- Beranda
- The Lounge
[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter
...
TS
blueminder
[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://dl.kaskus.id/new-blueminder.me/wp-content/uploads/2015/12/letter-mail-envelope.jpg)
Quote:
Balikpapan, musim kemarau 2015
Dear my future son& daughter,
Hai, son. Hi, daughter. Apa kabar? I know this is so awkward. Entah kalian bakal terlahir di dunia ini atau tidak, siapa yang akan menjadi ibu kalianpun aku masih belum mengetahuinya, dan entah apakah aku masih diberikan waktu lebih panjang untuk hidup sebelum aku bisa meregenerasi diriku untuk menjadi kalian. Sebelum aku menulis panjang lebarpun aku sadar walau semuanya akan kutulis dengan cukup banyak huruf tetapi tak semuanya akan bisa kutulis lewat surat ataupun kusampaikan langsung nantinya dengan kata-kata, karena kebanyakan yang ingin kusampaikan hanyalah tersimpan di dalam isi kepalaku yang kian hari mereka lenyap sedikit demi sedikit terbunuh oleh multi-tasking dan overthinking yang membuat pemiliknya ini semakin hari semakin kian kikuk dan over pelupa. Aku tidak ingin, segala cerita yang pantas disajikan untuk kalian dan sudah lama kuidam-idamkan hilang begitu saja termakan oleh kondisi, waktu dan usia. Aku juga ragu harus kuawali cerita ini dari bagian mana, karena aku tidak yakin dengan awalan apa yang bisa meyakinkan kalian untuk sudi dicuci otaknya, atau sedikitnya untuk tidak meninggalkan principle-principle yang selama ini sudah dan selalu senantiasa kujaga, dan setidaknya agar kalian bisa menciptakan principle-principle yang lebih baik dariku yang bisa kalian kembangkan sebebas-bebasnya, namun dengan batasan-batasan tertentu. Tetapi… walaupun tak kucuci otak kalianpun, kalian pasti sanggup mengeksploitasi pemikiran kalian secara daya guna, karena aku yakin, kalian pasti nantinya akan lebih rakus, lebih rakus dengan segala keingintahuan dan pengetahuan melebihi diriku nantinya. Aamin.
Quote:
Spoiler for :
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://dl.kaskus.id/new-blueminder.me/wp-content/uploads/2015/12/forget.jpg)
Hai, son. Hi, daughter. Aku ingin memperlihatkan sebuah video untuk kalian, berikut link-nya link youtube. Video tersebut lumayan telah ditonton dan dishare oleh orang-orang banyak pada saat aku menulis tulisan ini, ngehitsnya sekitar setahunan ini. Entahlah, kenapa gaya humornya tersebut diterima oleh banyak orang, apa karena di zamanku ini orang-orang hanya menganggap suatu yang nampak memukul dan dipukul itu lucu? Sebelumnya perlu kutegaskan, selera humor orang Indonesia pada zaman aku menulis tulisan ini mulai menurun. Dari acara di Televisi yang menampilkan acara komedi yang tidak lucu dan memaksa, dengan mengejek dari memukul kepala dengan styrofoam, menaburkan bedak atau terigu, mencela kekurangan fisik, memasukkan benda-benda ke mulut, menghempaskan orang hingga tersungkur, hingga membayar penonton pengangguran yang disuruh tertawa memaksa dengan duduk ala jongos Belanda dan rela dihina semena-mena. Setelah diberi waktu untuk sedikit bernafas, muncul lah komedi cerdas yang mendadak menjadi penolong dan penyegar dahaga humor di Indonesia. Tetapi itu tak bertahan lama, karena semua orang tidak semua dilahirkan berbakat untuk berhumor di dunia ini, acara komedi yang hanya berdiri memegang miq, berusaha melucu dan yang tadi kubilang komedi yang cerdas itu berkembang terlalu pesat, saking pesatnya naik terlalu tinggi, tanpa regulator, dari komunitas daerah hingga bisa saja langsung muncul di TV. Dan saat soal selera yang selalu berbeda-beda mengkritik salah satu performnya itu sebagai suatu hal yang tidak lucu, maka mengkritik tidak lucu tersebut adalah suatu hal yang sangat salah dan tabu, karena baginya komedi cerdas itu selalu lucu, tidak boleh ada yang bilang tidak lucu, sehingga tibalah komedi cerdas Indonesia menjadi tidak cerdas lagi karena mengkritik selalu dianggap sebagai membenci. Belum lagi semata pemerannya dan beberapa oknum merasa dirinya adalah expert yang selalu terbebas dari segala ketidaklucuan, dan beberapa dari mereka hanyalah orang-orang kekinian yang ingin aji mumpung dan numpang tenar, apalagi sekarang acara komedi tesebut diadakan di stasiun TV yang dominan acara di dalamnya adalah acara dangdut tak jelas. Ouwh maaf, maaf, aku menjadi out of topic, terlalu lewat jalur, overthinking ku ini terlalu ngalur-ngidul. Tidak, bukan di situ letak lucu dari video yang kuberikan tadi, bukan dari scene pukul-memukul. Video tersebut justru mengandung sinisme, sinisme orang-orang zaman saat aku menulis ini. Kebanyakan orang tidak pernah menyadari dengan apa yang telah diperbuat dan dikatakannya, lupa diri atau memang sengaja untuk lupa diri, tidak mau bercermin, atau karena mereka belum bisa untuk mencoba berpikir secara jernih. Manusiawi sih sebenarnya, aku pun pernah lalai seperti itu, namun aku selalu berusaha untuk tidak menelan ludah sendiri semampuku.
Quote:
Spoiler for :
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://dl.kaskus.id/new-blueminder.me/wp-content/uploads/2015/10/12186339_937141846333440_4718439172156970354_o-1.jpg)
Hai, son. Hi, daughter. Aku masih membahas video yang di atas. Perlu kalian ketahui, saat aku menulis tulisan ini keadaan di luar penuh kabut pekat. Setiap tahun di musim kemaraunya Indonesia sering terjadi kebakaran hutan, baik itu dengan jumlah titik api yang sedikit maupun yang besar-besaran. Dan ketika diinvestigasi penyebab bencana tersebut, selalu saja setiap tahun tidak ada titik terang. Tetapi kata relawan yang turut membantu memadamkan api mencoba menjelaskan dan menjawab bahwa mereka tidak peduli dengan penyebabnya, karena kalau terus-menerus memikirkan dan teriak-teriak bertanya-tanya siapa dalang di balik kebakaran, api pun tak akan cepat padam, belakangkan dulu investigasi, lebih baik langsung turun ke lapangan dan segera padamkan, itu kata mereka. Dan beberapa minggu ini, Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain Balikpapan pun kena giliran juga mendapat jatah kebakaran hutannya. Walaupun tak sebesar kebakaran hutan pada saat El Nino di tahun 1997-1998, tetapi tahun ini petugas juga cukup kewalahan untuk memadamkan apinya sampai-sampai membutuhkan sejumlah relawan untuk turut membantu. Ya kewalahan mereka itu mencurigakan dan perlu alasan dalam penanganan sekat dan pengawasan tahunan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Ketika aku datang dan bertanya apa penyebab dari kebakaran tersebut, relawan yang lain hanya menjelaskan, “Ruwet, Mas. Biasa politik. Tetapi masih baru praduga. Kalau dari kami sih malas tuduh sana-sini, mending langsung terjun ke lapangan” Ah lagi-lagi politik, kenapa politik selalu saja tega untuk membinasakan alam, menjelang pilkada selalu saja ada cara kotor dan mencoba untuk black campaign, dari mencoba membakar hutan, mengkambinghitamkan oknum, memback-up petani buah naga yang mengambil kawasan hutan lindung dan bahkan menjual kawasan tanah murah di kawasan hutan lindung dengan kekuasaannya, atau bisa menjadi sosok pahlawan yang sok memadamkan hutan lindung. Balikpapan itu kota yang unik, slogannya sudah terlewat pantas dengan “Beriman”nya bersih, indah, aman dan nyaman. Aku ingin kalian dilahirkan di kota ini sama sepertiku. Akan kuajak kalian bermain di hutan kota dekat rumah dan mengajarkan kalian untuk mencintai alam sedini mungkin. Uniknya Balikpapan lagi adalah, jarak antara kota dengan hutan lindungnya lumayan dekat. Tetapi bukan hutan lindung lagi namanya kalau manusia di kota itu sendiri sudah tidak mau melindunginya lagi, apalagi dikotori oleh politik. Manusia dari luar kota ini datang ke kota ini mencoba menjamah dan menguasainya sedangkan tidak jauh dari lokasi ini terdapat beberapa ormas lokal pengemis yang mempunyai fungsi yang katanya “menjaga kestabilan dan kedamaian” alias mengemis dan hanya bisa berpikir dengan otot. Bahkan ada juga ormas dari kesukuan luar pulau yang mencoba memeriahkan perkotoran bisnis berpikir dengan otot ini. Hutan lindung yang tak lagi dilindungi karena atas dasar kesepakatan sepihak tanpa mau mendengarkan demokrasi warganya yang jarang sekali dilakukan karena rata-rata warga Balikpapan itu orang yang sibuk, beberapa kawasan hutan lindung pun disulap menjadi wilayah industri tanpa memperdulikan usulan lokasi alternatif. PemProv yang rela mengemis dari BUMN agar dapat bagi hasil dan mencoba membuat lahan-lahan basah baru di dalamnya untuk mengisi perut-perut tikus yang masih merah.
Quote:
Spoiler for :
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://dl.kaskus.id/new-blueminder.me/wp-content/uploads/2015/10/BN-GA156_coal_G_20141215041657.jpg)
Hai, son. Hi, daughter. Membahas video di atas masih cukup panjang. Tetapi tak apa, selagi aku masih ada waktu, kuluangkan waktu ini untuk menulis sekritisnya, karena jika suatu saat nanti aku gagal untuk mendidik kalian untuk menjadi orang yang idealis, bukti surat ini lah saksi bisu bahwa aku sudah berniat dengan sungguh-sungguh dari awalnya. Entahlah apa masih bisa kupertahankan atau tidak, bakal kapok selanjutnya, atau diriku yang akan mati nantinya karena mencoba kolot untuk mempertahankannya. Mari kita lihat lagi videonya. Kalau kita saksikan sendiri dari video tersebut, lihat betapa lalainya manusia, manusia memang tempatnya lupa. Ya seperti di video itu, asap rokok mengandung polutan 10 kali dari mesin diesel. Hal ini masuk akal karena rokok mengeluarkan lebih banyak partikel dibanding mesin berbahan bakar diesel rendah belerang. Dalam asap rokok terdapat 4.000 bahan kimia dan gas berbahaya yang bersifat karsinogenik, seperti nikotin, arsen, tar, aseton, natilamin, dan cadmium. Oleh karena itu untuk kamu, my son, ketika besar nanti jauhkanlah dirimu dengan yang namanya rokok, jangan sesekali mencoba karena dikhawatirkan akan menjadi candu. Akupun yang sukses terlepas dari rokok tetapi dulunya juga pernah merasa kewalahan untuk melepaskannya. Banyak yang teriak-teriak dengan polutan dari mesin diesel, tetapi mereka tidak menyadari dengan polutan dari asap rokoknya. Dan baru-baru ini, banyak yang teriak-teriak dengan polusi udara dari asap kebakaran hutan. Iya, semuanya serentak berteriak-teriak, karena yang kena dampaknya ada di banyak kota, termasuk di kotaku tercinta ini, angin turut membawanya sampai ke sini, dan baru-baru ini Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain turut serta berpartipasi atas kebakaran hutan Indonesia. Tanpa melihat latar belakang masing-masing semua ikut berteriak, bahkan si perokok bak cerobong asap kereta api pun ikut berpartipasi berteriak tanpa ikut menyadari bahaya dari polutan asap rokoknya itu sendiri. Dan lebih syahdu lagi ketika netizen dari kaum realist yang bekerja di perusahaan batu bara turut meramaikan teriakan-teriakan sosial medianya atas berdukanya udara bersih di Indonesia, tanpa mau menyadari latar belakang pekerjaannya itu dampaknya apa bagi bumi, minimal dampaknya untuk Indonesia ini. Batu bara turut ikut handil sebagai emisi polutan radioaktif di udara. Dari hasil pembakaran batubara yang selama ini, menghasilkan polutan konvensional berupa abu, CO (karbon monoksida), NOx (oksida-oksida nitrogen), SOx (oksida-oksida belerang) dan juga partikel-partikel yang terhambur ke udara sebagai bahan pencemar udara. Partikel-partikel tersebut antara lain adalah: Karbon dalam bentuk abu atau fly ash (C), Debu-debu silika (SiO2), Debu-debu alumia (Al2O3), dan Oksida-oksida besi (Fe2O3 atau Fe3O4). Partikel-partikel tersebut dapat menimbulkan dampak pencemaran lingkungan, selain timbulnya hujan asam maupun efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas hasil pembakaran batubara seperti tersebut di atas.
Quote:
Spoiler for :
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://dl.kaskus.id/new-blueminder.me/wp-content/uploads/2015/10/tumblr_n9w5qvsZ181suxeeyo1_1280.jpg)
Hai, son. Hi, daughter. Cukup banyak untuk dibahas soal lupa diri tadi. Aku atau kalian nanti pasti akan pernah mengalaminya, semua itu manusiawi. Relawan lain yang juga turut membantu memadamkan kebakaran Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain pun seperti itu, dengan semangat mereka menjelaskan tentang politik yang menodai hutan lindung Balikpapan tetapi mereka tidak sadar bahwa saat dia menjelaskannya, sudah berapa batang rokok yang dihabiskan dalam hitungan menit? Oh sungguh susah untuk menjadi perfeksionis itu, My Son, My Daughter. Apalagi ketika kamu mencoba untuk bersuara tentang dampak realita dari kaum-kaum realist tersebut seperti si pekerja perusahaan batu bara itu, kamu akan ditertawakan, kamu hanyalah dianggap badut-badut bodoh yang mencoba melucu ditengah krisis ekonomi yang semakin carut marut di saat aku menulis tulisan ini. Katanya, mungkin belum waktunya kita bisa mencoba berpikir seperti cara berpikir realist kalau belum pernah sampai di kondisi yang sangat terpojok dan tidak mau move on dari kenyamanan. Katanya, apakah aku yakin masih bisa berpikir seperti itu kalau di kondisi anak-anakku membutuhkan susu bubuk? Katanya, apakah aku yakin masih berpikir seperti itu kalau di kondisi anak-anakku membutuhkan popok yang cukup? Oh my Son, My Daughter, sekarang giliran mereka mengunderestimate ku berdasarkan kebutuhan yang kuanggap tak terlalu penting. Mereka tak yakin dengan kesanggupan ibumu untuk menyusui kalian dengan harus meyakini susu yang dihasilkan dari spesies sapi itu derajat dan manfaat nya lebih tinggi dari yang dihasilkan oleh spesies kita sendiri, manusia? Owh penipuan publik lebih meyakinkan mindset mereka tentang cara membesarkan anak dan harus bertekuk lutut dengan sapi! Mereka tak yakin bahwa aku akan rajin membersihkanmu hanya dari segelintir hadas kecil tanpa harus ketergantungan dengan popok? Belum lagi underestimate dari mereka dengan pemakaian listrikku yang sumber energinya dari batu bara (PLTU). Kita memang semuanya sangat membutuhkan listrik, tetapi kita mempunyai banyak pilihan sumber energi listrik yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak dan BUMN di negeri ini masih buta atau sengaja membuatkan diri untuk mencoba sumber energi yang berlimpah dan lebih ramah lingkungan di Indonesia ini, adalah cahaya matahari. Entahlah, kondisi seperti itu membuat tenggorokkanku tercekat tak bersuara, apalagi melihat harga solar panel dan batrainya masih mahal dan belum terjangkau untuk kantongku. Mungkin ini hanya masalah waktu, suatu saat aku akan memiliki solar panel sendiri dan terbebas dari pemakaian listrik negara, atau mungkin kalian yang akan meneruskan perjuanganku nantinya. Namun membuat solar panel yang masih dalam niat pun tetap dihujani underestimate-underestimate oleh mereka para realist, “Ya, silahkan saja buat sumber energi dari sumber alternatif, nanti kalau sehari saja tidak ada sinar matahari untuk menyinari solar panel dan sehari saja tidak ada angin untuk menggerakkan turbin angin sehingga sehari juga kamu tidak ada sumber energi, kamu mau salahkan siapa? Salahkan Tuhan?” Ya, sedikit lucu kalau yang bertanya seperti itu malahan dari orang BUMN nya sendiri yang kerjanya berkecimpung di bagian teknikal. Dia malah membodohi diri sendiri dengan pura-pura lupa dengan off-grid system dan fungsi baterai yang berfungsi sebagai perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik, lalu dia mencoba bermain-main untuk menyalahkan Tuhan? sebegitu besarnya kah dirimu? Mungkin kalau kubalik pertanyaannya seperti ini mungkin dia akan kelimpungan untuk membela diri, “Kalau persediaan batu bara sudah habis, terus kamu mau salahkan siapa? Salahkan batu bara? Atau mencari pelarian seperti mantan menteri BUMNmu itu dengan memakai genset, sewa pula?” Ya, belum sempat menyalahkan persediaan batu bara yang akan habispun mungkin kita sudah dibuat kewalahan terlebih dahulu dengan direpotkan oleh dampak batu bara itu sendiri.
Quote:
Spoiler for :
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://dl.kaskus.id/new-blueminder.me/wp-content/uploads/2015/10/MCCPadvKCcWzJZgDPQ7HMlFiRMEIxRwNJw7vOlUPLCsy3TDZrldmbMlk6d7NYnVt.jpg)
Hai, son. Hi, daughter. Kalian tahu kenapa orang-orang selalu saja latah serentak untuk berteriak seperti kasus asap kebakaran hutan itu? Ya, karena yang terkena dampaknya sangat tampak dengan skala yang besar. Mungkin mereka tidak tahu yang dirasakan oleh penduduk Tabalong, Cirebon, Cilacap yang banyak masuk rumah sakit karena ISPA yang disebabkan oleh pembakaran batu bara. Lahan banyak yang gagal panen, debunya mengganggu pernapasan, pantai dan sumber air bersih pun ikut tercemar. Dan pada waktu ini, warga Batang, Jawa Tengah sedang berjuang untuk meniadakan pembangunan PLTU Batu Bara terbesar se-ASEAN. Bagaimana rakyat Indonesia membayar mahal untuk bahan bakar terkotor di dunia ini? Mungkin mereka akan berkata lain kalau anggota keluarganya sendiri yang terkena dampaknya. Mereka hanya mencari jalan pintas yang selalu nyaman dari segi penghasilan, ya rata-rata begitu. Dari warga sipil hingga anggota dewan yang terhormat selalu senang dan nyaman dengan mencari jalan pintas, bahkan pedagang kecil pun juga turut mencari jalan pintas dengan cara-cara kotor, seperti mencampurkan makanan dengan bahan kosmetik, mengoplos daging, menjual ayam tiren, bahkan wanita yang katanya independent juga ikut memeriahkan jalan pintasnya dengan menjual selangkangannya dan dalam hitungan jam saja bisa mendapatkan banyak uang, belum lagi semakin zaman dan semakin derajat perempuan terlalu over dihormati, mereka menjadi tertolong karena panggilan dan julukan untuk mereka dibuat semakin sopan dari pramuria, pekerja seks komersial, wanita tuna susila dan WP seakan-akan keadaanlah penyebab paksa pekerjaan mereka, dan banyak lagi segala pintas yang ditempuh manusia dan semuanya hanya ingin keuntungan yang lebih tanpa adanya rasa mau peduli dengan dampaknya. Manusia memang tempatnya rakus dan tak pernah puas. Bahkan jika nanti kalian sampai waktunya di umurku sekarang yang sudah seperempat abad, kalian akan menemukan orang-orang yang susah membedakan antara uang “ceperan” di luar gaji yang didapatkan dari tilep sana-sini, uang yang didapat dari riba dan uang truely rejeki sendiri yang benar-benar halal didapatkannya. Bahkan ketika mereka mendapatkan “ceperan” atau riba tersebut, mereka masih sempat berkata “Alhamdulillah”, sungguh salah kaprah bukan? Manusia selalu rakus dan rakus, dari mengeksploitasi alam hingga menakar harga skill sepeleh yang mereka miliki. Entahlah, aku bakal sanggup mendidik kalian untuk menjadi seorang idealis, apalagi ketika kalian disituasikan di umur yang sudah produktif dan harus mencari dan memilih pekerjaan. Dunia kerja dengan segala dinamikanya, menyimpan beribu-ribu tantangan yang harus kalian lalui tetapi dari itu semua yang lebih ditonjolkan di dunia kerja adalah dunia yang pragmatis. Sangat susah sekali untuk terlihat idealis yang ditunjukkan di dalam dunia kerja. Itulah penting dan perlunya idealis dalam memilih pekerjaan dari awalnya. Aku bisa memastikan mungkin kondisi kalian nanti akan merasa malu atau segan dengan teman seperjuangan kalian yang sudah mendapatkan pekerjaan yang membanggakan, sama seperti situasiku sekarang. Tetapi pekerjaan membanggakan seperti apa dulu yang mereka dapatkan? Sangat tak elok kalau ada beberapa orang yang masih merasa congkak dengan pekerjaan yang dimilikinya sedangkan pekerjaan yang dimilikinya tersebut sangat menyayat hati Bumi Pertiwi. Aku bukan bermaksud menghina, tetapi kadang mereka tak sadar kalau terlalu sering memamerkan kegiatan pekerjaan yang mereka pikir itu membanggakan, tetapi kalau menurutku itu adalah hal yang menjijikan. Karena seperti inilah di Indonesia, mudah mengambil, sulit mengembalikan, tetapi selalu di atas angin dengan kebanggaan dan tindakannya. Begitulah wajah perusahaan eksploitasi alam di Indonesia ini.
Bersambung di :
- 9
- 10
- 11
Diubah oleh blueminder 02-01-2016 08:46
0
4.7K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
blueminder
#9
Quote:
Spoiler for :

Hi, khusus untuk kamu, Son. Semoga DNA keras kepalaku tak menurun kepadamu. Tetapi aku yakin sekeras kepalanya dirimu, kamu lah sosok yang paling sayang dengan diriku di usiaku tua nanti. Kamulah orang terdepan yang paling peduli dan merawatku ketika aku sakit di usia tua nanti. Dan kamu lah orang yang paling merasa kehilangan ketika aku meninggal nanti. Hidup di dunia ini terlalu banyak problematika yang kompleks, aku yakin kamu pasti akan bisa melewatinya semua. Aku tidak menuntutmu untuk meng-copy paste diriku seutuhnya, aku hanya menginginkanmu untuk bisa menjadi sosok yang lebih baik dariku, menjadi identitas introvert warisan yang bisa menyulapkan diri instant menjadi sosok ekstrovert dengan menyesuaikan kondisi dan juga menjadi pribadi yang lebih santun, tidak anarkis sepertiku. Aku ingin di perjalanan hidupmu ketika tumbuh dari remaja ke dewasa bisa kamu lewatkan tanpa hambatan yang memusingkan, semoga hanya hambatan kecil yang bisa kamu lewatkan sambil tersenyum manis di situasi getirnya kehidupan. Usahakan jangan terlalu sering menggunakan sosial media, dan kamu pun nantinya hanya boleh kuijinkan menggunakan sosial media hanya ketika usiamu genap di 18 tahun. Dan setelah kamu mencicipi segala sosial media, kamu akan menemukan banyak topeng-topeng penggunanya yang selalu berubah-berubah seiring waktu dan kondisi. Ketika aku remaja pun seperti itu, awalnya teman-teman pengguna sosial media masih remaja, yang ditulis di timeline hanya sebersit luapan emosi, duka dan segelintir keceriaan. Tetapi lambat laun, seiring usiaku bertambah tua, teman-teman pengguna sosial media pun juga ikut bertambah tua, topik yang ditulis di timelinepun berubah menjadi lebih kritis, dari urusan politik sampai ke agama yang sensitif. Dari isu yang provokatif, sensitif, fanatisme buta, bahkan berita bohong dan isu hoax, semua menjadi trending baru untuk kehidupan timeline di sosial media Indonesia sekarang. Di saat tombol share semudah membagikannya dengan hanya menekan satu klik, dan di era yang sangat banjir informasi ini muncul beberapa manusia dengan tabiatnya yang selalu senang menebar kebencian dan kebanggaannya, karena terbiasa dengan kurikulum pendidikan di negeri ini yang hanya berfokus dengan menghapal bukan menganalisa, menjadikan mereka ceroboh dan malas untuk lebih teliti pada saat membagikan informasi dari media abal-abal, bahkan mendukung media abal-abal tersebut untuk meningkatkan trafficnya tetapi tidak bertanggung jawab dengan isinya. Di lain sisi juga ada seorang yang cukup nerd dengan kehidupan politik di Indonesia ini, saling mengejek satu sama lain, saling mendukung idola dan menjatuhkan rivalnya masing-masing, antara si obsesi/ambisi dan si boneka kurus. Sosial media menjadi tempat tusuk menusuk antara paham politik satu dengan yang lain, antara agama yang satu dengan yang lain, sosial media juga menghidupkan pluralis namun menghilangkan sisi toleransi umat beragama di Indonesia. Masjid dibakar, gereja dibakar, emosi merekapun juga ikut dibakar. Semakin maju zaman, semakin meningkatnya pula agamatertentuphobia di dunia ini, tetapi di lain sisi meningkat pula jumlah orang yang hanya peduli dengan agamanya sendiri namun skeptis dengan ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu manusia yang sudah difilter dengan baik dan tidak mau terlalu peduli dengan hubungan antar manusianya. Agama seakan-akan sudah menjadi candu, candu untuk mencintainya dan candu juga untuk membencinya. Terlihat jauhnya perbedaan antara orang yang memeluk agama hanya karena agama warisan atau memeluk agama dengan proses berpikir bahwa kita di dunia ini tidak ada apa-apanya dengan yang Maha Besar atau dengan keraguan untuk beragama lalu memilih untuk tidak beragama namun dengan cara proses berpikir yang panjang lalu sampai padanya untuk mendapatkan kebenaran. Di saat ini agama bak dijual bagai kacang goreng, agama sudah menjadi komersil, agama sudah menjadi entertain, berdakwahpun bisa seenak udel tidak memperdulikan tempat, waktu, kondisi, bahkan target dakwah itu sendiri. Susah untuk mencari seseorang yang sebegitu low profile-nya tidak memamerkan sosok agamaisnya ke publik, kecuali di saat dia beribadah dan berdakwah, dia menjadi sosok agamis yang tidak orang-orang sangka. Aku tidak tahu nantinya kamu memutuskan untuk hidup seperti apa, jika nantinya kamu memutuskan untuk berjalan seimbang antara agama dan dunia atau lebih menonjolkan agama, jadilah agamais yang cerdas, bukan agamais yang buta dan membutakan diri dan pilihlah cara berdakwah seperti yang Rasulmu terapkan dengan cara yang sesederhana.
Quote:
Spoiler for :

Hi, son, kamu lagi. Ketika umurmu produktif nanti mungkin aku akan memberimu sedikit kebebasan, namun bukan berarti kamu bisa hidup bebas sebebas-bebasnya dengan hidup yang kamu inginkan. Tetap harus ada batasannya. Kamu tahu kenapa aku memberimu kebebasan? Karena aku yakin di umurmu yang produktif nanti kamu sudah bisa membedakan yang mana yang haq dan yang mana yang bathil. Kuharap nanti kamu selalu ingat dengan batasan tersebut yaitu selalu berbuat haq, jangan sampai terjerumus dengan jurang kebathilan, dan jangan sampai merusak nama baik dua orang yang telah membesarkanmu. Di pergaulanmu nanti mungkin kamu akan menemukan banyak teman dari yang baik hingga yang buruk, bahkan mungkin nanti kamu akan bertemu dengan teman yang mungkin seorang drug, drunk, penjahat kelamin, penipu, preman, dan lain-lain. Aku tidak menyuruhmu untuk tidak boleh berteman dengan mereka, tetaplah seperti dirimu seutuhnya. Cobalah seperti teman untuk mereka, karena seburuk-buruknya pengaruh mereka, aku yakin kamu bisa menjaga dirimu sendiri, tetapi jangan terlalu dekat dengan mereka, batasi dirimu untuk mereka, jaga jarak, setidaknya sampai mereka lupa dengan dirimu sehingga suatu saat kamu terlepas dengan mereka. Dan ketika di dunia kerja nanti, pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan principle yang senantiasa kamu jaga, jangan kotori principlemu dengan pekerjaan-pekerjaan yang menjijikkan, yang senantiasa bangga akan tindakannya yang mengotori bumi pertiwi ini. Seimbangkan antara dunia kerja dengan kehidupanmu seutuhnya, karena kau tahu? pekerjaan dan jabatan itu lebih candu daripada agama. Yang membuatnya menjadi lebih candu itu karena kebanggaan, prestise dan segi pendapatannya itu sendiri. Bahkan aku pernah kenal dengan seorang yang selalu rajin menulis artikel anti-komunisme, yang menganggap semua komunis itu sama dengan atheist, tetapi faktanya yang disanggahnya itu bukan tentang atheist itu sendiri yang bertentangan dengan agamanya, tetapi yang disanggah adalah sistemnya, sistem yang bertentangan dengan pekerjaan yang digelutinya. Pekerjaannya yang didapat dari penumpasan dan penggulingan orang-orang idealis agar orang asing bisa mengambil kekayaan Indonesia tanpa kita bisa menikmati hasil olahan kekayaan Indonesia itu sendiri. Ya, secandu-candunya dirinya dengan agamanya dia lebih kecanduan dengan pekerjaannya yang dianggapnya membanggakan, sehingga dia lupa diri kalau dia hanya menumpang berdiri di atas bumi pertiwi ini, mengobok-obok isinya, lalu menjual hasil bumi pertiwi tersebut ke orang asing. Bahkan dengan selalu bangganya dia berdiri gagah, memfoto dirinya di tengah-tengah kegiatan pekerjaan yang dia pikir membanggakannya tersebut. Dan ketika umurmu produktif, nantinya kamu akan sampai dimana resiko berat badan akan meningkat pesat dan tidak terkontrol. Cobalah untuk tidak menjadi gemuk. Gemuk bisa diartikan menjadi banyak simbol, ialah simbol kemakmuran, simbol kemalasan, simbol ketamakan, simbol rentan berpenyakit, dan simbol korup. Makmur tidak harus melulu menjadi gemuk, cobalah untuk rutin berolahraga. Aku juga mempunyai tiga permintaan, kumohon kamu bisa menurutinya, adalah no drug, no drunk and no free sex. Aku imgin kamu bisa terbebas dari itu semua. Jika kamu sampai bergelut di dalamnya, aku akan sangat kecewa denganmu, hatiku bakal remuk dan kamu termasuk orang-orang yang merugi. Perlakukan wanita dengan sebaik-baiknya, jagalah kehormatannya dan jangan sampai kamu rusak kehormatannya tersebut, cintailah wanita dengan cinta, jangan kamu campur adukkan dengan nafsu. Dan membahas soal cinta, akan kubahas lebih lengkapnya di bawah.
Quote:
Spoiler for :

Hi, masih kamu lagi, Son. Mungkin pembahasan kali ini adalah pembahasan yang paling penting untukmu. Untuk masalah cinta, kelak kamu akan mengalaminya, tetapi semua tergantung padamu bagaimana cara menghadapinya. Khusus untuk masalah ini, aku tidak menyarankan dan memaksamu untuk menjadi orang yang beridealis dalam masalah bercinta (dengan lawan jenis, harus!), karena rumus cinta itu sungguh sangat rumit. Kamu tahu serumit apa? Entahlah, akupun juga tidak mengetahui bagaimana hal itu bisa bekerja, yang kutahu cinta itu bergerak dengan dua arah, bukan hanya satu arah. Pilihlah perempuan janganlah berdasarkan tampak dari fisiknya, hatinya, sifatnya, kecerdasannya, tahta & status sosialnya, kekayaannya, gelarnya, suku & budayanya, pemikirannya bahkan juga level imannya, karena suatu saat jika salah satu dari apa yang tampak darinya yang membuatmu jatuh cinta itu lenyap dan hilang dengan seiring waktu, apakah kamu akan masih bisa mencintai dia lagi? Cobalah mencintai seseorang berdasarkan reflect instinct dan unreasonable thing, yaitu berdasarkan tanpa alasanmu untuk ingin mengetahui tentang seseorang hingga kamu mencoba untuk mendekati dan menggapainya, tetapi dari itu semuanya harus diregulasi terlebih dahulu berdasarkan levelitas cinta sebagai tiang pondasi cinta. Yang pertama, levelitas cinta kepada Tuhan. Cintakah dia dengan Tuhan yang sama dengan Tuhanmu? Yang kedua, levelitas cinta kepada orang tua dan kerabat. Apakah kamu cinta dengan orang tua dan kerabatnya? Begitu juga sebaliknya, apakah dia cinta dengan orang tua dan kerabatmu? Yang ketiga, levelitas cinta dengan dirimu. Apakah dia mencintaimu seperti kamu mencintainya? Karena cinta itu bergerak dua arah, bukan hanya satu arah, jika dari ketiga levelitas tersebut terdapat nilai yang negatif, maka ikhlaskanlah dirinya, mundur lah dengan gagah berani dan cobalah untuk tidak mengganggunya lagi karena andaikan kamu tetap mempertahankannya maka akan meninggalkan luka di hatimu yang lebih dalam nantinya. Jika kamu benar-benar mencintai lawan jenis maka wajibkan dirimu untuk menikahinya, dan tujuan untuk menikah adalah untuk menyatukan isi dua kepala untuk menjadi satu, harus adanya sikap bijaksana dan salah satu untuk mengalah. Tidak mungkin kamu bakal menjalani kehidupan rumah tanggamu dengan adanya cacat di levelitas cintamu? Mempeributkan untuk menggabungkan cinta Tuhan yang mana yang pantas untuk dicintai atau tidak dicintai sedangkan kalian menyebutkan Tuhan masing-masing dengan sebutan yang berbeda, mempeributkan untuk menggabungkan cinta kerabat yang seharusnya dicintai atau tidak dicintai dan mempeributkan untuk menggabungkan rasa saling mencintai kalau kenyataan proses kalian disatukan karena dijodohkan, bukan karena saling mencintai. Jika kamu sudah terlanjur mengalaminya dan mencoba mundur, hiburlah dirimu sendiri dengan konsep kebebasan berkehendak dan memilih, dan dari itu menjadikan acuanmu untuk mendalami konsep relativitas jodohmu. Konsepsi kebebasan memilih memang kompleks karena ada ratusan, ribuan, sampai jutaan kemungkinan yang menghampirimu setiap detiknya. Masa depanmu ditentukan sejak kamu memutuskan untuk memilih. Jodoh tidak akan ketemu sampai kamu memutuskan untuk memilih di antara pilihan yang telah Tuhan berikan. Sebelumnya, yang kamu punya saat ini hanya kebebasan memilih tanpa pernah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Boleh jadi Tuhan hanya menyediakan beberapa jalan untuk menemukan jodohnya, tetapi kamu sendirilah yang memutuskan ingin melewati jalan mana dan ingin memilih siapa. Konsep relativitas jodoh itu untuk self-reminder sekaligus untuk renungan agar kamu bisa mawas diri ketika menjatuhkan pilihan untuk mencintai siapa dan berkomitmen pada siapa. Jangan salahkan Tuhan jika di masa mendatang kamu bernasib buruk. Berkacalah pada diri sendiri terlebih dahulu. Boleh jadi nasib buruk itu adalah buah dari kesalahanmu dalam memilih dan mengambil keputusan di masa lalu. Lining point dari semuanya ialah pantaskanlah dirimu terlebih dahulu maka Tuhan pasti akan memantaskan jodohmu dan semoga kamu bisa cepat menikah tidak melewati usia seperempat abad, Amin. Jangan sepertiku.
Quote:
Spoiler for :

Hi, giliranmu sekarang, Daughter. Ketika aku masih duduk di bangku SD dan SMP, aku pernah mendengarkan beberapa lagu dari Sheila on 7, yang lirik-lirik dari beberapa lagu tersebut selalu disusupi oleh nama-nama wanita. Sudah terlalu banyak nama wanita yang disebut di lirik-lirik mereka. Tetapi yang sangat membuat aku terpukau adalah di lirik “Lihat, dengar, rasakan”.
“Dalam lelahnya mata nikmat Dunia menjelma
Sejenak dia berharap malam tanpa batas
Bunda selalu tanamkan jangan pernah menyerah
Jalani dan panjatkan kelak syukur kau ucapkan pada diriNya
Reff :
Kumohonkan
Mudahkan hidupnya… hiasi dengan belaiMu
Sucikan tangan-tangan yang memegang erat harta…
Terangi harinya… dengan lembut mentariMu
Buka genggaman yang telah menjadi hak mereka…”
Sejenak dia berharap malam tanpa batas
Bunda selalu tanamkan jangan pernah menyerah
Jalani dan panjatkan kelak syukur kau ucapkan pada diriNya
Reff :
Kumohonkan
Mudahkan hidupnya… hiasi dengan belaiMu
Sucikan tangan-tangan yang memegang erat harta…
Terangi harinya… dengan lembut mentariMu
Buka genggaman yang telah menjadi hak mereka…”
Lagu itu berisi wejangan seorang suami untuk istrinya agar selalu senantiasa menjaga dan berdoa untuk anak perempuannya agar dimudahkan, diterangi dan dirahmatin hidupnya oleh Tuhan. Dan kelak anak perempuan tersebut tumbuh dewasa dengan tidak gila harta dan selalu mau berbagi dengan apa yang sudah menjadi hak milik orang lain (sedekah). Entahlah kenapa ketika aku duduk di bangku SD sudah mau berpikir rumit untuk memikirkan lirik yang diciptakan oleh Eros itu. Dan ketika duduk di bangku SMP pun, Eros membuat lirik yang membuatku terpukau lagi, “Khaylila’s Song” judulnya.
“Khaylila yang cantik
Cepatlah kau besar,
Ajarkan dunia…
Berbagi seperti yang ku ajarkan kepadamu…
Khaylila yang mungil…
Bila kau jadi pemimpin,
Berikan hak mereka bebas dari rasa takut juga rasa tertindas..
Reff:
Dengan senyummu senjata membeku
Tantara bernyanyi ikuti tingkahmu
Tak ada lagi naluri menguasai
Perlahan berganti naluri berbagi
Satu hal yang pasti..
Ajarkan anak kita..
Berbagi.. Memberi.. Lebih dari yang kita
Lakukan untuk saat ini.”
Cepatlah kau besar,
Ajarkan dunia…
Berbagi seperti yang ku ajarkan kepadamu…
Khaylila yang mungil…
Bila kau jadi pemimpin,
Berikan hak mereka bebas dari rasa takut juga rasa tertindas..
Reff:
Dengan senyummu senjata membeku
Tantara bernyanyi ikuti tingkahmu
Tak ada lagi naluri menguasai
Perlahan berganti naluri berbagi
Satu hal yang pasti..
Ajarkan anak kita..
Berbagi.. Memberi.. Lebih dari yang kita
Lakukan untuk saat ini.”
Ya, liriknya masih berisi wejangan untuk putrinya, putrinya yang masih kecil, dengan rasa ingin tahunya yang luar biasa. Kita sebagai orang tua bisa mengajarkan ke mereka tentang indahnya hidup saling berbagi dan menghargai, serta mengarahkan bakat apa yang dimilikinya agar mencapai cita-citanya kelak dan juga berharap putrinya itu tumbuh menjadi wanita yang baik dan ceria, wanita murah hati yang mampu memberi kedamaian bagi semua orang, juga yang terpenting kepada anak-anaknya kelak dan juga agar anak-anaknya dapat menjadi pribadi yang baik juga seperti ibunya.
Quote:
Spoiler for :

Hi, daughter. Mendengar lirik Sheila on 7 tersebut, aku yang waktu itu masih duduk di bangku SMP sudah berencana untuk memiliki seorang anak perempuan ketika sudah besar nanti. Ya memang itu terlalu cepat, kadang aku sering terlalu berekspetasi lebih cepat. Dulu ketika aku masih kecil, aku bercita-cita dan berekspetasi lebih cepat ingin menjadi arsitektur, tetapi ketika akan memasuki kuliah, peralatan yang dibutuhkan arsitektur itu sungguh tidak murah, aku mungkin akan kewalahan mencari uang untuk menuruti keinginanku tersebut, dan sekarang aku terjebak di jurusan Teknik Informatika hanya karena hobiku semata. Gagal menjadi arsitektur, cita-citaku langsung berubah, ingin bekerja di Dinas Kehutanan. Tetapi setelah mengetahui fungsi Dinas Kehutanan hanya seputaran mengurus mengolah hutan tidak berfokus untuk menjaga hutan, akupun jadi bingung sendiri. Padahal sudah terlalu banyak ide yang kupikirkan untuk menjaga dan mengawasi hutan dengan ilmu Teknik Informatika dan Robotika. Hidupku selalu melulu dengan pikiran akan hutan, hutan dan hutan. Ya bagaimanapun sedari kecil hidupku tidak pernah lepas dengan hutan, menurutku mungkin merawat hutan sama seperti merawat anak perempuan, sama susahnya, itulah yang dulu membuatku berekspetasi lebih cepat. Karena menurutku merawat anak perempuan itu sebuah tantangan karena merawatnya tidaklah mudah, sama seperti merawat hutan. Mendidik anak perempuan itu sulit adalah karena ia laksana seorang bidadari yang perlu dilindungi kehormatannya hingga amanat itu diserahkan kepada suaminya. Kamu tahu kenapa aku tulis di sini sulit? Kamu tahu perempuan itu makhluk seperti apa? Perempuan itu makhluk yang sulit ditebak. Ketahuilah hal terkuat yang ada pada perempuan adalah air matanya, sementara yang terlemah adalah hatinya, dan dia bisa dibujuk untuk menerima segala sesuatu dengan cara meraih hatinya. Sesungguhnya perempuan bisa menjadi penyelamat keluarga sekaligus menjadi penghancur keluarga. Sebab dibalik lipatan bajunya, dia menyimpan nasib setiap anggota keluarga. Sifat asli perempuan adalah Full Emotional. Mereka adalah mahluk yang mengedepankan emosi daripada logika.
0
Kutip
Balas
![[KOMBAT] A Letter to My Future Son & Daughter](https://s.kaskus.id/images/2015/10/30/5595555_20151030012644.jpg)