mutia no Koment soal gue mau menikah sama Rista dan Sitaa. Jelasnya dia udah capek nasehati gue, dan ini itunya. Tapi intinya Mbak Mutia setuju aja kalau gue dengan Rista dan Sitaa. Semua udah gue jelasin saat tadi ngobrol di kamar..
Gue lanjut pergi dan hanya beralasan ada perlu penting sendiri. Tapi, gue Jujur sama Rista kalau Ceci ngajak ketemu berdua. Rista udah tau lah gue gimana jadinya sih ngebolehin walau nggak tau ikhlas atau tidaknya. Ketemu Ceci di Jeko lagi, dia masih tetap cantik kok seperti sebelumnya, gahul, modist dan keren. Banyak obrolan dengannya. Intinya soal Bintang
Sampai menjelang sore, Ceci ngajak gue ke kontrakannya, tapi gue nolak dan sedikit mengalihkan, gue pengen ketemu Ibunya, udah itu saja. Sedikit adu mulut sih karena Ceci yang sebenernya males ketemu Ibunya, tapi gue terus merayu jadinya dia mau. Kakak Ceci yang cewek itu entah dimana, tapi di Bandung juga. Jadinya sekalian gue minta Ceci datengin Kakaknya ke rumah Ibu pula. Diapun mau, lha ini kan silaturrahmi, apa salahnya kan?.
Sampai ditempat Ibunya, beliau sendiri dan sedikit lupa dengan gue tapi masih tau. Sekedar bersapa aja seperti biasanya, Alhamdulillah Ibu nggak gimana-gimana, menyambut baik saja. Obrolan juga berlanjut, dan Beliau masih seperti dulu yang suka asik dengan sebatang rokoknya. Walau nggak ada obrolan penting, yang penting gue udah ketemu dengan Ibu dan Kakaknya Ceci yang gue rasa "masih" nggak karuan alias berantakan.
Setengah jam lebih, pamitan aja dan gue nganter Ceci sampai kontrakannya. Hmm, kalau saja gue masih yang dulu, pasti udah gue ajak "enak-enak" tapi sudahlah gue harus meninggalkan itu semua.
Entahlah kalau dia mau dateng, sesakit apapun sih gue hanya bisa maaf dan semoga Ceci lebih baik. Masih ada Salsa dan Erika yang belum gue kasih tau, besok kalau udah ada waktu ya.
Sampai rumah Mbak Mutia lagi, Rista lagi nyantai bareng keluarga aja. Akrab sih selain karena sama gue juga karena sama-sama asli kampung juga. Sampai malam menjelang gue hanya jalan-jalan di Bandung berdua dengan Rista sampai larut. Banyak kenangan di Kota ini yang udah gue ceritakan ke Rista, sampai soal Nisa si Gadis Atjeh yang pernah kesini dan gue tinggalin. Gue udah tau kabar dia sekarang, apa nasibnya, besok gue kasih tau.
Esoknya, gue pulang ke Kampung, pulang ke rumah masing-masing. Beberapa masalah udah terselesaikan, walau masih banyak PR yang belum selesai pula. Hari-hari gue berlanjut dengan aktifitas seperti biasanya diluar kuliah. Ya, gue melanjutkan Pekerjaan dan sambil berusaha nyari sampingan. Banyak pula kenalan gue seorang Guru Sekolah atau Tata Usaha, gue kan berbackround Mahasiswa Komputer, jadi dimatamereka gue bisa segalanya yang hubungan dengan Komputer,padahal NOL!
***
Hari berlalu dan sampai di Bandung menjelang sore. Berbekal taxi aja menuju ke Ciwalk karena gue janjiin ke Ceci ketemu di tempat itu sepulang dia kerja maghrib nanti. Kita berdua beneran bakak nge-Bolang kayak di TisWi TisWi itu, hahaha.. Nggak apa-apa deh karena ini termasuk niat gue pula yang bakal mengakhiri masa Lajang yang sebenarnya. Gue udah terlalu puas dengan masa muda yang hura-hura, setelah menikah nanti gue pasti bakalan dihadapkan ke seribu bahkan sejuta masalah lagi, ujian hidup!.
Bareng Rista, makan udah, nonton Film di bioskop "Selikur" (21) udah, hmm pacaran udah malah tiap waktu nih. Waktu maghrib yang dinanti, Ceci udah siap ketemu gue, taunya sini sendiri, hehe padahal sama Rista,tapi setelah Ceci dateng dia sedikit kaget sih tapi tanpa reaksi hanya menyapa Rista dan sedikit saling menanyakan kabar. Yap,, semakin hari semua semakin berubah lebih baik, dengan kesibukan dan kehidupan masing-masing walau gue sangat tau dalam hati mereka masing-masing. Jadi hanya butuh saling menerima dan menyadari saja.
Quote:
Sekedar ngopi menikmati sisa senja sebelum tempat ini tutup. Saat nyantai, walaupun bingung tapi gue berusaha mengawali obrolan aja lagian Ceci sepertinya santai dan moodnya lagi baik. Dia juga banyak cerita tanpa malu ada Rista,ya soal kehidupannya, dia udah jadi Perempuan baik alhmadulillah, shalatnya juga nggakp pernah ketinggalan malah gue kalah, terus kelakuan dia juga udah jauh berubah, mandiri dan lainnya, walau rokoknya masih deket. Hah coba dari dulu.. Hmm, jangan disesali seolah menolak takdir yang ada.
Beberapa saat inti dari pertemuan ini gue sampaikan, Ceci kaget tapi malah mendukung walau rada gimana deh ekspresinya..
Quote:
Ceci diem berpandangan kosong dengan sebatang Rokoknya, kita juga diem menghargainya tanpa dijeda dulu apa yang bakalan dia sampaikan.
Quote:
Sebenernya gue nurut aja sama Ceci kalau misal Bintang mau dibawa kesini, pindah sekolah atau tinggal bersamanya. Jujur, gue udah menyadari bahwa diapun berHAK 100% bersama Bintang, walaupun dia seperti itu tetaplah Ibunya anak gue. Tapi maunya biar Bintang sama gue ya udah.
Quote:
Ceci diem, dia sedih tapi gue bingung harus gimana, soalnya ada Rista yang sebenrnya juga nggak enak banget sama Ceci dan gue. Saling diam sejenak, akhirnya Ceci ngasih ijin.
Quote:
Saling menerima, yaa.. Ini yang gue nanti, dan hasilnya Ceci nggak masalahin hal apapun. Hanya titip Bintang ke Rista dan gue. Mau gimanapun, gue yang punya Kuasa penuh atas semuanya, kalau jadi menikahi Rista jelas dia dibawah gue. Mau dibolak-balik juga Perempuan tetap pihak kedua donk! Nggak bisa lebih tinggi dari laki-laki. Harapannya laki-laki juga jangan seenaknya sendiri..
Ciwalknya tutup, tapi kita juga belum dapet penginepan. Dan, Ceci masih pengen gabung sama kita, jelasnya dia masih pengen ngobrol banyak hal dengan gue. Ya udah jadinya kita jalan bertiga dan masih disekitaran Pusat sini. Ceci juga udah banyak curhat kehidupannya. Dia mau pindah kerja, ada tawaran kerja disebuah Hotel entah jadi apa tapi dia udah cukup dewasa dan mampu menjaga diri.
Dilain sisi dia udah jadi Ibu yang hidup sendiri dan belum siap hidup berdua dengan anaknya. Dan belum siap untuk menikah lagi, atau punya anak lagi. Dia hidup sendiri disebuah rumah kontrakan bersama beberapa rekan Perempuan. Soal keluarganya masih seperti dulu dan hidup sendiri-sendiri pula. Gue sebenernya bingung harus gimana, tapi Cecinya meyakinkan dia mampu sendiri dan jelas sandarannya tetap masih ke gue walaupun sudah mantan suami.
Larut malam dan kita pulang ke tujuan masing-masing.
Quote:
Kita berpisah, gue rencana mau ke rumah Mbak Mutia tanpa ngasih kabar, jam berapapun dia pasti membukakan Pintu. Belum lama dari itu, padahal udah jalan jauh, Ceci malah balik dan manggil gue, sedikit narik dan menjauh dari Rista yang pengen tau ada apa sebenernya, hehehe.
Quote:
Duhh bingung, anggap aja nggak ada apa-apa walau Rista pengen tau mending diem. Sesuai tujuan aja kita ke rumah Mbak Mutia, sampai sana udah sepi pada istirahat tapi dia membukakan Pintu. Sedikit kaget sih, tapi kita dipersilahkan masuk dan belum ada obrolan apapun hanya mengenalkan Rista saja dan istirahat. Kangen juga sih karena lama nggak ketemu. Ece dan adek kecil udah pada besar-besar. Hehehe
Sejak pagi kita udah ngumpul dan ngobrol aja. Dan mbak Mutia no Koment soal gue mau menikah sama Rista dan Sitaa. Jelasnya dia udah capek nasehati gue, dan ini itunya. Tapi intinya Mbak Mutia setuju aja kalau gue dengan Rista dan Sitaa. Semua udah gue jelasin saat tadi ngobrol di kamar..
Quote:
Gue lanjut pergi dan hanya beralasan ada perlu penting sendiri. Tapi, gue Jujur sama Rista kalau Ceci ngajak ketemu berdua. Rista udah tau lah gue gimana jadinya sih ngebolehin walau nggak tau ikhlas atau tidaknya. Ketemu Ceci di Jeko lagi, dia masih tetap cantik kok seperti sebelumnya, gahul, modist dan keren. Banyak obrolan dengannya. Intinya soal Bintang
Quote:
Sampai menjelang sore, Ceci ngajak gue ke kontrakannya, tapi gue nolak dan sedikit mengalihkan, gue pengen ketemu Ibunya, udah itu saja. Sedikit adu mulut sih karena Ceci yang sebenernya males ketemu Ibunya, tapi gue terus merayu jadinya dia mau. Kakak Ceci yang cewek itu entah dimana, tapi di Bandung juga. Jadinya sekalian gue minta Ceci datengin Kakaknya ke rumah Ibu pula. Diapun mau, lha ini kan silaturrahmi, apa salahnya kan?.
Sampai ditempat Ibunya, beliau sendiri dan sedikit lupa dengan gue tapi masih tau. Sekedar bersapa aja seperti biasanya, Alhamdulillah Ibu nggak gimana-gimana, menyambut baik saja. Obrolan juga berlanjut, dan Beliau masih seperti dulu yang suka asik dengan sebatang rokoknya. Walau nggak ada obrolan penting, yang penting gue udah ketemu dengan Ibu dan Kakaknya Ceci yang gue rasa "masih" nggak karuan alias berantakan.
Setengah jam lebih, pamitan aja dan gue nganter Ceci sampai kontrakannya. Hmm, kalau saja gue masih yang dulu, pasti udah gue ajak "enak-enak" tapi sudahlah gue harus meninggalkan itu semua.
Quote:
Entahlah kalau dia mau dateng, sesakit apapun sih gue hanya bisa maaf dan semoga Ceci lebih baik. Masih ada Salsa dan Erika yang belum gue kasih tau, besok kalau udah ada waktu ya.
Sampai rumah Mbak Mutia lagi, Rista lagi nyantai bareng keluarga aja. Akrab sih selain karena sama gue juga karena sama-sama asli kampung juga. Sampai malam menjelang gue hanya jalan-jalan di Bandung berdua dengan Rista sampai larut. Banyak kenangan di Kota ini yang udah gue ceritakan ke Rista, sampai soal Nisa si Gadis Atjeh yang pernah kesini dan gue tinggalin. Gue udah tau kabar dia sekarang, apa nasibnya, besok gue kasih tau.
Esoknya, gue pulang ke Kampung, pulang ke rumah masing-masing. Beberapa masalah udah terselesaikan, walau masih banyak PR yang belum selesai pula. Hari-hari gue berlanjut dengan aktifitas seperti biasanya diluar kuliah. Ya, gue melanjutkan Pekerjaan dan sambil berusaha nyari sampingan. Banyak pula kenalan gue seorang Guru Sekolah atau Tata Usaha, gue kan berbackround Mahasiswa Komputer, jadi dimatamereka gue bisa segalanya yang hubungan dengan Komputer,padahal NOL!

***
0














