- Beranda
- Stories from the Heart
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
...
TS
vigovampironeo
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
Ini trit merupakan kumpulan cerita cerita horror eike selama kuliah di kota Malang , terutama untuk cerita pendek akan eike masukkan di trit ini secara berkala....100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:

vigo , niken , pendik , steve , renggo , zul , memet , danang , rani
Quote:
Penjelajahan Mistis di Kampus UMM(complete story)
Tiga Keranda di Jembatan Belakang Sengkaling(complete story)
Eric & Katrina(complete story)
Quote:
Malang Mysterio Exo(Trit Pelengkap)
Quote:
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 10-04-2022 07:28
ferist123 dan 28 lainnya memberi reputasi
25
975.2K
Kutip
2.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigovampironeo
#294
Buang Orang di Wisma Tumapel
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar awal tahun 2010 ketika eike masih kuliah semester 6 , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:
Pemuda yang terkapar di hadapanku ini tampak buruk sekali kondisinya , kaosnya sobek , sepatunya hilang sebelah dan mukanya bengap tak karuan.... Danang , Toni dan Sinyo baru saja menghajarnya karena ia membuat kami marah dan kehilangan mood saat manggung tadi , dengan lancang pemuda cecunguk yang agak teler ini mengacungkan jari tengahnya tinggi tinggi dan kami merasa terhina dengan sikapnya yang tak beretika.
Danang : " enaknya diapain nih ?! "
Toni : " gw belum puas mukulin nang "
Sinyo : " gw juga ton , sekalian biar mampus nih cecunguk "
Cecunguk : " aampuun mas !!... aampun !!...
Selama beberapa menit aku terdiam memikirkan apa yang akan kulakukan terhadap pemuda bertampang timur yang berkulit gelap ini.
Danang : " woe vig ?!... lu kan belum mukulin , nih giliran lu sekarang ! "
Ton : " ayo hajar vig !!... gw yang pegangin "
Me : " it's okay bro "
Kurasa emosi memang harus dilampiaskan , lagipula sudah terlalu lama aku tidak menghajar orang... mumpung darahku lagi mendidih tak ada salahnya aku bersenang senang sebentar menghajar cecunguk ini.
Me : " nang , lu ambilin botol bir ! "
Danang :" botol bir ?!... oke oke , gw cariin di belakang "
Me : " cepetan nang ! "
Sambil menunggu si Danang ngambil botol bir kosong kuputuskan untuk sedikit mengintimidasi cecunguk sialan ini , biar dia jadi makin jiper dan segan berurusan dengan kami.
Me : " lu udah tau apa akibatnya bikin kita marah ?! "
Cecunguk : " aampun mas !!.... aampun !!... "
Me : " gw tau lu gak suka sama band gw , trus ngapain lu dateng ?!?!.. "
Tony : " mau cari mati dia vig ! "
Me : " lu jawab !!!.. ngapain lu dateng ?!?... mau cari mati ?!?!... "
Cecunguk : " ngga mass !!... aampun !!.... mmaaf mas !!.. "
Dengan mengiba iba pemuda ini memohon belas kasihan agar kami mau mengampuni dan melepaskannya , tapi tak semudah itu urusannya... dia harus menanggung konsekuensi atas perbuatan lancangnya terlebih dahulu.
Danang : " nih vig , dapet 2 gw "
Me : " oyi , sini nang ! "
Sebuah botol bir kosong telah kugenggam dan aku ingin sekali menghantamkannya di kepala cecunguk sialan ini , akan kuhantam sekeras kerasnya agar emosiku terlampiaskan seketika.
Toni : " ayo vig giliran lu ! "
Sinyo : " kita pegangin yang kenceng ton ! "
Cecunguk : " mmaaf mass !!... aampun !!... jjangan pukul aaku !!... jjangan mas !!!.... "
Raut mukanya terlihat sangat ketakutan saat aku mulai mengayun ayunkan botol bir ini , sementara Toni dan Sinyo memegangi tangannya dengan erat.... hingga akhirnya " pyaaarrrr !!!! " botol bir ini pecah seketika saat kuhantamkan di kepalanya , darah segar langsung muncrat dari jidatnya.
Cecunguk : " ahhhh !!... ssakiitt !!!... ssakiit !!!...
aahh !!... "
Me : " ha.. ha.. ha... rasain mampus lu !!.. "
Cecunguk ini langsung tersungkur di hadapan kami dan terus mengerang erang kesakitan , sementara darah segar terus mengucur dari jidatnya hingga belepotan mengotori muka dan kaosnya.
Danang : " gw pengen mukul lagi nih , mau gw pecahin palanya "
Me : " udah cukup nang , ntar mati dia "
Danang : " trus enaknya diapain nih vig ? "
Me : " diapain ya ?!... gini deh , lu pinjem mobilnya si bos nang "
Danang : " hah ?!... emang kita mau ngapain lagi ? "
Me : " kita buang aja ni anak "
Toni : " bukannya dia sama temen temennya pas dateng ke sini vig ? "
Me : " mana temennya ton ?!... udah kabur duluan ninggalin dia kan ? "
Toni : " iya sih vig "
Sinyo : " temen temennya langsung kabur pas mau gw samperin , ya cuma dia doang yang ketinggalan "
Danang : " padahal mau gw hajar juga tuh temennya vig , buangsat juga mereka tadi "
Me : " yo wes , ni anak langsung kita buang aja kalo gitu "
Danang : " trus kita buang kemana enaknya ? "
Me : " gampang , ntar dipikir sambil jalan "
Entah kenapa setelah menghajar cecunguk ini aku berniat untuk membuangnya ke suatu tempat , namun aku bingung mau membuangnya kemana... beberapa menit kemudian si Danang telah meminjam mobil milik bos kami , lekas saja kami bersiap mengangkut cecunguk ini.
Danang : " kita angkut sekarang nih ? "
Me : " buka deh bagasinya nang ! "
Danang : " oke oke , ton.. nyo.. lu angkat ni anak ! "
Bagasi mobil telah terbuka sementara pemuda yang sudah tak berdaya ini lekas digotong oleh Toni dan Sinyo , secara paksa mereka memasukkannya ke dalam bagasi yang sempit dan kemudian menguncinya rapat rapat.
Toni : " beres vig "
Me : " lu yang nyetir nang ! "
Danang : " oke "
Perlahan mobil yang disopiri Danang ini mulai beranjak keluar dari parkiran klub malam Bale Barong , kini kami muter muter ngga jelas keliling kota Malang... bingung juga mau dibuang kemana enaknya.
Toni : " udah sepi jalannya "
Sinyo : " udah jam 2 kurang ton , jelas sepi "
Danang :" cuma setan doang yang kelayapan jam segini ton "
Toni : " ha.. ha.. awas nang kali aja ada setan ikut numpang kita "
Danang : " ha.. ha.. kalo yang numpang cewe kita sikat aja ya ton "
Toni : " asal jangan salah ngangkut cewe jadi jadian aja nang.. ha.. ha.. "
Sinyo : " cewe jadi jadian kalo ngga bencong ya kuntilanak ton.. ha.. ha.. "
Sambil putar putar keliling daerah Rampal teman temanku ini malah jadi ngomongin soal dedemit , maklum saja suasana jalanan jam segini benar benar sepi... hingga akhirnya terlintas ide di pikiranku untuk membuang cecunguk ini di suatu tempat angker , mumpung kami lagi muter di sekitar Tugu balaikota mending sekalian saja bablas ke Wisma Tumapel... bangunan peninggalan Belanda itu tak perlu diragukan lagi keangkerannya.
Me : " nang , kita ke wisma tumapel ! "
Danang : " hah ?!.. wisma tumapel vig ?!... waduh itu kan tempat angker "
Me : " kita buang aja tu anak ke wisma tumapel "
Ton : " wah , gokil tuh ide lu vig "
Sinyo : " ayo deh , tu anak biar dimakan setan sekalian vig "
Danang : " oke oke "
Lokasi Wisma Tumapel tak terlalu jauh dari Tugu balaikota , beberapa menit kemudian mobil yang kami tumpangi ini telah berhenti tepat di seberang bangunan angker itu.
Danang : " sepi banget nih , merinding juga liat dari sini "
Toni : " liat dari sini aja kita udah merinding , apalagi kalo masuk nang "
Sejenak kami terdiam mengamati suasana sekitar yang begitu gelap dan juga sunyi , sementara di seberang jalan sana bangunan peninggalan Belanda itu benar benar terlihat horor , apalagi pepohonan lebat yang berada di trotoarnya juga membuat suasana kian menyeramkan.
Me : " ayo cepetan turun ! "
Danang : " ayo ayo buruan !! "
Dengan tergesa kami turun dari mobil dan kemudian langsung membuka bagasi , pemuda yang tak berdaya ini hanya bisa mengerang kesakitan saat kami semua menggotongnya ke seberang jalan.
Toni : " kita lewat mana ?!.. ditutup seng semua nih "
Sinyo : " lu cari celah celahnya deh ton "
Memang bangunan Wisma Tumapel ini terkurung oleh pagar seng berwarna hijau gelap yang sengaja dipasang agar orang tak bisa masuk sembarangan , namun si Toni berhasil menemukan celah yang cukup sempit dan kami semua langsung masuk menggotong cecunguk ini lewat situ.
Danang : " njiir ?!.. dalemnya serem banget nyo "
Sinyo : " gw juga takut nih nang , kita cepet cepet keluar aja abis ini "
Me : " ayo deh cepetan gotong ke beranda , ni anak kita taruh situ aja "
Suasana di halaman ini benar benar menyeramkan hingga membuat kami semua jadi agak bergidik , buru buru kami menggotong pemuda ini menuju beranda dan kemudian langsung menggeletakkan tubuhnya di lantai yang kotor.
Cecunguk : " aahhh !!!.... tttolong !!.. aaku takut !!.... aaku mau pulang !!.. "
Danang : " diem lu !! "
Toni : " rasain lu !!... mampus sono !! "
Sinyo : " makan tuh setan !! "
Me : " dah ayo kita keluar !! "
Tanpa buang waktu kami segera keluar dari pagar seng setelah meninggalkan pemuda itu di beranda , yang bisa dilakukannya hanyalah meronta ronta ketakutan karena kondisinya sudah terlalu lemah untuk kabur " tttoolong !!... aaku mau pulang mas... ttolong !!.. aaku takut !!.. ttolong !! "
Danang : " ha.. ha.. ha.. tau rasa dia "
Sinyo : " biar dirudapaksa noni belanda tu anak... ha.. ha..."
Toni : " ha.. ha.. ha.. gak kuat bayangin gw bakalan kayak gimana nasibnya ntar "
Me : " dah ayo cabut sekarang !!... keburu diliat orang ntar "
Perlahan mobil yang kami tumpangi ini mulai beranjak meninggalkan Wisma Tumapel , sambil melaju di jalan kami cekikikan sendiri membayangkan seperti apa nasib cecunguk itu nantinya.... bisa jadi noni noni Belanda penghuni tempat itu akan merudapaksanya habis habisan.
Danang : " enaknya diapain nih ?! "
Toni : " gw belum puas mukulin nang "
Sinyo : " gw juga ton , sekalian biar mampus nih cecunguk "
Cecunguk : " aampuun mas !!... aampun !!...
Selama beberapa menit aku terdiam memikirkan apa yang akan kulakukan terhadap pemuda bertampang timur yang berkulit gelap ini.
Danang : " woe vig ?!... lu kan belum mukulin , nih giliran lu sekarang ! "
Ton : " ayo hajar vig !!... gw yang pegangin "
Me : " it's okay bro "
Kurasa emosi memang harus dilampiaskan , lagipula sudah terlalu lama aku tidak menghajar orang... mumpung darahku lagi mendidih tak ada salahnya aku bersenang senang sebentar menghajar cecunguk ini.
Me : " nang , lu ambilin botol bir ! "
Danang :" botol bir ?!... oke oke , gw cariin di belakang "
Me : " cepetan nang ! "
Sambil menunggu si Danang ngambil botol bir kosong kuputuskan untuk sedikit mengintimidasi cecunguk sialan ini , biar dia jadi makin jiper dan segan berurusan dengan kami.
Me : " lu udah tau apa akibatnya bikin kita marah ?! "
Cecunguk : " aampun mas !!.... aampun !!... "
Me : " gw tau lu gak suka sama band gw , trus ngapain lu dateng ?!?!.. "
Tony : " mau cari mati dia vig ! "
Me : " lu jawab !!!.. ngapain lu dateng ?!?... mau cari mati ?!?!... "
Cecunguk : " ngga mass !!... aampun !!.... mmaaf mas !!.. "
Dengan mengiba iba pemuda ini memohon belas kasihan agar kami mau mengampuni dan melepaskannya , tapi tak semudah itu urusannya... dia harus menanggung konsekuensi atas perbuatan lancangnya terlebih dahulu.
Danang : " nih vig , dapet 2 gw "
Me : " oyi , sini nang ! "
Sebuah botol bir kosong telah kugenggam dan aku ingin sekali menghantamkannya di kepala cecunguk sialan ini , akan kuhantam sekeras kerasnya agar emosiku terlampiaskan seketika.
Toni : " ayo vig giliran lu ! "
Sinyo : " kita pegangin yang kenceng ton ! "
Cecunguk : " mmaaf mass !!... aampun !!... jjangan pukul aaku !!... jjangan mas !!!.... "
Raut mukanya terlihat sangat ketakutan saat aku mulai mengayun ayunkan botol bir ini , sementara Toni dan Sinyo memegangi tangannya dengan erat.... hingga akhirnya " pyaaarrrr !!!! " botol bir ini pecah seketika saat kuhantamkan di kepalanya , darah segar langsung muncrat dari jidatnya.
Cecunguk : " ahhhh !!... ssakiitt !!!... ssakiit !!!...
aahh !!... "
Me : " ha.. ha.. ha... rasain mampus lu !!.. "
Cecunguk ini langsung tersungkur di hadapan kami dan terus mengerang erang kesakitan , sementara darah segar terus mengucur dari jidatnya hingga belepotan mengotori muka dan kaosnya.
Danang : " gw pengen mukul lagi nih , mau gw pecahin palanya "
Me : " udah cukup nang , ntar mati dia "
Danang : " trus enaknya diapain nih vig ? "
Me : " diapain ya ?!... gini deh , lu pinjem mobilnya si bos nang "
Danang : " hah ?!... emang kita mau ngapain lagi ? "
Me : " kita buang aja ni anak "
Toni : " bukannya dia sama temen temennya pas dateng ke sini vig ? "
Me : " mana temennya ton ?!... udah kabur duluan ninggalin dia kan ? "
Toni : " iya sih vig "
Sinyo : " temen temennya langsung kabur pas mau gw samperin , ya cuma dia doang yang ketinggalan "
Danang : " padahal mau gw hajar juga tuh temennya vig , buangsat juga mereka tadi "
Me : " yo wes , ni anak langsung kita buang aja kalo gitu "
Danang : " trus kita buang kemana enaknya ? "
Me : " gampang , ntar dipikir sambil jalan "
Entah kenapa setelah menghajar cecunguk ini aku berniat untuk membuangnya ke suatu tempat , namun aku bingung mau membuangnya kemana... beberapa menit kemudian si Danang telah meminjam mobil milik bos kami , lekas saja kami bersiap mengangkut cecunguk ini.
Danang : " kita angkut sekarang nih ? "
Me : " buka deh bagasinya nang ! "
Danang : " oke oke , ton.. nyo.. lu angkat ni anak ! "
Bagasi mobil telah terbuka sementara pemuda yang sudah tak berdaya ini lekas digotong oleh Toni dan Sinyo , secara paksa mereka memasukkannya ke dalam bagasi yang sempit dan kemudian menguncinya rapat rapat.
Toni : " beres vig "
Me : " lu yang nyetir nang ! "
Danang : " oke "
Perlahan mobil yang disopiri Danang ini mulai beranjak keluar dari parkiran klub malam Bale Barong , kini kami muter muter ngga jelas keliling kota Malang... bingung juga mau dibuang kemana enaknya.
Toni : " udah sepi jalannya "
Sinyo : " udah jam 2 kurang ton , jelas sepi "
Danang :" cuma setan doang yang kelayapan jam segini ton "
Toni : " ha.. ha.. awas nang kali aja ada setan ikut numpang kita "
Danang : " ha.. ha.. kalo yang numpang cewe kita sikat aja ya ton "
Toni : " asal jangan salah ngangkut cewe jadi jadian aja nang.. ha.. ha.. "
Sinyo : " cewe jadi jadian kalo ngga bencong ya kuntilanak ton.. ha.. ha.. "
Sambil putar putar keliling daerah Rampal teman temanku ini malah jadi ngomongin soal dedemit , maklum saja suasana jalanan jam segini benar benar sepi... hingga akhirnya terlintas ide di pikiranku untuk membuang cecunguk ini di suatu tempat angker , mumpung kami lagi muter di sekitar Tugu balaikota mending sekalian saja bablas ke Wisma Tumapel... bangunan peninggalan Belanda itu tak perlu diragukan lagi keangkerannya.
Me : " nang , kita ke wisma tumapel ! "
Danang : " hah ?!.. wisma tumapel vig ?!... waduh itu kan tempat angker "
Me : " kita buang aja tu anak ke wisma tumapel "
Ton : " wah , gokil tuh ide lu vig "
Sinyo : " ayo deh , tu anak biar dimakan setan sekalian vig "
Danang : " oke oke "
Lokasi Wisma Tumapel tak terlalu jauh dari Tugu balaikota , beberapa menit kemudian mobil yang kami tumpangi ini telah berhenti tepat di seberang bangunan angker itu.
Danang : " sepi banget nih , merinding juga liat dari sini "
Toni : " liat dari sini aja kita udah merinding , apalagi kalo masuk nang "
Sejenak kami terdiam mengamati suasana sekitar yang begitu gelap dan juga sunyi , sementara di seberang jalan sana bangunan peninggalan Belanda itu benar benar terlihat horor , apalagi pepohonan lebat yang berada di trotoarnya juga membuat suasana kian menyeramkan.
Me : " ayo cepetan turun ! "
Danang : " ayo ayo buruan !! "
Dengan tergesa kami turun dari mobil dan kemudian langsung membuka bagasi , pemuda yang tak berdaya ini hanya bisa mengerang kesakitan saat kami semua menggotongnya ke seberang jalan.
Toni : " kita lewat mana ?!.. ditutup seng semua nih "
Sinyo : " lu cari celah celahnya deh ton "
Memang bangunan Wisma Tumapel ini terkurung oleh pagar seng berwarna hijau gelap yang sengaja dipasang agar orang tak bisa masuk sembarangan , namun si Toni berhasil menemukan celah yang cukup sempit dan kami semua langsung masuk menggotong cecunguk ini lewat situ.
Danang : " njiir ?!.. dalemnya serem banget nyo "
Sinyo : " gw juga takut nih nang , kita cepet cepet keluar aja abis ini "
Me : " ayo deh cepetan gotong ke beranda , ni anak kita taruh situ aja "
Suasana di halaman ini benar benar menyeramkan hingga membuat kami semua jadi agak bergidik , buru buru kami menggotong pemuda ini menuju beranda dan kemudian langsung menggeletakkan tubuhnya di lantai yang kotor.
Cecunguk : " aahhh !!!.... tttolong !!.. aaku takut !!.... aaku mau pulang !!.. "
Danang : " diem lu !! "
Toni : " rasain lu !!... mampus sono !! "
Sinyo : " makan tuh setan !! "
Me : " dah ayo kita keluar !! "
Tanpa buang waktu kami segera keluar dari pagar seng setelah meninggalkan pemuda itu di beranda , yang bisa dilakukannya hanyalah meronta ronta ketakutan karena kondisinya sudah terlalu lemah untuk kabur " tttoolong !!... aaku mau pulang mas... ttolong !!.. aaku takut !!.. ttolong !! "
Danang : " ha.. ha.. ha.. tau rasa dia "
Sinyo : " biar dirudapaksa noni belanda tu anak... ha.. ha..."
Toni : " ha.. ha.. ha.. gak kuat bayangin gw bakalan kayak gimana nasibnya ntar "
Me : " dah ayo cabut sekarang !!... keburu diliat orang ntar "
Perlahan mobil yang kami tumpangi ini mulai beranjak meninggalkan Wisma Tumapel , sambil melaju di jalan kami cekikikan sendiri membayangkan seperti apa nasib cecunguk itu nantinya.... bisa jadi noni noni Belanda penghuni tempat itu akan merudapaksanya habis habisan.
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 21-09-2021 03:33
BALI999 dan meqiba memberi reputasi
0
Kutip
Balas