Kaskus

Story

natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.


I Am (NOT) Your Sister

Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
imamarbaiAvatar border
pulaukapokAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#1389
F Part 52
“Kamu mau ikut pergi ke pantai?” Ajak gue ke Ani ketika sedang makan berdua.
“Pantai mana kak?”
“Pangandaran. Bareng kakak, sama Andrea, dan lainya.”
“Aduh gimana yaa,”
“Udah ikut aja, daripada liburan gak kemana-mana.”
“Nanti aku bilang ibu sama ayah dulu ya.”

***

“Ayo, kak. Aku udah lama gak ke Pantai.” Ujar Ani menghampiri gue di kamar.
“Oyah? Good! Ntr gue bilang dulu ke Andrea.”

***

“Kamu mau ngajak Ani liburan?” Tanya ibu ke gue di kamarnya.
“Iya, emangnya kenapa?”
“Bukan kenapa-kenapa, tapi hati-hati ya. Jaga dia.” Sambung Burhan.

***

Pagi sekali gue dan Ani pergi ke rumah Andrea. Kumpulnya memang di rumah Andrea. Kita berangkat jam setengah 7. Yang menjadi supir adalah pacar Andrea, namanya Andrew. Aneh juga ya bisa kebetulan namanya hampir sama, Andrew dan Andrea. Andrew adalah seorang mahasiswa teknik di Universitas Negeri di Bandung, Andrew mengajak kawanya bernama Rangga. Mereka berdua para cowok duduk di depan, sedangkan sisanya kami para cewek duduk di belakang. Selama perjalanan yang mebutuhkan waktu hampir 7 jam lebih, gue terganggu dengan lagu yang diputar dengan mobil. Bagaimana tidak, yang gue dengar sepanjang perjalanan adalah musik yang menyakitkan telinga. Yang notabene jauh bertolak belakang dengan aliran gue. Untung saja kita menginap di hotel milik tante Rani sehingga kita tidak begitu merogoh kocek terlalu dalam.

***

Setelah cukup beristirahat, yang lain memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar pantai sambil membeli beberapa makanan. Gue sih menolak, karena gue sedang mabok. Mabok musik death metal.

“Kak, mau nitip apa?” Tanya Ani keliatan enerjik.
“Gak usah, gue mau istirahat aja.”
“Oh.. yaudah..” Kata dia.

***

1, 2 jam mungkin gue tertidur. Tapi, kepala gue masih sakit. Di kamar cuman gue sendirian, yang lain belum kembali ke hotel. Ya, sudah gue lanjutkan lagi untuk tidur.

***

“Fe..”
“Fee..”
“Fee. Bangun..”

“Apa?!” Gue terbangun setengah emosi.

“Ani.. Fe, Ani.. pingsan lagi.”

“Heh!” Gue terkejut. Seketika itu pula Andrew dan Rangga menggotong tubuh Ani, dan gue langsung menyingkir dari kasur karena akan Ani dibaringkan di atas kasur. Suasana tampak hectic, khawatir, dan kebingungan. Andrea segera menutup pintu agar tidak menjadi pusat perhatian lebih lanjut.

“Apa yang sebenarnya terjadi?!” Tanya gue kepada mereka.
“Adek gue kenapa?!” Tanya gue lagi panik.
“Tenang Fe… tenang.” Andrea menenangkan.
“Tadi kita sedang berenang di pantai dan bermain ombak, tiba-tiba saja Ani jatuh tak sadarkan diri. Untung saja kami sadar apa yang terjadi. Andrew segera menarik tubuh Ani sebelum hanyut terbawa ombak.” Andrea menjelaskan. Semua sangat khawatir dan bingung. Gue sendiri mondar-mandir sambil memegangi kepala gue yang masih puyeng. Sudah dua kali gue melihat Ani pingsan seperti ini dan kali ini gue have no idea. Apa gue mesti telepon Burhan dan ibu. Tapi, jangan ah nanti mereka malah menyalahkan gue, mereka sudah nitip pesan untuk menjaga Ani.

***

Beberapa menit kemudian. Ani batuk-batuk. Kita semua yang tadinya bingung langsung mendekatinya. Ani tampak mulai sadar. Tatapannya kosong seolah-olah tidak mengenali kita semua.

“Ani…?~” Ujar gue.
Dia tak menjawab.
“Ani.” Giliran Andrea memanggil.
Tak menjawab tapi malah batuk-batuk. Sudah dua menit tatapannya kosong dan hanya melihat ke langit-langit.
“Kak Fe?”
Dia mulai sadar, begitupun dengan gue yang sadar kalau dia sudah sadar dan sudah mengenali semuanya.
“Ani?” Ujar gue lagi.
“Kamu kenapa?”
“Ambilin air putih. Cepet..cepet.” Andrea menyuruh Andrew.

Setelah meminum segelas air putih, kondisi Ani tampak membaik dan dia sudah bisa menjelaskan apa yang terjadi. Dia bilang dia tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja ketika dia sedang berenang di pantai semuanya menjadi gelap begitu saja. Kita semua menjadi lega karena Ani sudah sadar dan membaik, tapi pertanyaan dia pingsan, menjadi fokus pembicaraan gue dengan yang lain. Bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi dengan dia.

“Aduh! Susah sekali mencari dokter disekitar sini” Ujar Dania yang baru saja datang bersama Rani.
“Loh.. udah sadar.” Kata mereka.
“Syukurlah!.”

***

Malam hari, gue duduk diatas pasir sambil melihat ke arah laut yang terhampar, mendengar suara ombak yang sedang menerjang. Yang lain sedang asyik bercengkrama sambil bernyanyi-nyanyi, gue memisahkan diri menikmati kesendirian.

“Kak, maaf yah.” Suara Ani terdengar disamping gue. Rupanya dia sudah bisa berjalan dan sekarang duduk disamping gue.
“Acara liburannya terganggu gara-gara aku.” Lanjut dia.
“……..”




itkgid
itkgid memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.