- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#3811
Demi Waktu #2
Hanya sehari saja, kita dirumah Bapak dan Ibu, dan sesuai rencana siang ini pula berangkat ke Jogja lagi. Padahal Ceci mau dateng kesini besok sore kalau jadi, tapi karena gue nggak bisa di rumah ya terserah dia aja lagian tujuan dia kan ketemu Bintang.. Menjelang siang hanya menengok Ladang Pekerjaan, tak lupa mampir ke Rumah baru, Alhamdulillah saja. Menjelang ashar kita sampai Bandara Jogja sekedar memesan tiket aja, mudah pake online sih sebenernya tapi ahh biar jalan-jalan aja karena Sitaa udah nggak ada waktu, dia mau pulang ke rumah Kak Reno. Tiketpun di dapat, untuk perjalanan Jum’at pagi, kita pakai pesawat Plat Merah aja, biar lebih asik…
***
Hari yang di nanti, jam setengah 5 subuh waktu Seturan Jogjakarta.. Beberapa hari disini kerjaannya ngurusin Skripsi dan Kampus, ahhh semakin suram saja, mulai susah dan udah jarang ada temen yang mau bantu, mereka semua udah jadi Orang Sibuk, jadinya gue berusaha sendiri, mati-matian sendiri. Kadang juga gue kepikiran buat berhenti dulu alias Cuti lagi dan menghindar dari Skripsi, tapi mau sampai kapan lagi kalau harus berhenti sejenak, entahlah… Pagi ini gue udah kebangun, ada telpon dari Bintang dan Ceci yang sejak kemaren pagi dia dateng ke Rumah, dan jam 9 nanti dia mau ke Bandung lagi. Tak banyak yang diobrolkan, hanya hal penting saja, dan gue cukup diam tanpa memberitahu apa aktifitas disini..
Pagi tiba, segelas Kopi Hitam dan Rokok, tak lupa Musik,, yapppp.. DIMMU BORGIR (Norway), menambah semangat suasana sendiri di pagi ini.. Nampak, Hanna dan Desi baru pulang dari Acara malam, oiyaa ngomong-ngomong soal mereka, Desi itu adik sepupunya Tiara, Mahasiswi semester 3 di Kampus Ekonomi sekitar sini, Hanna juga sama tapi bedanya dia di Kampus yang kabarnya akan berubah status menjadi Negeri di Tahun Depan. Mereka berdua kerjaannya main malam, ahh sudahlah generasi baru dan gue nggak urusan!!. Dia mengantikan Tiara dan make kamar dia.. Silih berganti yang tua beranjak taubat, yang muda semakin Bejad!! Hahahaha..
Hmm soal hal lain, ini baru rencana gue sihh, Insya Allah Desember nanti, gue bakal kabur dari sini, ke Rumah baru.. Dan soal di Jogja belum gue pikir lagi mau tinggal dimana kalau pas disini.. Yang jelas yang didepan mata adalah NIKAH, menikahi dia “Sitaa” yang jelas udah siap dari dia sendiri, dan soal Kuliah diapun juga perjalanannya sama, Skripsi masih berhenti di tengah jalan, Hahaha.... Dering telpon dari Sitaa,
Bersiap aja sampai Sitaa dateng, dia simple juga hanya membawa beberapa yang penting.. Guepun sama, yang penting pake baju. Hahaha, bermodal Bismillah, kita udah sampai Bandara.. Sitaa seneng banget, guepun sama, Pesawat perlahan mulai Take Off dan saat romantispun tiba.. Sekedar berpelukan dan ciuman saja disini, ahahaha, nggak terasa sampai tidur hamper 1 jam, dan gue dibangunin Sitaa karena Pesawat udah Landing di Ujung Pandang..
Setengah jam berlalu, datang teman Sitaa itu membawa sebuah Gerobag Mesin dan langsung menyapa memperkenalkan diri.. Sebut saja dia Rani, mahasiswi yang baru saja Lulus dari kampus Ayam Jantan.. Sitaapun sama, memperkenalkan gue sebagai Calon suaminya, tanpa rasa malu.. Tapi ekspresi Rani sedikit gimana menurut gue, seolah nggak suka dengan gue, tapi sudahlah.. Kita bergegas makan di suatu Resto di sekitar Kota Makassar.. Berlalu dari itu, hanya jalan-jalan dan sekedar menemani Rani ngurus keperluan dia.. Sedikit kaget sihh, tapi dia masih diam pas gue minta waktu Shalat dan Sitaa ikut shalat.. Hmm, lanjut ke rumah Rani di daerah Ujung Pandang..
Sore yang gue nanti, Rani ngajak kita ke Pantai Losari, yapppp salah satu ikon Kota ini. Sekedar menikmati suasana sore menunggu Sunset.. Rani memisahkan diri karena dia udah janji sama cowok dan berdua dengan cowok itu.. Gue berdua dengan Sitaa, duduk santai saja sambil menikmati Rokok di sekitar Anjungan..
Maghrib tiba, tapi si Rani entah dimana, kitapun mencari tempat, melakukan hal yang tak biasa dan pada akhirnya akan menjadi kebiasaan bersamanya nanti, yaa Shalat.. Semangat Sitaa yang menggebu, walau sebenernya dia masih rapuh dan terkadang ragu, ragu bukan karena pindahnya, tapi ragu akan keyakinan soal orangtua dan keluarganya.. Setelah itu, masih berlanjut jalan-jalan.. Sitaa banyak cerita hal yang nantinya akan dihadapi. Obrolan cukup lama sampai Rani datang sekitar jam 7, ini anak mojok di Kamar Hotel apa yaa? Hahahaa, intinya obrolan sama Sitaa tadi cukup membuat kita semangat, dan rasa takut atau khawatir itu berkurang..
Sita bersandar, tapi perlahan menangis..
Menjelang malam kitapun pulang ke rumah Rani, hmm hanya beristirahat dan membahas esok mau gimana.. Sudahlah, lebih baik pasrah dengan keadaan karena sudah maksimal berusaha.. Sampai 2 hari kita di Makassar, hanya bersantai ria saja
Minggu pagi menjelang siang, Rani udah nganter kita sampai Bandara, dan dia beranjak pulang karena kita juga udah persiapan berangkat.. Hampir 2 jam kitapun sampai di Gorontalo, dan gue lihat roman Sitaa mulai kelihatan bingung, tapi gue masih membiarkan, alangkah baiknya kita makan siang aja.. Sebenernya gue juga dag dig dug Serrr, tapi masa iya kalah duluan, medan perang sudah didepan mata jadi ya harus terselesaikan. Disisi lain, sampai kota ini gue jadi teringat kejadian kelam yang akhirnya nyadarin gue, dari Kota inilah gue mulai berjalan hingga ke Luar Neger dan menapaki jejak menuju pertaubatan. Sampai bertemu sesuatu yang menakjubkan.. Hmm..
Semua beres dan kita bergegas ke Ruma, sampai disana sapaan Pak Satpam yang ternyata udah ganti orang. Kali ini ramah, atau mungkin karena Sitaa yang datang yaa?.. Langkah yang sedikit ragu, menuju halaman rumah mewa ini, nampak beberapa Mobil ada disana. Bell pun berbunyi, duhhh campur aduk rasanya. Tak lama dari itu keluar Helena yang tak kalah cantik dari Sitaa, bedanya dia mulus tanpa Tattoo.. Dia terkejut, tapi cepat diraih Sitaa, dia ini netral aja sih sebenernya..
Tanpa dipersilahkan yang punya rumah, kitapun masuk. Helena nampak sibuk ke dalam dan tak lama dia keluar sekedar membawakan Air Putih, menyusul dari belakang, Mbak Via dan anaknya yang langsung nyapa, tapi bukan ke gue.. Gak lama lagi Papa dan Mamanya yang langsung mencerca banyak pertanyaan tapi kita masih belum menjawab, dan gue berusaha nyapa bersalaman aja. Mereka semua menyambut sih, sedikit tetap ada perubahan yang berarti, dari yang semula nggak mau jadi mau walau mungkin masih kurang ikhlas..
Perlahan Sitaa menjawab apa yang orangtua tanyakan, guepun juga mulai ditanya apa maksudnya.. Tapi belum ada hasil apapun sampai waktu menjelang ‘Ashar.. Tapi, Sitaa malah ngajak gue masuk ke salah satu ruangan di taman belakang, meski sedikit nggak boleh tapi dia memaksa..
Tapi Sitaa tetap mengajak, mereka diam walau Mbak Via sedikit mencegah.. Guepun shalat dan Sitaa menunggu di teras depan ruangan.. Nampak ada gerak-gerik yang gue rasa mereka, ngajak ngobrol Sitaa tapi nggak kedengaran.. Selesai itu, mulai ada perdebatan yang serius, saat Sitaa bilang mau shalat juga.. Gue yang duduk juga langsung di cerca sama mereka semua..
Mereka mencegah, tapi Sitaa tetap kukuh melangkah, sampai akhirnya Sitaa shalat diruangan itu pula.. Kita semua diam, yapp gue menunggu mereka bertanya lagi, Ya Alloh berilah kita kekuatan menghadapi semua ini, gue rasa semua aka nada balasannya, dimana kegigihan manusia mendapatkan sesuatu yang HAK, bukan merebutnya. Perdebatan berlanjut, Sitaa yang lagi di posisi Tahiyyat Akhir langsung di tarik sama Mamanya..
Mama menangis, mbak Via mulai menenangkan. Papanya masih duduk dan mulai mengajak kita berdiskusi, ada roman emosi tapi Papa nampak menahan diri saja. Beda dengan Helena, dia malah asyik dengan gadgetnya tanpa peduli dengan kita. Tetap ada perubahan dari mereka, mau bagaimanapun sekarang jelas urusan Sitaa, gue akan berbicara pada saatnya saja..
Hanya sehari saja, kita dirumah Bapak dan Ibu, dan sesuai rencana siang ini pula berangkat ke Jogja lagi. Padahal Ceci mau dateng kesini besok sore kalau jadi, tapi karena gue nggak bisa di rumah ya terserah dia aja lagian tujuan dia kan ketemu Bintang.. Menjelang siang hanya menengok Ladang Pekerjaan, tak lupa mampir ke Rumah baru, Alhamdulillah saja. Menjelang ashar kita sampai Bandara Jogja sekedar memesan tiket aja, mudah pake online sih sebenernya tapi ahh biar jalan-jalan aja karena Sitaa udah nggak ada waktu, dia mau pulang ke rumah Kak Reno. Tiketpun di dapat, untuk perjalanan Jum’at pagi, kita pakai pesawat Plat Merah aja, biar lebih asik…
***
Hari yang di nanti, jam setengah 5 subuh waktu Seturan Jogjakarta.. Beberapa hari disini kerjaannya ngurusin Skripsi dan Kampus, ahhh semakin suram saja, mulai susah dan udah jarang ada temen yang mau bantu, mereka semua udah jadi Orang Sibuk, jadinya gue berusaha sendiri, mati-matian sendiri. Kadang juga gue kepikiran buat berhenti dulu alias Cuti lagi dan menghindar dari Skripsi, tapi mau sampai kapan lagi kalau harus berhenti sejenak, entahlah… Pagi ini gue udah kebangun, ada telpon dari Bintang dan Ceci yang sejak kemaren pagi dia dateng ke Rumah, dan jam 9 nanti dia mau ke Bandung lagi. Tak banyak yang diobrolkan, hanya hal penting saja, dan gue cukup diam tanpa memberitahu apa aktifitas disini..
Pagi tiba, segelas Kopi Hitam dan Rokok, tak lupa Musik,, yapppp.. DIMMU BORGIR (Norway), menambah semangat suasana sendiri di pagi ini.. Nampak, Hanna dan Desi baru pulang dari Acara malam, oiyaa ngomong-ngomong soal mereka, Desi itu adik sepupunya Tiara, Mahasiswi semester 3 di Kampus Ekonomi sekitar sini, Hanna juga sama tapi bedanya dia di Kampus yang kabarnya akan berubah status menjadi Negeri di Tahun Depan. Mereka berdua kerjaannya main malam, ahh sudahlah generasi baru dan gue nggak urusan!!. Dia mengantikan Tiara dan make kamar dia.. Silih berganti yang tua beranjak taubat, yang muda semakin Bejad!! Hahahaha..
Hmm soal hal lain, ini baru rencana gue sihh, Insya Allah Desember nanti, gue bakal kabur dari sini, ke Rumah baru.. Dan soal di Jogja belum gue pikir lagi mau tinggal dimana kalau pas disini.. Yang jelas yang didepan mata adalah NIKAH, menikahi dia “Sitaa” yang jelas udah siap dari dia sendiri, dan soal Kuliah diapun juga perjalanannya sama, Skripsi masih berhenti di tengah jalan, Hahaha.... Dering telpon dari Sitaa,
Quote:
Bersiap aja sampai Sitaa dateng, dia simple juga hanya membawa beberapa yang penting.. Guepun sama, yang penting pake baju. Hahaha, bermodal Bismillah, kita udah sampai Bandara.. Sitaa seneng banget, guepun sama, Pesawat perlahan mulai Take Off dan saat romantispun tiba.. Sekedar berpelukan dan ciuman saja disini, ahahaha, nggak terasa sampai tidur hamper 1 jam, dan gue dibangunin Sitaa karena Pesawat udah Landing di Ujung Pandang..
Quote:
Setengah jam berlalu, datang teman Sitaa itu membawa sebuah Gerobag Mesin dan langsung menyapa memperkenalkan diri.. Sebut saja dia Rani, mahasiswi yang baru saja Lulus dari kampus Ayam Jantan.. Sitaapun sama, memperkenalkan gue sebagai Calon suaminya, tanpa rasa malu.. Tapi ekspresi Rani sedikit gimana menurut gue, seolah nggak suka dengan gue, tapi sudahlah.. Kita bergegas makan di suatu Resto di sekitar Kota Makassar.. Berlalu dari itu, hanya jalan-jalan dan sekedar menemani Rani ngurus keperluan dia.. Sedikit kaget sihh, tapi dia masih diam pas gue minta waktu Shalat dan Sitaa ikut shalat.. Hmm, lanjut ke rumah Rani di daerah Ujung Pandang..
Sore yang gue nanti, Rani ngajak kita ke Pantai Losari, yapppp salah satu ikon Kota ini. Sekedar menikmati suasana sore menunggu Sunset.. Rani memisahkan diri karena dia udah janji sama cowok dan berdua dengan cowok itu.. Gue berdua dengan Sitaa, duduk santai saja sambil menikmati Rokok di sekitar Anjungan..
Quote:
Maghrib tiba, tapi si Rani entah dimana, kitapun mencari tempat, melakukan hal yang tak biasa dan pada akhirnya akan menjadi kebiasaan bersamanya nanti, yaa Shalat.. Semangat Sitaa yang menggebu, walau sebenernya dia masih rapuh dan terkadang ragu, ragu bukan karena pindahnya, tapi ragu akan keyakinan soal orangtua dan keluarganya.. Setelah itu, masih berlanjut jalan-jalan.. Sitaa banyak cerita hal yang nantinya akan dihadapi. Obrolan cukup lama sampai Rani datang sekitar jam 7, ini anak mojok di Kamar Hotel apa yaa? Hahahaa, intinya obrolan sama Sitaa tadi cukup membuat kita semangat, dan rasa takut atau khawatir itu berkurang..
Quote:
Sita bersandar, tapi perlahan menangis..
Quote:
Menjelang malam kitapun pulang ke rumah Rani, hmm hanya beristirahat dan membahas esok mau gimana.. Sudahlah, lebih baik pasrah dengan keadaan karena sudah maksimal berusaha.. Sampai 2 hari kita di Makassar, hanya bersantai ria saja

Minggu pagi menjelang siang, Rani udah nganter kita sampai Bandara, dan dia beranjak pulang karena kita juga udah persiapan berangkat.. Hampir 2 jam kitapun sampai di Gorontalo, dan gue lihat roman Sitaa mulai kelihatan bingung, tapi gue masih membiarkan, alangkah baiknya kita makan siang aja.. Sebenernya gue juga dag dig dug Serrr, tapi masa iya kalah duluan, medan perang sudah didepan mata jadi ya harus terselesaikan. Disisi lain, sampai kota ini gue jadi teringat kejadian kelam yang akhirnya nyadarin gue, dari Kota inilah gue mulai berjalan hingga ke Luar Neger dan menapaki jejak menuju pertaubatan. Sampai bertemu sesuatu yang menakjubkan.. Hmm..
Quote:
Semua beres dan kita bergegas ke Ruma, sampai disana sapaan Pak Satpam yang ternyata udah ganti orang. Kali ini ramah, atau mungkin karena Sitaa yang datang yaa?.. Langkah yang sedikit ragu, menuju halaman rumah mewa ini, nampak beberapa Mobil ada disana. Bell pun berbunyi, duhhh campur aduk rasanya. Tak lama dari itu keluar Helena yang tak kalah cantik dari Sitaa, bedanya dia mulus tanpa Tattoo.. Dia terkejut, tapi cepat diraih Sitaa, dia ini netral aja sih sebenernya..
Quote:
Tanpa dipersilahkan yang punya rumah, kitapun masuk. Helena nampak sibuk ke dalam dan tak lama dia keluar sekedar membawakan Air Putih, menyusul dari belakang, Mbak Via dan anaknya yang langsung nyapa, tapi bukan ke gue.. Gak lama lagi Papa dan Mamanya yang langsung mencerca banyak pertanyaan tapi kita masih belum menjawab, dan gue berusaha nyapa bersalaman aja. Mereka semua menyambut sih, sedikit tetap ada perubahan yang berarti, dari yang semula nggak mau jadi mau walau mungkin masih kurang ikhlas..
Quote:
Perlahan Sitaa menjawab apa yang orangtua tanyakan, guepun juga mulai ditanya apa maksudnya.. Tapi belum ada hasil apapun sampai waktu menjelang ‘Ashar.. Tapi, Sitaa malah ngajak gue masuk ke salah satu ruangan di taman belakang, meski sedikit nggak boleh tapi dia memaksa..
Quote:
Tapi Sitaa tetap mengajak, mereka diam walau Mbak Via sedikit mencegah.. Guepun shalat dan Sitaa menunggu di teras depan ruangan.. Nampak ada gerak-gerik yang gue rasa mereka, ngajak ngobrol Sitaa tapi nggak kedengaran.. Selesai itu, mulai ada perdebatan yang serius, saat Sitaa bilang mau shalat juga.. Gue yang duduk juga langsung di cerca sama mereka semua..
Quote:
Mereka mencegah, tapi Sitaa tetap kukuh melangkah, sampai akhirnya Sitaa shalat diruangan itu pula.. Kita semua diam, yapp gue menunggu mereka bertanya lagi, Ya Alloh berilah kita kekuatan menghadapi semua ini, gue rasa semua aka nada balasannya, dimana kegigihan manusia mendapatkan sesuatu yang HAK, bukan merebutnya. Perdebatan berlanjut, Sitaa yang lagi di posisi Tahiyyat Akhir langsung di tarik sama Mamanya..
Quote:
Mama menangis, mbak Via mulai menenangkan. Papanya masih duduk dan mulai mengajak kita berdiskusi, ada roman emosi tapi Papa nampak menahan diri saja. Beda dengan Helena, dia malah asyik dengan gadgetnya tanpa peduli dengan kita. Tetap ada perubahan dari mereka, mau bagaimanapun sekarang jelas urusan Sitaa, gue akan berbicara pada saatnya saja..
Quote:
0









.. Iyaa, Sitaaaa. AKU SIAP!!..” 


