- Beranda
- Stories from the Heart
Mr.Mars & Miss.Venus
...
TS
kesshou
Mr.Mars & Miss.Venus
Pernahkah kalian bermimpi indah kemudian tiba-tiba terbangung dengan perasaan hampa di pagi hari ?
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.
Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.
Pernahkah kalian merasakan bagaimana kehangatan cinta yang ternyata tidak sejalan dengan takdirNYA ?
Pernahkah kalian merasakan ketakutan dalam menghadapi esok ?
Pernahkah kalian merasakan kalau hidup tidak pernah adil ?
Pernahkah kalian merasakan kemarahan saat seseorang yang berharga pergi meninggalkanmu ?
Pernahkah kalian merasakan pahitnya kopi tidak sebanding dengan pahitnya hidup?
Kalau kalian bertanya kepadaku apakah aku pernah mengalami semua itu
maka jawabanku adalah
IYA....!!!!!
Aku pernah mengalaminya, sampai-sampai bosan dan muak dengan semua ini.
Namun saat itu tiba-tiba engkau datang dalam kehidupanku
Seolah memberikan sesuatu yang kucari selama ini
Sebuah jawaban akan semua penderitaan yang aku lalui
Dan
Engkaulah yang berhasil membuat kopi dalam cangkirku terasa manis.
Dan
Engkaulah yang membuat mataku terbuka lebar sehingga aku bisa melihat indahnya takdir Tuhan.
Hidup ini terlalu singkat dan berharga jika digunakan hanya untuk mengeluh dan bersedih.
Spoiler for Index:
Diubah oleh kesshou 17-05-2016 19:35
mahrsmello5680 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
677.8K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kesshou
#195
Chapter 11. First date
& Sisi Lain Diandra “Ndre, minggu besok kamu sibuk nggak?”
“Nggak, memangnya kenapa yan?”
“Temenin aku nonton dong ndre.”
“Ok.”
Itulah sepenggal percakapan antara gue dan diandra kamis kemarin, OMG!!! Apa ini yang namanya ajakan nge-DATE?
Dan gue yang dari kecil sampai sekarang yang belum pernah ngedate sama sekali ini menyambut dengan gembira ajakan diandra itu, tapi masalahnya gue bingung apa yang harus dilakukan pasangan selama first date – ya meskipun hubungan gue dan diandra masih nggak jelas (Yang lain dilarang komen!! )
Gue pun meminta pendapat kipli, ya walaupun gue ngerasa agak nggak percaya sih sama mereka berdua tapi mau gimana lagi cuma dia yang bisa gue harapkan. Kalau bobby sama aja kayak gue, perjaka tulen. Eit tapi kayaknya gue bakalan ngelepas status itu dalam waktu dekat ini.He…he…he.
“Serius lo diajakin ngedate sama dian?” ucap kipli kaget
“Yoi.” Jawab gue cengengesan
“Jadi hubungan lo udah resmi nih?” tanya kipli
“Belum sih.”
“Yee, kirain.”
“Ya udah lah nggak usah dimasalahin. Gue nih mau minta pendapat lo buat date pertama gue. gue nggak mau kencan pertama gue ini berakhir tragis pli.”
“Slow…slow. Gue bantu ndre, tenang aja. Pertama-tama wajah lo butuh dibersihin dulu deh. Ntar pas lo pulang jangan lupa beli telur sama madu buat maskeran malemnya, biar muka lo agak cerahan.”
“Ogah ah, emang gue cowo apaan pake-pake masker.”
“Yee, lo ini dibilangin juga. Mau sukses nggak kencan pertama lo?”
“Iya…terus-terus gimana cara buat maskernya?”
“Gampang, lo ambil telur ayam kampung terus pisahin kuning sama putihnya. Putih telurnya itu lo campur madu terus aduk sampe rata, yang kuningnya lo goreng aja nggak apa-apa.”
“Terus-terus gimana lagi?”
“Nah kalau madu sama putih telurnya udah kecampur olesin sama retain ke muka lo habis itu diemin sampe kering tapi inget muka lo jangan lo gerak-gerakin. Nah kalau udah kering baru lo bilas pake air hangat. Kelar deh.”
“Ok.” Jawab gue sambil mencatatnya disecarik kertas.
“Nah kalau soal baju nih pli, bagusnya pake apa? T-shirt cocok nggak ya?”
“Jangan pake T-shirt lah, pake kemeja aja sama celana dasar item biar keliatan rapi sama keren kayak eksekutif muda gitu, gue yakin diandra bakalan klepek-klepek deh. Tapi inget jangan pake batik, ntar lo disangka mau kondangan lagi. Ha…ha…ha.”
“Gue serius ni pli.”
“Gue juga serius cui.”
“Satu lagi yang paling penting.”
“Apaan?”
“Jangan lupa bawa uang, kalau perlu semua uang simpenan lo bawa semua.”
“Yee…gue kirain apaan, kalau itu sih pasti gue bawa pli.”
“Kalau gitu udah nggak ada lagi yang bisa gue ajarkan. Good luck muridku.”
“Terima kasih suhu.” Ucap gue sambil berlutut ( becanda gue, gue agak lupa percakapan gue sama kipli setelah masalah uang itu gimana, tapi yang gue inget sih gue sama dia waktu itu tau-tau udah tampol-tampolan aja
)Minggu pagi jam 9.30
Akhirnya hari yang gue tunggu-tunggu datang juga, hari dimana gue bakalan mengeluarkan seluruh jurus dan kemampuan gue yang gue peroleh dari Master Kipli. Gara-gara terlalu semangat gue malah kepagian sampai di tempat janjian, malah mallnya belum buka padahal waktu janjiannya jam 11.00, HADUH!!!! Gue bener-bener bingung mau ngapain selama satu jam itu. Akhirnya gue mondar-mandir nggak jelas sampai kaki gue berhenti didepan warteg yang lumayan sepi. Gue masukin aja itu warteg sekalian sarapan, selang beberapa menit masuk dua orang banci ngamen.
“Hai gantengg…”ucapnya dengan suara serak-serak basah yang membuat gue tersedak nasi.
“Aduh ganteng,,yey kalau makarena ati-ati dong say, keselebong tuh kan.”
“Ember.”
“Yuk.”
Kedua banci itu pun mulai menyanyi goyang dombret sambil menggelinjang-gelinjang nggak jelas, antara kesurupan atau sakaw.
“Eh lekong sawer akika dong, nanda kempesin itu ban kalau nggak nyawer.” Ucapnya sambil joget-joget dideket gue. Gue yang parnoan mampus sama banci ini cuma bisa nurutin perintahnya, kalau yang dikempesin perut gue sih nggak apa-apa, lah kalau ngempesinnya lewat Asshole gue. Bisa-bisa gue nggak bakal bisa nikah. Karena ketakutan gue asal ambil uang yang ada dikantong dan menyerahkan kepada salah satu banci yang mengintimidasi gue, dan sialnya uang yang gue ambil itu malah pecahan lima puluh ribu. Tentu saja tua dua spesies langka girang banget.
“JANC*K, uang makan gue !!!!” umpat gue dalam hati, gue bener-bener nggak berkutik sama sekali. Ngeliat otot campur bulu dadanya yang hitam lebat itu aja udah buat gue ciut setengah mampus, nggak aja jalan lain selain gue iklasin tu goban. Yaelah belum ketemu sama diandra aja udah melayang aja modal gue. Eh, sebelum pergi sempet-sempetnya tuh alien-alien ngecup pipi gue "Akika kasih bonus." ucap banci itu. Bagi gue kecupan dari mereka itu seperti serangan critical yang langsung membuat bar HP gue kritis apalagi serangannya ganda. Kalau aja gue bisa nangis, gue mungkin bakalan nangis kenceng sambil meratapi nasib gue udah ternoda ini.
AKU KOTOR…
AKU KOTOR…
HUWAAAA….!!!!!!!!!
Gue masih mencoba membersihkan lipstick yang menempel di pipi kanan gue, bekas kecupuan dari dua waria tadi, meskipun bekasnya sudah bersih tapi entah kenapa gue masih merasa belum bersih-bersih sampai-sampai gue cuci muka berkali-kali tetep aja gue merasa masih ada yang ngeganjel dipipi gue.
AH,,SIAL….!!!!!!
Kulihat jam ditangan masih menunjukkan jam sepuluh lebih lima belas menit, gue langsung cabut dari warteg itu, gue nggak mau lagi ketemu banci-banci lainnya cukup sekali aja! Gue memutuskan untuk muter-muter melihat isi dalam mall dan gue sedikit kecewa karena masih banyak gerai-gerai yang masih belum buka.DAMN!! dan sialnya lagi sewaktu gue lagi berdiri disalah satu gerai ada seorang om-om yang bertanya kepada gue
“Pak, tokonya buka jam berapa?”
WHAT..??!!!! gue disangka pemilik toko yang ada dibelakang gue.
“Maaf pak, saya nggak tau. Saya bukan pemilik toko ini.” ucap gue sopan padahal didalam hati agak sedikit dongkol sih.
“Maaf, saya kirain anda pemiliknya.” Ucap bapak itu sambil ngeloyor pergi.
Gue pun berjalan lagi dan berhenti didepan toko kamera yang cukup besar, didepannya banyak sekali kamera dan lensa-lensa terbaru yang dijejer rapi didalam etalasenya. Yah, lumayan asik juga melihat-lihat kamera yang ada disana, lumayan bikin gue ngiler lah tapi nggak sampe tumpah-tumpah sih. Yang paling ngeselinnya, nggak ada tulisan harga di setiap kamera dan lensa yang dipajangnya itu.
“Ada yang bisa saja bantu pak?” tanya seorang pramuniaga berwajah manis tiba-tiba. Jujur gue tersinggung sih dipanggil pak, kesannya gue seperti udah tua gitu. Padahal jelas-jelas gue lebih mudah beberapa tahun dari pramuniaganya itu
“Oh, nggak mbak saya cuma melihat-lihat aja.”
“Masuk kedalam aja pak, kami banyak koleksi-koleksi terbaru.” Ajak mbak itu. sebenernya gue males sih masuk, tapi karena mbaknya itu maksa ya gue ikut aja tapi gue mengharapkan si mbaknya nggak cuma mengajak gue masuk tokonya aja tapi kalau bisa masuk kehatinya
, cakep soalnya doi.Astagfirullah gue mikir apa sih, kan gue udah ada diandra.
Mbaknya tadi kemudian mengambilkan salah satu kamera digital yang ada dietalase toko dan memberikannya kepada gue.
“Ini DSLR model terbaru pak, megapixelnya lebih besar jadi bisa mencetak foto dengan ukuran yang besar, hemat batrai bla…bla..bla..”ucap mbak itu mengenalkan produk dagangannya, gue cuma ngangguk-ngangguk meskipun ada beberapa hal yang gue nggak ngerti. Dari gue pertama kali mengenal dan belajar foto pakai hasselblad tua itu, gue cuma ngerti aperture, ISO, sama shutter speed dah itu doang dan juga hasselblad yang gue pake itu medium format yang ukurannya filmnya lebih besar dari kamera full frame yang ditawarkan mbaknya jadi kalau soal ukuran cetak masih lebih baik hasselblad gue daripada tuh dslr, si mbaknya kemudian menjelaskan kamera ini ada anti getarnya bla..bla..bla.., emangnya gue mau ngambil foto sambil disko? Whatever you say, sak karepmu lah mbak, yang penting gue bisa nyawang rupa sampean lebih lama. Sampean jelaskan sampai berbuih-buih juga gue nggak bakal beli kok.He..he..he.
Gue bukannya ngerjain si mbaknya tapi emang gue nggak bakalan sanggup beli itu kamera sama lensa-lensanya, saat disebutkan harga kamera dan lensa yang gue pegang itu seharga 80 juta tiba-tiba tangan gue bergetar seakan kekuatan tangan gue hilang atau kamera itu terasa semakin berat, dada gue berdebar kencang dan keringat dingin mulai keluar. 80 JUTA..!!! gue aja belum pernah megang uang sebanyak itu, jangankan memegangnya membayangkan 80 juta sebanyak apa aja gue nggak pernah. Langsung gue kembaliin kamera yang gue pegang ketangan mbaknya, gue nggak mau kalau tiba-tiba kamera yang gue pegang jatuh, rusak, terus gue harus menggantinya dengan cara bekerja disana sebagai budak selama puluhan tahun, cukup menjadi budak adelia cs aja.
“Andre.!!” Ucap diandra diluar toko
“Eh, dian.” gue kaget tiba-tiba diandra udah ada diluar toko. Thank tuhan engkau sudah mengirim malaikat untuk membebaskan gue dari cengkraman mbak ini.
“Ngapain kamu disini? Ayo keatas udah pada rame itu yang ngantri tiketnya.” Ucap diandra sambil menggandeng gue keluar dari toko kamera itu.
“…” gue masih terpana sama penampilan diandra saat itu, miniskirt berwarna abu-abu dengan atasan berwarna putih rambutnya yang hitam panjang itu hanya digeray begitu saja dengan tambahan jepitan disisi kiri atas untuk menahan pony depannya yang ditata kerah kiri ditambah sneaker yang membuat tampilan girlynya itu jadi sedikit tomboy, but I LOVE IT. Rupanya penampilan diandra saat itu bukan hanya mencuri pandangan gue doang tapi cowo-cowo yang ada disekitar termasuk gerombolan cowo jones yang lagi mengantri tiket di bioskop. Jalan bareng sama diandra terus diliatin sama orang-orang gitu membuat gue seperti pemenang diantara para pecundang
, gue penasaran reaksi mereka kalau misalnya yang menggandeng tangan gue ini Adelia. “Kamu kok begong sih ndre?” tanyanya mengagetkan gue.
“Kamu cantik banget dian.”puji gue
“Udah dari dulu kali. Lah kamu kenapa jadi kayak om-om gitu sih ndre?” ucapnya saat memperhatikan gue yang memakai kemeja berwarna ungu, celana dasar warna hitam dan pantofel coklat mengkilap dengan rambut belah pinggir licin karena terlalu licin gue yakin lalat bakalan kepeleset waktu menclok diatas rambut gue.
“…” gue cuma meringis.
“Wah, anjir nih kipli ngasih masukan kayak gini. Itu manusia masih dendem apa sama gue.” batin gue.
Ramai sekali antrian didepan bioskop ini, padahal dibuka aja belum loket tiketnya. Rencananya gue sama diandra mau nonton film Kuntilanak, sebenernya gue males nonton film horor kayak gini apalagi setelah liat sutradara film itu adalah Rizal Mantovani, makin males gue. Tau sendirilah gimana horornya film Jelangkung yang dia produksi. Tapi si diandranya desek gue buat nonton ini, ya apa boleh buat gue setujuin aja. Toh kalau setannya muncul gue tinggal merem, beres.
Gila nih Rizal ciri khas ala jelangkungnya masih ada di film barunya ini, bikin gue kaget apalagi ditambah penonton yang lain juga jerit-jerit nggak karuan. Tiba-tiba saja diandra mengangetkan gue yang lagi serius nonton, sontak gue yang dari tadi tegang jadi kelepasan teriak dan yang lebih sialnya lagi, semua penonton pada diam. Alhasil malu sendiri gue berteriak seperti itu.
“Jahat bener kamu nih dian, malu banget gue diliatin orang banyak kayak gitu.” Bisik gue ke diandra
“Ah, biarin aja. Gelep gini kok, pasti orang juga nggak akan ngeliat muka kamu.” Ucapnya sambil cekikikan.
“Jangan gitu lagi ah, males gue.”
“Iya..iya. Sorryy…ndree.” Ucapnya sambil memeluk tangan kanan gue.
Nih cewe nggak jauh beda sama Adelia dan steffy. Udah jail, rusuh lagi tapi nggak seganas steffy sih cuma sedikit bawel kayak adelia. Sepanjang film diandra memeluk tangan kanan gue sesekali menggunakan lengan gue itu untuk menutupi matanya sewaktu adegan-adegan horornya dan terkadang dia menyenderkan kepalanya dibahu gue sambil memakan pop corn karamelnya. Ah, wangi rambut diandra saat menyender dibahu gue membuat konsentrasi gue buyar, gue nggak lagi bisa menikmati film yang ada didepan gue. Konsentrasi gue sekarang terfokus dengan wajah diandra dan juga double gardannya yang terkadang bersentuhan dengan lengan gue. Gue merasa kembali dilahirkan dan disucikan setelah dinodai oleh 2 alien tadi.
THANK GOD, I LOVE U SO MUCH…
“Serem juga ya ndre tadi filmnya.” Ucap diandra setelah keluar dari bioskop.
“Nggak juga ah, biasa aja.” Jawab gue, lah gimana gue bisa konsen nonton kalau lo bertingkah kayak tadi.
“Masa sih biasa aja? Tadi aja kamu sampai teriak-teriak gitu.”
“Gue cuma ikut-ikutan doang, ngeramein aja, ya jadi tim hore lah.”
“Alasan aja.”
“Sumpah deh, eh habis ini mau kemana lagi?” tanya gue
“Coba muter-muter dulu deh, sambil cuci-cuci mata.”ajak diandra
“Siap my princess.” Ucap gue sambil mencium tangan diandra.
“Apaan sih ndre, norak ah.” Ucapnya sambil menarik tangannya.
“He…he…he..”
Lumayan luas juga mall ini, padahal dari luar kelihatan kecil. Gue muterin toko baju, sepatu dari tadi masih nggak ketemu juga ujung mall ini. Tapi gue seneng sih, karena luas jadinya gue bisa lebih lama bisa berjalan berdua sama diandra. Gue berpikiran untuk membeli sebuah HP karena gue lagi butuh itu barang buat komunikasi gue dengan temen-temen dan biar bisa sms atau telponan sama diandra dikamar, kalau pakai telepon rumah pasti ada yang nguping.
“Dian, ke tempat HP yuk, aku mau cari HP nih.”
“Yuk.” Ucapnya ceria
Ternyata model HP sekarang bermacam-macam, apalagi yang bekas-bekas dikisaran harga 1 juta, bikin gue bingung aja.
“Eh, ndre yang ini lucu deh bentuknya.” Tunjuk diandra kesebuah HP kecil merek nokia.
“Beli yang ini aja ndre.” Ucapnya
“….” Gue agak ragu sih dengan harganya, soalnya itu HP masih baru.
“Nyari apa mas, mbak.” Tanya seorang pramuniaga yang menjaga kios itu.
“Ini berapa mbak.” Tanya diandra.
“Yang mana mbak?”
“Yang kecil itu.” ucapnya sambil menunjuk kearah HP
“Oh, yang ini harganya 1,1jt. Kebetulan lagi ada promo kalau beli 2 HP ini ada potongan harga 25% dan bonus 2 nomor pasangan.” Sambil menyerahkan HP yang ada dietalase toko itu ke Diandra
“Jadi berapa mbak kalau beli dua?”tanya diandra antusias
“Sebentar ya mbak.” Ucap pramuniaga itu sambil menghitung menggunakan kalkulator. “Totalnya satu juta enam ratus lima puluh ribu mbak.”
“Mahal, nggak bisa kurang mbak?”
“Nggak bisa mbak, harganya udah pas segitu.”
“Kalau gitu bisa tolong panggilin manajer / pemilik tokonya dong mbak.” Pinta diandra.
“Sebentar ya mbak.” Ucap pramuniaga itu meninggalkan gue dan diandra.
Datanglah seorang pria paruh baya bersama pramuniaga tadi menghampiri kami.
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Bapak manajernya?”
“Bukan, saya pemilik toko ini.” ucapnya ramah.
“Gini pak, saya rencana mau ngambil HP ini dua. Bisa dapat potongan harga lagi nggak?” pinta diandra. Kemudian pria itu berdiskusi dengan pramuniaga tadi.
“Wah nggak bisa lagi mbak, itu juga harganya udah mepet sekali.”
“Jadi nggak bisa kurang lagi?”
“Maaf mbak, nggak bisa.”
“Yah, padahal aku pingin banget. Bener-bener nggak bisa kurang lagi ya? satu empat ya pak Please…” tawar diandra memelas. Sejenak pria itu berpikir dan memencet-mencet tombol yang ada dikalkulator yang dipegangnya.
“Ya udah deh mbak, saya kasih harga satu lima juta gimana? Itu bener-bener udah mepet banget, kalau kurang lagi saya nggak bisa ngelepasnya” ucap pemilik toko itu, diandra terdiam sebentar untuk berpikir.
“Ok deh. Satu lima dua buah ya.”
“ Tapi tolong jangan dikasih tau siapa-siapa ya.” bisik pemilik toko itu
“Tenang aja pak.” Jawab diandra tersenyum sambil menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk huruf O.
“Ndre, sini pilih cepet. Kamu mau warna apa?” ucap diandra sambil melihat-lihat
Wah sadis nih cewe, harga HP yang tadinya 1,1juta satu buah sekarang cuma ditambah empat ratus ribu malah dapat dua biji.
GILA…!!!!!
Kalau gue males banget nawar-nawar kayak gitu, dapet diskon langsung aja udah seneng banget gue walaupun cuma diskon goban. Ini diskon hampir empat ratus ribu. Ha…ha…ha. Agak sedikit simpati sih gue sama pemilik tokonya, tapi bodo amat deh yang penting uang gue masih sisa banyak. Ternyata warna HP itu banyak banget ada yang warna hitam, putih, biru, merah dan pink. Gue bingung banget mau beli yang mana, sebenernya sih gue lebih milih yang warna pink tapi nggak mungkin gue beli yang pink saat diandra ada disebelah gue. Bisa-bisa turun derajat ke MACHOan gue.
Sampai pada akhirnya gue memutuskan untuk membeli yang warna hitam dan diandra memilih yang berwarna putih. Meskipun awalnya dia juga galau memilih antara putih dan pink, sampai-sampai pemilik tokonya tadi meninggalkan kami dan menyuruh pegawainya untuk menggantikan dia karena terlalu lama berdiri menunggu diandra yang sedang bergalau ria memilih warna HP. Hari ini bener-bener hari yang paling gokil, bisa jalan sama diandra terus dapat HP murah sama nomor pasangan lagi.
GOKIL…
Ada satu lagi kebiasaan diandra yang gue bingung harus menyebutnya berkah atau musibah, kebiasaannya yaitu memesan makanan yang buanyak banget dan hanya memakannya satu atau dua sendok
. Sewaktu kita makan di food court di mall itu, pesanan makanan yang diandra ambil banyak banget, dari bakso, burger, kue dan segala macam. Gue aja sampe melongo melihat makanan yang memenuhi meja itu. “Serius nih cewe mau makan sebanyak ini?” pikir gue takjub.“Kamu yakin bisa makan ini semua?”
“Yakin dong.” Ucapnya sambil memulai menyendokkan sebutir bakso kemulutnya.
“Ndre, aku udah kenyang.” Ucapnya sambil meminum milkshake coklat.
“Serius?” gue kaget, karena saat itu dia hanya mencicipi satu sendok dari setiap jenis makanan yang ada di meja.
“Iya.”
“Sayang banget dian makanannya masih banyak gini.”
“Iya sih, kamu aja yang habisin ya.”
“Hah..??”
“Hmm…?” diandra juga terlihat bingung.
“Maksud kamu aku yang harus beresin semua ini?”
“Iya, sayang kan kalau dibuang.”
“Sayang sih sayang, tapi kalau lo minta gue makan sebanyak ini sih namanya lo mau ngebunuh gue dian, mana gue tadi udah makan mie ayam jumbo lagi..” pikir gue.
“Kamu ini kenapa tadi nggak pesen makanan dikit aja sih?”
“Mau gimana lagi ndre, semuanya kelihatan enak. Jadi bingung mau pilih mana.”
“Terus gara-gara bingung kamu pesan ini semua?”
“Iya.He…he..he.”
Akhirnya gue makan semua makanan sisa diandra itu, meskipun hanya beberapa yang sanggup gue makan. Perut gue rasanya seperti mau meledak, untuk berdiri aja gue nggak sanggup bawaannya kepingin muntah. Mie ayam jumbo, bakso, sushi, dan nasi goreng udah gue selesaikan dan sewaktu memasuki stage berikutnya yaitu pempek kapal selem gue nyerah.
Butuh waktu setengah jam buat gue bisa berdiri dari tempat duduk, dan saat berjalan itu merupakan siksaan paling berat bagi gue.
“Gue nggak mau lagi ngeliat mie ayam, bakso, nasgor sama mie goreng.” Sumpah gue.
Diubah oleh kesshou 26-12-2015 10:49
khodzimzz memberi reputasi
1