Kaskus

Story

kesshouAvatar border
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Mr.Mars & Miss.Venus

Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.


Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.



Spoiler for Index:


Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
yusuffajar123Avatar border
SANTO.0281Avatar border
mahrsmello5680Avatar border
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
kesshouAvatar border
TS
kesshou
#293
Chapter 14. Sebuah Kebahagian Kecil

Salah paham antara gue dan adelia akhirnya terselesaikan dengan manis meskipun akhirnya gue yang harus mengalah menghadapai sifat egoisnya adelia dan kini gue bisa berfokus ke masalah lainnya yang entah kenapa selalu datang silih berganti seperti tidak ada habisnya, yaitu mempersiapkan band gue untuk tampil 4 hari lagi dimana gue dan yang lainnya belum pernah sekalipun latihan bersama. Ya Allah semoga engkau memudahkan jalan kami besok. Aminn….

“Eh, gimana nih ntar kita latihan. Base camp kita dipakai sama mereka untuk buat mading ndre.” ucap bobby khawatir.

“Di studio aja gimana?” saran kipli

“Jangan lah gue lagi bokek, toh kita juga cuma akustikan doang kan.” ucap gue

“Terus dimana dong?” ucap diandra sambil membuat gelembung di minumannya menggunakan sedotan.

“Yan bisa nggak kamu berenti niup sedotan kayak gitu? Agak gimana gitu ngeliatnya.” Ucap gue

“Yaa~.” Ucap diandra menopang dagunya dengan kedua tangannya sambil mencibirkan bibirnya, seolah dia menunjukkan kalau dia jengkel gue larang seperti itu.

“Gimana kalau dirumah lo aja ndre?” ucap bobby tiba-tiba.

“Bener tuh ndre, rumah lo kan kosong. Nyokap lo baliknya malem kan?” tanya kipli

“Iya sih, tapi…”

“Aku setuju.” Ucap diandra tiba-tiba. “Boleh ya ndre..boleh kan?” lanjut diandra.

“Ya udah deh, tapi jangan ngacak-ngacak kamar ya. Khususnya lo pli, jangan bawa-bawa majalah bokep lo lagi ke kamar gue.” tegas gue

“Siap bos.” Ucap kipli

“Kalau gitu nanti pulang sekolah langsung kerumah andre ya.” ucap bobby

“Ok…!!!” Jawab mereka bertiga serempak

Sesuai rencana tadi, setelah bell sekolah berbunyi kami berempat pun langsung menuju rumah gue dengan mengendarai motor bobby dan kipli. Gue ngeboncengin diandra menggunakan motor bebek kipli, sedangkan kipli bedua dengan bobby. Awalnya gue nggak setuju dengan cara ini, soalnya gue belum punya SIM dan juga helm yang kita punya cuma ada dua sedangkan rumah gue jauh banget dari sekolah, gue takut aja dijalan jadi santapan lintah jalanan, mana uang didalam dompet gue cuma tinggal sepuluh ribu. Namun bobby meyakinkan gue kalau dia tau jalan-jalan kecil dari sekolah sampai rumah gue tanpa adanya lintah jalanan itu dan juga kalau pakai motor lebih cepat jadi waktu yang bisa dipakai untuk latihan jadi lebih banyak.

“Eh kampret, lo beneran tau jalan tikusnya?” tanya gue ke bobby sebelum kita berangkat.

“Tenang aja lah, percaya sama gue ndre.”

“Ya udah, jangan ngebut-ngebut bob. Gue lagi bawa orang nih, nggak bisa ngimbangin lo ntar.”

“Iya, gue ngerti ndre. Santai aja lah.” Ucap bobby sambil menyalakan motor jambretnya aka RX King emoticon-Big Grin (Itu julukan orang-orang lho, bukan ane yang ngasih julukannya emoticon-Frown )

“Ya kamu pake nih.” Ucap gue sambil menyerahkan helm kipli ke diandra.

“Kok aku yang make? Kamu lah harusnya ndre, kan kamu yang didepan.” Ucap diandra.

“Udah pake aja, buruan.” Ucap gue.

Setelah semua siap, kami pun segera berangkat. Sepanjang perjalanan perasaan gue bener-bener nggak enak, mata gue selalu awas dengan orang yang menggunakan seragam coklat, hijau atau topi putih. Kalau misalnya gue ketangkep bakalan berat sangsinya, udah nggak pake helm, nggak ada SIM sama STNK lagi, kebayang deh berapa uang yang harus keluar dari dompet gue dan sialnya lagi itu kampret bawa motornya semakin lama semakin kencang jadi mau nggak mau gue pun terpaksa menaikkan kecepatan gue.

“Pelan-pelan dong ndre bawanya..” Protes diandra.

“Itu bobby bawa motornya ngebut banget dian, kalau ketinggalan repot soalnya cuma dia yang tau jalannya. Kamu mending pegangan yang keceng deh.” Ucap gue. Tiba-tiba saja kedua tangan diandra memeluk erat perut gue, agak kaget gue karena dari gue lahir belum pernah sekalipun ada cepet yang meluk perut gue kayak gini, apalagi benda empuk yang menempel dipunggung gue memberikan sebuah sensasi yang membuat pikiran gue menjadi kotor.

Perjuangan panjang gue mengejar bobby berbuah manis, akhirnya gue bisa mengejar bobby dan memintanya untuk menurunkan kecepatannya dan bobby pun akhirnya menyanggupinya dan meminta maaf kepada gue. Sampai kita di jalan besar, tiba-tiba bobby berbelok memasuki jalan perumahan dan gang-gang sempit. Melewati gang sempit merupakan perjuangan berat bagi gue, karena gangnya bener-bener sempit, kira-kira lebarnya hanya cukup satu motor dan sepeda dan untungnya nggak ada motor yang lewat selain kita, kebayang deh kalau misalnya ada motor didepan mau lewat tinggal aduan bacot minta jalan, ditambah lagi dengan adanya gitar didepan gue.

“Eh, balik-balik ndre, ada cepek didepan.” Ucap bobby

“Serius lo bob?”

“Iya, buruan balik ndre.” ucap bobby.

Gara-gara cepek itu akhirnya kamipun melewati jalan memutar yang agak jauh sehingga sedikit membuang waktu kami, meskipun begitu akhirnya kami bisa sampai tujuan dengan selamat jiwa, selamat raga dan juga selamat kantong gue.

“Pli, nih motor lo masukin ke dalam ya.” ucap gue sambil langsung membuka pintu depan.

“Lah kan elo yang make, kok malah gue yang lo suruh masukin -_- .” protes kipli

“Udah lah, tinggal masukin doang aja pake protes segala lo.” Ucap gue.

“Masuk yan, terserah deh mau duduk dimana di ruang tamu boleh, sambil nonton tivi boleh, apa langsung ke kamar aku.” ucap gue tersenyum sambil menaik turunkan alis gue.

“Langsung ke kamar boleh juga tuh.” Balas diandra sambil tersenyum nakal.

“Yuk jangan buang waktu lagi.” ucap gue semangat.

“Yee, dasar ngeres.” Ucap diandra sambil menjitak kepala gue.

“Aduh, jangan di jitak dong. Kalau kepala gue peyang kan nggak ganteng lagi ntar.”

“Biar aja, malah bagus kan jadi nggak ada yang mau sama kamu.”

“Ntar aku jadi jomblo tua dong kalau nggak ada yang mau. Terus nanti yang ngurus aku siapa?”

“Kalau gitu tinggal aku masukin aja ke panti jompo, beres kan. Disana banyak tuh gadis-gadis yang lagi senggang, sapa tau ada yang mau sama kamu.”

“Iya gadis-gadis tahun 30an kan.”

“Betul…hahaha..”

“O iya kamu mau minum apa yan? Panas atau dingin?”

“Apa aja deh ndre yang seger.”

“Kalau gitu air kran ya. Kan seger tuh air kran.”

“Mau aku jitak lagi?” ancam diandra sambil mengangkat tangan kanannya

“Ya…ya…ya sorry. Yee ancemannya jitakan mulu nggak asik ah.” Sungut gue sambil berjalan ke dapur.

“Biarin.”

“Ndre gue minta es sirup dong.” Ucap kipli yang baru saja masuk kedalam

“Gue juga ndre.” ucap bobby

“Buat sendiri ah.” Ucap gue dari dapur.

“Yee, masa tamu nggak dilayanin sih.” Sungut kipli.

“Lo itu bukan tamu gue lagi pli, tiap hari dateng mulu udah gitu ngerusuh lagi.” ucap gue.

“Hehehe…” ucap kipli sambil mengambil gelas didalam lemari.

“Nih yan, es jeruk yang sedikit gulanya.” Ucap gue sambil menghidangkan segelas es jeruk didepan diandra.

“Wah, pas banget nih. Kok kamu tau sih aku lagi pingin minum ini.”

“Tau dong, apa sih yang aku nggak tau tentang kamu.” Ucap gue sambil duduk disampingnya.

“Hati-hati dian, si andre itu stalker tau. Awas rumah lo di satronin sama dia malem-malem.” Teriak kipli dari dapur.

“Enak aja gue stalker, lo tu bokeper.” Balas gue.

“Becanda itu kipli yan, jangan didengerin.” Ucap gue mencoba meyakinkan diandra

“Kalau bener juga gak papa kok.” Ucap diandra santai sambil mengambil remot tv.

“Seius nih?”

“Iya, asal kamu betah aja nanti tidur di Cipinang.”

“Ya elah jadi napi dong aku kalau gitu.” Ucap gue sambil diiringi oleh tawa diandra.

Setelah setengah jam kami habiskan untuk ngobrol-ngobrol dan beristirahat. Akhirnya kamipun memulai latihan dengan serius karena waktu yang semakin mepet. Agak susah menemukan chord-chord dalam lagu yang akan kami bawakan nanti, untung saja kami memiliki diandra. Diandra ini tau banget tentang nada-nada apa saja yang ada didalam sebuah lagu, maklum dari kecil udah diajarin musik sama ibunya yang guru musik itu. Satu lagi yang membuat gue kagum sama diandra yaitu dia bisa memainkan berbagai alat musik antara lain piano, biola, flute, pianika sampai recorder – itu kata diandra sendiri awalnya sih gue nggak percaya sampai gue melihat dengan mata dan kepala gue saat diandra memainkan Fur Elisenya Beethoven dengan finger style pakai gitar gue dan jujur itu membuat mental gue jadi down banget, gue ngerasa kalah telak dari seorang cewe yang bernama diandra, tapi untungnya dia nggak tertarik sama gitar, alasannya sih senar gitar membuat jari tangannya sakit sama kapalan.

Selama 2 jam penuh kami latihan, sampai akhirnya bobby mencukupkan latihan hari ini dan meminta ijin untuk pulang karena udah sore.

“Ya udah deh gue juga pulang dulu ndre.” ucap kipli

“Ya udah deh, kamu nggak sekalian pulang yan?” tanya gue.

“Nanti aja deh, aku masih mau ngapalin ini lagu sebentar lagi.”

“Ya udah deh.”

“Ndre, lo pake aja motor gue buat nganter diandra nanti.” Ucap kipli sambil menyerahkan kunci motor sama STNKnya ke gue.

“Serius lo pli?”

“Iya, gue juga rencananya ntar malem mau nginep dirumah elo. Jadi ntar habis nganter diandra lo ke rumah gue jemput gue ya.”

“Lo emang pengertian banget deh pli. Tenang aja ntar gue pasti jemput lo deh pli.” Ucap gue sambil menaruh STNK motor kipli di dompet gue.
Tidak lama, mereka pun berpamitan dengan gue sama diandra didepan gerbang dan langsung pulang.

Setelah mengantarkan bobby dan kipli gue dan diandra pun masuk kedalam rumah, diandra langsung duduk diruang tengah sambil
mendengarkan MP3 dari hapenya dan menghapalkan lirik lagunya. Sedangkan gue duduk disamping diandra sambil memetik gitar mengulang-ulang chord dan nada-nada yang tadi diberikan oleh diandra.

“Ndre..” ucap diandra tiba-tiba yang membuat gue segera menghentikan petikan gitar gue.

“Hah..?”

“Kamu nggak ngaji?” tanyanya

“Ntar aja habis magrib.”

“Kenapa habis magrib? Sekarang aja dong, udah lama nih nggak denger suara kamu yang lagi ngaji.”

“Nggak ah males, lagi nggak mood ngaji sekarang.” Ucap gue sambil memainkan gitar lagi.

“Ya udah, kalau gitu cerita aja ya.”

“Mau cerita apa?”
“Apa ya…? Umm..ah, ceritain tentang Dajjal deh.” Ucap diandra sambil mendekat kegue. “Ayo dong ndre mulai ceritanya. Kamu kan pinter kalau cerita soal gituan.” Pinta diandra

“Serius yan kamu mau denger cerita tentang dajjal? Tapi aku cuma tau sedikit lho.”

“Nggak apa-apa, buruan ceritain.” Ucap diandra.

Akhirnya gue mulai menceritakan tentang Dajjal yang gue tau dari guru ngaji gue dulu dan juga ustad edan yang pernah tinggal disebelah rumah gue, kenapa gue sebut ini ustad edan, karena dulu gue pernah diajak sama dia ngumpul sama teman-temannya untuk memanggil pocong, memang sih tujuannya untuk memupuk mental agar kita nggak takut terhadap jin dan setan. Emang sih waktu itu pocongnya bener-bener seperti kayak mainan bagi mereka, pocongnya cuma bisa loncat kedepan tapi loncatannya benar-benar jauh banget beda dengan loncatan orang normal. Jadi gini waktu pocong itu muncul, orang-orang pada ngelilingin dia, jadi kalau dia lari orang-orang itu menghalanginya dengan cara memutar tubuh pocong itu. ke arah belakang, sekilas gue agak kasihan sama itu pocong karena seperti jadi mainan gitu. Kalau kata ustad gue jin semacam potong, kunti dll itu memang berada dialam lain, namun mereka bisa menembus kealam kita dengan kekuatan dia atau dibantu dengan bantuan manusia kayak ritual gitu, nah jin yang bisa nembus kealam kita itu merupakan jin yang punya kekuatan besar, namun setelah menembus alam manusia kekuatannya akan melemah, jadi kalau jin itu bisa dilihat sama manusia, berarti jin itu lagi sial karena manusia bisa memukul mereka bahkan membunuh mereka. Jadi kalau tiba-tiba ada pocong muncul didepan kita tonjok aja gan kalau nggak pukul pake sapu lidi emoticon-Big Grin tapi kalau dia cuma ngintip-ngintip dari jauh biarin aja kita tinggal pergi ( Bisa yee gue ngasih nasihat buat nonjok pocong, padahal gue kalau ngeliat mereka aja udah ngacir duluan emoticon-Big Grin ) tapi itu kata-kata dari ustad gue ya bukan kata gue. emoticon-Takut (S)

Ok..kembali ke…diandra~ emoticon-Kiss (S)

Gue menceritakan semua tentang dajjal, mulai dari apa itu dajjal, bagaimana cirri-cirinya, kapan dia munculnya sampai bagaimana akhirnya dia dibunuh. Diandra sangat antusias mendengar cerita gue itu, sesekali dia bertanya sambil menyenderkan kepalanya di bahu gue.

“Serem juga ya ndre dajjal itu, tapi kamu kok bisa tau sebanyak itu sih?”

“Cuma tau dari guru ngaji aku dulu.”

“Owh, terus guru ngaji kamu tau dari mana?”

“Mungkin dari al-Qur’an sama hadis rasul.”

“Ooh..”

Tiniinitit…tininitit…

Tiba-tiba saja hape N73 pemberian adelia berbunyi dan segera gue angkat.

“Hallo.”

“Hallo ndre.. kamu lagi dimana?” tanya adelia

“Lagi dirumah nih?” ucap gue.

“Siapa ndre?” tanya diandra

“Adelia.” jawab gue sambil sedikit menutup bagian bawah hape.

“Kamu lagi sama siapa ndre?”

“Ini lagi sama…”

“HAI MBAK ADELIA…!!!” teriak diandra tiba-tiba tepat ditelinga kiri gue.

“Dian.??!!” ucap adelia, gue denger dari nadanya tadi kayaknya dia terkejut banget setelah mendengar suara diandra.

“Kamu apaan sih yan, teriak-teriak disamping kuping aku.” ucap gue sambil meminta diandra untuk diam.

“Hehehe…”

“Hallo del..??!! del??”

“Kenapa ndre..?”

“Nggak tau nih, tau-tau keputus aja telp nya.”

“Ooh..paling nanti dia kesini.” Ucap diandra santai.

“Maksudnya?”

“Ada deh~...mau tau aja.. ini rahasia cewe tau.” Ucap diandra sambil tersenyum

“Eh, hape kamu baru ya?” tanya diandra sambil menunjuk hape yang gue pegang.

“Ooh, ini. Iya, hadiah dari adelia kemarin.”

“Terus hape yang kamu beli kemarin sama aku dimana?”

“Ada tuh dikamar.”

“Ooh, jadi kamu tuh orangnya suka membuang barang lama setelah dapet barang baru yang lebih bagus ya…Hmm...I see.” Ucap diandra sambil mengambil es jeruknya.

“Apa sih yan, aku nggak gitu kok. Hape ini cuma hadiah doang, terus cuma aku pakai buat telpon sama adelia aja kok. Kalau yang kemarin kita beli berdua aku pake terus kok buat telponan, smsan sama kamu, kipli, bobby sama temen-temen lainnya.”

“Ooh, jadi hape itu spesial ya. Khusus buat seseorang doang nih..”

“Nggak kok. Kok kamu mikir gitu sih? Tunggu…tunggu…tunggu kamu lagi cemburu kan sama aku?”

“Ih,, siapa juga yang cemburu sama badut ancol kayak gini. Iyuh…nggak banget deh.” Ucap diandra

“Tuh kan cemburu, ngaku deh. Kamu cemburu kan…kan.”

“Siapa sih yang cemburu !!!!” ucap diandra sambil mengambil earphonenya dan memasangnya ditelinganya.

Gue masih tetap mengganggu dia karena entah kenapa tingkah dia yang lagi cemburu itu sangat manis banget.

“Udah ah ndre, aku mau pulang.”

“Kok pulang sih yan.”

“Di sini banyak setan jahatnya, suka gangguin terus.”

“Yee, jahatnya ngatain aku setan.”

“Emang bener kan? udah ah aku mau pulang dulu nih ndre.”

“Ya udah deh aku anterin ya.”

“Nggak usah, aku bisa pulang sendiri.”

“Udah sore ini, jalanan pasti macet, bisa kemaleman lho sampai rumah.”

“Ya udah deh.” Ucap diandra sambil mengambil tasnya.

“Gitu dong.” Ucap gue sambil membuka pintu.

“Lho,,Adel..???” ucap gue kaget saat mendapati ternyata adelia sudah berada didepan pintu rumah gue.

Diubah oleh kesshou 26-12-2015 11:01
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.