- Beranda
- Stories from the Heart
Senja di Sungai Chaopraya
...
TS
aldogunz
Senja di Sungai Chaopraya
Senja di Sungai Chaopraya
Halo gan ini cerita lanjutan dari Thread ane sebelumnya :Vita est Militia (Kisah Si Belalang Tempur), kenapa thread baru karena judulnya ganti gan, semoga cerita ini berkenan dan akan ane update terus sebisanya ya, maklum gan ada kesibukkan lainnya yang harus ane kerjakan.Ini cerita tentang kehidupan ane merantau ke Bangkok gan, cerita gimana ane bertahan hidup sampai menemukan pasangan di sana. Jangan lupa di Rate kalau agan2 sekalian suka cerita ini ya. Thanks

Quote:
Quote:
Spoiler for Covernya gan:
Quote:
Spoiler for Index:
Diubah oleh aldogunz 21-12-2015 13:05
bukhorigan dan anasabila memberi reputasi
2
3.3K
23
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aldogunz
#4
Bab 1. Part 04
Setelah teringat kejadian tadi malam, pagi ini aku membeli makanan di minimarket saja, sebuah mie instan bermerk MAMA, rasanya asem 90 %, sedikit pedas , dan juga asin. Mulut ini belum terbiasa sepertinya. Hari ini aku harus menemui Ms. Patinnson, seorang manager di kantor, dan dia akan mengarahkan pekerjaanku. Aku belum pernah bertemu dengan dia, kantor tempatku bekerja bergerak di bidang Tour Operator, jadi tugasku nantinya adalah mendampingi guide-guide lokal yang belum bisa berbahasa Indonesia. Setelah selesai mandi, kukenakan kemeja biru yang baru kubeli sebelum berangkat ke Bangkok.
Kantornya hanya berjarak sekitar 300 meter dari apartemenku. Aku berjalan kaki menuju kantor, sambil melihat arahan yang telah diberikan oleh Ms. Patinnson. Ternyata memang tak jauh, hanya sekitar tiga menit berjalan kaki.
“Permisi, bisa bertemu Ms. Patinnson. (Bahasa Inggris).” Aku bertanya kepada seorang laki-laki yang duduk di sebuah ruangan.
“Silahkan naik ke lantai 2. “ Arahan dia kepadaku.
Kunaiki tangga satu persatu, sedikit kurang percaya diri karena bahasa inggrisku yang kurang bagus.
“Halo, Ms. Patinnson.” Lalu seorang perempuan berbadan cukup besar dan lebih tinggi dariku berjalan kearah pintu yang baru saja kubuka.
“Swadika! (Salam dalam bahasa Thai” Ternyata dia adalah Ms. Patinnson.
“Halo, perkenalkan saya Aldo.” Balasku dengan singkat.
Ms. Patinnson mempersilahkan ku duduk. Pertama-tama hanya proses perkenalan dengan orang-orang kantor, sampai akhirnya membahas panjang lebar tentang pekerjaanku. Ternyata bahasa Inggris Ms. Patinnson cukup mudah dimengerti, kurang lebih selevel denganku. Keteganganku pun berkurang, sebelumnya aku takut juga kalau tidak paham dengan apa-apa yang dijelaskan oleh bosku ini. Ms. Patinnson adalah nama panggilannya, nama aslinya cukup sulit kulafalkan, jadi orang Thai memang terbiasa dengan nama panggilan yang sangat berbeda dari nama aslinya. Ms. Patinnson cukup ceriwis, ini pertama kali aku bertemu dia, tapi seperti sudah kenal lama, akrab sekali. Dari makanan sampai hal-hal lainnya dibicarakan denganku. Karena sudah lebih dari dua jam kami mengobrol, akhirnya aku pamit, dan besok Ms. Patinnson akan memberikanku arahan lagi.
Setelah teringat kejadian tadi malam, pagi ini aku membeli makanan di minimarket saja, sebuah mie instan bermerk MAMA, rasanya asem 90 %, sedikit pedas , dan juga asin. Mulut ini belum terbiasa sepertinya. Hari ini aku harus menemui Ms. Patinnson, seorang manager di kantor, dan dia akan mengarahkan pekerjaanku. Aku belum pernah bertemu dengan dia, kantor tempatku bekerja bergerak di bidang Tour Operator, jadi tugasku nantinya adalah mendampingi guide-guide lokal yang belum bisa berbahasa Indonesia. Setelah selesai mandi, kukenakan kemeja biru yang baru kubeli sebelum berangkat ke Bangkok.
Kantornya hanya berjarak sekitar 300 meter dari apartemenku. Aku berjalan kaki menuju kantor, sambil melihat arahan yang telah diberikan oleh Ms. Patinnson. Ternyata memang tak jauh, hanya sekitar tiga menit berjalan kaki.
“Permisi, bisa bertemu Ms. Patinnson. (Bahasa Inggris).” Aku bertanya kepada seorang laki-laki yang duduk di sebuah ruangan.
“Silahkan naik ke lantai 2. “ Arahan dia kepadaku.
Kunaiki tangga satu persatu, sedikit kurang percaya diri karena bahasa inggrisku yang kurang bagus.
“Halo, Ms. Patinnson.” Lalu seorang perempuan berbadan cukup besar dan lebih tinggi dariku berjalan kearah pintu yang baru saja kubuka.
“Swadika! (Salam dalam bahasa Thai” Ternyata dia adalah Ms. Patinnson.
“Halo, perkenalkan saya Aldo.” Balasku dengan singkat.
Ms. Patinnson mempersilahkan ku duduk. Pertama-tama hanya proses perkenalan dengan orang-orang kantor, sampai akhirnya membahas panjang lebar tentang pekerjaanku. Ternyata bahasa Inggris Ms. Patinnson cukup mudah dimengerti, kurang lebih selevel denganku. Keteganganku pun berkurang, sebelumnya aku takut juga kalau tidak paham dengan apa-apa yang dijelaskan oleh bosku ini. Ms. Patinnson adalah nama panggilannya, nama aslinya cukup sulit kulafalkan, jadi orang Thai memang terbiasa dengan nama panggilan yang sangat berbeda dari nama aslinya. Ms. Patinnson cukup ceriwis, ini pertama kali aku bertemu dia, tapi seperti sudah kenal lama, akrab sekali. Dari makanan sampai hal-hal lainnya dibicarakan denganku. Karena sudah lebih dari dua jam kami mengobrol, akhirnya aku pamit, dan besok Ms. Patinnson akan memberikanku arahan lagi.
0

