- Beranda
- Stories from the Heart
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
...
TS
vigovampironeo
Malang Mysterio (Horror Complete Stories)
Ini trit merupakan kumpulan cerita cerita horror eike selama kuliah di kota Malang , terutama untuk cerita pendek akan eike masukkan di trit ini secara berkala....100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:

vigo , niken , pendik , steve , renggo , zul , memet , danang , rani
Quote:
Penjelajahan Mistis di Kampus UMM(complete story)
Tiga Keranda di Jembatan Belakang Sengkaling(complete story)
Eric & Katrina(complete story)
Quote:
Malang Mysterio Exo(Trit Pelengkap)
Quote:
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 10-04-2022 07:28
ferist123 dan 28 lainnya memberi reputasi
25
975.3K
Kutip
2.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigovampironeo
#208
First Astral Projection Part 1
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar akhir tahun 2009 ketika eike masih kuliah semester 5 , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz sesuai kronologiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:
Beberapa kaleng Fanta disuguhkan Bang Renggo ketika kami baru saja mendudukkan pantat di atas sofa putih ruang tamu ini , sementara sang tuan rumah itu menyuruh kami untuk menunggu sebentar karena ia mau mandi terlebih dahulu.
Niken : " itu kok banyak merchandise arema vig ? "
Me :" dagangannya bang renggo itu "
Niken : " oh jadi dia jualan ginian ya ? "
Me : " jualannya online di kaskus nik "
Sambil mereguk Fanta kami melihat lihat merchandise Arema yang tampak berserakan di sisi lain sofa ini , barang barang itu adalah dagangannya Bang Renggo buat menyambung hidup di kota Malang , maklum saja bokapnya yang berprofesi sebagai pengusaha batu bara di Banjarmasin enggan membiayainya lagi , alasannya basi karena Bang Renggo tak kunjung menyelesaikan kuliahnya yang terbengkalai di Unmer Malang.
Zul : " ini asli semua ya kaosnya ? "
Pendik : " semuanya asli itu zul , official merchandise arema "
Niken : " gw suka syal sama topi kupluknya , berapaan sih harganya ? "
Me : " ntar aja tanya bang renggo , pasti dikasih kortingan nik "
Zul : " aku juga pengen beli kaosnya ah "
Selama beberapa menit kami sibuk melihat lihat merchandise Arema sebelum akhirnya kuajak teman temanku untuk masuk ke ruang tengah , berbagai macam poster band rock berukuran besar tampak terpajang di dinding , mulai dari Guns n Roses , Metallica , Deep Purple , Black Sabbath hingga band lokal macam Godbless , Jamrud dan Boomerang.
Niken : " buset vig ?!... rocker sejati nih bang renggo "
Me : " kalo soal musik rock dia udah khatam nik "
Niken : " ha.. ha.. pantesan ya dia jago maen gitar "
Ruangan tengah ini memang sengaja disetting Bang Renggo sebagai ruang untuk berekspresi , selain poster masih ada barang barang lainnya macam gitar listrik , gitar akustik , effect dan juga amplifier yang biasanya dipakai buat bermain solo gitar.
Pendik : " iki gibson sg vig gitare , koyok gitarise black sabbath "
(ini gibson sg vig gitarnya , kayak gitarisnya black sabbath)
Me : " asli iku soko amerika , kayune walnut ndik "
(asli itu dari amerika , kayunya walnut ndik)
Pendik : " mesti larang yo regone "
(pasti mahal ya harganya)
Bosan mengamati peralatan musik kini perhatianku tertuju pada rak kayu disudut ruangan , di situ terdapat botol botol minuman kelas atas macam Chivas Regal , JD , Blue Label , Jim Beam dan sebangsanya , semuanya dalam kondisi kosong melompong dan sengaja dikoleksi karena desain botolnya keren.
Niken : " doyan mabok juga ya bang renggo vig ? "
Me : " kubamer kelas atas nik , minumannya mahal semua "
Pendik : " awake dhewe mek ngombe topi miring ambek anggur merah vig , ngasi waleh "
(kita cuma minum topi miring sama anggur merah doang vig , sampe bosen)
Me : " ha.. ha.. awake dhewe kan kubamer kelas bawah ndik "
(ha.. ha.. kita kan pemabuk kelas bawah ndik)
Tak lama kemudian Bang Renggo telah menyelesaikan urusan mandinya , ia masuk ke ruang tengah ini dengan kondisi rambut yang masih basah serta handuk hijau yang membelit pinggangnya.
Renggo : " bentar ya , gw mau ganti baju dulu "
Pendik : " oyi bos "
Sang tuan rumah itu masuk ke dalam kamarnya lalu keluar lagi dengan mengenakan kaos hitam polos serta celana pendek kargo warna abu abu , kini ia mengajak kami kembali ke ruang tamu buat ngobrol ngobrol santai , maklum sudah berbulan bulan kami tak bertemu dan kumpul bareng.
Renggo : " ya gini rumah kontrakan gw ini , sepi "
Niken : " emang gak ada temen yg ikutan tinggal sini ya bang ? "
Renggo : " udah pada lulus semuanya , gw ditinggal sendirian "
Niken : " duh kasian amat bang "
Zul : " napa cewenya gak diajak tinggal sini aja bang ? "
Renggo : " cewe gw itu kan pramugari zul , dia paling setahun sekali maen ke malang "
Niken : " eh bang , si memet udah dapet cewe lho , dia macarin anak makassar "
Zul : " kayak agnes monica bang tampangnya , kw 3 lah.. ha.. ha.. "
Renggo : " ya syukur deh kalo gitu , gak tega gw liat dia ngejomblo makanya gw kasih batu mustika "
Me : " jadi sekarang lu udah gak bisa nyari cewe lagi bang ?!.. batu mustikanya kan udah dibawa si memet "
Renggo : " gw udah bosen maen cewe vig , gw mau megang komitmen sama cewe gw yang pramugari itu "
Niken : " ciieee !!... setia nih ceritanya bang "
Renggo : " gw udah niat pengen jadiin dia bini gw "
Suasana ngobrol ini terasa kian hangat seiring menit demi menit yang berlalu , kebersamaan seperti ini seolah menjadi pengobat rindu terhadap masa yang pernah kami lalui bersama saat beruji nyali di kampus UMM dulu.
Renggo : " steve kok ngga ikut maen ke sini ? "
Niken : " tau tu anak , susah dihubungin bang "
Me : " biasanya lagi repot bang , dia tugas kuliahnya banyak "
Renggo : " gitu ya vig ?!.. kangen gw sama steve "
Niken : " eh bang katanya mau ngajarin kita buat astral projection ? "
Renggo : " oh itu ya ?!... mumpung pada ngumpul di sini gimana kalo malem ini aja ?!... siap ngga ?! "
Niken : " langsung malem ini bang ? "
Renggo : " kalo ngga siap ya gak pa pa nik "
Niken : " gimana guys ?! "
Zul : " ntar nyampe berapa jam latiannya bang ? "
Renggo : " kalo buat pemula ya bisa berjam jam zul , ampe shubuh malahan "
Niken : " trus kita pulangnya gimana dong ? "
Renggo : " ngapain pulang nik ?!... nginep sini aja sekalian nemenin gw "
Niken : " gimana guys ?! "
Zul : " aku sih oke aja , lagian kita besok masuk siang kan ? "
Me : " no problemo "
Memang Bang Renggo pernah menjanjikan akan melatih kami melakukan astral projection dan kini adalah saat yang tepat untuk menagih janjinya itu , lagipula kami merasa bahwa latihan otodidak yang selama ini kami lakukan tidak membuahkan hasil sama sekali.
Renggo : " gw nanya dulu , udah pada tau dasarnya kan ? "
Niken : " teknik pernapasan kan bang ?!... gw udah bisa kok kalo cuma gitu doang "
Pendik : " steve yang ngajarin kita teknik pernapasan bang "
Zul : " iya bang , pernapasan sih udah lumayan tapi ngeluarin sukmanya itu gak bisa bisa "
Pendik : " susah bang , pake teknik visualisasi juga gak ada gunanya "
Me : " kalo gw cuma tangan sama kaki doang yang bisa keluar bang "
Renggo : " kayaknya chakranya pada ngga balance deh , makanya susah "
Niken : " gw sih ngga paham soal gituan bang , trus mesti gimana dong ? "
Renggo : " gw akan bersihin chakra kalian dulu biar balance dari atas ke bawah , pake teknik attunement "
Tanpa bertele tele lagi Bang Renggo langsung mengajak kami masuk ke kamar sebelah ruang tamu ini , begitu berada di dalam kami langsung terbelalak menyaksikan dekorasi kamar ini , sejumlah manekin yang didandani bak dedemit tampak saling berjejeran satu sama lain dan membuat suasana terlihat agak horor.
Niken : " anjiir bang ?!... ni kamar kok serem gini ? "
Zul : " kaget bang , ini manekin serem serem semuanya , jadi takut nih "
Renggo : " ha.. ha.. itu manekin punyanya temen gw , bokapnya dulu punya toko baju , daripada gak kepake gw beli aja trus gw dandanin kayak demit "
Pendik : " medeni rekk "
Me : " buat syuting filem horor cocok nih bang "
Sejenak kami menatap manekin manekin bertampang menyeramkan ini , ada yang didandani mirip kuntilanak , suster , mumi dan juga drakula , apalagi pencahayaan yang berupa lampu tidur redup membuat suasana kamar ini terlihat agak horor.
Renggo : " ayo pada duduk semuanya !!... gw mau attunement sekarang "
Niken : " cepetan duduk guys ! "
Pendik : " oyi nik "
Satu persatu dari kami mulai duduk bersila di atas karpet warna merah , tentu saja dengan posisi punggung tegak , telapak kaki kanan menindih telapak kaki kiri dan juga jari telunjuk menyentuh jempol.... posisi meditasi yang diajarkan Steve ini biasa disebut dengan posisi lotus.
Renggo : " siapa duluan nih ?! "
Niken : " gw aja bang "
Renggo : " oke , lu merem trus tarik nafas dulu ya nik "
Niken mulai memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam dalam sebelum akhirnya Bang Renggo menaruh telapak tangan kanannya di ubun ubunnya Niken , semenit kemudian kami melihat reaksinya Niken yang bergetar getar ringan di sekujur tubuhnya.
Niken : " bang , punggung gw panas rasanya , trus dada gw kayak kesetrum gitu "
Renggo : " tenang aja lu nik , itu biar bersih saluran nadi sumsumna lu "
Pendik : " apaan itu bang ? "
Renggo : " saluran energi eterik di tulang punggung , semua chakra ada di saluran itu ndik "
Niken : " bbang , perutku agak perih nih "
Renggo : " tahan bentar nik , chakra manipura lu kotor itu "
Sekitar 5 menit kemudian prosesi attunement itu akhirnya kelar , Niken langsung terkapar di atas karpet sementara wajahnya tampak basah dibanjiri keringat.
Niken : " buset bang !?... kok rasanya jadi enteng gini badan gw ?!... gak lemes lagi nih "
Renggo : " semua chakra lu udah balance , udah bersih semuanya nik "
Niken : " enak bang rasanya , gw jadi kayak abis refreshing ke alam , seger gitu rasanya mood gw "
Renggo : " chakra pengaruhnya ke aura nik , trus kadar hormon jadi seimbang lagi "
Zul : " wah sekarang aku ya bang yang diattunement ?! "
Renggo : " ya udah lu merem sama tarik nafas dulu zul "
Satu persatu dari kami bergiliran diattunement oleh bang Renggo , sensasi yang kurasakan adalah getaran halus yang menjalar dari jantung disertai dengan rasa seperti kesetrum ringan yang disebut Bang Renggo sebagai energi bio elektrik , suatu energi listrik yang dihasilkan oleh tubuh.
Renggo : " oke , langsung lanjut latihan astral projection ya ?! "
Niken : " lanjut dong bang "
Me : " siap bos ! "
Tanpa berlama lama lagi kami semua bersiap memulai latihan astral projection , entah apa yang akan terjadi setelah ini... yang jelas aku merasakan keyakinan yang tinggi bahwa latihan kali ini akan membuahkan hasil.
Niken : " itu kok banyak merchandise arema vig ? "
Me :" dagangannya bang renggo itu "
Niken : " oh jadi dia jualan ginian ya ? "
Me : " jualannya online di kaskus nik "
Sambil mereguk Fanta kami melihat lihat merchandise Arema yang tampak berserakan di sisi lain sofa ini , barang barang itu adalah dagangannya Bang Renggo buat menyambung hidup di kota Malang , maklum saja bokapnya yang berprofesi sebagai pengusaha batu bara di Banjarmasin enggan membiayainya lagi , alasannya basi karena Bang Renggo tak kunjung menyelesaikan kuliahnya yang terbengkalai di Unmer Malang.
Zul : " ini asli semua ya kaosnya ? "
Pendik : " semuanya asli itu zul , official merchandise arema "
Niken : " gw suka syal sama topi kupluknya , berapaan sih harganya ? "
Me : " ntar aja tanya bang renggo , pasti dikasih kortingan nik "
Zul : " aku juga pengen beli kaosnya ah "
Selama beberapa menit kami sibuk melihat lihat merchandise Arema sebelum akhirnya kuajak teman temanku untuk masuk ke ruang tengah , berbagai macam poster band rock berukuran besar tampak terpajang di dinding , mulai dari Guns n Roses , Metallica , Deep Purple , Black Sabbath hingga band lokal macam Godbless , Jamrud dan Boomerang.
Niken : " buset vig ?!... rocker sejati nih bang renggo "
Me : " kalo soal musik rock dia udah khatam nik "
Niken : " ha.. ha.. pantesan ya dia jago maen gitar "
Ruangan tengah ini memang sengaja disetting Bang Renggo sebagai ruang untuk berekspresi , selain poster masih ada barang barang lainnya macam gitar listrik , gitar akustik , effect dan juga amplifier yang biasanya dipakai buat bermain solo gitar.
Pendik : " iki gibson sg vig gitare , koyok gitarise black sabbath "
(ini gibson sg vig gitarnya , kayak gitarisnya black sabbath)
Me : " asli iku soko amerika , kayune walnut ndik "
(asli itu dari amerika , kayunya walnut ndik)
Pendik : " mesti larang yo regone "
(pasti mahal ya harganya)
Bosan mengamati peralatan musik kini perhatianku tertuju pada rak kayu disudut ruangan , di situ terdapat botol botol minuman kelas atas macam Chivas Regal , JD , Blue Label , Jim Beam dan sebangsanya , semuanya dalam kondisi kosong melompong dan sengaja dikoleksi karena desain botolnya keren.
Niken : " doyan mabok juga ya bang renggo vig ? "
Me : " kubamer kelas atas nik , minumannya mahal semua "
Pendik : " awake dhewe mek ngombe topi miring ambek anggur merah vig , ngasi waleh "
(kita cuma minum topi miring sama anggur merah doang vig , sampe bosen)
Me : " ha.. ha.. awake dhewe kan kubamer kelas bawah ndik "
(ha.. ha.. kita kan pemabuk kelas bawah ndik)
Tak lama kemudian Bang Renggo telah menyelesaikan urusan mandinya , ia masuk ke ruang tengah ini dengan kondisi rambut yang masih basah serta handuk hijau yang membelit pinggangnya.
Renggo : " bentar ya , gw mau ganti baju dulu "
Pendik : " oyi bos "
Sang tuan rumah itu masuk ke dalam kamarnya lalu keluar lagi dengan mengenakan kaos hitam polos serta celana pendek kargo warna abu abu , kini ia mengajak kami kembali ke ruang tamu buat ngobrol ngobrol santai , maklum sudah berbulan bulan kami tak bertemu dan kumpul bareng.
Renggo : " ya gini rumah kontrakan gw ini , sepi "
Niken : " emang gak ada temen yg ikutan tinggal sini ya bang ? "
Renggo : " udah pada lulus semuanya , gw ditinggal sendirian "
Niken : " duh kasian amat bang "
Zul : " napa cewenya gak diajak tinggal sini aja bang ? "
Renggo : " cewe gw itu kan pramugari zul , dia paling setahun sekali maen ke malang "
Niken : " eh bang , si memet udah dapet cewe lho , dia macarin anak makassar "
Zul : " kayak agnes monica bang tampangnya , kw 3 lah.. ha.. ha.. "
Renggo : " ya syukur deh kalo gitu , gak tega gw liat dia ngejomblo makanya gw kasih batu mustika "
Me : " jadi sekarang lu udah gak bisa nyari cewe lagi bang ?!.. batu mustikanya kan udah dibawa si memet "
Renggo : " gw udah bosen maen cewe vig , gw mau megang komitmen sama cewe gw yang pramugari itu "
Niken : " ciieee !!... setia nih ceritanya bang "
Renggo : " gw udah niat pengen jadiin dia bini gw "
Suasana ngobrol ini terasa kian hangat seiring menit demi menit yang berlalu , kebersamaan seperti ini seolah menjadi pengobat rindu terhadap masa yang pernah kami lalui bersama saat beruji nyali di kampus UMM dulu.
Renggo : " steve kok ngga ikut maen ke sini ? "
Niken : " tau tu anak , susah dihubungin bang "
Me : " biasanya lagi repot bang , dia tugas kuliahnya banyak "
Renggo : " gitu ya vig ?!.. kangen gw sama steve "
Niken : " eh bang katanya mau ngajarin kita buat astral projection ? "
Renggo : " oh itu ya ?!... mumpung pada ngumpul di sini gimana kalo malem ini aja ?!... siap ngga ?! "
Niken : " langsung malem ini bang ? "
Renggo : " kalo ngga siap ya gak pa pa nik "
Niken : " gimana guys ?! "
Zul : " ntar nyampe berapa jam latiannya bang ? "
Renggo : " kalo buat pemula ya bisa berjam jam zul , ampe shubuh malahan "
Niken : " trus kita pulangnya gimana dong ? "
Renggo : " ngapain pulang nik ?!... nginep sini aja sekalian nemenin gw "
Niken : " gimana guys ?! "
Zul : " aku sih oke aja , lagian kita besok masuk siang kan ? "
Me : " no problemo "
Memang Bang Renggo pernah menjanjikan akan melatih kami melakukan astral projection dan kini adalah saat yang tepat untuk menagih janjinya itu , lagipula kami merasa bahwa latihan otodidak yang selama ini kami lakukan tidak membuahkan hasil sama sekali.
Renggo : " gw nanya dulu , udah pada tau dasarnya kan ? "
Niken : " teknik pernapasan kan bang ?!... gw udah bisa kok kalo cuma gitu doang "
Pendik : " steve yang ngajarin kita teknik pernapasan bang "
Zul : " iya bang , pernapasan sih udah lumayan tapi ngeluarin sukmanya itu gak bisa bisa "
Pendik : " susah bang , pake teknik visualisasi juga gak ada gunanya "
Me : " kalo gw cuma tangan sama kaki doang yang bisa keluar bang "
Renggo : " kayaknya chakranya pada ngga balance deh , makanya susah "
Niken : " gw sih ngga paham soal gituan bang , trus mesti gimana dong ? "
Renggo : " gw akan bersihin chakra kalian dulu biar balance dari atas ke bawah , pake teknik attunement "
Tanpa bertele tele lagi Bang Renggo langsung mengajak kami masuk ke kamar sebelah ruang tamu ini , begitu berada di dalam kami langsung terbelalak menyaksikan dekorasi kamar ini , sejumlah manekin yang didandani bak dedemit tampak saling berjejeran satu sama lain dan membuat suasana terlihat agak horor.
Niken : " anjiir bang ?!... ni kamar kok serem gini ? "
Zul : " kaget bang , ini manekin serem serem semuanya , jadi takut nih "
Renggo : " ha.. ha.. itu manekin punyanya temen gw , bokapnya dulu punya toko baju , daripada gak kepake gw beli aja trus gw dandanin kayak demit "
Pendik : " medeni rekk "
Me : " buat syuting filem horor cocok nih bang "
Sejenak kami menatap manekin manekin bertampang menyeramkan ini , ada yang didandani mirip kuntilanak , suster , mumi dan juga drakula , apalagi pencahayaan yang berupa lampu tidur redup membuat suasana kamar ini terlihat agak horor.
Renggo : " ayo pada duduk semuanya !!... gw mau attunement sekarang "
Niken : " cepetan duduk guys ! "
Pendik : " oyi nik "
Satu persatu dari kami mulai duduk bersila di atas karpet warna merah , tentu saja dengan posisi punggung tegak , telapak kaki kanan menindih telapak kaki kiri dan juga jari telunjuk menyentuh jempol.... posisi meditasi yang diajarkan Steve ini biasa disebut dengan posisi lotus.
Renggo : " siapa duluan nih ?! "
Niken : " gw aja bang "
Renggo : " oke , lu merem trus tarik nafas dulu ya nik "
Niken mulai memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam dalam sebelum akhirnya Bang Renggo menaruh telapak tangan kanannya di ubun ubunnya Niken , semenit kemudian kami melihat reaksinya Niken yang bergetar getar ringan di sekujur tubuhnya.
Niken : " bang , punggung gw panas rasanya , trus dada gw kayak kesetrum gitu "
Renggo : " tenang aja lu nik , itu biar bersih saluran nadi sumsumna lu "
Pendik : " apaan itu bang ? "
Renggo : " saluran energi eterik di tulang punggung , semua chakra ada di saluran itu ndik "
Niken : " bbang , perutku agak perih nih "
Renggo : " tahan bentar nik , chakra manipura lu kotor itu "
Sekitar 5 menit kemudian prosesi attunement itu akhirnya kelar , Niken langsung terkapar di atas karpet sementara wajahnya tampak basah dibanjiri keringat.
Niken : " buset bang !?... kok rasanya jadi enteng gini badan gw ?!... gak lemes lagi nih "
Renggo : " semua chakra lu udah balance , udah bersih semuanya nik "
Niken : " enak bang rasanya , gw jadi kayak abis refreshing ke alam , seger gitu rasanya mood gw "
Renggo : " chakra pengaruhnya ke aura nik , trus kadar hormon jadi seimbang lagi "
Zul : " wah sekarang aku ya bang yang diattunement ?! "
Renggo : " ya udah lu merem sama tarik nafas dulu zul "
Satu persatu dari kami bergiliran diattunement oleh bang Renggo , sensasi yang kurasakan adalah getaran halus yang menjalar dari jantung disertai dengan rasa seperti kesetrum ringan yang disebut Bang Renggo sebagai energi bio elektrik , suatu energi listrik yang dihasilkan oleh tubuh.
Renggo : " oke , langsung lanjut latihan astral projection ya ?! "
Niken : " lanjut dong bang "
Me : " siap bos ! "
Tanpa berlama lama lagi kami semua bersiap memulai latihan astral projection , entah apa yang akan terjadi setelah ini... yang jelas aku merasakan keyakinan yang tinggi bahwa latihan kali ini akan membuahkan hasil.
Quote:
Suasana terasa begitu hening ketika kami bermeditasi di kamar ini , dengan mata terpejam aku tak lagi melihat apa apa sementara hela nafasku perlahan terasa semakin lembut seiring gelombang otak yang mulai turun dari alpha ke theta , sengatan bio elektrik juga mulai menyebar ke sekujur tubuhku sebelum akhirnya aku merasa paralysed dan kemudian mati rasa secara total.... pada detik ini seluruh sensasi rasa telah berpindah dari otak menuju sukma , detik ini juga aku telah berada dalam kondisi yang disebut deep trance dan kurasa sudah waktunya untuk mengeluarkan sukmaku dari tubuh fisik , secara perlahan kugerak gerakkan kedua tangan astralku secara lembut dan tak lama kemudian mulai terlepas dari tangan fisikku , hal yang sama kulakukan dengan kedua kaki astralku dan berhasil juga kukeluarkan dari kaki fisikku.... sejenak aku terdiam dan kuputuskan untuk mengeluarkan kepala astralku , kali ini aku sangat berhati hati karena aku belum pernah berhasil melakukannya , secara perlahan kugeleng gelengkan kepala astralku selama beberapa kali dan kemudian mulai tampak hasilnya , pergerakan kepala astralku semakin terasa luwes hingga akhirnya berhasil keluar sepenuhnya dari kepala fisikku , ada rasa excited yang begitu luar biasa menghinggapiku karena dengan kepala astral ini aku bisa melihat keadaan tak kasat mata di sekelilingku , kulihat teman temanku masih kerepotan mengeluarkan anggota tubuhnya masing masing , Pendik dan Zul baru berhasil mengeluarkan tangan astralnya dari tubuh fisik , sementara Niken bahkan belum mengeluarkan bagian tubuh astralnya sama sekali , namun aku terperanjat saat kudapati ada sesuatu yang melayang layang di atasku , rupanya Bang Renggo telah berhasil mengeluarkan sukmanya dari tubuh fisiknya yang duduk bersila di depanku.
Renggo :" ha.. ha.. keluar juga pala lu vig "
Me : " lumayan bos , baru bisa nih "
Selama beberapa menit aku mendongak ke atas menatap sukma Bang Renggo yang melayang layang hingga menyentuh langit langit kamar ini , bahkan ia mulai bergaya bak orang yang sedang berenang renang di udara.
Me : " bang ?! "
Renggo : " ayo cepetan keluarin vig , gw tungguin lu "
Siapa yang tidak ingin bisa melakukan apa yang Bang Renggo lakukan itu , daripada cuma menontonnya kali ini kucoba mengeluarkan sukmaku secara total... kumulai dari pundakku yang kugoyang goyangkan sehati hati mungkin , namun aku merasa masih terganjal seolah ada sekat yang menahan hingga membuatku kesulitan mengeluarkannya.
Pendik : " vvig ??! "
Me : " loh ndik ?!.. endasmu kok wes metu ?! "
(loh ndik ?!.. kepalamu kok udah keluar ?!)
Pendik : " hi.. hi... trus yok opo ki ?! "
(hi.. hi... trus gimana ni ?!)
Renggo : " santai ndik , ngga usah keburu "
Pendik : " loh bang ?!.. kok bisa terbang ?! "
Renggo : " hua.. ha.. ha.. gw ini iron man tau "
Baru saja si Pendik berhasil mengeluarkan kepalanya dan kini kami bertiga malah asik ngobrol secara astral , saat berbicara suara kami terdengar begitu aneh seolah kami sedang ngobrol di depan kipas angin.
Pendik : " kok ngene suaraku bang ? "
Me : " kayak robot bang "
Renggo : " gak usah dipikirin , ntar juga biasa "
Pendik : " trus ini gimana bang ?! "
Renggo : " coba lu keluarin kaki dulu ndik "
Kini aku dan Pendik sibuk mengeluarkan sukma masing masing , aku masih kerepotan mengeluarkan pundak dan punggungku sementara si Pendik masih kebingungan mengeluarkan kedua kakinya.... beberapa menit kemudian aku berhasil juga melakukannya dan mulai kucoba untuk mengeluarkan pinggang , pantat dan juga pahaku , kali ini aku bingung harus bagaimana menggerakannya karena posisi tubuh fisikku yang tengah duduk bersila.
Me : " gimana bang ?! "
Renggo : " tenang gw bantu deh "
Sukma Bang Renggo yang melayang layang di atasku perlahan mulai turun lalu mencoba untuk menarikku , kedua tangannya mencengkeram kedua lenganku erat erat lalu secara perlahan ia mulai melayang lagi sambil menarik sukmaku... kini bagian bawah tubuhku terasa seperti pisang yang dikupas dari kulitnya.
Renggo : " nah bisa kan vig ?!.. "
Me : " licin bang rasanya "
Pendik : " loh vig ?!.. iso metu kon ?! "
(loh vig ?!.. bisa keluar kamu ?!)
Pendik hanya melongo saat menyaksikan sukmaku ditarik oleh Bang Renggo hingga akhirnya bisa terlepas total dari tubuh fisikku , namun begitu Bang Renggo melepaskan cengkraman tangannya dari kedua lenganku seketika sukmaku ini melayang tak karuan dan tak terkendali... aku merasa sukmaku begitu ringan bagaikan sejumput kapas yang terhembus angin.
Me : " bang tolongin !! "
Renggo : " oke "
Hanya dalam sekejap sukmaku melayang di atas langit langit kamar ini , sebelum akhirnya Bang Renggo memegangi tangan kananku dengan erat.
Pendik : " aku gimana bang ?! "
Renggo : " tenang , gw tarik tangan lu ndik "
Berhubung si Pendik masih kesulitan mengeluarkan sukmanya maka Bang Renggo membantunya dengan cara menarik kedua tangannya ke atas , namun kini sukmaku kembali melayang tak tentu arah karena Bang Renggo tak lagi memegangi tangan kananku , anehnya aku melayang semakin tinggi hingga menembus langit langit kamar dan kemudian berada di atas genting rumah ini..... entah kenapa aku sama sekali tak punya kendali terhadap sukmaku yang melayang semakin tinggi ini , bahkan saat terhembus angin sukmaku ini perlahan mulai melayang menjauhi rumah Bang Renggo.... saat ini aku benar benar merasa ringan bagaikan sejumput kapas yang terombang ambing di angkasa.
Renggo :" ha.. ha.. keluar juga pala lu vig "
Me : " lumayan bos , baru bisa nih "
Selama beberapa menit aku mendongak ke atas menatap sukma Bang Renggo yang melayang layang hingga menyentuh langit langit kamar ini , bahkan ia mulai bergaya bak orang yang sedang berenang renang di udara.
Me : " bang ?! "
Renggo : " ayo cepetan keluarin vig , gw tungguin lu "
Siapa yang tidak ingin bisa melakukan apa yang Bang Renggo lakukan itu , daripada cuma menontonnya kali ini kucoba mengeluarkan sukmaku secara total... kumulai dari pundakku yang kugoyang goyangkan sehati hati mungkin , namun aku merasa masih terganjal seolah ada sekat yang menahan hingga membuatku kesulitan mengeluarkannya.
Pendik : " vvig ??! "
Me : " loh ndik ?!.. endasmu kok wes metu ?! "
(loh ndik ?!.. kepalamu kok udah keluar ?!)
Pendik : " hi.. hi... trus yok opo ki ?! "
(hi.. hi... trus gimana ni ?!)
Renggo : " santai ndik , ngga usah keburu "
Pendik : " loh bang ?!.. kok bisa terbang ?! "
Renggo : " hua.. ha.. ha.. gw ini iron man tau "
Baru saja si Pendik berhasil mengeluarkan kepalanya dan kini kami bertiga malah asik ngobrol secara astral , saat berbicara suara kami terdengar begitu aneh seolah kami sedang ngobrol di depan kipas angin.
Pendik : " kok ngene suaraku bang ? "
Me : " kayak robot bang "
Renggo : " gak usah dipikirin , ntar juga biasa "
Pendik : " trus ini gimana bang ?! "
Renggo : " coba lu keluarin kaki dulu ndik "
Kini aku dan Pendik sibuk mengeluarkan sukma masing masing , aku masih kerepotan mengeluarkan pundak dan punggungku sementara si Pendik masih kebingungan mengeluarkan kedua kakinya.... beberapa menit kemudian aku berhasil juga melakukannya dan mulai kucoba untuk mengeluarkan pinggang , pantat dan juga pahaku , kali ini aku bingung harus bagaimana menggerakannya karena posisi tubuh fisikku yang tengah duduk bersila.
Me : " gimana bang ?! "
Renggo : " tenang gw bantu deh "
Sukma Bang Renggo yang melayang layang di atasku perlahan mulai turun lalu mencoba untuk menarikku , kedua tangannya mencengkeram kedua lenganku erat erat lalu secara perlahan ia mulai melayang lagi sambil menarik sukmaku... kini bagian bawah tubuhku terasa seperti pisang yang dikupas dari kulitnya.
Renggo : " nah bisa kan vig ?!.. "
Me : " licin bang rasanya "
Pendik : " loh vig ?!.. iso metu kon ?! "
(loh vig ?!.. bisa keluar kamu ?!)
Pendik hanya melongo saat menyaksikan sukmaku ditarik oleh Bang Renggo hingga akhirnya bisa terlepas total dari tubuh fisikku , namun begitu Bang Renggo melepaskan cengkraman tangannya dari kedua lenganku seketika sukmaku ini melayang tak karuan dan tak terkendali... aku merasa sukmaku begitu ringan bagaikan sejumput kapas yang terhembus angin.
Me : " bang tolongin !! "
Renggo : " oke "
Hanya dalam sekejap sukmaku melayang di atas langit langit kamar ini , sebelum akhirnya Bang Renggo memegangi tangan kananku dengan erat.
Pendik : " aku gimana bang ?! "
Renggo : " tenang , gw tarik tangan lu ndik "
Berhubung si Pendik masih kesulitan mengeluarkan sukmanya maka Bang Renggo membantunya dengan cara menarik kedua tangannya ke atas , namun kini sukmaku kembali melayang tak tentu arah karena Bang Renggo tak lagi memegangi tangan kananku , anehnya aku melayang semakin tinggi hingga menembus langit langit kamar dan kemudian berada di atas genting rumah ini..... entah kenapa aku sama sekali tak punya kendali terhadap sukmaku yang melayang semakin tinggi ini , bahkan saat terhembus angin sukmaku ini perlahan mulai melayang menjauhi rumah Bang Renggo.... saat ini aku benar benar merasa ringan bagaikan sejumput kapas yang terombang ambing di angkasa.
Diubah oleh vigovampironeo 18-09-2017 21:25
mas444 dan meqiba memberi reputasi
2
Kutip
Balas