Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#1917
Robert And Aberta, And A Train To Nopeville
'Adi.. Adii..Adiii banguuuun'

suara Anastasya yang tinggi mencoba membuat gw yang juga tinggi di alam mimpi untuk terpaksa turun ke dunia nyata. 'Mmmmh, sepuluh menit lagi' ucap gw mencoba menawar. Suara tinggi Sya pun berhenti. Gw eratkan pelukan ke guling gw ini dan merubah posisi tidur gw membelakangi arah suara Sya tadi. Ah, sabtu pagi akhir tahun ini, waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu di atas kasur, seperti surga rasanya hari ini. Bukan realita namanya jika semua berakhir bahagia seperti ini, selalu ada sunyi sebelum badai.

'Bangun gak! Bangun dasar kau pemalas! kau tahu tidur lebih dari 6 jam itu tidak sehat untuk tubuh!' teriak Sya, kali ini ditambah dengan puluhan pukulan bantal ke sekujur tubuh gw. 'Bangun! Bangun! Bangun!' teriak Sya berlanjut. 'Ayo jalan mumpung ramalan cuaca bilang hari ini akan cerah'

'iya iya gw bangun! ampun!' ucap gw sambil bangun dan mencoba berdiri dari kasur.

'Nah gitu dong! mandi sana, ganti baju! udah berapa hari kamu make kaos itu?'

'ya ya ya hoaaaaaaam' jawab gw. ugh. Entah kenapa gw merasa pagi ini kepala gw terasa berat. Gak bukan pagi ini saja tapi juga pagi kemarin dan kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi. Gw mencoba mengabaikan rasa sakit di kepala gw ini dan menuju kamar mandi. Gw berdiri di depan kaca selama beberapa menit, bukan, bukan untuk narsis mengagumi betapa gantengnya gw, melainkan gw terkejut oleh faktanya sudah tidak ada jarak lagi antara jambang dan jenggot gw, setelah 19 tahun menunggu, akhirnya gw resmi berewokan! ha! Ayah! anakmu kini sudah menjadi lelaki sejati! Tiba tiba cerminan muka gw menjadi buram dan seakan dunia berputar di hadapan gw, rasa sakit di kepala gw kambuh lagi, kali ini lebih parah. Gw memejamkan mata gw dan menggenggam kedua sisi wastafel ini sebagai tunjangan karena keseimbangan tubuh gw mulai goyah. Rasa sakit di kepala gw mulai menjadi jadi, gw mencoba untuk membuka kedua mata gw, sesaat gw seperti melihat sebuah seni, karena apa yang gw lihat semuanya blur, dan tka lama kemudian pandangan gw berubah menjadi hitam. Persis seperti Tv yang dimatikan.

'Adii! Adii!' suara Anastasya yang disertai dengan gedoran pintu membuat gw sadar

'Ugh' keluh gw sambil perlahan bangun. Ternyata gw hilang kesadaraan dalam sesaat, dan sekarang gw sudah tergeletak di lantai kamar mandi.

'Adii! Adii! kamu gak papa kan?' suara Sya kembali terdengar lagi

'Agh. Sorry sorry gw ketiduran'

'Huh dasar! cepat mandi!'

Gw langsung berdiri dan sejenak diam sambil memegangi kedua sisi wastafel ini. Gw gelengkan kepala gw untuk membuat pandangan gw menjadi jernih kembali. Gw alihkan pandangan gw ke arah cermin di hadapan gw ini. Terlihat beberapa tetes darah mengalir dari kedua lubang hidung gw. Gw senyum melihat pandangan didepan gw ini lalu membasuh muka gw dengan air untuk membersihkan darah di hidung gw ini.

+++++


'Haaaaah' Sya menghembuskan nafasnya lewat mulut yang mengeluarkan asap putih
'hihihi' lanjutnya dengan tawa

'kamu. memalukan. kamu orang asli sini dan masih tertawa saat melakukan itu'

'bairin! aku selalu suka melihat asap putih keluar dari mulutku' ucapnya
'jadi mau kemana kita? pagi pagi sudah ke stasiun' tanya Sya

'kau ingin jalan jalan bukan? kita akan jalan jalan'

'waaaaah. benarkah? yaaaaay' teriak Sya sambil mengangkat kedua tangannya

Gw hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Tidak lupa terlebih dahulu gw mengisi credit kartu Metro Gw dan Sya. Kali ini kita tidak mempunyai tujuan, namun kita punya objektif, yaitu jalan jalan, jadi Gw dan Sya memutuskan untuk menaiki kereta yang paling cepat datang dan membiarkan kereta itu membawa kita entah kemana, entah itu ke pusat atau ke ujung kota Moscow.

'hihihi' Tawa Sya. 'Kalau begini seru juga ya, kita gak tau kita kemana, asal naik aja'

'Jadi.. gimana sekolah mu? lancar? kau tidak pernah menanyakan pelajaran ke Gw'

'Lancar kok! kau akan terkejut melihat nilai ku nanti!'

'Hmm. bagus bagus' ucap gw sambil mengangguk

Diam pun mengisi suasana ini. Ritmik goyangan kereta api ini perlahan lahan membuat rasa kantuk gw datang lagi. sampai sebuah tamparan lembut mendarat di pipi kanan gw.

'Di, aku minta jalan bareng bukan buat kamu tinggal tidur!' keluh Anastasya

'Ahh.. ugh... kalau begitu buat gw tidak mengantuk'

'Hmmm.. ohya bagaimana kalau aku ceritakan sesuatu?'

'Hm. boleh boleh'

'Ok. Ehm. sepasang kekasih bernama Robert dan Aberta terdampar disebuah pulau. Tanpa makanan, tanpa minuman, tanpa peralatan apapun hanya segelintir kayu kering bergelatakan di pulau berpasir putih itu. Robert dan Aberta sangat senang dan memeluk satu sama lain disaat mereka sampai di pulau kecil itu.'

'Ah tipikal drama remaja'

'shush. diam! aku lagi cerita! keadaan pertama tama membaik dihari pertama mereka dipulau itu, Robert menyelimuti Aberta dengan jaketnya disaat Aberta kedinginan, begitu pula dengan Aberta, mengetahui Robert kedinginan, Aberta langsung bergegas memeluk Robert dan berbagi kehangatan di malam yang dingin di pulau itu, sampai pada suatu hari perut mereka sama sama bergemuruh. Tidak ada makanan di pulau itu, dan tidak ada pula sumber air di pulau itu. Meminum air laut hanya akan membuat mereka lebih haus. "Robert aku lapar sekali" ucap Aberta lirih di telinga Robert. Robert pun hanya tersenyum dan memeluk erat tubuh lemah Aberta itu. Keesokan harinya Aberta mendapati Robert sedang membakar sesuatu, Aberta menghirup aroma sedap daging terbakar dari arah api yang terbakar di depan Robert itu. Robert pun menoleh balik ke arah Aberta, terlihat lingkaran hitam dan biru di sekitar mata Robert. "Robert? apakah kau sakit?" tanya Aberta. Robert hanya menggeleng gelengkan kepalanya. tidak lama kemudian daging yang dimasak Robert itu pun jadi, Robert tanpa berpikir langsung memberikan seutuh daging itu ke Aberta yang kelaparan. Aberta memeluk Robert sambil mengeluarkan air mata, air mata terharu, air mata senang, mengingat betapa besar pengorbanan Robert untuknya. Aberta dengan lahap memakan daging itu, dan ia menghabiskan dagin itu hanya dalam waktu satu interval ombak laut saja. Aberta pun tidur dengan nyenyak karena perutnya sudah terisi. Keesokan harinya, Aberta seperti biasa memandangi laut berharap ada pertolongan datang. Pikiran Aberta pun teringat betapa romantis Robert kemarin malam disaat Robert memberikan Aberta seonggok daging disaat dia kelaparan, pertanyaan pun muncul, daging apakah itu? ikan? tidak mungkin. pikir Aberta. karena disini tidak ada ikan yang berkeliaran, ditambah Robert tidak mempunyai peralatan memancing. Aberta pun berpikir keras dan tidak menemukan jawaban akan daging apa yang didapat Robert malam itu. Aberta berjalan mengelilingi pulau kecil itu untuk melihat Robert dari depan, Aberta berharap kalau pikirannya salah, kalau pikirannya bahwa Robert memotong tangan atau kakinya untuk memberi makan aberta itu salah. Dan benar saja Aberta bisa bernafas lega karena kedua tangan dan kaki Robert masih utuh. Dan kalau dipikir pikir tidak mungkin juga kalau daging itu adalah tangan atau kaki Robert, karena ukuran Daging itu cukup kecil. Aberta pun tiba tiba terdiam, ia mencoba mengingat bentuk daging yang ia makan tadi malam, Aberta mencoba mengingat, mengingat, mengingat, sampai Air mata Aberta mulai mengalir deras sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. selesai'

'tunggu dulu! apa yang Aberta ingat? apa bentuk daging itu?!'

'hm? ceritanya sudah selesai Adi hihihi' tawa nakal Anastasya

'kamu. kamu tidak bisa menggantungku seperti ini. apa yang Aberta ingat? apa bentuk daging itu?' tanya gw frustasi

'hahahahaha. sekarang berarti udah gak ngantuk lagi kan?' ucapnya

'Ya. gak ngantuk lagi. tapi gw bisa mati penasaran. haaah' keluh gw sambil terkekeh mengingat ceritanya Sya tadi.

Kami pun terdiam. Anastasya menyandarkan kepalanya ke pundak bagian kiri gw, sambil kedua tangannya memeluk tangan kiri gw dengan erat. Gw melihat ke arah Sya, tepatnya ke arah jendela di sebelah kiri kita, terpampar pemandangan pinggiran kota Moscow yang tertutupi salju. Gw seperti terhipnotis melihat pemandangan diluar itu, entah kenapa salju dapat membuat gw sangat tenang, dapat membuat gw menjadi rileks. Tanpa gw sadari gw tertawa pelan, yang mana membuat Anastasya mendongakan kepalanya ke Gw.

'Kenapa kamu tertawa? ada sesuatu yang lucu? mana? mana?' ucap dia sambil menoleh ke kanan dan kekiri

'Hmm. gak kok gak ada yang lucu. hmm. kau tahu. mungkin jalan jalan dipagi hari ini adalah sesuatu yang tepat'

'hihihi kalau aku tidak membangunkan kamu dengan paksa, mungkin sekarang kamu masih tidur.'

'hahahaha'

Kami pun berbicara tanpa henti sepanjang jalan, entah apa yang kami bicarakan saat itu, ada satu hal yang gw dapat, Sya adalah tipe orang yang gampang membaur, terlihat dari prilaku dia yang selalu menjadi pihak pertama yang memulai sebuah percakapan, sama seperti Ion. Waktu pun berjalan dengan cepat dan tak terasa kita sudah di ujung rute kereta ini, yang berarti kita harus turun dan ganti kereta yang menuju ke arah sebaliknya. Disaat gw dan Sya sudah memasuki kereta selanjutnya tiba tiba sebuah getaran mengguncang saku celana gw, dengan malas gw rogoh saku itu dan mengeluarkan HP dan membuka pesan yang masuk itu.

'Ikutan dong! Kesepian disini :* ' pesan dari mr.Bushido membuat gw begidik disambut dengan cekikan Sya yang ternyata adalah tersangka utama dalam bocornya rahasia jalan jalan kita. Gw pun membalas pesan itu dengan detail kereta yang kita tumpangi beserta tujuannya.

+++++


'Waaaah. Hangaaat' ucap mr.Bushido sambil bersandar di tempa duduk tepat di depan gw
'Woah woah, mukalo kecut sekali Di!'

'Kau tidak di undang, mr.Bushido' ucap gw dingin

'Oh ayolah, gw bosan sendirian di apartement'

'kau punya internet?'

'tentu saja punya, kenapa?'

'kalau begitu kau bisa menghabiskan waktu mu masturbasi sambil nonton porno'

'..... Kenapa hal itu tidak terpikirkan di kepalaku?'

'Ehm. Aku ada disini loh!' ucap Anastasya di samping gw

'Oh Sya. maaf maaf. hahaha salahkan Adi yang memancing topik mesum seperti ini'

Kami pun tertawa bersama. Gw dan mr.Bushido berbincang ringan selama diperjalanan, sedangkan Sya dengan pulasnya menyandarkan kepalanya di tangan kanan gw, sambil terkadang dia ikut tertawa mendengar lelucon kami berdua.

'Di. Kita mau kemana? Jalan jalan tanpa tujuan lama lama bosen juga' ucap Sya

'Hm? bukankah jalan jalan seperti sudah cukup. Tanpa tujuan membuat kita lebih bersemangat bukan?'

'Itu mah kamu aja yang males jalan, kita jalan suatu tempat gitu, lebih menarik'

'Hahh. Ok Ok. hmmm' gw berpikir
'Ha! bagaimana kalau kita ke mall? kau ingin beli pakaian dalam bukan?'

'ADI!' teriak Sya sambil mencubit gw

'Aw! sakit tau! kenapa sih?!' protes Gw. Sya pun melirik ke arah mr.Bushido menandakan ia malu akan topik pembicaran Gw

'Baguslah! gw juga ingin membeli kancut yang baru' ucap mr.Bushido tanpa dosa

Anastasya pun mengibas kan poni rambutnya yang menutup mata kirinya membuat kedua warna matanya yang berbeda itu terlihat. Sya memelototi mr.Bushido yang berbicara tanpa berpikir, dan terlihat raut muka mr.Bushido juga menjadi gelisah akan tatapan Sya itu.

'aaaahh.. mmmm.. Sya. Maaf seberapapun maunya kamu. Tapi Gw tidak bisa ikut kamu untuk mencoba pakaian dalam wanita' ucap mr.Bushido lagi

'Bushido.. bukan.. itu.. masalahnya..' ucap Sya geregetan lalu mencubit pahanya dengan keras

'Auuuu Sya sakit! Kau itu kenapa sih?!' ucap mr.Bushido

'Mungkin itu karena kau tidak peka akan betapa sensitifnya wanita dalam masalah pakaian dalam' ucap seorang suara Wanita dari belakang gw

'HAHA! ya betul mr.Bushido. kau harus mendengar betapa idiotnya kamu tadi hahahaha!'

Gw tertawa agak lama sampai gw melihat tatapan mr.Bushido ke arah belakang gw. Gw mengira awalnya ia hanya melongo dan sengaja memasang tampang itu, sampai gw ingat bahwa suara wanita barusan bukanlah berasal dari Sya. Gw pun mengadahkan kepala gw ke arah belakang dan melihat sosok wanita yang berdiri tepat di belakang gw, terlihat wanita itu tersenyum sambil bersandar di tiang dekat pintu masuk kereta.

'Ah. Kau lagi'
Diubah oleh open.minded 22-12-2015 01:51
fakecrash
fakhrie...
sormin180
sormin180 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.