- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang
...
TS
astri.beloved
Di Antara Bintang-Bintang
Di Antara Bintang-bintang
Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu
18 +++ (Adult Only)
18 +++ (Adult Only)
Spoiler for intro:
Di Antara Bintang-bintang #2
Polling
868 hari lagi - 0 suara
Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?
Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42
radorada dan 18 lainnya memberi reputasi
17
1.2M
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
astri.beloved
#3797
Dia menggandeng tangan gue, tapi Gus Farid nampak berdehem “Ehmm”, tangan kitapun terlepas.. Acarapun dimulai, Gus Farid udah ngasih tau semua apa yang harus kita berdua lakukan.. Singkat saja mereka semua menjadi Saksi..Gue raih tangan kirinya seperti bersalaman dan tangan kanannya ke atas dengan jari telunjuk (ngacung) Tauhid,, Sitaa lanjut memejamkan mata, dan apa yang gue lakuin dia menuruti…
Meski terbata-bata dan sedikit kurang lancar, bukan karena Sitaa nggak bisa tapi karena Hatinya sendiri yang ternyata sangat meresapi, jelasnya dia merelakan, pasrah dan ikhlas, mungkin perasaannya bercampur.. Setelah itu dia lanjut nangis meneteskan air mata, gue berusaha menenangkan tapi Gus Farid mencegah dan nyuruh membiarkan dia menangis sampai selesai.. Sampai 10 menitan Sitaa mulai tersenyum dan bersandar dipeluk Mbak Rini,, Gus Farid mulai menjelaskan, intinya Sitaa udah Sah menjadi seorang Islam..
Kitapun tersenyum, dari paras Sitaa udah terlihat dia mulai tenang, senyum dan memposisikan diri mendengarkan arahan dari Gus Farid, apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi orangtua dan keluarganya, sikap apa yang nantinya harus ditunjukkan ke Mereka, dan soal pencatatan bisa di atur di KUA wilayah Sitaa, soal gampang kalau itu.. Sampai setengah jam lebih wejangan dari Gus Farid, semua lega, dan kita dipersilahkan santai deserambi rumah Gus, beliau mau ada perlu dengan Istrinya, kitapun saling berbagi cerita lagi, Mbak Rini ini juga asyik, walau rang pesantren tapi dia tetepenak sama Sitaa, jadinya Sitaa juga nggak segan berbagi kisah..
Mereka hanya diam, ada yang kagum, ada yang heran, ada yang istighfar terus menerus mendengar cerita gue dan Sitaa, mereka menanyakan awal mula kita, jadinya ya kita cerita dari awal pertemuan sampai detik ini..Cukup lega di akhir obrolan, Mbak Rini mengakiri semua ini karena udah malam.. Dan dia mengajak Sitaa ke kamarnya..
Mereka para perempuan mulai istirahat, gue diajak keluar sama Ahmad sekedar jalan-jalan di Kota Kretek ini, hahaha rook Favorit gue ada pabriknya ada disini.. Setelah jalan-jalan, gue juga ingat salah satu teman lama kala SMA, dia berdomisili di Kota ini, mempunyai sebuah usaha rumahan,udah punya istri dan anak pula. Sambil nongkrng sambil cari info soal dia, Nggak lama gue dapet dan menyuruhnya keluar.Dia sendiri gabung dan kaget, kita hanya ceita seperlunya diapun pulang lagi. Maklum karena teman lama dan kehidupannya sudah berbeda dari yang dulu. Mungkin diantara yang lainnya, gue ini yang paling bebas kehidupannya, nggak ada yang berani mengaturnya.. Hmmm,malam tiba kitapun balik ke pesantren ..
**
Siang berlalu, sejak pagi tadi gue hanya beberes membantu Ahmad dan sesekali bersapa dengan Gus Farid serta keluarga Santri disini.. Sitaa belum kelihatan juga, mungkin diapun sama sejak tadi sibuk. Tapi kita udah janji mau pulang siang ini.. Ahmad juga udah tau, jadinya setelah shalat dzuhur ini kita bakal pamitan.. Shalat selesai, Ahmad hanya menyuruh Mbak Rini keluar bersama Sitaa, setelah siap, kita pamitan sama Gus Farid dan orang penting lainnya disini.. Mereka hanya berpesan baik ke gue, kesan mereka tetap baik walau ada sedikit hal yang mereka anggap buruk dan tak pantas dari kita, tapi mereka tetap menilai sisi baiknya saja. Pesan dan Kesan sudah, kitapun pulang, terima kasih buat Gus Farid, Ahmad, dan Mbak Rini..
2 Jam berlalu kira-kira, diperjalanan memasuki wilayah Kota Semarang, pikiran gue tiba-tiba mendadak ke sesuatu hal, dan ini pasti bakalan membuat Sitaa seneng banget.. Hehehe.. nanti aja deh setelah shalat..
Sitaa emang diem sejak dari Kudus sampai saat ini, mungkin dia masih banyak berpikir soal perubahan 180 derajatnya itu. Tapi berkali-kali gue tanya soal ini diapun selalu jwab dengan Ikhlas, Niat, tidak menyesal dan intinya udah siap segalanya..
Sampai di Masjid, Sitaa juga belum shalat, ada beberapa hal yang belum dia mengerti, hanya nunggu di serambi saat shalat ini. Setelah beres, rencana yang terbesit mendadak tadi langung jalanin aja, meski nggak apal Kota ini dan hanya berbekal info dari Saeful adek gue yang kuliah disini, gue ajak Sitaa ke suatu tempat belanja Fashion muslimah. Sitaa ngikut aja, sampai lokasi disekitaran Universitas Pohon Pinus, dia cuma bingung, dan ajak aja memilih baju muslimah yang pas buat dia,,
Tak terasa menjelang maghrib, 2 setel baju muslimah udah dia pilih dan kitapun bergegas pergi menuju Jogja. Perjalanan berlanjut, pelukan Sitaa dari belakang dan dia hanya diam ini tetap membuat gue nyaman, hangat, dan dia pasti merasakan hal yang sama seperti ini. Sampai di Kota Magelang, lagi-lagi pikiran ini berubah, tapi kali ini Sitaa yang berubah. Dia nggak mau ke Jogja dulu, tapi maunya pulang ke Rumah gue.. Sebenernya gue sedikit menolak, tapi sudahlah turuti aja siapa tau ini menjadikan dia senang dan terhibur.. 2 Jam berlalu sampai di Kota sendiri, udah malam.. Sitaa menyuruh berhenti di Alun-alun dan sesegera mungkin kita menepi..
Sejenak gue diem, dan membakar sebatang Djarum Super.. Hal yang tidak biasa dari biasanya gue dengar dari Sitaa soal seperti ini. Biasanya dia hanya membahas soal yang lebih luas seperti Qur’an dan Hadits atau membandingkan antar Kitab dari kedua agama.. Sitaa hanya tersenyum dan memeluk kenceng, ketulusan dia yang patut dihargai lebih.. Oke, dengan cepat gue iyakan maunya.. Kitapun makan dan sengaja mencari perhatian, cara gue sendiri sih ehh siapa tau ada Rista lewat atau siapa yang kenal nanti kan jadi info, hahaha. Tapi sampai jam 9an malam nggak ada apa-apa sih malah semakin sepi.. Sampai di penginapan, santai dulu dan dia mulai sibuk..
Satu per satu gue mulai bahas soal Shalat, gue rasa kita juga masih belajar bersama, di mata Alloh entah seperti apa kualitas dari shalat gue sendiri, nggak tau kan..
Sedikit diuraikan saja, mulai dari Syahadathain, apa makna dan hakekat dari semua itu sampai penutup yaitu bahasan Ibadah Hajji.. Ditambah bahasan tentang Rukun Iman, sebenernya dasar Islam itu langkahnya berdampingan dengan keimanan, ini suatu keharusan menurut gue, ketetapan yang seharusnya terjadi.. Sitaa semakin aktif tanya jawab, dan kali ini dia serius tanpa bercanda, biasanya dia akan menggoda dengan perkataan atau sesuatu hal yang menjurus ke hal ejekan dan nantinya sedikit emosi..
Sebenernya gue enggan membahas ini, hanya 5 kalimat dari Rukun Islam itu tapi dari Segi Syari’at, Tarekat dan Hakekatnya itu nggak ada habisnya di Bahas, tapi memang ada benarnya kita harus mengerti apa yang dilakukan, apa yang dijalankan.. Harus kita pahami satu demi satu. Gue mulai jelasin sebisanya, dan hanya sekilas saja, lain waktu bisa dilanjutkan kembali.. Sebenernya Sitaa itu juga udah mengerti dengan hal ini, hanya saja dia masih dipersimpangan jalan…
Alhamdulillah, Sitaa mulai mengerti dan dia bergegas mengambil air wudhu, gue mengawalnya. Dari gerakan dia udah bisa dan pas menurut gue, dan umumnya pas sesuai syari’at yang ada.. Wah cantik lagi ini anak, mukena yang barupun dipakainya.. Dimulai dari shalat shubuh 2 raka’at, gue mempraktekkannya sampai do’a dan saat Qunut hingga Shalat ‘Isya secara berulang dan Sitaa mengikuti, pada akhirnya 3 jam berlalu dia udah bisa Shalat sendiri. Dia memang istimewa, selama ini dia dan “mereka” sejatinya mengamati gerak-gerik muslim, dan mereka mempelajari, jadi tak heran kalau Sitaa secepat ini bisa menjalankan Shalat..
Quote:
Meski terbata-bata dan sedikit kurang lancar, bukan karena Sitaa nggak bisa tapi karena Hatinya sendiri yang ternyata sangat meresapi, jelasnya dia merelakan, pasrah dan ikhlas, mungkin perasaannya bercampur.. Setelah itu dia lanjut nangis meneteskan air mata, gue berusaha menenangkan tapi Gus Farid mencegah dan nyuruh membiarkan dia menangis sampai selesai.. Sampai 10 menitan Sitaa mulai tersenyum dan bersandar dipeluk Mbak Rini,, Gus Farid mulai menjelaskan, intinya Sitaa udah Sah menjadi seorang Islam..
Quote:
Kitapun tersenyum, dari paras Sitaa udah terlihat dia mulai tenang, senyum dan memposisikan diri mendengarkan arahan dari Gus Farid, apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi orangtua dan keluarganya, sikap apa yang nantinya harus ditunjukkan ke Mereka, dan soal pencatatan bisa di atur di KUA wilayah Sitaa, soal gampang kalau itu.. Sampai setengah jam lebih wejangan dari Gus Farid, semua lega, dan kita dipersilahkan santai deserambi rumah Gus, beliau mau ada perlu dengan Istrinya, kitapun saling berbagi cerita lagi, Mbak Rini ini juga asyik, walau rang pesantren tapi dia tetepenak sama Sitaa, jadinya Sitaa juga nggak segan berbagi kisah..
Mereka hanya diam, ada yang kagum, ada yang heran, ada yang istighfar terus menerus mendengar cerita gue dan Sitaa, mereka menanyakan awal mula kita, jadinya ya kita cerita dari awal pertemuan sampai detik ini..Cukup lega di akhir obrolan, Mbak Rini mengakiri semua ini karena udah malam.. Dan dia mengajak Sitaa ke kamarnya..
Quote:
Mereka para perempuan mulai istirahat, gue diajak keluar sama Ahmad sekedar jalan-jalan di Kota Kretek ini, hahaha rook Favorit gue ada pabriknya ada disini.. Setelah jalan-jalan, gue juga ingat salah satu teman lama kala SMA, dia berdomisili di Kota ini, mempunyai sebuah usaha rumahan,udah punya istri dan anak pula. Sambil nongkrng sambil cari info soal dia, Nggak lama gue dapet dan menyuruhnya keluar.Dia sendiri gabung dan kaget, kita hanya ceita seperlunya diapun pulang lagi. Maklum karena teman lama dan kehidupannya sudah berbeda dari yang dulu. Mungkin diantara yang lainnya, gue ini yang paling bebas kehidupannya, nggak ada yang berani mengaturnya.. Hmmm,malam tiba kitapun balik ke pesantren ..
**
Siang berlalu, sejak pagi tadi gue hanya beberes membantu Ahmad dan sesekali bersapa dengan Gus Farid serta keluarga Santri disini.. Sitaa belum kelihatan juga, mungkin diapun sama sejak tadi sibuk. Tapi kita udah janji mau pulang siang ini.. Ahmad juga udah tau, jadinya setelah shalat dzuhur ini kita bakal pamitan.. Shalat selesai, Ahmad hanya menyuruh Mbak Rini keluar bersama Sitaa, setelah siap, kita pamitan sama Gus Farid dan orang penting lainnya disini.. Mereka hanya berpesan baik ke gue, kesan mereka tetap baik walau ada sedikit hal yang mereka anggap buruk dan tak pantas dari kita, tapi mereka tetap menilai sisi baiknya saja. Pesan dan Kesan sudah, kitapun pulang, terima kasih buat Gus Farid, Ahmad, dan Mbak Rini..
2 Jam berlalu kira-kira, diperjalanan memasuki wilayah Kota Semarang, pikiran gue tiba-tiba mendadak ke sesuatu hal, dan ini pasti bakalan membuat Sitaa seneng banget.. Hehehe.. nanti aja deh setelah shalat..
Quote:
Sitaa emang diem sejak dari Kudus sampai saat ini, mungkin dia masih banyak berpikir soal perubahan 180 derajatnya itu. Tapi berkali-kali gue tanya soal ini diapun selalu jwab dengan Ikhlas, Niat, tidak menyesal dan intinya udah siap segalanya..
Sampai di Masjid, Sitaa juga belum shalat, ada beberapa hal yang belum dia mengerti, hanya nunggu di serambi saat shalat ini. Setelah beres, rencana yang terbesit mendadak tadi langung jalanin aja, meski nggak apal Kota ini dan hanya berbekal info dari Saeful adek gue yang kuliah disini, gue ajak Sitaa ke suatu tempat belanja Fashion muslimah. Sitaa ngikut aja, sampai lokasi disekitaran Universitas Pohon Pinus, dia cuma bingung, dan ajak aja memilih baju muslimah yang pas buat dia,,
Quote:
Tak terasa menjelang maghrib, 2 setel baju muslimah udah dia pilih dan kitapun bergegas pergi menuju Jogja. Perjalanan berlanjut, pelukan Sitaa dari belakang dan dia hanya diam ini tetap membuat gue nyaman, hangat, dan dia pasti merasakan hal yang sama seperti ini. Sampai di Kota Magelang, lagi-lagi pikiran ini berubah, tapi kali ini Sitaa yang berubah. Dia nggak mau ke Jogja dulu, tapi maunya pulang ke Rumah gue.. Sebenernya gue sedikit menolak, tapi sudahlah turuti aja siapa tau ini menjadikan dia senang dan terhibur.. 2 Jam berlalu sampai di Kota sendiri, udah malam.. Sitaa menyuruh berhenti di Alun-alun dan sesegera mungkin kita menepi..
Quote:
Sejenak gue diem, dan membakar sebatang Djarum Super.. Hal yang tidak biasa dari biasanya gue dengar dari Sitaa soal seperti ini. Biasanya dia hanya membahas soal yang lebih luas seperti Qur’an dan Hadits atau membandingkan antar Kitab dari kedua agama.. Sitaa hanya tersenyum dan memeluk kenceng, ketulusan dia yang patut dihargai lebih.. Oke, dengan cepat gue iyakan maunya.. Kitapun makan dan sengaja mencari perhatian, cara gue sendiri sih ehh siapa tau ada Rista lewat atau siapa yang kenal nanti kan jadi info, hahaha. Tapi sampai jam 9an malam nggak ada apa-apa sih malah semakin sepi.. Sampai di penginapan, santai dulu dan dia mulai sibuk..
Satu per satu gue mulai bahas soal Shalat, gue rasa kita juga masih belajar bersama, di mata Alloh entah seperti apa kualitas dari shalat gue sendiri, nggak tau kan..
Quote:
Sedikit diuraikan saja, mulai dari Syahadathain, apa makna dan hakekat dari semua itu sampai penutup yaitu bahasan Ibadah Hajji.. Ditambah bahasan tentang Rukun Iman, sebenernya dasar Islam itu langkahnya berdampingan dengan keimanan, ini suatu keharusan menurut gue, ketetapan yang seharusnya terjadi.. Sitaa semakin aktif tanya jawab, dan kali ini dia serius tanpa bercanda, biasanya dia akan menggoda dengan perkataan atau sesuatu hal yang menjurus ke hal ejekan dan nantinya sedikit emosi..
Quote:
Sebenernya gue enggan membahas ini, hanya 5 kalimat dari Rukun Islam itu tapi dari Segi Syari’at, Tarekat dan Hakekatnya itu nggak ada habisnya di Bahas, tapi memang ada benarnya kita harus mengerti apa yang dilakukan, apa yang dijalankan.. Harus kita pahami satu demi satu. Gue mulai jelasin sebisanya, dan hanya sekilas saja, lain waktu bisa dilanjutkan kembali.. Sebenernya Sitaa itu juga udah mengerti dengan hal ini, hanya saja dia masih dipersimpangan jalan…
Quote:
Alhamdulillah, Sitaa mulai mengerti dan dia bergegas mengambil air wudhu, gue mengawalnya. Dari gerakan dia udah bisa dan pas menurut gue, dan umumnya pas sesuai syari’at yang ada.. Wah cantik lagi ini anak, mukena yang barupun dipakainya.. Dimulai dari shalat shubuh 2 raka’at, gue mempraktekkannya sampai do’a dan saat Qunut hingga Shalat ‘Isya secara berulang dan Sitaa mengikuti, pada akhirnya 3 jam berlalu dia udah bisa Shalat sendiri. Dia memang istimewa, selama ini dia dan “mereka” sejatinya mengamati gerak-gerik muslim, dan mereka mempelajari, jadi tak heran kalau Sitaa secepat ini bisa menjalankan Shalat..
Quote:
0











