Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#330
Chapter 15. Pemenang sejati adalah yang memenangkan hati penonton

“Dian..!!!” teriak gue memanggil diandra yang baru saja sampai di depan kelas X-7. Diandra pun memberhentikan langkah kakinya dan menunggu gue yang berjalan menuju arahnya.

“Yan, maafin aku ya kemarin.” Ucap gue

“Iya. Aku udah maafin kok, kemarin itu aku yang salah ndre.” ucapnya sembari memberikan senyuman manis kepada gue.

“Beneran nih yan? Jadi kamu nggak marah lagi sama aku kan?” ucap gue memastikan apa yang dikatakan diandra barusan itu

“Iya ndre. Apa harus aku cubit dulu perut kamu biar kamu percaya?” ucap diandra

“Hehehe..jangan dong. Eh kalau gitu nanti kita latihan di base camp ya, sehabis pulang.”

“Kenapa nggak dirumah kamu ndre?” tanya diandra.

“Kalau kerumah aku dulu nanti waktunya cuma sebentar kayak kemarin lagi.”

“Tapi kan ruangan itu dipakai sama mbak adel ? apa nanti nggak ganggu dia?”

“Nggak kok, tadi adelia bilang mau ngerjain tugasnya dirumah steffany. Jadi ruangannya nggak dipakai.” Ucap gue

“Hmm.. ya udah deh.”

“Ok, jangan lupa ya bel pulang langsung dateng jangan ngaret.”

“Yee…enak aja yang suka ngaret itu kan kamu.” Ucap diandra sambil memukul lengan gue.

Sisa waktu yang hanya 3 hari ini benar-benar kami manfaatkan untuk terus latihan dan latihan, gue juga bingung entah kenapa gue tidak merasakan lelah, suntuk dan bosan untuk latihan terus menerus seperti ini dan juga gue nggak merasa jari-jari gue sakit karena terus-terusan menekan senar-senar gitar saat latihan, tapi rasa perih itu terasa saat gue akan mandi dan terkadang diantara ujung-ujung jari gue sedikit mengeluarkan darah namun besoknya sewaktu latihan gue nggak ngerasain lagi rasa perih itu aneh banget. Apa ini yang disebut bekerja sesuai dengan passion ? Entahlah, namun gue senang dengan semua ini dan menikmati semua proses ini.

Akhirnya hari yang kami tunggu-tunggu tiba juga, hari lomba untuk memperingati berdirinya sekolah gue, kegiatan ini benar-benar dilakukan dengan meriah karena merupakan kesenangan terakir sebelum Ujian. Ada banyak sekali lomba-lomba yang digelar oleh OSIS ada lomba graffiti sekolah dengan media tembok ditempat parkir motor siswa dan tentu saja siswa pada senang menyambut lomba ini, kapan lagi bisa mencoret-coret tembok sekolah dengan bebas tanpa takut di kejar-kejar oleh guru BK emoticon-Big Grin , ada juga lomba azan, lomba lukis, lomba fotografi dan lomba band.

“Aduh, gue kok jadi pengen boker.” Ucap gue.

“Ah lo ndre, setiap mau tampil pasti kebelet boker mulu.” Ucap bobby

“Dah tahan aja, cuma perasaan lo itu ndre.” ucap kipli dengan wajah tegang.

“Ah, bodo ah. Gue mau boker dulu.” ucap gue sambil berlari menuju toilet yang berada didekat kelas 12 IPA 5 atau toilet dimana pertama kali gue dihukum sama adelia. Toilet ini emang nyaman banget untuk ritual pagi, selain sepi jaraknya juga jauh dari kelas jadi siapapun yang mau bongkar muat, suara dan baunya nggak akan tercium sampai perkampungan padat penduduk. Dimana penduduknya seperti menganggap aneh ritual pagi nan suci ini jika dilakukan disekolah, dan jika ketauan pastilah oknum-oknum yang melakukan ritual ini mendadak menjadi artis selama sebulan bahkan lebih, tergantung dengan seberapa kuat mental elo menahan hujatan dan cemohan tidak manusiawi yang keluar dari mulut seorang yang mengaku sebagai manusia cerdas dan beretika.

Segera gue buka celana, nongkrong diatas jamban dengan kedua tangan saling menggenggam, mata terpejam dan berkonsentrasi penuh
sampai pada akhirnya hanya keluar gas-gas hasil fermentasi tape yang gue makan dengan bantuan kipas angin semalam.

“Susah ya mas?” terdengar suara misterius dengan penekanan nada yang berat seperti suara om-om dari kamar mandi sebelah gue.

“I..i..iya nih. Situ juga lagi susah ya.” balas gue dengan perasaan agak takut karena memang toilet disitu terkenal angker diantara tempat-
tempat angker yang ada disekolah ini. Gue pun segera bersiap-siap untuk pergi dari situ.

“Iya, saya udah 100 tahun disini nggak keluar-keluar.” Ucap suara misterius itu. Gue yang udah parno banget segera mengambil segayung air
dan menyiramkannya ke WC sebelah lewat lubang kecil yang ada diatas tembok pemisah antar WC gue dengan WC sebelah.

“WA*U, BAJIG*R, A%#^&#*.” Teriak orang yang ada disebelah wc gue

“Woh, dasar kampr*t lo ya pli, rusuh amat sih lo pake acara ngerjain gue kayak gitu.” Ucap gue saat melihat kipli keluar dari WC sebelah
tempat suara misterius tadi muncul.

“Ah ta* lo ndre, pake nyiram-nyiram gue. ini gimana nih, gue nggak ada baju lagi buat manggung nanti.” Ucapnya sambil mengibas-ngibaskan
baju dan celananya yang basah oleh air yang gue siram tadi.

“Makanya lo nggak usah rese kayak tadi, kena karma kan lo.”

“Sorry ndre, gue kan cuma becanda doang. Ini gimana nih baju gue.” ucapnya panik.

“ Ya udah lo telanjang aja ntar, siapa tau aja kan si Gilang kecantol sama elo.” Ucap gue sambil tertawa.

“Ta* lo, gue masih normal. Ogah amat gue sama makhluk kayak dia.” Sungut kipli.

“Ya udah deh balik aja dulu ke tempat bobby, siapa tau dia bawa baju cadangan.” Ucap gue sambil berjalan meninggalkan WC itu bersama
kipli.

“Lo habis main kubangan dimana pli sampe basah gitu?” tanya bobby saat melihat pakaian kipli basah kuyup terkena air yang gue siram.

“Tau ah.” Ucap kipli kesal. “Lo ada baju lagi nggak bob?” lanjutnya

“Ada sih, ambil aja ditas gue itu.” ucap bobby sambil menunjuk kearah tas yang ada diatas meja dipojokan.

“Eh, ndre itu kipli kenapa bisa basah kayak gitu?”

“Habis kena karma dia bob.” Ucap gue sambil ngekek yang mengakibatkan kipli kesal dan melemparkan baju dia yang basah itu kearah wajah
gue dan mengacungkan jari tengahnya.

“Dah buruan ganti bajunya pli, kita bentar lagi tampil nih.” Ucap bobby yang mulai mempersiapkan barang-barangnya.

“Dian mana bob?” tanya gue

“Lagi di aula dia sama Adelia.” ucap bobby sambil mengikat tali sepatunya.

“Serius lo bob?!!” tanya gue kaget

“Lo kenapa sih ndre kok kaget gitu?” ucap bobby.

“Gawat.. Eh, ntar tolong bawain gitar gue ke aula ya.” ucap gue sambil berlari menuju aula.

“Lo mau kemana ndre?!!!!” teriak bobby.

“Gue mau nyelamatkan nyawa orang bob.” Balas gue.

“Wah kacau nih, jangan sampe mereka berdua berantem disana. Bisa didiskualifikasi nih ntar.” Batin gue sambil mencari mereka berdua didalam aula, tidak mudah mencari mereka berdua ditengah kumpulan manusia-manusia labil di sini. Namun akhirnya gue menemukan mereka berdua lagi asik mengobrol bersama dengan helen dan steffany di luar aula

“Untung aja mereka nggak aneh-aneh.” Pikir gue sambil berjalan menuju arah mereka.

“Eh andre, ada apa ndre?” tanya Steffany saat melihat gue berjalan mendekati mereka.

“Nggak pa-pa..hehehe…” ucap gue sambil tertawa. “eh yan, bentar lagi giliran kita nih. Siap-siap sana gih.” Lanjut gue.

“Eh, iya.. udah mau giliran kita ya?” tanya Diandra

“Iya. Ayo buruan siap-siap.” Ucap gue

“Ok. Eh, jangan lupa nonton kita ya.” ucap Diandra sambil berjalan mengikuti gue dari belakang.

“Iya, tenang aja. Pokoknya nanti kita-kita berdiri paling depan deh.” Ucap helen sambil melambaikan tangannya.

Dibelakang panggung menanti giliran tampil itu bikin gue semakin gugup.

“Lo kenapa ndre?”

“Gue takut kalau ntar kalau gue jelek mainnya bakalan di kritik bob.”

“Ya elah ndre gitu aja lo pikirin, yah elo mau main bagus, jelek atau diem aja pasti ada orang yang ngeritik lo, jangankan elo yang masih amatir gini, gitaris kayak slash aja pasti pernah dikritik meskipun tampil perfect. Udah nggak usah dipikirin yang penting usaha dolo soal hasil atau kritikan mah belakangan. Ntar gue deh yang pasang badan.” Ucap bobby. “Dah mending lo siap-siap aja ndre, bentar lagi nih giliran kita.” Lanjutnya.

Tak lama panitia memanggil band kami untuk segera naik dan bersiap-siap. Panggung yang ditutup oleh gorden besar itu sedikit mengurangi rasa gugup saat gue menaiki panggung dan memasang kabel ampli ke gitar gue. ternyata nggak cuma gue doang yang gugup, gue lihat diandra juga gugup dan tingkahnya saat gugup itu bener-bener aneh menurut gue, terkadang dia loncat-loncat, mondar-mandir sambil menggumamkan sesuatu sampai mencubit dan memukul lengan gue dan kipli sambil menggertakkan giginya yang gingsul itu dengan gemas. Tapi berkat tingkahnya itu rasa gugup yang gue rasakan perlahan semakin berkurang.

“Siap cui?” ucap bobby kepada kami.

“Siap bob.” Ucap gue sambil duduk dibangku dengan memangku gitar lalu gue pun menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya
dengan kuat.

Bobby pun mengangkat jempolnya untuk memberi tanda kepada panitia dan panitia pun segera memberi tahu kepada MC untuk segera memulainya. Saat MC memanggil nama band kami, perlahan gorden besar itu terbuka dan terlihat banyak sekali siswa yang datang dan menonton bahkan sampai ada yang menonton dari luar jendela. Gue lihat di barisan depan ada teman sekelas gue dan kipli, teman-teman sekelasnya bobby dan diandra, dan juga Adelia and the gang dan mereka semua menyoraki, memberi dukungan kepada masing-masing dari kami berempat. Diandra, kipli dan bobby membalas sorakan mereka dengan lambaian tangan dan tawa. Sedangkan gue cuma bisa membalas mereka dengan lambaian tangan dan senyum gugup ala joker yang sedang duduk didalam sel tahanan.

“Oi ndre, lo senyum apa nahan boker.” Teriak agung yang malah membuat gue keringat dingin.

“Sialan nih bocah. Itu mulut belum pernah ngerasain kolor bekas kayaknya.” Umpat gue pelan.

Diandra memulai memberikan beberapa kata sambutan yang dilanjutkan dengan mengenalkan kami semua kepada para penonton. Setelah itu
diandra pun memberikan gue tanda untuk memulai lagu pertama. Gue pun lalu memetik senar gitar dan memainkan intro lagu pertama kami

Spoiler for Within Temptation - Memories:


Saat gue memasukin intro lagu, tiba-tiba suasana yang tadinya ramai mendadak menjadi tenang, meskipun begitu gue tetep nggak bisa memandang kedepan. Pandangan gue tetep kearah gitar yang gue mainkan ini.

Lagu pertama sukses kita bawakan dan mendapatkan apresiasi yang positif dari penonton, gue menengok kearah bobby untuk memastikan kalau permainan gue bener. Bobby yang melihat gue memberikan jempolnya kearah gue dan tertawa. Setelah istirahat sejenak, kamipun mulai memainkan lagu kedua kami.

Spoiler for Ten 2 Five - Love Is You:


Lagu kedua ini merupakan lagu yang di request khusus oleh diandra kepada kami, gue nggak tau kenapa diandra kemarin ngebet banget sama ini lagu, sebenernya sih gue sama kipli agak kurang setuju tapi mau gimana lagi ancemannya dia nggak mau tampil kalau lagu ini nggak ditampilkan saat pentas nanti.

Ternyata lagu ini memang enak dan juga arti dari setiap liriknya indah seperti curahan hati yang tertuang dalam sebuah tulisan berbalut irama petikan gitar yang harmonis dan diandra pun menyanyikan lagu ini dengan khidmat, sesekali dia menengok kearah gue dan kipli sambil melemparkan senyumnya yang dihiasi dengan lesung pipi dan gigi gingsulnya itu.

Dan akhirnya kami pun masuk kelagu ketiga atau lagu terakhir.

Spoiler for Ten2Five - Don't Say Goodbye:


Lagu ketiga ini juga merupakan lagu permintaan dari diandra, awalnya lagu ketiga ini gue sih ingin bawain lagu Fukai Mori dari Do As Infinity, namun diandra tiba-tiba menolak setelah beberapa hari kami latihan alasan diandra menolak lagu ini karena dia susah untuk menghapal lirik lagu bahasa jepang. Akhirnya mau nggak mau lagu ketiga pun kami ganti dengan lagu dari ten2five ini. Satu hal lagi yang gue tau dari diandra, ternyata dia ngefans lagu-lagu ten2five.

Saat membawakan lagu ini raut wajah dia tiba-tiba berubah menjadi sendu dan semakin mendekati akhir-akhir lagu dia melihat kearah gue dan tiba-tiba saja air matanya jatuh membasahi pipinya. Kaget dan bingung itulah yang gue rasakan sekarang saat melihat diandra bisa menangis seperti itu, apa lagu ini ada kenangan khusus baginya atau dia lagi ada masalah yang pelik? Entahlah, hanya dia dan tuhan yang tau dan gue hanya diam membisu.

Tepuk tangan yang riuh mengiringi langkah kaki kami turun meninggalkan panggung, perasaan lega bercampur haru menghiasi kami berempat siang itu. Namun sayangnya kami harus sedikit kecewa karena mendapatkan juara kedua padahal harapan kami juara pertama dan ternyata para penonton pun sama kecewanya dengan kami protes kekecewaan mereka diungkapkan saat penyerahan hadiah untuk juara pertama, saat itu mereka semua menyorakinya ramai-ramai dan protes, mereka menganggap kalau band gue dan temen-temen gue ini layak untuk jadi juara satu. Tapi kekecewaan kami akhirnya terobati saat diandra berhasil menjadi The Best Vocal Performances dan mendapatkan hadiah tropy dan uang tunai sebesar satu juta lima ratus ribu. Bukan hanya itu saja, tapi suara riuh dan tepuk tangan pun memenuhi seluruh ruangan aula ini saat panitia menyerahkan hadiah kepada Diandra sama riuhnya saat mereka menyambut kami sebagai juara Kedua. Sambutan teman-teman dan penonton lainnya saat itu benar-benar membuat kami merasakan seperti seorang Juara bukan juara pertama ataupun juara kedua tapi seperti Pemenang sesungguhnya

Diubah oleh kesshou 26-12-2015 11:04
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.