- Beranda
- Stories from the Heart
Cewek Kelinci (Usagi no Onna no Ko) ウサギの女の子
...
TS
NihonDamashii
Cewek Kelinci (Usagi no Onna no Ko) ウサギの女の子
Halo agan-agan,
Setelah sekian lama jadi silent reader di SFTH ini, akhirnya ane beranikan diri untuk ikut membuat thread dan menulis cerita.
Cerita ini adalah mix antara true story gw dengan fiksi.
Bagian mana yang true story, dan bagian mana yang fiksi, ane serahkan kepada agan untuk menebaknya aja ya
Tujuan ane nulis cerita ini, adalah semoga agan-agan disini terhibur.
Atau mungkin cerita ini bisa jadi temen agan minum kopi. Atau setidaknya, sambil menunggu cerita di thread laen yang belom di update sama suhu TSnya, bolehlah sekiranya agan mampir dulu disini, menunggu update-an dari mereka keluar
HARAP DIBACA DULU!
Oke deh, langsung aja ya. Selamat menikmati
INDEX:
BAB 1: Cieee.. Honeymoon Cieee...!!
- PART 1
- PART 2
- PART 3
- PART 4
- PART 5
BAB 2: Jepang, Aku Datang!
- PART 1
- PART 2
- PART 3
- PART 4 (With Japanese Translation)
BAB 3: Sendai dan Wortel?
- PART 1 (With Japanese Translation)
- PART 2
- PART 3 (With Japanese Translation)
- PART 4 (With Japanese Translation)
- PART 5 (With Japanese Translation)
- PART 6 (With Japanese Translation)
- PART 7 (With Japanese Translation)
- PART 8 (With Japanese Translation)
- PART 9 (With Japanese Translation)
- PART 10 (With Japanese Translation)
- PART 11 (With Japanese Translation)
- PART 12 (With Japanese Translation)
- PART 13 (With Japanese Translation)
BAB 4: Dia Datang!
- PART 1 (With Japanese Translation)
- PART 2
- PART 3
- PART 4 (With Japanese Translation)
- PART 5
- PART 6 (With Japanese Translation)
- PART 7 (With Japanese Translation)
- PART 8
- PART 9 (With Japanese Translation)
BAB 5: Pulang (Datang) Ke Indonesia!
- PART 1 (With Japanese Translation)
- PART 2 With Japanese Translation)
- PART 3
- PART 4 (End) (With Japanese Translation)
Cewek Kelinci (Special Part)
- PART - 1 Japanese Version -> Click Here
- PART - 2
Setelah sekian lama jadi silent reader di SFTH ini, akhirnya ane beranikan diri untuk ikut membuat thread dan menulis cerita.
Cerita ini adalah mix antara true story gw dengan fiksi.
Bagian mana yang true story, dan bagian mana yang fiksi, ane serahkan kepada agan untuk menebaknya aja ya

Tujuan ane nulis cerita ini, adalah semoga agan-agan disini terhibur.
Atau mungkin cerita ini bisa jadi temen agan minum kopi. Atau setidaknya, sambil menunggu cerita di thread laen yang belom di update sama suhu TSnya, bolehlah sekiranya agan mampir dulu disini, menunggu update-an dari mereka keluar

HARAP DIBACA DULU!
Quote:
Di bagian INDEX, ada part-part yang diberi keterangan: With Japanese Translation. Artinya ada 2 versi cerita yang ane tulis. Versi pertama adalah versi tanpa terjemahan bahasa Jepang, yang kedua adalah versi dengan terjemahan bhs Jepang.
Versi kedua ada di bawah versi pertama. Jadi tinggal scroll saja ke bawah.
Bagi yang tidak ingin ter-distract dan fokus pada isi cerita, silakan baca versi pertama.
Bagi yang ingin sekalian mengetahui bhs Jepang di setiap dialognya, silakan baca versi kedua.
Versi kedua ada di bawah versi pertama. Jadi tinggal scroll saja ke bawah.
Bagi yang tidak ingin ter-distract dan fokus pada isi cerita, silakan baca versi pertama.
Bagi yang ingin sekalian mengetahui bhs Jepang di setiap dialognya, silakan baca versi kedua.
Oke deh, langsung aja ya. Selamat menikmati

INDEX:
BAB 1: Cieee.. Honeymoon Cieee...!!
- PART 1
- PART 2
- PART 3
- PART 4
- PART 5
BAB 2: Jepang, Aku Datang!
- PART 1
- PART 2
- PART 3
- PART 4 (With Japanese Translation)
BAB 3: Sendai dan Wortel?
- PART 1 (With Japanese Translation)
- PART 2
- PART 3 (With Japanese Translation)
- PART 4 (With Japanese Translation)
- PART 5 (With Japanese Translation)
- PART 6 (With Japanese Translation)
- PART 7 (With Japanese Translation)
- PART 8 (With Japanese Translation)
- PART 9 (With Japanese Translation)
- PART 10 (With Japanese Translation)
- PART 11 (With Japanese Translation)
- PART 12 (With Japanese Translation)
- PART 13 (With Japanese Translation)
BAB 4: Dia Datang!
- PART 1 (With Japanese Translation)
- PART 2
- PART 3
- PART 4 (With Japanese Translation)
- PART 5
- PART 6 (With Japanese Translation)
- PART 7 (With Japanese Translation)
- PART 8
- PART 9 (With Japanese Translation)
BAB 5: Pulang (Datang) Ke Indonesia!
- PART 1 (With Japanese Translation)
- PART 2 With Japanese Translation)
- PART 3
- PART 4 (End) (With Japanese Translation)
Cewek Kelinci (Special Part)
- PART - 1 Japanese Version -> Click Here
- PART - 2
Quote:
BAB 1 Part 1
“Satu...dua...tiga...ya!” seru tukang foto keliling kepada kami.
“Wuuuhuuuuuu..!!!” “Hahahaha....!!!!” seru kami, tertawa lepas. Topi toga pun berseliweran ke atas.
Si bapak tukang foto Cuma bisa senyum sambil geleng-geleng kepala ngeliat tingkah laku kami.
Hari ini adalah hari yang telah lama kami nantikan. Hari dimana para mahasiswa yang selama beberapa bulan kurang tidur, datang ke kampus dengan muka kusut, mata merah, dan mendadak akrab dengan para dosen, terutama dengan dosen-dosen pembimbing, melepaskan status mahasiswanya dan menjadi para wisudawan-wisudawati.
Selama beberapa bulan terakhir ini, kami, para mahasiswa jurusan sastra Jepang, telah menumpahkan segala kemampuan dan tenaga kami untuk menyelesaikan skripsi kami.
Penyelesaian skripsi yang setengah mati kami lakukan, masih harus ditambah lagi dengan sidang skripsi. Namun demi kelulusan, kami pantang menyerah. Bahkan tak sedikit yang rela mengorbankan sesuatu yang disukainya demi skripsi.
Rifki, teman gw yang hampir setiap hari main game di PC nya, berkorban untuk tidak menyentuh gamenya selama dia mengerjakan skripsi.
Boni, yang kerjaannya pacaran melulu, selama beberapa bulan terakhir ini jarang kelihatan berduaan dengan ceweknya. Dia bilang dia udah janji ke ceweknya untuk menyelesaikan skripsi tahun ini dan jadi sarjana. Jadi dia minta ke ceweknya untuk mengurangi waktu jalan-jalan dan apel malam minggu.
Ada juga seorang cewek di kelas gw yang mutusin pacarnya karena ingin fokus menyelesaikan skripsi. Gw agak kaget waktu ngedenger kabar itu dari temen-temen seper-gosip-annya. Gw gak ngerti, apa hubungannya nyelesaiin skripsi dengan mutusin pacar. Tapi ya udahlah. Gw gak mau ikut campur.
Gw? Gw sendiri gak berkorban begitu banyak dan ekstrim kayak temen-temen gw. Gw selama beberapa bulan terakhir ini Cuma berkorban waktu tidur aja. Skripsi gw berhasil membuat gw Cuma tidur 3-4 jam.
Tapi hari ini, dengan pakaian dan topi toga yang kami pakai, kami resmi menjadi sarjana S1. Sarjana Sastra.
Gw bakal punya waktu tidur yang banyak lagi. Si Rifki bakal bisa mesra-mesraan lagi sama komputernya. Si Boni bakal punya kebanggaan di depan calon mertuanya karena udah lulus S1.
Cuma ada 6 orang dari angkatan gw yang berhasil menyelesaikan skripsi tahun ini. Dan Alhamdulillah, gw termasuk salah satu di dalamnya.
“Ta! Kita foto berdua, yuk!” kata Gw pada Sinta setelah sesi foto rame-rame satu angkatan selesai.
“uhmm..OK,” jawab Sinta. “Mer, tolong fotoin kita, ya,” pinta Sinta pada Merta, temen sekelas kami.
“Cieee...foto prewed nih ceritanya.. Rangga dan Sinta,” goda Merta.
“Apaan sih.. Udah cepet fotoin,” seru Sinta sambil nyodorin hape gw. Gw Cuma bisa senyum.
“Iye, bawel,” Merta menurut. “Nih, udah,” katanya sambil mengembalikan hape ke gw.
“Jadi nih, kalian ke Jepang? Honeymoon nih yeee...” Goda Merta lagi.
Dan kalimat Merta tadi berhasil membuat temen-temen gw yang tadinya udah mau bubar, pada ngumpul lagi, ngerubungin gw dan Sinta.
“Elo berdua sekalian mau nikah disono, ya?” celetuk Rifki.
“Sok tau!” jawab Sinta sambil mencubit lengan Rifki.
“Aw! Sakit tau!” protes Rifki.
“Biarin!” Sewot Sinta.
“Udah...Udah...ribut mulu. Panas nih. Kita ke dalem lagi, yuk,” sela gw.
Kami semua pun mulai kembali ke dalam gedung.
“Eh, Ga, ntar kalo lo sama Sinta ke Jepang, lu lamar aja do’i,” bisik Rifki sambil berjalan.
“Anak orang maen lamar aja. Gw mau mikirin kerja dulu,” jawab gw.
“ah elo. Mikirin kerja mah abis ngelamar kan bisa,” seru Rifki tak mau kalah. “Lagian nih ya, kapan lagi lu sama Sinta bisa berduaan. Ke Jepang lagi. Jepang men..Jepang!” Tambah dia.
“Gimana ntar, deh” sahut gw.
“Tar kalo udah puropoozu*, kasih tau gw ya. Pokonya gw harus jadi orang pertama yang tau kalo kalian berdua tunangan.” Seru Rifki.
“Ho oh...,” jawab gw sambil ngeloyor meninggalkan Rifki. Kalo udah cerita tentang hubungan gw sama Sinta, itu anak emang berapi-api. Dan gw kadang gak bisa nanggepin omongan dia yang udah berapi-api itu. Gw suka jawab sekenanya aja. Bukan apa-apa, gw bukan tipe orang yang blak-blakan kalo ngomongin soal percintaan.
“Ga! Lo mau kemana?” Tanya Rifki yg gw tinggalkan di belakang gw.
“Makan,” jawab gw pendek.
==============================================================================================
*Puropoozu: ngelamar pasangan
“Satu...dua...tiga...ya!” seru tukang foto keliling kepada kami.
“Wuuuhuuuuuu..!!!” “Hahahaha....!!!!” seru kami, tertawa lepas. Topi toga pun berseliweran ke atas.
Si bapak tukang foto Cuma bisa senyum sambil geleng-geleng kepala ngeliat tingkah laku kami.
Hari ini adalah hari yang telah lama kami nantikan. Hari dimana para mahasiswa yang selama beberapa bulan kurang tidur, datang ke kampus dengan muka kusut, mata merah, dan mendadak akrab dengan para dosen, terutama dengan dosen-dosen pembimbing, melepaskan status mahasiswanya dan menjadi para wisudawan-wisudawati.
Selama beberapa bulan terakhir ini, kami, para mahasiswa jurusan sastra Jepang, telah menumpahkan segala kemampuan dan tenaga kami untuk menyelesaikan skripsi kami.
Penyelesaian skripsi yang setengah mati kami lakukan, masih harus ditambah lagi dengan sidang skripsi. Namun demi kelulusan, kami pantang menyerah. Bahkan tak sedikit yang rela mengorbankan sesuatu yang disukainya demi skripsi.
Rifki, teman gw yang hampir setiap hari main game di PC nya, berkorban untuk tidak menyentuh gamenya selama dia mengerjakan skripsi.
Boni, yang kerjaannya pacaran melulu, selama beberapa bulan terakhir ini jarang kelihatan berduaan dengan ceweknya. Dia bilang dia udah janji ke ceweknya untuk menyelesaikan skripsi tahun ini dan jadi sarjana. Jadi dia minta ke ceweknya untuk mengurangi waktu jalan-jalan dan apel malam minggu.
Ada juga seorang cewek di kelas gw yang mutusin pacarnya karena ingin fokus menyelesaikan skripsi. Gw agak kaget waktu ngedenger kabar itu dari temen-temen seper-gosip-annya. Gw gak ngerti, apa hubungannya nyelesaiin skripsi dengan mutusin pacar. Tapi ya udahlah. Gw gak mau ikut campur.
Gw? Gw sendiri gak berkorban begitu banyak dan ekstrim kayak temen-temen gw. Gw selama beberapa bulan terakhir ini Cuma berkorban waktu tidur aja. Skripsi gw berhasil membuat gw Cuma tidur 3-4 jam.
Tapi hari ini, dengan pakaian dan topi toga yang kami pakai, kami resmi menjadi sarjana S1. Sarjana Sastra.
Gw bakal punya waktu tidur yang banyak lagi. Si Rifki bakal bisa mesra-mesraan lagi sama komputernya. Si Boni bakal punya kebanggaan di depan calon mertuanya karena udah lulus S1.
Cuma ada 6 orang dari angkatan gw yang berhasil menyelesaikan skripsi tahun ini. Dan Alhamdulillah, gw termasuk salah satu di dalamnya.
“Ta! Kita foto berdua, yuk!” kata Gw pada Sinta setelah sesi foto rame-rame satu angkatan selesai.
“uhmm..OK,” jawab Sinta. “Mer, tolong fotoin kita, ya,” pinta Sinta pada Merta, temen sekelas kami.
“Cieee...foto prewed nih ceritanya.. Rangga dan Sinta,” goda Merta.
“Apaan sih.. Udah cepet fotoin,” seru Sinta sambil nyodorin hape gw. Gw Cuma bisa senyum.
“Iye, bawel,” Merta menurut. “Nih, udah,” katanya sambil mengembalikan hape ke gw.
“Jadi nih, kalian ke Jepang? Honeymoon nih yeee...” Goda Merta lagi.
Dan kalimat Merta tadi berhasil membuat temen-temen gw yang tadinya udah mau bubar, pada ngumpul lagi, ngerubungin gw dan Sinta.
“Elo berdua sekalian mau nikah disono, ya?” celetuk Rifki.
“Sok tau!” jawab Sinta sambil mencubit lengan Rifki.
“Aw! Sakit tau!” protes Rifki.
“Biarin!” Sewot Sinta.
“Udah...Udah...ribut mulu. Panas nih. Kita ke dalem lagi, yuk,” sela gw.
Kami semua pun mulai kembali ke dalam gedung.
“Eh, Ga, ntar kalo lo sama Sinta ke Jepang, lu lamar aja do’i,” bisik Rifki sambil berjalan.
“Anak orang maen lamar aja. Gw mau mikirin kerja dulu,” jawab gw.
“ah elo. Mikirin kerja mah abis ngelamar kan bisa,” seru Rifki tak mau kalah. “Lagian nih ya, kapan lagi lu sama Sinta bisa berduaan. Ke Jepang lagi. Jepang men..Jepang!” Tambah dia.
“Gimana ntar, deh” sahut gw.
“Tar kalo udah puropoozu*, kasih tau gw ya. Pokonya gw harus jadi orang pertama yang tau kalo kalian berdua tunangan.” Seru Rifki.
“Ho oh...,” jawab gw sambil ngeloyor meninggalkan Rifki. Kalo udah cerita tentang hubungan gw sama Sinta, itu anak emang berapi-api. Dan gw kadang gak bisa nanggepin omongan dia yang udah berapi-api itu. Gw suka jawab sekenanya aja. Bukan apa-apa, gw bukan tipe orang yang blak-blakan kalo ngomongin soal percintaan.
“Ga! Lo mau kemana?” Tanya Rifki yg gw tinggalkan di belakang gw.
“Makan,” jawab gw pendek.
==============================================================================================
*Puropoozu: ngelamar pasangan
Diubah oleh NihonDamashii 17-12-2015 20:01
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
162.2K
Kutip
860
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
NihonDamashii
#820
UPDATE SP JAPANESE VERSION
VERSI TERJEMAHAN BAHASA JEPANG
Quote:
Special Part - 1
Dari ketinggian 35.000 kaki ini gw melihat keluar jendela. Langit terbentang biru, menandakan cuaca cukup cerah hari ini. Awan yang tertembus moncong pesawat menyebar menjadi kabut tipis dan berlarian ke belakang melewati jendela pesawat. Suara mesin pesawat yang mendengung dan berada di ketinggian seperti ini, membuat gw beberapa kali harus menelan ludah agar telinga gw tidak merasa tersumbat.
Gw tidak bisa melongok lebih jelas keluar jendela, karena gw duduk di tengah. Keikolah yang duduk di samping jendela, namun dia sedang tidak melihat pemandangan yang gw lihat ini. Dia juga tidak sedang berusaha menghilangkan rasa tersumbat di telinganya seperti gw, karena sedang tertidur sambil kepalanya bersandar di bahu gw.
Karena gw gak bisa tidur seperti Keiko, dan penerbangan pun masih cukup lama, gw pun menghabiskan waktu dengan melamun, kembali membayangkan kejadian beberapa hari lalu.
Kabar dari Keiko bahwa dia sedang berada di Indonesia membuat gw sama sekali gak bisa percaya. Gimana mungkin?
Dan gw masih inget waktu kami chat malam itu. Malam ketika gw baru aja tiba di Indonesia.
Ini anak kalo sekarang lagi ada di deket gw, udah gw jitak kepalanya. Gak tau apa selama beberapa hari terakhir gw di Jepang, gw khawatir sama dia?
Capek aja belom ilang, ini udah ngajak pergi lagi, batin gw.
Ini anak cepet amat ngambil keputusan yak... -_-‘
Gw berpikir sejenak sebelum gw membalas chat dari Keiko. Ajakan gw ke Keiko tentang pergi ke Bali sebenarnya hanya basa-basi aja, karena waktu gw ngetik pesan ucapan terima kasih, gw gak tau harus nulis apa lagi. Eh ternyata dia nganggepnya serius.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, kejadian kayak gini mungkin gak akan terjadi untuk kedua kalinya. Seberapa besar kemungkinan gw bisa bertemu Keiko lagi, kalau bukan sekarang? Jadi gw putuskan...
Lalu gw pun mengecek salah satu website maskapai penerbangan dan memesan dua tiket Jakarta-Bali untuk penerbangan besok. Setelah melihat-lihat, gw pun memutuskan untuk memilih penerbangan jam 11 siang agar ketika sampai Bali, kami bisa langsung check in di penginapan.
O iya, berarti gw juga harus memesan penginapan juga ya. Terus nanti di Bali, enaknya ada kendaraan sendiri, jadi gw juga harus memesan rental kendaraan.
Gw gak memperkirakan ini sebelumnya. Dan gimana gw mau memperkirakan hal ini, orang ke Balinya aja ngedadak begini?
Tapi demi liburan bareng Keiko, gw pun melakukan semua yang perlu gw lakukan.
Gw cek beberapa penginapan yang available untuk besok hingga 3 hari ke depan di Airbnb, lalu gw cek sewaan motor di Kaskus untuk gw pake di Bali selama 3 hari.
Setelah gw booking semua yang perlu gw booking, gw menghubungi Keiko lagi.
Gak lama kemudian balasan pun datang.
Haahhh.... Jebol deh kartu kredit gw. Mana uang gw tinggal sedikit lagi. Dan satu persoalan lagi sekarang, malam ini gw tidur dimana?
Gw lihat jam di HP gw, udah menunjukkan pukul 11 lebih sedikit. Nanggung juga kalau harus cari penginapan di sekitar bandara, toh besok paginya gw harus udah berangkat lagi. Jadi akhirnya gw putuskan untuk nginep di bandara aja.
Gw pun beranjak dari kursi dan masuk lagi ke dalam gedung. Gw mencari tempat duduk yang kosong, dan setelah muter-muter nyari, gw beruntung bisa dapet tempat kosong untuk gw duduk, bahkan gw bisa berbaring.
Tidur di bandara emang gak nyaman. Suara orang yang sesekali berlalu lalang dan lampu yang menyala terang membuat gw sulit tertidur.
Setelah satu jam lebih berbaring sambil balik badan ke kiri dan ke kanan, akhirnya gw terlelap juga.
Jam 5 lebih, gw terbangun. Tidur gw yang gak nyenyak membuat gw sedikit pusing. Tapi rasa kantuk gw udah mulai hilang. Gw lihat sekitar gw, suasana sudah mulai ramai dibandingkan malam tadi. Para penumpang yang hendak terbang pagi berlalu lalang bersiap untuk check in.
Gw pun pergi ke musholla untuk shalat subuh.
Beres shalat, gw duduk-duduk aja di dalam bandara menunggu Keiko.
Setelah menunggu beberapa jam, jam 10 kurang ada pesan dari Keiko.
Setelah mendapat pesan dari Keiko ini, gw pun celingak celinguk dan memperhatikan setiap orang yang masuk dari pintu gerbang F3.
Lalu gw pun melihatnya. Dengan menggusur koper berukuran besar, Keiko berjalan masuk dan menengok ke kiri dan ke kanan.
Gw pun berjalan menghampirinya.
"Ohayou,"
"Pagi,"sapa gw.
"Ohayou,"
"Pagi," jawab Keiko sambil tersenyum.
Pakaian Keiko terlihat lebih santai dari biasanya. Ya, pasti karena menyesuaikan diri dengan iklim di Indonesia.
Keiko mengenakan kaos lengan panjang bergaris-garis dengan celana jeans. Ditambah topi Fedora warna gading yang dikenakannya, membuat tampilannya terlihat santai dan sederhana, namun tetap stylish.
"Asoko ni suwarou,"
"Welcome to Indonesia. Yuk, duduk disana," kata gw sambil menunjuk bangku kayu panjang.
Keiko menganggukkan kepalanya lalu kamu berjalan.
"matteta no?"
"Udah nunggu lama?" tanya Keiko sambil kami berjalan menuju bagku.
"Maa,"
"Lumayan," sahut gw. Ampe nginep segala malah, batin gw.
"Yuube doko ni neta?"
"Tadi malem tidur dimana?"
"Koko,"
"Disini," sahut gw sambil menepuk bangku.
"Koko? Hontou?"
"Disini? Beneran?" tanya Keiko gak percaya.
"Un,"
"Iya,"
"Nemureta no?"
"Bisa tidur?"
"Maa, chotto ne. Demo tsukareta nande, yatto nemureta,"
"Agak susah sih. Tapi karena capek, akhirnya bisa tidur juga," jawab gw.
Kami pun mengobrol cukup lama sambil menunggu waktu check in tiba.
"Kippu to hoteru wa ikura?"
"Untuk tiket dan hotel, berapa biayanya?" tanya Keiko.
Setelah gw bilang berapa biayanya, Keiko menyerahkan uangnya ke gw. Lumayan, uang dari Keiko ini bisa gw pakai untuk biaya selama kami nanti di Bali.
"Tabeta no?"
"Kamu udah makan?" tanya gw.
"Ato de hikouki ni taberu,"
Keiko menggelengkan kepalanya. "Nanti aja di pesawat,"
Lama kami mengobrol, akhirnya waktu check in pun tiba. Kami pun check in, menunggu sebentar di lounge, dan akhirnya naik ke pesawat.
"Kore wa hajimete Bari ni iku no,"
"Ini pertama kalinya aku ke Bali," kata Keiko sambil memasang sabuk pengamannya.
"Kitto tanoshii yo,"
"Pasti menyenangkan, deh," kata gw sambil tersenyum.
Lalu mesin pesawat mulai menyala. Menderu, semakin lama semakin keras, mendorong pesawat melaju semakin cepat, lalu gw merasa melayang, sensasi yang mulai terbiasa gw rasakan setiap kali lepas landas. Badan pesawat condong ke atas, membuat para penumpang duduk menengadah sedikit ke atas, Pesawat terbang semakin tinggi,hingga pada ketinggian tertentu badan pesawat kembali dalam posisi horizontal, dan para penumpang bisa duduk tegak dengan tenang, ditandai dengan padamnya lampu sabuk pengaman.
Dan inilah gw sekarang. Berdua duduk bersebelahan dengan Keiko di dalam pesawat, menuju Bali. Gw lihat wajahnya yang sedang tertidur, wajah manis dengan mata yang sedang terpejam, terlihat tenang dengan nafas yang teratur. Sesekali dia beringsut sedikit, menggeser tubuhnya mencari posisi yang nyaman, dengan kepala masih bersandar di bahu gw, lalu kembali diam dan meneruskan lelapnya.
Tak lama, gw pun merasa mengantuk. Tidur gw yang kurang lelap tadi malam membuat mata gw sekarang terasa berat, berat, dan akhirnya ikut terlelap bersama Keiko.
Dari ketinggian 35.000 kaki ini gw melihat keluar jendela. Langit terbentang biru, menandakan cuaca cukup cerah hari ini. Awan yang tertembus moncong pesawat menyebar menjadi kabut tipis dan berlarian ke belakang melewati jendela pesawat. Suara mesin pesawat yang mendengung dan berada di ketinggian seperti ini, membuat gw beberapa kali harus menelan ludah agar telinga gw tidak merasa tersumbat.
Gw tidak bisa melongok lebih jelas keluar jendela, karena gw duduk di tengah. Keikolah yang duduk di samping jendela, namun dia sedang tidak melihat pemandangan yang gw lihat ini. Dia juga tidak sedang berusaha menghilangkan rasa tersumbat di telinganya seperti gw, karena sedang tertidur sambil kepalanya bersandar di bahu gw.
Karena gw gak bisa tidur seperti Keiko, dan penerbangan pun masih cukup lama, gw pun menghabiskan waktu dengan melamun, kembali membayangkan kejadian beberapa hari lalu.
Kabar dari Keiko bahwa dia sedang berada di Indonesia membuat gw sama sekali gak bisa percaya. Gimana mungkin?
Dan gw masih inget waktu kami chat malam itu. Malam ketika gw baru aja tiba di Indonesia.
Quote:
E? Ima doko ni iru no?
Gw: Hah? Kamu lagi dimana?
Jakaruta
Keiko: Jakarta
Jakaruta? Hontou?
Gw: Jakarta? Beneran?
Hontou
Keiko: Bener
Nande?
Gw: Kok bisa?
Shigoto ga aru kara. Foto sesshon ya moderu wo yatte iru shigoto ga Jakaruta ni shita no
Keiko: Aku lagi ada pekerjaan disini. Ada beberapa pemotretan dan pekerjaan model lainnya di Jakarta.
Nande Indonesia ni kuru no wa, boku ni iwanakatta no?
Gw: Kok gak ngasih tau aku kalo mau ke Indonesia?
Kyuuyou dakara, atashimo shiranakatta. Gaikoku ni yatte iru shigoto ga aru tte kiite, shikamo Indonesia de, Rangga-san ni odorokaseru to omotta no
Keiko: Aku juga taunya ngedadak. Begitu dapet kabar aku dapet kerjaan di luar negeri, dan itu negera Indonesia, aku langsung aja putusin buat bikin kejutan buat kamu
Gw: Hah? Kamu lagi dimana?
Jakaruta
Keiko: Jakarta
Jakaruta? Hontou?
Gw: Jakarta? Beneran?
Hontou

Keiko: Bener

Nande?
Gw: Kok bisa?
Shigoto ga aru kara. Foto sesshon ya moderu wo yatte iru shigoto ga Jakaruta ni shita no
Keiko: Aku lagi ada pekerjaan disini. Ada beberapa pemotretan dan pekerjaan model lainnya di Jakarta.
Nande Indonesia ni kuru no wa, boku ni iwanakatta no?
Gw: Kok gak ngasih tau aku kalo mau ke Indonesia?
Kyuuyou dakara, atashimo shiranakatta. Gaikoku ni yatte iru shigoto ga aru tte kiite, shikamo Indonesia de, Rangga-san ni odorokaseru to omotta no

Keiko: Aku juga taunya ngedadak. Begitu dapet kabar aku dapet kerjaan di luar negeri, dan itu negera Indonesia, aku langsung aja putusin buat bikin kejutan buat kamu

Ini anak kalo sekarang lagi ada di deket gw, udah gw jitak kepalanya. Gak tau apa selama beberapa hari terakhir gw di Jepang, gw khawatir sama dia?
Quote:
Itsu made Indoneshia ni iru no?
Gw: Sampe kapan kamu ada di Indonesia?
Yokka kan dake. Dakara, ima Bari ni ikou!
Keiko: 4 hari lagi. Makanya, yuk sekarang aja kita ke Bali!
Hontou ni iku no? Ima wa Nihon kara kaetta tokoro da...
Gw: Kamu serius? Aku baru pulang dari Jepang nih...
Gw: Sampe kapan kamu ada di Indonesia?
Yokka kan dake. Dakara, ima Bari ni ikou!
Keiko: 4 hari lagi. Makanya, yuk sekarang aja kita ke Bali!
Hontou ni iku no? Ima wa Nihon kara kaetta tokoro da...
Gw: Kamu serius? Aku baru pulang dari Jepang nih...
Capek aja belom ilang, ini udah ngajak pergi lagi, batin gw.
Quote:
Ja, itsu?
Keiko: Jadi kapan?
Shigoto no hou wa dou ni naru no?
Gw: Kerjaan kamu gimana?
Kyou de saigo no hi no shigoto. Mikka kan de yasumi wo itadaku. Tomodachi to Jakaruta de yasumi wo sugosu tsumori datta kedo, Rangga-san ni bari wo sasotte tsurete iku kara, Bari ni shiyou!
Keiko: Hari ini hari terakhir aku kerja. 3 hari ke depan emang dikasih untuk liburan. Tadinya aku mau liburan di Jakarta aja sama temen-temen. Tapi karena Rangga-san ngajak ke Bali, jadi ke Bali aja yuk!
Keiko: Jadi kapan?
Shigoto no hou wa dou ni naru no?
Gw: Kerjaan kamu gimana?
Kyou de saigo no hi no shigoto. Mikka kan de yasumi wo itadaku. Tomodachi to Jakaruta de yasumi wo sugosu tsumori datta kedo, Rangga-san ni bari wo sasotte tsurete iku kara, Bari ni shiyou!
Keiko: Hari ini hari terakhir aku kerja. 3 hari ke depan emang dikasih untuk liburan. Tadinya aku mau liburan di Jakarta aja sama temen-temen. Tapi karena Rangga-san ngajak ke Bali, jadi ke Bali aja yuk!
Ini anak cepet amat ngambil keputusan yak... -_-‘
Gw berpikir sejenak sebelum gw membalas chat dari Keiko. Ajakan gw ke Keiko tentang pergi ke Bali sebenarnya hanya basa-basi aja, karena waktu gw ngetik pesan ucapan terima kasih, gw gak tau harus nulis apa lagi. Eh ternyata dia nganggepnya serius.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, kejadian kayak gini mungkin gak akan terjadi untuk kedua kalinya. Seberapa besar kemungkinan gw bisa bertemu Keiko lagi, kalau bukan sekarang? Jadi gw putuskan...
Quote:
Ja, ashita Bari ni shuppatsu, dou?
Gw: Ya udah kalo gitu, besok kita berangkat ke Bali. Gimana?
Yattaaaaa!! Ja, ima junbi shite oku ne!
Keiko: Yeayyyy!!! Kalo gitu sekarang aku mau siap-siap dulu ya.
OK. Kippu wa boku ga katte ageru. Furaito sukejuuru wo oshieru kara ne
Gw: OK. Tiket pesawat aku aja yang beli. Nanti aku kabari jadwal keberangkatannya.
OK!
Keiko: OK!
Gw: Ya udah kalo gitu, besok kita berangkat ke Bali. Gimana?
Yattaaaaa!! Ja, ima junbi shite oku ne!
Keiko: Yeayyyy!!! Kalo gitu sekarang aku mau siap-siap dulu ya.
OK. Kippu wa boku ga katte ageru. Furaito sukejuuru wo oshieru kara ne
Gw: OK. Tiket pesawat aku aja yang beli. Nanti aku kabari jadwal keberangkatannya.
OK!
Keiko: OK!

Lalu gw pun mengecek salah satu website maskapai penerbangan dan memesan dua tiket Jakarta-Bali untuk penerbangan besok. Setelah melihat-lihat, gw pun memutuskan untuk memilih penerbangan jam 11 siang agar ketika sampai Bali, kami bisa langsung check in di penginapan.
O iya, berarti gw juga harus memesan penginapan juga ya. Terus nanti di Bali, enaknya ada kendaraan sendiri, jadi gw juga harus memesan rental kendaraan.
Gw gak memperkirakan ini sebelumnya. Dan gimana gw mau memperkirakan hal ini, orang ke Balinya aja ngedadak begini?
Tapi demi liburan bareng Keiko, gw pun melakukan semua yang perlu gw lakukan.
Gw cek beberapa penginapan yang available untuk besok hingga 3 hari ke depan di Airbnb, lalu gw cek sewaan motor di Kaskus untuk gw pake di Bali selama 3 hari.
Setelah gw booking semua yang perlu gw booking, gw menghubungi Keiko lagi.
Quote:
Keiko, ashita no furaito wa 12.00 da. 10.00 ni aou. Taaminaru 2F ni aou.
Gw: Keiko, besok penerbangannya jam 12.00 ya. Kita ketemu jam 10 ya. Kita ketemu di terminal 2F.
Gw: Keiko, besok penerbangannya jam 12.00 ya. Kita ketemu jam 10 ya. Kita ketemu di terminal 2F.
Gak lama kemudian balasan pun datang.
Quote:
Wakatta. Arigatou.
Keiko: OK. Makasih ya.
Un. Mou osoi kara, nete. Oyasumi...
Gw: OK. Udah sana, tidur aja. Selamat istirahat...
Oyasumi...
Keiko: OK. Selamat istirahat...
Keiko: OK. Makasih ya.
Un. Mou osoi kara, nete. Oyasumi...
Gw: OK. Udah sana, tidur aja. Selamat istirahat...
Oyasumi...
Keiko: OK. Selamat istirahat...
Haahhh.... Jebol deh kartu kredit gw. Mana uang gw tinggal sedikit lagi. Dan satu persoalan lagi sekarang, malam ini gw tidur dimana?
Gw lihat jam di HP gw, udah menunjukkan pukul 11 lebih sedikit. Nanggung juga kalau harus cari penginapan di sekitar bandara, toh besok paginya gw harus udah berangkat lagi. Jadi akhirnya gw putuskan untuk nginep di bandara aja.
Gw pun beranjak dari kursi dan masuk lagi ke dalam gedung. Gw mencari tempat duduk yang kosong, dan setelah muter-muter nyari, gw beruntung bisa dapet tempat kosong untuk gw duduk, bahkan gw bisa berbaring.
Tidur di bandara emang gak nyaman. Suara orang yang sesekali berlalu lalang dan lampu yang menyala terang membuat gw sulit tertidur.
Setelah satu jam lebih berbaring sambil balik badan ke kiri dan ke kanan, akhirnya gw terlelap juga.
Jam 5 lebih, gw terbangun. Tidur gw yang gak nyenyak membuat gw sedikit pusing. Tapi rasa kantuk gw udah mulai hilang. Gw lihat sekitar gw, suasana sudah mulai ramai dibandingkan malam tadi. Para penumpang yang hendak terbang pagi berlalu lalang bersiap untuk check in.
Gw pun pergi ke musholla untuk shalat subuh.
Beres shalat, gw duduk-duduk aja di dalam bandara menunggu Keiko.
Setelah menunggu beberapa jam, jam 10 kurang ada pesan dari Keiko.
Quote:
Rangga-san, doko?
Keiko: Rangga-san, dimana?
Taaminaru 2F, F3 geeto kara haitte
Gw: Terminal 2F, masuk dari gerbang F3
Keiko: Rangga-san, dimana?
Taaminaru 2F, F3 geeto kara haitte
Gw: Terminal 2F, masuk dari gerbang F3
Setelah mendapat pesan dari Keiko ini, gw pun celingak celinguk dan memperhatikan setiap orang yang masuk dari pintu gerbang F3.
Lalu gw pun melihatnya. Dengan menggusur koper berukuran besar, Keiko berjalan masuk dan menengok ke kiri dan ke kanan.
Gw pun berjalan menghampirinya.
"Ohayou,"
"Pagi,"sapa gw.
"Ohayou,"
"Pagi," jawab Keiko sambil tersenyum.
Pakaian Keiko terlihat lebih santai dari biasanya. Ya, pasti karena menyesuaikan diri dengan iklim di Indonesia.
Keiko mengenakan kaos lengan panjang bergaris-garis dengan celana jeans. Ditambah topi Fedora warna gading yang dikenakannya, membuat tampilannya terlihat santai dan sederhana, namun tetap stylish.
"Asoko ni suwarou,"
"Welcome to Indonesia. Yuk, duduk disana," kata gw sambil menunjuk bangku kayu panjang.
Keiko menganggukkan kepalanya lalu kamu berjalan.
"matteta no?"
"Udah nunggu lama?" tanya Keiko sambil kami berjalan menuju bagku.
"Maa,"
"Lumayan," sahut gw. Ampe nginep segala malah, batin gw.
"Yuube doko ni neta?"
"Tadi malem tidur dimana?"
"Koko,"
"Disini," sahut gw sambil menepuk bangku.
"Koko? Hontou?"
"Disini? Beneran?" tanya Keiko gak percaya.
"Un,"
"Iya,"
"Nemureta no?"
"Bisa tidur?"
"Maa, chotto ne. Demo tsukareta nande, yatto nemureta,"
"Agak susah sih. Tapi karena capek, akhirnya bisa tidur juga," jawab gw.
Kami pun mengobrol cukup lama sambil menunggu waktu check in tiba.
"Kippu to hoteru wa ikura?"
"Untuk tiket dan hotel, berapa biayanya?" tanya Keiko.
Setelah gw bilang berapa biayanya, Keiko menyerahkan uangnya ke gw. Lumayan, uang dari Keiko ini bisa gw pakai untuk biaya selama kami nanti di Bali.
"Tabeta no?"
"Kamu udah makan?" tanya gw.
"Ato de hikouki ni taberu,"
Keiko menggelengkan kepalanya. "Nanti aja di pesawat,"
Lama kami mengobrol, akhirnya waktu check in pun tiba. Kami pun check in, menunggu sebentar di lounge, dan akhirnya naik ke pesawat.
"Kore wa hajimete Bari ni iku no,"
"Ini pertama kalinya aku ke Bali," kata Keiko sambil memasang sabuk pengamannya.
"Kitto tanoshii yo,"
"Pasti menyenangkan, deh," kata gw sambil tersenyum.
Lalu mesin pesawat mulai menyala. Menderu, semakin lama semakin keras, mendorong pesawat melaju semakin cepat, lalu gw merasa melayang, sensasi yang mulai terbiasa gw rasakan setiap kali lepas landas. Badan pesawat condong ke atas, membuat para penumpang duduk menengadah sedikit ke atas, Pesawat terbang semakin tinggi,hingga pada ketinggian tertentu badan pesawat kembali dalam posisi horizontal, dan para penumpang bisa duduk tegak dengan tenang, ditandai dengan padamnya lampu sabuk pengaman.
Dan inilah gw sekarang. Berdua duduk bersebelahan dengan Keiko di dalam pesawat, menuju Bali. Gw lihat wajahnya yang sedang tertidur, wajah manis dengan mata yang sedang terpejam, terlihat tenang dengan nafas yang teratur. Sesekali dia beringsut sedikit, menggeser tubuhnya mencari posisi yang nyaman, dengan kepala masih bersandar di bahu gw, lalu kembali diam dan meneruskan lelapnya.
Tak lama, gw pun merasa mengantuk. Tidur gw yang kurang lelap tadi malam membuat mata gw sekarang terasa berat, berat, dan akhirnya ikut terlelap bersama Keiko.
0
Kutip
Balas